maksudnya memberitahukan posisi tempat duduk di dalam gedung atau wisma yang sudah disediakan oleh para suhut ni parboru .
Contoh: ”hita na mardongan tubu, pariban nami, dongan sahuta, ale-ale,
”kita yang berteman lahir, pariban kami, teman sekampung, teman sude na hugokhon nami, boru nami di hambirang nami
kalian yang ku undang kami, anakperempuan kami di kiri kalian ma hamu; marnatampak ma hita hundul manjangkon haroro ni
lah kalian; berkumpul lah kita duduk menerima kedatangan pamoruonta.
pihak anak perempuan. ”Kita sesama saudara yang satu marga, pariban, teman sekampung, para sahabat,
semua undangan semua boru terutama hula-hula, kami persilahkan mengambil tempat duduk pada tempat yang sudah disediakan, hula-hula di sebelah kanan dan
boru di sebelah kiri tuan rumah.
Tujuan kedua ialah tujuan persuatif maksudnya berupa ajakan.
Contoh: Hamu pamoruon nami, mangahatai
Kalian pihak anak perempuan kami, berbicara ma hita, alai jolo marsirenggetan ma hami”.
lah kita. Tapi duluan berdiskusi lah kami”. Anda boru pihak pengantin laki-laki marilah kita mulai pembicaraan adat ini,
setelah kami tentukan siapa yang menjadi pembawa acara dari pihak hula-hula atau juru bicara”.
4.1.3 Ciri-ciri Situasi Lainnya
Peristiwa tutur pertama ini dilaksanakan di gedungwisma yang biasa dipergunakan masyarakat Batak Toba. Mereka mempergunakan gedungwisma ini
dengan cara sistem sewa. Masyarakat Batak Toba dulunya mengadakan pesta perkawinan mereka cukup mempergunakan halaman rumah mereka. Tapi
sekarang ini masyarakat Batak Toba yang umumnya tinggal diperkotaan sudah jarang ditemukan memakai halaman rumahnya untuk mengadakan upacara
Universitas Sumatera Utara
perkawinan. Mereka cukup menyewa gedungwisma untuk berlangsung acara tersebut, karena dengan cukup menyewa gedungwisma mereka tidak perlu lagi
menyediakan segala sesuatu yang berkaitan dengan pesta perkawinan, misalnya bangkunya ataupun makananya.
Pada peristiwa tutur ini posisi suhut ni parboru dan suhut ni paranak dalam keadaan berhadapan dan pandangan saling diarahkan ke lawan bicara dan
sambil memegang alat pengerasnya masing-masing. Suhut ni parboru dan suhut ni paranak posisinya berubah-ubah, dikatakan berubah-ubah karena jika suhut ni
parboru memulai pembicaraan dia akan berdiri, begitu juga sebaliknya jika suhut ni paranak menjawab pernyataan dari suhut parboru maka dia akan langsung
berdiri. Posisi yang saling berhadapan bukan hanya pada suhut ni parboru dan
suhut ni paranak saja, melainkan keseluruhan para undangan yang hadir dalam acara perkawinan tersebut. Para undangan yang termasuk dari keluarga dari pihak
perempuan, dia duduk dibelakang dari suhut ni parboru. Tapi jika para undangan termasuk dari pihak keluarga paranak dia duduk di belakang pihak suhut ni
paranak.
Universitas Sumatera Utara
4.1.4 Dampak-dampak
Bentuk bahasa pada peristiwa tutur pertama ini sama dengan sehari-hari. Iramanya datar sehingga tidak ada yang berbeda, seperti gaya bahasa, puitis
mungkin dikarenakan tuturan yang pertama ini masih dalam bentuk pembukaan. Dalam pembukaan hanya masih berisikan tentang bagaimana posisi tempat duduk
bagi para penyelenggara pesta, kata-kata pembukaan ini saja.
Pihak Parboru Pengantin Wanita
Pihak Paranak Pengantin Pria
J
Posisi Tempat saat Upacara Perkawinan Masyrakat Batak Toba
Parsinabung Suhut Paidua
Dongan Sabutuha
Dongan Sabutuha
Suhut Dongan
Sabutuha Boru
Dongan Tubu
Hula-hula Dongan
sabutuha Dongan sabuta
Suhut
Boru
Dongan sabutuha
Hula -hula
Suhut paidua
Dongan tubu Parsinabul
Universitas Sumatera Utara
Dilihat dari ungkapan di atas dapat yang bersifat ajakan diketahui bahwa reaksi dari pihak pendengar hanya berupa reaksi menyimak dan berusaha
mengerti apa yang diucapkan oleh penutur. Reaksi dari pihak penutur, lawan tutur dan para keluarga penyelengara pesta tidak ada yang berbeda. Diketahui pula
dalam hal ini tujuan dari ungkapan ini bersifat naratif, yaitu ungkapan yang bersifat memberitahukan.
Jadi dalam hal ini maksud dari percakapan adalah memberitahukan posisi tempat duduk kepada para undangan yang hadir pada acara tersebut yang sudah
disediakan oleh keluarga dari kedua belah pihak pengantin. Terbukti dari tindakan dan pelibat yang di kemukakan oleh J. R. Firth yang dalam tuturan itu terjadi
tuturan dengan dua arah yang mempunyai tujuan memberitahukan posisi tempat duduk para undangan yang hadir pada acara itu dan yang menjadi simpulan dari
ungkapan yang dituturkan.
4.2 Makna Ungkapan Kedua dan Fungsinya Penutur Raja Parsinabung