4.6.1 Pelibat
Partisipan ialah pihak-pihak yang terlibat dalam pertuturan, bisa pembicara dan pendengar, penyapa dan pesapa, atau pengirim dan penerima
pesan.Orang yang mengambil bagian dalam suatu peristiwa tutur disebut partisipan atau pelibat. Seorang pembawa acara melibatkan pengantin dan para
undangan yang sudah datang dalam acara pernikahan ini. Orang yang berbicara pada acara ini adalah ayah dari pengantin perempuan dan pihak pendengar secara
langsung menerima apa yang disampaikan ungkapan itu adalah kedua pengantin tersebut dan secara tidak langsung partisipannya adalah para undangan yang
hadir. Jadi, peristiwa tutur kenam ini melibatkan dua pihak, yaitu ayah dari
pengantin wanita dan yang menerima ungkapan yang dimaksud dari ayah dari pengantin wanita adalah kedua pengantin. Contohnya adalah ungkapan diatas.
4.6.2 Tindakan
Komponen ini merujuk kepada maksud dan tujuan pada sebuah tuturan. Oleh karena itu, peristiwa tutur keenam mempunyai tujuan menyampaikan nasihat
yang berupa kalimat dan pantun. Nasihat yang diberikan seorang ayah kepada anak kesayangannya yang pergi meninggalkannya untuk membagun rumah tangga
baru. Contoh ungkapan yang berupa pantun nasihat.
Pangidoan nami ma i, asa marsiamin-aminan ma hamu Permintaan kami lah itu, supaya mengaminkan lah kalian
songon lampak ni gaol, marsitungkol-tungkolan songon suhat seperti pelepah pisang, berdukung-dukungan seperti keladi
di robean. Hupasu-pasu ma hamu songon hata ni umpasa: di jurang. Kuberkati lah kamu seperti kata umpasa:
Universitas Sumatera Utara
Bintang ma na rumiris, ombun na sumorop. Bintang lah yang banyak, embun di pagi hari
Tubuan anak ma hamu riris dohot boru pe torop. Lahirlah anak lah kamu banyak dengan anak perempuan yang banyak
Songon hata na mandok Pir Pangko Seperti kata yang mengatakan
ni Jior, Hukkus do bulung ni Bane-bane. Tingkos do hata tigor, alai dumenggan do na mardame.
Tapi lebih baiknya bersatu. Sahat ma solu, sahat ma tu bottean, hu ulosi hami ma ho
Sampai lah perahu, sampai lah ke pelabuhan, ku ulosi kami la kau boru dohot hela, horas ma hamu jala gabean.
Anak perempuan dengan hela, sehat lah kamu sambil sejahtera. ”Kami meminta, agar menantu dan putri kami saling mengaminkan bagaikan
pelepah pisang yang saling dukung mendukung, bagaikan pohon keladi yang tumbuh dilereng gunung. Kami merestui dengan umpasa:
Bagaikan bintang di langit dan seperti embun di pagi hari. Lahirlah anak laki-laki yang bercita-cita tinggi dan perempuan yang
membawa rezeki. Jika demikian silang pendapat, retakpun akan terjadi pula. Bagaikan kata bahasa:
Perahu sampai, sampailah tiba di pelabuhan. Kami sampaikan ulos hela ini kepada kalian berdua, hendaklah membawa keselamatan dan kesejahteraan.”
Contoh ungkapan yang hanya berupa kalimat. Pos do roha nami natua-tua muna, hot ma hamu na dua
Yakin dan percaya kami orang tua kalian, kuat lah kamu berdua Di bagasan dame songon padan muna i, dibagasan pasu-pasu
Di dalam kedamaian seperti perjanjian kalian itu didalam berkat sian huria. Unang hamu holan manjujur ni tigorna, molo
dari .Jangan kamu hanya mengemukakan kejujuran saja, kalau songoni do, tubu ma bada
begitu nya, lahir lah Kami orang tua tetap yakin bahwa menantu dan putri akan selalu teguh dan janji
saat ketika pemberkatan perkawinan di gereja. Jaganlah saling mengemukakan kejujuran saja.
Universitas Sumatera Utara
4.6.3 Ciri-ciri situasi lainnya yang relevan