pertengkaran sering sekali terjadi di sana. Terlebih lagi penghuni di blok b tersebut tidak sungkan untuk melawan
pengelola, walaupun mereka dalam kondisi yang salah. Mereka bersatu dalam membela suatu hal yang sebetulnya sudah
menyimpang dari suatu aturan yang telah disepakati bersama di hunian RuSuNaWa. Hunian blok a dan b RuSuNaWa
diibaratkan sebagai sisi terang dan gelap”.
4.4.2 Hubungan Keterikatan Di Antara Para Penghuni Dalam Kesehariannya
Dalam melakukan aktivitas di RuSuNaWa tentunya antara penghuni satu dengan penghuni lainnya saling berinteraksi. Tingkat intensitas interaksi yang
dilakukan oleh penghuni RuSuNaWa akan menciptakan suatu keterikatan antara para penghuni itu sendiri, namun bila melihat dari kenyataan sumber di lapangan,
bahwa para penghuni memiliki tingkat intensitas bertemu dengan penghuni lainnya sangat minim, maka ikatan yang dijalin dengan penghuni lainnya hanya
sesaat saja berdasarkan kepentingan yang ingin dicapai. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Novita pr, 34 tahun sebagai berikut :
“Keterikatan antar warga disini cenderung biasa saja, tidak begitu kuat karena hanya pada tetangga dekatnya saja. Apabila
di RuSuNaWa ini ada yang mempunyai acara ataupun ada yang kemalangan biasanya hanya sedikit yang bisa ikut
berpartisipasi. Adapun acara hajatan dan di undang maka banyak yang tidak datang dikarenakan kurang merasa dekat.
Perihal ada yang meninggal misalnya biasanya bukan dirusun ini untuk rumah duka, biasa dibawa ke kampungnya jadi yang
melayat hanya tetangga dekatnya saja. Bahkan tetangga yang lain ada juga yang sering tidak mendengar kabar duka itu.”
Keterikatan yng bisa terlihat di hunian RuSuNaWa ini sifatnya berdasarkan atas dekat atau jauhnya perasaan individu tertentu dengan individu
lainnya. Hal itu terungkap dari wawancara dengan Ibu Novita bahwasannya banyak para penghuni yang tidak datang dalam suatu acara yang diadakan oleh
penghuni lainnya serta terkadang apabila ada berita duka kemalangan sering terlambat beritanya. Biasanya hanya tetangga terdekat saja yang mengetahuinya.
Hidup bermasyarakat memaksa manusia untuk berkomunikasi baik dengan anggota kelompok maupun dengan manusia di luar kelompok yang dinaunginya.
Komunikasi kelompok merupakan komunikasi di antara sejumlah orang. Dalam mewujudkan suatu hubungan yang harmonis serta memberikan rasa keterikatan
yang kuat bagi para penghuni yang bernaung di RuSuNaWa. Bagi para penghuni yang masih baru bertempat tinggal di RuSuNaWa tentunya harus mengalami
sebuah proses interaksi yang panjang untuk dapat membentuk pemahaman akan pentingnya kebersamaan. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Siti pr, 47 tahun
sebagai berikut : “Keterikatan antar penghuni sejauh ini belum terbentuk,
mereka belum sadar akan kebersamaan di RuSuNaWa. Hal itu sangat wajar apabila antar penghuni di RuSuNaWa tidak punya
keterikatan yang kuat, kenal saja tidak kepada penghuni lain dan banyak juga penghuni yang silih berganti. Apabila ada
suatu kejadian misalnya meninggal dunia, tidak disini rumah dukanya melainkan dibawa ke rumah saudaranya di luar sana.
Selama ibu disini juga tidak ada kok hajatan, mungkin ibu kan penghuni baru jadi belum kenal.”
Hubungan yang diharapkan bisa berjalan secara harmonis diantara para penghuninya, teratur di dalam lingkungan RuSuNaWa. Saat ini belum bisa
menciptakan suasana hubungan yang diharapkan. Ketergantungan antara pihak lain dalam hal ini para tetangga sangat minim, sifat invidualis melekat pada diri
penghuni RuSuNaWa. Dengan karakter penghuni RuSuNaWa yang hanya mementingkan dirinya sendiri tanpa memperdulikan kondisi lingkungan
terdekatnya menciptakan lingkungan yang tidak kondusif karena sering terjadi berbagai penyimpangan di RuSuNaWa. Kesan akan adanya tindakan pembiaran
terhadap penyimpangan yang terjadi dilakukan oleh para penghuni RuSuNaWa, terutama pada hunian RuSuNaWa yang berada di Blok B. Ada kalanya para
penghuni RuSuNaWa yang telah lama bertempat tinggal RuSuNaWa merasa dirinya hebat dan sering menyepelekan tindakan-tindakan yang bertentangan
dengan ketentuan peraturan di RuSuNaWa. Kondisi dimana penghuni yang baru tinggal di RuSuNaWa mengingatkan bahwa hal yang dilakukan tetangganya
salah, akhirnya menimbulkan keributan antar penghuni. Hal diluar perkiraan yaitu dimana ada suatu waktu para penghuni blok b yang sering membuat keributan
bersatu melawan pihak pengelola apabila, menurut mereka dirinya terancam seperti halnya pengelola menagih kewajiban yang harus penghuni penuhi yaitu
iuran sewa. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Edi lk, 32 tahun sebagai berikut:
“Jangan diharapkan apabila orang yang tinggal di RuSuNaWa ini punya keterikatan dengan tetangga-tetangga lainnya, disini
banyak orang jahatnya jadi hati-hati saja dalam menjaga keluarga. Kondisi ini terjadi pada tempat hunian di Blok B,
karena bapak merasakan hal tersebut. Hubungan dengan para tetangga tidak terjalin ikatan yang kuat, yang ada di huian ini
sering terjadi perkelahian, berbuat asusila serta pencurian barang-barang oleh para penghuni di Blok B itu sendiri. Saya
sendiri mengalami perkelahian dengan tetangga di sebelah kiri dan kanan, dikarenakan saya menegur mengingatkan kepada
tetangga bahwa mereka telah melanggar aturan yang berlaku di RuSuNaWa. Pelanggaran yang dilakukannya yaitu membawa
laki-laki lain dengan berbuat asusila di RuSuNaWa. Saya merasa geram melihat tingkah laku tetangga ini buat sial di
RuSuNaWa aja, kalau mau berbuat begitu saya bilang diluar sana. Sudah ditegur malah tertangga tersebut merasa tidak
bersalah, malah nantang dan anggar-anggar kalau dia penghuni lama. Penghuni blok b juga melakukan perlawanan ke
pihak pengelola pada saat mengaih tunggakan iuran sewa rumah dan mereka para penghuni bersatu melawan pengelola
demi suatu kepentingan bagi penghuni yang tidak taat aturan ”
Pada kondisi dimana individu memiliki hubungan yang baik dengan tetangganya yang ada di RuSuNaWa, biasanya memiliki rasa ingin membantu
tetangganya apabila mengalami suatu permasalahan. Hal itu hanya berlaku pada tetangga terdekatnya saja, sedangkan dengan tetangga di hunian RuSuNaWa yang
posisinya terletak tidak jauh dari rumahnya hanya jarak beberapa rumah maka mereka tidak memperdulikannya. Hal sama juga berlaku pada hunian yang
ditempati berbeda lantai maupun berbeda blok. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Yusni lk, 38 tahun sebagai berikut :
“Keterikatan dengan penghuni lain sifatnya longgar, disini tidak begitu mementingkan tetangga hunian di RuSuNaWa.
Kepentingan pribadi lebih di utamakan, misalnya dalam kerja sama di penghuni ini cenderung cuek dengan adanya kegiatan
kerja sama biasanya gotong royong. Acara yang sifatnya pribadi dan mengundang banyak orang untuk tetangganya
disini sangat jarang, dalam artian disini jarang sekali keluarga penghuni RuSuNaWa mengadakan acara hajatan ataupun yang
lainnya. Hal itu berimbas dengan tidak terbentuknya suatu keterikatan bersama bagi para penghuni RuSuNaWa. Biasanya
hanya ke tetangga terdekat saja yaitu disebelah rumah kita bisa sering cerita masalah-masalah yang dihadapi dan tak jarang
juga saling membantu. Membantunya pun dalam bentuk yang beragam, tapi misalnya apabila kesulitan keuangan maka
jarang sekali mendapat bantuan. Hal itu sangat wajar mengingat para penghuni RuSuNaWa merupakan warga dalam
kategori miskin. Para penghuni RuSuNaWa tidak semuanya membantu para tetangga nya, tak jarang mereka malah
bermusuhan.”
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan di hunian RuSuNaWa dapat disimpulkan bahwasannya keterikatan yang terjadi diantara para penghuni
RuSuNaWa dalam kondisi yang renggang, dalam artiannya kondisi hubungan penghuni hanya sebatas pada kepentingan diri sendiri. Interaksi yang dijalin
dengan penghuni lainnya sangat minim dan belum adanya kegiatan sosial yang efektif rutin dilaksanakan untuk dapat mempererat hubungan diantara para
penghuni itu sendiri. Dalam berbagai kesempatan seperti halnya kegiatan yang biasa dilakukan individu satu dengan mengundang para individu lainnya sangatlah
jarang terjadi dan apabila ada suatu undangan acara hajatan maka banyak penghuni lainnya tidak mengikuti acara tersebut dengan alasan bahwasannya
mereka tidak dekat bahkan tidak menganal bahwa itu merupakan salah satu penghuni lainnya yang tinggal di RuSuNaWa juga. Kebiasaan yang terjadi pada
penghuni RuSuNaWa memiliki pemikiran bahwa yang perlu dikenal dan berinteraksi hanya pada tetangga terdekatnya disebelah kiri dan kanan saja.
4.5 Interaksi Sosial Yang Terjalin di RuSuNaWa