Sejarah Mesin CNC PROSES PRODUKSI BERBASIS KOMPUTER

450 Gambar 18. Mesin Bubut CNC Production Unit PU 2A Tuntutan konsumen yang menghendaki kualitas benda kerja yang presisi, berkualitas sama baiknya, dalam waktu singkat dan dalam jumlah yang banyak, akan lebih mudah dikerjakan dengan mesin perkakas CNC Computer Numerlcally Controlled yaitu mesin yang dapat bekerja melalui pemrograman yang dilakukan dan dikendalikan melalui komputer. Mesin CNC dapat bekerja secara otomatis atau semiotomatis setelah diprogram terlebih dahulu melalui komputer yang ada. Program yang dimaksud merupakan program membuat benda kerja yang telah direncanakan atau dirancang sebelumnya. Sebelum benda kerja tersebut dieksekusi atau dilaksanakan oleh mesin CNC, program tersebut sebaiknya dicek berulang-ulang agar program yang telah dibuat benar-benar telah selesai dengan bentuk seperti yang diinginkan, serta benar-benar dapat dikerjakan oleh mesin CNC. Pengecekan tersebut dapat melalui layar monitor yang terdapat pada mesin CNC atau melalui plotter yang dipasang pada tempat dudukan pahatpisau frais. Setelah program benar-benar telah berjalan seperti yang direncanakan, baru kemudian dieksekusi oleh mesin CNC, selanjutnya mesin CNC akan mengerjakannya secara otomatis. Dari segi pemanfaatannya, mesin perkakas CNC dapat dibagi menjadi dua, antara lain: a mesin CNC Training Unit TU, yaitu mesin yang digunakan untuk keperluan pendidikan, pelatihan atau training. b mesin CNC Production Unit PU, yaitu mesin CNC yang digunakan untuk membuat benda kerja komponen yang dapat digunakan sebagaimana mestinya. 451 Gambar 19. Mesin Frais CNC Dari segi jenisnya mesin perkakas CNC dapat dibagi menjadi tiga jenis, antara lain: a mesin CNC 2A yaitu mesin CNC 2 aksis, karena gerak pahatnya hanya pada arah dua sumbu koordinat aksis yaitu X, dan Z, atau dikenal dengan mesin bubut CNC; b mesin CNC 3A, yaitu mesin CNC 3 aksis atau mesin yang memiliki gerakan sumbu utama ke arah sumbu koordinat X, Y, dan Z, atau dikenal dengan mesin frsais CNC; c mesin CNC kombinasi arbeitscentrum, yaitu mesin CNC bubut dan frais yang dilengkapi dengan peralatan pengukuran sehingga dapat melakukan pengontrolan kualitas benda kerja yang dihasilkan. Mesin CNC pada umumnya berupa mesin CNC bubut dan mesin CNC frais.

2.2 Dasar-Dasar Pemrograman Mesin CNC

Ada beberapa langkah yang harus dilakukan seorang programer sebelum menggunakan mesin CNC, pertama mengenal beberapa sistem koordinat yang ada pada mesin CNC, yaitu: a sistem koordinat kartesius, yang terdiri dari koordinat mutlak absolut dan koordinat berantairelatif inkremental, dan b sistem koordinat kutub koordinat polar, yang terdiri dari koordinat mutlak absolut dan koordinat relatifberantai inkremental. Selanjutnya menentukan sistem koordinat yang akan digunakan dalam pemrograman. Apakah program akan menggunakan pemrograman dengan metode absolut atau inkremental? Pada umumnya sistem koordinat yang sering digunakan antara lain sistem koordinat kartesius, yaitu koordinat mutlak absolut dan koordinat relatif berantai incremental. Langkah kedua adalah memahami prinsip gerakan sumbu utama dalam mesin CNC. 452 2.2.1 Pemrograman Absolut Pemrograman absolut adalah pemrograman yang dalam menentukan titik koordinatnya selalu mengacu pada titik nol benda kerja. Kedudukan titik dalam benda kerja selalu berawal dari titik nol sebagai acuan pengukurannya. Sebagai titik referensi benda kerja letak titik nol sendiri ditentukan berdasarkan bentuk benda kerja dan keefektifan program yang akan dibuat. Penentuan titik nol mengacu pada titik nol benda kerja TMB. Pada pemrograman benda kerja yang rumit, melalui kode G tertentu titik nol benda kerja TMB bisa dipindah sesuai kebutuhan untuk memudahkan pemrograman dan untuk menghindari kesalahan pengukuran. Pemrograman absolut dikenal juga dengan sistem pemrograman mutlak, di mana pergerakan alat potong mengacu pada titik nol benda kerja. Kelebihan dari sistem ini bila terjadi kesalahan pemrograman hanya berdampak pada titik yang bersangkutan, sehingga lebih mudah dalam melakukan koreksi. Berikut ini contoh pengukuran dengan menggunakan metode absolut. Gambar 20. Pengukuran Metode Absolut

2.2.2 Pemrograman Relatif Inkremental

Pemrograman inkremental adalah pemrograman yang pengukuran lintasannya selalu mengacu pada titik akhir dari suatu pengukuran. Titik akhir suatu lintasan merupakan titik awal untuk pengukuran lintasan berikutnya atau penentuan koordinatmya berdasarkan pada perubahan panjang pada sumbu X ΔX dan perubahan panjang lintasan sumbu Y ΔY. Titik nol benda kerja mengacu pada titik nol sebagai titik referensi awal, letak titik nol benda kerja ditentukan berdasarkan bentuk benda kerja dan keefektifan program yang akan dibuatnya. Penentuan titik koordinat berikutnya mengacu pada titik akhir suatu lintasan. Sistem pemrograman inkremental dikenal juga dengan sistem pemrograman berantai atau relatif koordinat. Penentuan pergerakan alat potong dari titik satu ke titik berikutnya mengacu pada titik pemberhentian Titik Koordinat Absolut X , Y A 1, 1 B 5, 1 C 3, 3