Segmentasi Pasar Jasa Financial

2. Perusahaan dapat menemukan peluang pasar dan memanfaatkannya lebih cepat. Sehingga upaya organisasi perusahaan menjadi outward looking mengikuti dinamika perubahan di luar, dengan cara memberikan kepuasan dan mempertahankan kesetiaan pelanggan untuk mencapai tujuan perusahaan. 3. Perusahaan dapat menggunakan informasi segmentasi pasar untuk merumuskan strategi pemasaran yang lebih efektif dengan membidik segmen tertentu, dan perusahaan dapat mengembangkan rencana-rencana segmen dengan memeperluas pangsa pasar, penetrasi produk, distribusi, dan kinerja keuangan. Meskipun segmentasi pasar memiliki banyak manfaat, namun lembaga keuangan agak lama menyadari potensi strategi ini Harrison, 2000. Menurut McKechinie 1992, penelitian empiris dalam bidang perilaku jasa financial cendrung menghindari pengujian kerangka konseptual. Fokus penelitian selama ini lebih banyak pada isu spesifik yang terkait dengan perilaku pembelian seperti faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan bank dan penggunaan jasa finansial lainnya, kesetiaan pelanggan, dan kualitas layanan. Speed dan Smith 1992 melakukan tinjauan kajian segmentasi yang komprehensif dan menyimpulkan bahwa sebagian besar kajian segmentasi bersifat deskriftif, menerapakan sangat sedikit variabel yang pada umunya demografis, dan dilakukan dengan metode a piori yang membutuhkan pengetahuan awal tentang pasar atau fenomena yang diselidiki. 33

E. Sikap Konsumen

1. Pengertian Sikap Konsumen

Sikap attitudes konsumen pertama kali dikemukakan oleh Herbert Spencer 1882, untuk menggambarkan suatu keadaan mental seseorang. 34 Sikap adalah konsep penting terkait dengan konsep kepercayaan dan prilaku seorang konsumen. banyak para ahli yang mendefinisikan tentang sikap. Sikap adalah organisasi dari motivasi, perasaan emosional, persepsi dan proses kognitif kepada suatu aspek Santoso,2002. Engel, Blackwell, dan Miniard 1995 mengemukakan bahwa sikap menunjukan apa yang konsumen sukai dan yang tidak disukai.

2. Komponen Sikap

Berdasarkan definisi sikap diatas melahirkan suatu komponen yang saling berhubungan antara lain 35 :  Komponen Kognitif, yaitu berupa pengetahuan, kepercayan atau fikiran yang di dasarkan pada informasi yang dihubungkan dengan obyek 33 Ibid, h. 75. 34 Danang Sunyoto, Teori, Kuesioner Analisis Data Untuk Pemasaran Dan Prilaku Konsumen, Yogyakarata: Graha Ilmu, 2013, h.80. 35 Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran, Bogor: Ghalia Indonesia, 2011, h. 166.  Komponen affektif, yaitu menunjukan dimensi emosional dan perasaan yang menyenangkan atau tidak terhadap suatu obyek  Komponen konaktif, yaitu tindakan terhadap obyek.

F. Perilaku Konsumen Jasa Financial

1. Pengertian Prilaku Konsumen

Secara istilah perilaku konsumen mengacu kepada perilaku yang ditunjukan oleh para indivindu dalam membeli atau menggunkan suatu barangjasa. Secara sistematis perihal mengenai konsumen beserta aktivitasnya telah berkembang pesat sejak tahun 1950an. 36 Beberapa definisi lainnya dari perilaku konsumen antara lain adalah :  Pe rilaku konsumen adalah “studi mengenai indivindu, kelompok atau organisasi dan proses-proses yang dilakukan dalam memilih, menentukan, mendapatkan, menggunakan, dan menghentikan pemakaian produk, jasa, pengalaman, atau ide untuk memuaskan kebutuhan, serta akibat proses-proses tersebut terhadap konsumen dan masyarakat.” 37  Proses pengambilan keputusan dan aktivitas fisik dalam mengevaluasi, memperoleh, menggunakan dan menghabiskan barang jasa. London dan Della-Bitta, 1993 36 Fandy Tjiptono, Pemasaran Jasa, Malang: Bayu Media, 2005, h.38. 37 Ibid, h. 40.  Perilaku konsumen merupakan pengkajian dari perilaku manusia sehari-hari Mullen dan Johnson, 1990. Sumarwan 2010 menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis seseorang sehingga mendorong tindakan ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa lalu mengevaluasi kegiatan tersebut. 38 Selanjutnya Engel dan dkk menjelaskan bahwa perilaku konsumen terbagi dalam 2 bagian yaitu, pertama adalah perilaku yang tampak dengan variabel didalamnya adalah jumlah pembelian, waktu, karena siapa, dengan siapa dan bagaiman konsumen melakukan pembelian. Kedua adalah perilaku yang tidak nampak dengan variabelnya adalah persepsi, ingatan terhadap informasi dan perasaan kepemilikan oleh konsumen. 39

2. Model Keputusan Konsumen

Memahami pribadi konsumen, keinginan dan kebutuhan konsumen merupakan salah satu isu yang sangat penting dalam penerapan pemasaran yang berorientasi pada peningkatan pasar. Perusahaan yang sukses merupakan perusahaan yang mampu melihat bisnis dari sudut pandang konsumen, memuaskan kebutuhan konsumen dengan menyediakan produk yang relevan, dapat terjangkau dan memosisikan produk mereka di mata konsumen ketimbang produk pesaing. 38 Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran, Bogor: Ghalia Indonesia, 2011, h.4-5. 39 Husein Umar, Riset Pemasaran dan Prilaku Konsumen, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000, h. 50. Untuk memahami sebuah model prilaku konsumen dalam mengambil sebuah keputusan pembelian dan mengkonsumsi suatu barangjasa melalui beberapa tahapan seperti tahapan pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, serta kepuasan konsumen itu sendiri. Harrison 2000 menyebutkan bahwa sebagian besar kajian prilaku konsumen terpusat pada model perilaku konsumen yang dikembangkan pada akhir tahun 1960-an. Model ini melihat konsumen sebagai information processor. Salah satu model perilaku konsumen yang paling banyak dikutip adalah model pengambilan keputusan konsumen Engel Kollat- Blackwell Engel et al., 1968 model perilaku ini merupakan model-model pengambilan keputusan yang berbasis AIDA awareness, interest, desire, dan action dan membagi pengambilan keputusan menjadi lima tahapan yang saling terkait, antara lain: pengenalan masalah, pencarian informasi, pengevaluasian pilihan keputusan pembelian dan pascapembelian. Proses keputusan konsumen di pengaruhi oleh 3 faktor, antara lain: strategi pemasaran, perbedaan indivindu, dan faktor lingkungan pemahaman yang baik terhadap proses keputusan konsumen akan menghasilkan sebuah rumusan strategi pemasaran yang lebih baik bagi perusahaan, selain itu juga dapat melahirkan perumusan kebijakan publik untuk melindungi kepentingan konsumen, serta perancangan pendidikan konsumen yang lebih baik. Dalam keputusan pembelian, kegiatan konsumen yang bersifat mental maupun fisik adalah melalui suatu tahapan proses sebagaimana ditunjukkan pada gambar 2.1.