Pelibat Tindakan Makna Ungkapan Ketujuh dan Fungsinya Penutur Suhut Boru Parboru

pangidoan nami asa sude nasa parulaan muna hot dibagasan permintaan kami supaya semua yang perbuat kalian kuat didalam Adat. Ho pe borungku, sinondukon ma na gabe ulu di ho. adat. Kamu pun borungku, suami lah yang menjadi kepala untuk mu Ndang sai jonok be hami ma modai ho. Patuduhon ma tu, Tidak selalu dekat lagi kami untuk menasehati kamu. Tunjukan lah ke, Sinondukmu, tu simatuam, tu dongan tubum, dohot boru muna tarlumobi Suamimu, ke mertuamu, ke dongan tubumu, dengan borunya terpenting Tu nasida amang, tulang ni hela on na boru ni raja do ho, na gok Kepada ayah, tulang dari menantu ini anak raja nya kamu, sudah banyak Roha dohot poda. On pe helangku, sahat hain hela tu hamu, sahat Perasaan dengan nasihat. Ininya menantuku, sampai kain hela ke kamu, sampai Hobas ma hamu tu adat sibaen las ni roha. Pir ma tondi ni Cekatan Lah kamu ke adat yang membuat senang perasaan. Kuat la roh Hela Dohot borungku, tumpakon ni ompunta martua debata. Menantu dan boruku, ”Menantu kami, disini hain hela kami sampaikan kepada menantu. Saya telah mengajari putriku ini, sudah banyak nasihat kuberikan kepadanya. Kini dia menjadi orang rumah menantu. Kami meminta agar menantu lebih dalam menyayanginya dan kasih sayang kami orangtuanya. Jika dia kurang pandai sebagai ibu ruah tangga, harap menantu memaafkan dan diajari agar pandai berperilaku sopan santun adat. Kini akan kami sampaikan hain hela sebagai simbol pengaharapan, kiranya menantu lincah di dalam setiap kegiatan adat. Baik terhadap dongan tubu dan boru menantu, termasuk kepada kami hula-hula. Engkaupun putriku, suamimu ini harus njadi junjunganmu. Kami tidak selalu dekat lagi kepadamu untuk memberi nasihat kepadamu. Harap engkau tunjukkan bahwa kau adalah putri raja,berlaku baik kepada suami, mertuamu dan dongan tubumu, borumu terutama kepada ayahmu, paman dari menantu. Kini menantu kini saya sapaikan hain hela ini, kiranya menantu selalu segar dan lincah oleh Tuhan pengasih.”

4.7.1 Pelibat

Orang yang mengambil bagian dalam suatu ungkapan disebut partisipan atau pelibat. Orang yang berbicara pada acara ini adalah orang tua wanita dari pihak istri, serta para undangan yang hadir pada pesta ini adalah sebagai Universitas Sumatera Utara partisipannya. Jadi, peristiwa tutur ketujuh ini melibatkan dua pihak, yaitu ibu dari pengantin wanita dan para undangan yang hadir pada saat acara berlangsung dari berbagai latar belakang seperti guru, petani, wiraswasta dan masyarakat umum serta suhut dari pihak parboru sebagai pihak yang berbicara. Contohnya dapat dilihat dari tindakan tutur diatas.

4.7.2 Tindakan

Komponen ini merujuk kepada maksud dan tujuan pada sebuah tuturan. Oleh karena itu, ungkapan ketujuh mempunyai tujuan menyampaikan nasihat yang berupa kalimat dan pantun. Nasihat yang diberikan seorang ayah kepada anak kesayangannya yang pergi meninggalkannya untuk membagun rumah tangga baru. Contoh: ”Hamu helangku, dison hain hela, pasahatonku ma tu hamu. ”kamu helaku, disini kain hela, kusampaikan la ke kamu. Nunga huajari borungkon na sailaonon on, godang do poda Sudah kuajari borungku yang selama ini, banyak sudah nasihat Naung hupasahat tu ibana. Sahat ma nuaeng ibana gabe Sudah kuberikan untuk dia. Sampai lah itu dia supaya Parsinonduk di hamu. Mangido ma ahu, ingkon umbagas ma ke kamu. Meminta lah aku, supaya lebih dalam lagi Holong ni roha muna di ibana sian holong ni roha nami. Sayang di perasaan kalian ke dia dari sayang perasaan kami. ”Menantu kami, disini hain hela kami sampaikan kepada menantu. Saya telah mengajari putriku ini, sudah banyak nasihat kuberikan kepadanya. Kini dia menjadi orang rumah menantu. Kami meminta agar menantu lebih dalam menyayanginya dan kasih sayang kami orangtuanya. Jika dia kurang pandai sebagai ibu ruah tangga, harap menantu memaafkan dan diajari agar pandai berperilaku sopan santun adat. Universitas Sumatera Utara

4.7.3 Ciri-ciri situasi lainnya yang relevan