ma hamu pasahathon, udur dohot suhut paranak rap lah kamu sampaikan, bersatu dengan suhut paranak dengan
jonjong dohot na tarpasu-pasu na niadathon.” berdiri dengan terberkati yang diadatkan
”Terima kasih kepada boru, marilah kita bersama-sama meyerahkan diiringi dengan anak-anak kita yang telah diberkati di gereja, yang kita adatkan pada hari
ini.”
4.5.2 Tindakan
Komponen ini merujuk kepada maksud dan tujuan pada sebuah tuturan. Oleh karena itu, peristiwa tutur kelima mempunyai tujuan menyampaikan,
menyampaikan upa tulang ni hela yang disebut tintin marangkup. Tintin marangkup ini diserahkan kepada tulang dari pihak paranak.
Contoh: ”Na uli raja nami, nasaon ma hupasahat nami, tambai hamu
”yang raja kami, sekian lah kuserahkan kami, tambahi kalian ma satonga sian na hupasahat hami on. Hamu Hasuhuton nami
lah setengah dari yang kusampaikan kami ini. Kamu suhut kami jonjong ma hamu, asa taudurhon Hula-hulanta, pasahat titin
berdiri lah kamu, supaya dampingi hula-hula kita, menyampaikan tintin Marangkupi”.
Marangkup itu.” ”Terima kasih kepada Hula-hula, sekian kami serahkan untuk ditambah Hula-
hula setengah dari jumlah ini. Anda Suhut, mari kita berdiri mendampingi Hula- hula menyerahkan Tintin Marangkup kepada Tulang dari Anak kita”.
4.5.3 Ciri-ciri situasi lainnya yang relevan
Pada ungkapan ini posisi pembawa acara sambil memegang alat pengeras suara berada dalam keadaan berdiri bersamaan dengan keluarga inti dari kedua
belah pihak pengantin. Pembawa acara dari pihak paranak, seluruh keluarga inti dari pihak paranak berjalan sambil menari manortor untuk menyampaikan sisa
uang dari sinamot mahar yang kurang.
Universitas Sumatera Utara
Suasana pada peristiwa tutur ketiga ini diliputi suasana formal dan serius. Suasana para undangan yang berada dibelakang keluarga inti dari kedua belah
pihak pengantin dalam situasi santai. Beberapa dari undangan yang hadir pada saat itu ada yang serius mendengarkan musik yang dimainkan para pemain musik
yang disediakan keluarga pengantin dan memperhatikan proses acara penyerahan tintin marangkup, tapi sebagian lagi sibuk dengan pembicaraannya masing-
masing. Gambar 4. Penyerahan Tintin Marankup
4.5.4 Dampak-dampak
Bentuk ungkapan di atas dapat yang bersifat menyampaikan apa yang sudah dibicarakan sebelumnya dan disampaikan kepada lawan tuturnya. Dalam
hal ini diketahui bahwa reaksi dari pihak pendengar hanya berupa reaksi menyimak dan berusaha mengerti apa yang diucapkan oleh penutur. Reaksi dari
pihak penutur, lawan tutur dan para keluarga penyelengara pesta tidak ada yang berbeda. Jadi Ungkapan ini berupa pemberitahuan untuk menyampaikan tintin
marangkup yang berupa sisa uang sinamot mahar yang telah dibicarakan pada acara marhata sinamot.
Universitas Sumatera Utara
Terbukti dari ciri-ciri situasi lainnya yang relevan yang di kemukakan oleh J. R. Firth yang dikatan terdapat benda-benda dikejadian sekitar. Dalam ungkapan
ini jelas terbukti ada benda pada tempat dimana ungkapan itu berlangsung yaitu sinamotmahar yang berupa sisa uang yang sudah dibicarakan pada acara
marhata sinamot sebelumnya. Uang ini diberikan kepada tulang penganten pria saudara laki ibu
penganten pria. Yang menyerahkan adalah orang tua penganten perempuan berupa uang dari bagian sinamot itu. Secara tradisi penganten pria mengambil
boru tulangnya untuk isterinya, sehingga yang menerima sinamot seharusnya tulangnya.Dengan diterimanya sebagian sinamot itu oleh tulang Pengenten Pria
yang disebut titin marangkup, maka tulang Pria mengaku penganten wanita, isteri keponakannya ini, sudah dianggapnya sebagai borunya sendiri walaupun itu boru
dari marga lain. Dilihat dari ciri-ciri situasi lainnya ini, disimpulkan bahwa ungkapan
diatas merupakan tahap acara dalam penyerahan tintin marangkup merupakan sinamotmahar yang berisikan uang.
4.6 Makna Ungkapan Keenam dan Fungsinya Penutur Suhut Doli Parboru