membuat rencana kegiatan dibagian pengomponan dan bagian pengolahan ekstruksi.
4. Realisasi Produksi
a. Pemeriksaan bahan baku, kimia, alat-alat laboraturium dan produksi.
b. Asisten laboraturiumQC membuat formulasi compound dan asisten pengolahan compounding menerbitkan formulasi dispersi, emulsi dan
solution. c. Mempersiapkan bahan pendukung proses seperti air listrik, uap.
d. Membuat before start production check sheet. e. Mengoperasikan mesin produksi dan pengendalian produksi
5. Pengendalian Proses a. Pastikan seluruh karakteristik proses sesuai spesifikasi.
b. Pantau kondisi proses dan catat hasilnya. c. Pengujian mutu produk akhir sesuai prosedur pemantauan dan pengukuran
produk. d. Catat jumlah produk akhir dalam Rubber Thread Production Daily Report
dan tanda terima penyerahan hasil produksi harian. 6. Deliverypengiriman
a. Menerima laporan produksi dari pabrik, berapa jumlah produksi yang siap dikirim kemudian diterbitkan Delivery Order pengangkutan dari bagian
pemasaran. b. Pemeriksaan terhadap supir truk dan truk pengangkutan.
Dian Fitri Lestari : Analisis Sistem Pengendalian Kualitas Pada Proses Pembuatan Benang Karet Rubber Thread
Di Pt. Industri Karet Nusantara Medan, 2009 USU Repository © 2008
c. Pengawasan selama pengisian produksi yang disaksikan oleh petugas QC,
gudang produksi, pemasaran dan petugas keamanan. d. Membuat surat pengantar barang untuk dikirim kepada pelanggan.
Internal Sistem
Input Benang Karet
Output Proses transformasi
Manusia Material
Mesin Metode
Gambar 2. Proses Transformasi dalam sistem pengendalian kualitas Input yang dibutuhkan dalam pengendalian kualitas adalah manusia, material,
mesin, metode dan lingkungan yang kesemuanya terkait secara erat. Untuk itu dalam sistem pengendalian kualitas diperlukan bagian-bagian yang bertugas untuk mengatur
masing-masing input sehingga proses transformasi dapat berlangsung menuju output dan tujuan yang diharapkan.
Output dari sistem pengendalian kualitas diatas adalah produk benang karet yang
dihasilkan baik cacat dapat diminimalkan.
Adapun skema sistem pengendalian kualitas yang ada di PT. Industri Karet Nusantara Medan yaitu :
Dian Fitri Lestari : Analisis Sistem Pengendalian Kualitas Pada Proses Pembuatan Benang Karet Rubber Thread
Di Pt. Industri Karet Nusantara Medan, 2009 USU Repository © 2008
Incoming Control
Cek Material Lab kimia
SOP
Standart pengujian : 1. Analisa Kadar
Amonia NH
3
2. Analisa Total Solid Content TSC
3. Analisa Dry Rubber Content DRC
4. Analisa bilangan KOH
5. Analisa Mechanical Stability Time
MST
Analisa QC
Rejec
ted
Pass
ed
Kembali pada supplier
Proses pembuatan Benang Karet
Inprocess Control
Cek Final product
1. Proses pembuatan compound tdd :
• Inactive Compound • Active Compound
• Homogenasi • Cooling Compound
2. Proses Ekstrusi - Pemanasan dan
pencucian - Pengeringan
- Pembedakan - Penyatuan Benang
- Pendinginan - Pengemasan
penimbangan Pengujian dilakukan :
1. Proses pembuatan compound tdd : • Inactive Compound TSC, MST, PH,
Viskositas • Active Compound pengecekan swelling stp 1
jam • Cooling Compound TSC, MST, PH,
Viskositas 2.Proses Ekstrusi
Ditandai dengan pemberian tanda plastik merah pada benang yang cacat dan hijau pada benang
yang bagus dipisahkan pada saat pengemasan.
Final product Control
Lab fisika SOP
Standart pengujian : 1. Secara Visual
• Warna benang, benang pipih, kasar, bendol, lengket
• Kebulatan benang, diameter dlm 1 benang • Lebar pita, jlh benang dalam 1 pita
2. Secara Physical • Permanent set 80 elongation at break EB
• Talcum content, Moisture content, Density • Water extract, Separability control
• Retention test at 149
O
C • Testing Green Modulus 500, 300
• Testing resisten at break RB, Schwantz value VRS, Schwantz Hysteresis Ratio.
Analisa QC
Rejec
ted
Pass
ed
Wastage
Grade A, Grade B
Material
Packing Weighing
Penyimpanan di gudang Delivery
Gambar 3. Skema Sistem Pengendalian Kualitas
Dian Fitri Lestari : Analisis Sistem Pengendalian Kualitas Pada Proses Pembuatan Benang Karet Rubber Thread
Di Pt. Industri Karet Nusantara Medan, 2009 USU Repository © 2008
Masalah pemasaran dan produksi selalu menjadi hal yang komplek didalam perjalanan manajemen PT. Industri Karet Nusantara. Kendala dalam pencapaian
produksi Benang Karet yang telah ditetapkan perusahaan selalu tidak tercapai dalam realisasinya. Sistem pengendalian kualitas yang berjalan selama ini kurang baik
karena masih ditemukan kecacatan sebesar 5, sedangkan perusahaan menetapkan bahwa tingkat kecacatan produk akhir ± 3.
Hal ini disebabkan karena seringkalinya terjadi produk cacat defect pada proses pembuatan Benang Karet yang diidentifikasi dari lantai produksi yang tidak
memenuhi spesifikasi karena kontrol yang kurang baik. Adapun spesifikasi waste antara lain :
a. BigThin Thread diameter satubeberapa benang lebih besar atau kecil dari yang lain dalam satu pita.
b. Air Bubble benang berlubang c. Molted Thread benang gembungbendol
d. Bent Ribbon pita bengkok e. Rough Ribbon benang kasar,
f. Stick Thread yaitu benang lengket. g. Flat Thread yaitu benang pipihgepeng benang tidak bulat.
Dian Fitri Lestari : Analisis Sistem Pengendalian Kualitas Pada Proses Pembuatan Benang Karet Rubber Thread
Di Pt. Industri Karet Nusantara Medan, 2009 USU Repository © 2008
Didalam memproduksi Benang Karet, perusahaan mempunyai sasaran mutu produksi yang dikategorikan sebagai berikut :
1. A - grade adalah grade pertama Benang Karet, dimana seluruh mutunya memenuhi spesifikasi perusahaan minimal produksi menghasilkan produk
92,50 dalam keadaan baik dengan ciri-ciri : a. Physical propertis “in” dari standart perusahaancustomer.
b. Tidak terdapat sambungan pita lebih dari 2 sambungan. c. Count, ends, lebar pita, warna sesuai.
d. Benang Karet tidak boleh kusut, lengket, pipih bendol, bigthin thread, benang kotor dan bercampur warna.
2. B - grade adalah grade kedua Benang Karet, dimana mutunya tidak seluruhnya memenuhi spesifikasi perusahaan namun pelanggan masih
menerima produk tersebut maksimal produksi menghasilkan produk 3,00 dalam keadaan tidak baik. Ciri-cirinya :
a. Physical propertis “in” atau “out” dari standart perusahaancustomer. b. Dalam satu boxpacking diperkenankan maximum 5 sambungan.
c. Mutu visual propertis dan physical propertis kurang baik. 3. C – grade dan Wastage adalah mutu produksi yang tidak baik dan tidak
diterima oleh pelanggan. Produk C – grade diperbolehkan maksimal 2,00 dan wastage + tehnical losses = 2,50 .
a. Physical propertis “out” dari standart perusahaancustomer. b. Benang tidak berbentuk pita..
Dian Fitri Lestari : Analisis Sistem Pengendalian Kualitas Pada Proses Pembuatan Benang Karet Rubber Thread
Di Pt. Industri Karet Nusantara Medan, 2009 USU Repository © 2008
Berdasarkan data penelitian yaitu data produksi bulan Januari sd Desember 2008 Pabrik Industri Karet Nusantara memproduksi benang karet rata-rata setiap
bulan 273.308,08 kg, sedangkan jumlah cacat dalam memproduksi benang karet diperkirakan secara kumulatif terjadi setiap bulan rata-rata mencapai 23330,42 kg,
Produk dengan mutu A - grade = 84,44 , B - grade = 7,43 dan C – grade = 5,12 , wastage + tehnical losses = 3,01 .
Data diatas menunjukan bahwa perusahaan tidak mencapai target. Hal ini dikarenakan produksi banyak menghasilkan produk cacat. Adanya sistem
pengendalian pada setiap proses produksi belum optimal dalam menekan jumlah cacat yang dihasilkan. Oleh karena itu diperlukan kerjasama antara setiap bagian
dalam proses pembuatan benang karet yaitu pengendalian dalam incoming material, in process dan final product serta dari pihak manajemen sendiri sehingga proses
produksi tetap terkendali dan membawa kepada peningkatan kualitas produk serta peningkatan produktivitas.
1.2. Perumusan Masalah