Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Interaksi Sosial

oleh setiap individu adalah bersifat sementara, misalnya seorang warga yang biasa berinteraksi dengan ketua RT, maka dalam hubungan itu terlihat adanya jarak antara seorang yang tidak memiliki kedudukan yang menghormati orang yang memiliki kedudukan dalam kelompok sosialnya. e. Ada penafsiran situasi, dimana setiap situasi mengandung arti bagi setiap individu sehingga mempengaruhi individu untuk melihat dan menafsirkan situasi tersebut. Misalnya, apabila ada teman yang terlihat murung atau suntuk, individu lain harus bisa membaca situasi yang sedang dihadapainya, dan tidak seharusnya individu lain tersebut terlihat bahagia dan cerita dihadapannya. Bagaimanapun individu harus bisa menyesuaikan diri dengan keadaan dengan keadaan yang sedang dihadapi dan berusaha untuk membantu menafsirkan situasi yang tak diharapkan menjadi situasi yang diharapkan.

2.1.2 Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial

Interaksi sosial adalah bentuk utama dari proses sosial, yaitu pengaruh timbal-balik antara berbagai bidang kehidupan bersama. Menurut Soekanto 2001:76-107 interaksi sosial merupakan bentuk yang tampak apabila orang saling mengadakan hubungan, baik secara individu maupun secara kelompok. Bentuk interaksi sosial memiliki dua jenis yaitu: interaksi sosial yang bersifat asosiatif dan interaksi sosial yang bersifat disosiatif. Interaksi sosial asosiatif merupakan hubungan yang bersifat positif, artinya hubungan ini dapat mempererat atau memperkuat jalinan atau solidaritas kelompok sedangkan interaksi sosial disosiatif merupakan hubungan yang bersifat negatif, artinya hubungan ini dapat merenggangkan atau menggoyahkan jalinan atau solidaritas kelompok yang telah terbangun. Adapun bentuk-bentuk interaksi sosial yang sifatnya asosiatif meliputi: kerja sama cooperation, akomodasi accomodation, asimilasi assimilition, dan akulturasi acculturation. Bentuk interaksi yang sifatnya disosiatif meliputi: persaingan competition, kontravensi contravention dan pertentangan conflict. Beberapa bentuk interaksi sosial asosiatif meliputi : 1. Kerjasama cooperation Kerjasama adalah suatu usaha bersama antar individu atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama timbul apabila seseorang menyadari memiliki kepentingan dan tujuan yang sama, serta menyadari bahwa hal tersebut bermanfaat bagi dirinya atau orang lain. Kerja sama timbul karena orientasi individu terhadap kelompoknya in group dan orientasi individu terhadap kelompok lainnya out group. 2. Akomodasi accomodation Istilah akomodasi dipergunakan dalam dua arti yaitu untuk menunjuk pada suatu keadaan dan untuk menunjuk pada suatu proses Young dan Raymond, 1959:146. Akomodasi yang menunjuk pada suatu keadaan, berarti adanya suatu keseimbangan equilibrium dalam interaksi antara orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha untuk mencapai kesetabilan. 3. Asimilasi Assimilition Asimilasi merupakan bentuk proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan di antara orang-orang atau kelompok manusia. Mereka tidak lagi merasa sebagai kelompok yang berbeda sebab mereka lebih mengutamakan kepentingan dan tujuan yang akan dicapai bersama. Bila kedua kelompok masyarakat telah mengadakan asimilasi, batas antara kedua kelompok masyarakat itu dapat hilang dan keduanya berbaur menjadi satu kelompok. 4. Akulturasi acculturation Akulturasi adalah proses sosial yang timbul apabila terjadi percampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan saling memengaruhi. Dalam akulturasi, sebagian menyerap secara selektif sedikit atau banyak unsur kebudayaan asing itu, sebagian berusaha menolak pengaruh itu. Beberapa bentuk interaksi sosial disosiatif meliputi : 1. Persaingan competition Persaingan adalah suatu perjuangan struggle dari pihak-pihak untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Suatu ciri dari persaingan adalah perjuangan menyingkirkan pihak lawan itu dilakukan secara damai atau secara fair Play, artinya selalu menjunjung tinggi batas-batas yang diharuskan. Persaingan dapat terjadi dalam segala bidang kehidupan, misalnya bidang ekonomi, bidang kekuasaan, bidang percintaan, dan sebagainya. Persaingan dalam mana meliputi beberapa pihak yang melakukan persaingan, pihak-pihak yang berkompetisi bersaing disebut saingan rivalry Taneko 1990:121. 2. Kontravensi contravention Kontravensi berasal dari kata Latin, conta dan venire, yang berarti menghalangi atau menantang. Dalam kontravensi dikandung usaha untuk merintangi pihak lain mencapai tujuan. Yang diutamakan dalam kontravensi adalah menggagalkan tercapainya tujuan pihak lain. Hal ini didasari oleh rasa tidak senang karena keberhasilan pihak lain yang dirasakan merugikan, walaupun demikian tidak terdapat maksud untuk menghancurkan pihak lain. Narwoko dan Suyanto 2010:70. 3. Pertentangan atau Pertikaian conflict Konflik adalah suatu proses sosial yang berlangsung dengan melibatkan orang-orang atau kelompok-kelompok yang saling menantang dengan ancaman kekerasan Narwoko dan Suyanto, 2010:68. Konflik terjadi karena adanya perbedaan pendapat, perasaan individu, kebudayaan, kepentingan, baik kepentingan individu maupun kelompok, dan terjadi perubahan-perubahan sosial yang cepat yang menimbulkan disorganisasi sosial. Perbedaan-perbedaan ini akan memuncak menjadi pertentangan karena keinginan-keinginan individu tidak dapat diakomodasikan. Berbagai macam bentuk interaksi ini sering terjadi dalam lingkungan masyarakat, sehingga di dalam berinteraksi terdapat kerjasama, persaingan ataupun pertikaian. Dengan demikian aktivitas sosial itu terjadi karena adanya aktivitas dari individu dalam hubungannya dengan individu yang lain.

2.2 Konsep Perilaku Menyimpangan Dalam Masyarakat