Pelibat Tindakan Makna Ungkapan Pertama dan Fungsinya Penutur Paidua Suhut Ni Parboru

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Makna Ungkapan Pertama dan Fungsinya Penutur Paidua Suhut Ni Parboru

”hita na mardongan tubu, pariban nami, dongan sahuta, ale-ale, ”kita yang berteman lahir, pariban kami, teman sekampung, teman sude na hugokhon nami, boru nami di hambirang nami kalian yang ku undang kami, anakperempuan kami di kiri kalian ma hamu; marnatampak ma hita hundul manjangkon haroro ni lah kalian; berkumpul lah kita duduk menerima kedatangan pamoruonta. Hamu pamoruon nami, mangahatai pihak anak perempuan. Kalian pihak anak perempuan kami, berbicara ma hita, alai jolo marsirenggetan ma hami”. lah kita. Tapi duluan berdiskusi lah kami”. ”Kita sesama saudara yang satu marga, pariban, teman sekampung, para sahabat, semua undangan semua boru terutama hula-hula, kami persilahkan mengambil tempat duduk pada tempat yang sudah disediakan, hula-hula di sebelah kanan dan boru di sebelah kiri tuan rumah. Anda boru pihak pengantin laki-laki marilah kita mulai pembicaraan adat ini, setelah kami tentukan siapa yang menjadi pembawa acara dari pihak hula-hula atau juru bicara”. Lawan Tutur Paidua Suhut Ni Paranak ”mauliate ma raja nami, na uli ma i tutu”. ” terima kasih lah raja kami, bagus lah itu benar”. ”terima kasih wahai hula-hula, silahkan dilanjutkan”.

4.1.1 Pelibat

Orang yang memulai acara, yang melibatkan para undangan yang hadir pada saat upacara berlangsung. Oleh karena itu, pembukaan acara ini melibatkan dua pihak, yaitu suhut ni parboruperwakilan dari yang berpesta dari perempuan Universitas Sumatera Utara dan suhut ni paranakperwakilan dari yang berpesta dari pihak laki-laki, pihak pendengar, dan para undangan yang hadir dari berbagai latar belakang seperti guru, petani, polisi, mahasiswa dan lain-lain. Bentuk komunikasi ini merupakan komunikasi dua arah, karena dalam komunikasi ini memerlukan respon dari lawan tuturnya. Komunikasi dua arah yang dimaksud dapat dilihat dari contoh berikut. Contoh: Suhut ni Parboru Hamu pamoruon nami, mangahatai ma hita, alai jolo Kalian pihak anak perempuan kami, berbicara lah kita, tapi duluan marsirenggetan ma hami”. berdiskusi lah kami”. Suhut ni Paranak ”mauliate ma raja nami, na uli ma i tutu”. ” terima kasih lah raja kami, bagus lah itu benar”. Pada peristiwa tuturan yang pertama ini yang merupakan komunikasi verbal ini yang hanya aktif adalah hanya dua orang saja, yakni suhut ni parboru dan suhut ni paranak. Namun demikian, tidak berarti para undangan yang menghadiri pesta perkawinan tersebut tidak terlibat didalamnya. Mereka terlibat secara mental dalam pembukaan acara adat perkawinan yang disampaikan, seperti pada kata ”kita”. Yang dimaksud kita disini antara lain, pariban, teman sekampung, saudara yang satu marga dan para sahabat ikut diajak untuk mengikuti acara adat yang hendak dimulai oleh para penyelenggara pesta.

4.1.2 Tindakan

Komponen ini merujuk kepada maksud dan tujuan pada sebuah tuturan. Oleh sebab itu, peristiwa tutur ini mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan naratif Universitas Sumatera Utara maksudnya memberitahukan posisi tempat duduk di dalam gedung atau wisma yang sudah disediakan oleh para suhut ni parboru . Contoh: ”hita na mardongan tubu, pariban nami, dongan sahuta, ale-ale, ”kita yang berteman lahir, pariban kami, teman sekampung, teman sude na hugokhon nami, boru nami di hambirang nami kalian yang ku undang kami, anakperempuan kami di kiri kalian ma hamu; marnatampak ma hita hundul manjangkon haroro ni lah kalian; berkumpul lah kita duduk menerima kedatangan pamoruonta. pihak anak perempuan. ”Kita sesama saudara yang satu marga, pariban, teman sekampung, para sahabat, semua undangan semua boru terutama hula-hula, kami persilahkan mengambil tempat duduk pada tempat yang sudah disediakan, hula-hula di sebelah kanan dan boru di sebelah kiri tuan rumah. Tujuan kedua ialah tujuan persuatif maksudnya berupa ajakan. Contoh: Hamu pamoruon nami, mangahatai Kalian pihak anak perempuan kami, berbicara ma hita, alai jolo marsirenggetan ma hami”. lah kita. Tapi duluan berdiskusi lah kami”. Anda boru pihak pengantin laki-laki marilah kita mulai pembicaraan adat ini, setelah kami tentukan siapa yang menjadi pembawa acara dari pihak hula-hula atau juru bicara”.

4.1.3 Ciri-ciri Situasi Lainnya