319
Gambar 70. Ulir segitiga kanan Gambar 71. Ulir segitiga kiri
Gambar 72. Ulir segitiga dua jalan
Untuk mendapatkan data standar ukuran dan profil ulir, baik itu jenis ulir metris, inchi atau jenis ulir lainnya dapat dilihat pada tabel
ulir. Dengan melihat data ulir dari tabel kita dapat menentukan kisar gang, diameter lur ulir termasuk diameter lubang ulir. Gambar 73
menunjukkan data standar profil ulir jenis metrik. Dan untuk menentukan kedalaman ulir baik itu ulir luar maupun dalam dapat dilihat
pada Gambar 74.
Gambar 73. Standar profil ulir jenis metrik
320
Gambar 74. Standar kedalaman ulir metrik
Dari data gambar di atas dapat dijadikan acuan bahwa kedalaman ulir luar baut adalah 0,61 x Pitchkisar dan kedalaman ulir dalam
mur adalah 0,54 x Pitchkisar. Dan untuk memudahkan mur terpasang pada baut, pada umumnya diameter nominal baut dikurangi sebesar
0,1 x kisar.
1.11.7 Membubut Dalam
Pekerjaan membubut dalam dilakukan biasanya setelah dilakukan pengeboran atau sudah ada lubang terlebih dahulu Gambar 75. Jadi
pembubutan dalam hanya bersifat perluasan lubang atau membentuk bagian dalam benda. Untuk mengetahui kedalaman yang dicapai maka
pada saat awal mata pahat hendaknya disetel pada posisi 0 dial ukur kepala lepas sehingga tidak setiap saat harus mengukur kedalaman
atau jarak tempuh pahatnya.
Gambar 75. Membubut dalam tirus
321 1.11.8 Mengebor
Sebelum dilakukan pengeboran benda kerja dibor senter terlebih dahulu Gambar 76. Pada saat pengeboran besarnya putaran
mengikuti besar kecilnya diameter mata bor yang digunakan dan harus diberi pendinginan untuk menjaga mata bor tetap awet dan hasilnya
pengeboran bisa maksimal.
Gambar 76a. Pengeboran lubang senter
Gambar 76b. Pengeboran lubang senter
322 1.12 Tes Formatif
1.12.1 Soal-Soal
a. Apa perbedaan yang mendasar antara mesin bubut konvensional
dengan mesin bubut CNC? b.
Sebutkan komponen-komponen utama mesin bubut konvensional beserta fungsinya
1.12.2 Kunci Jawaban
a. Perbedaan yang mendasar antara mesin bubut konvensional
dengan mesin bubut CNC adalah pada cara pengendaliannya. Cara pengendalian mesin bubut konvensional dengan manual
pengerjaan tangan dan membutuhkan keterampilan manual operator sedangkan CNC dengan komputer.
b. Komponen-komponen utama mesin bubut konvensional sebagai
berikut. 1 Tuas pengatur kecepatan transporter dan sumbu pembawa:
untuk mengatur kecepatan poros transporter dan sumbu pembawa.
2 Pelat table: untuk pedoman dalam pengerjaan sehingga dapat dipilih kecepatan yang sesuai dengan besar kecilnya
diameter benda kerja atau menurut jenis pahat dan bahan yang dikerjakan.
3 Tuas pengubah pembalik transporter dan sumbu pembawa: untuk membalikkan arah putaran sumbu utama, hal ini
diperlukan bilamana hendak melakukan pengerjaan penguliran, pengkartelan, ataupun membubut permukaan.
4 Kepala tetap: sebagai tempat serangkaian susunan roda gigi dan roda pulley bertingkat ataupun roda tunggal dihubungkan
dengan sabuk V atau sabuk rata. 5 Plat tabel kecepatan sumbu utama: menunjukkan angka-
angka besaran kecepatan sumbu utama yang dapat dipilih sesuai dengan pekerjaan pembubutan.
6 Tuas-tuas pengatur kecepatan sumbu utama: untuk mengatur kecepatan putaran sumbu utama.
7 Sumbu utama Main Spindle: sebagai tempat kedudukan benda kerja yang akan dibubut, biasanya dipasangkan chuck,
plat pembawa, dan kolet.
323
8 Alas mesin bed: digunakan sebagai tempat kedudukan kepala lepas, eretan, penyangga diam steady rest, dan
merupakan tumpuan gaya pemakanan waktu pembubutan. 9 Eretan carriage: untuk memberikan pemakanan feeding
yang besarnya dapat diatur menurut ukuran dial yang terdapat pada roda pemutarnya.
10 Penjepit pahat Tools Post: untuk menjepit atau memegang pahat.
11 Eretan atas: biasa digunakan untuk membubut tirus. 12 Keran pendingin: digunakan untuk menyalurkan pendingin
collant kepada benda kerja yang sedang dibubut. 13 Kepala lepas tail stock: digunakan untuk mendukung benda
kerja, kedudukan bor dan sebagai tempat menjepit bor. 14 Pengikat kepala lepas: untuk menjaga dan mengatur
pergerakan kepala lepas. 15 Roda pemutar: untuk menggerakkan poros kepala lepas maju
ataupun mundur, panjang yang ditempuh dapat dibaca dari cincin berskala dial yang ada pada roda pemutar tersebut.
16 Transporter: untuk membawa eretan pada waktu kerja otomatis.
17 Sumbu pembawa: digunakan untuk membawa atau men- dukung jalannya eretan.
18 Tuas penghubung: untuk menghubungkan roda gigi yang terdapat pada eretan dengan poros transpoter sehingga eretan
akan dapat berjalan secara otomatis sepanjang alas mesin. 19 Eretan lintang: untuk menggerakkan pahat melintang alas
mesin atau arah ke depan atau ke belakang posisi operator yaitu dalam pemakanan benda kerja.