Masyarakat Luar Memberi Label Adanya Keberadaan RuSuNaWa

Dengan kondisi hunian yang bentuknya vertikal ke atas, terkadang juga mengharuskan para penghuni untuk beraktivitas lebih banyak dari semestinya. Apabila individu yang berada pada hunian RuSuNaWa pada lantai paling atas maka akan menyulitkan apabila ada urusan harus terlalu sering ke bawah. Ada perasaan yang sangat berbeda dari pada hunian yang ditempati sebelum bertempat tinggal di lokasi hunian RuSuNaWa. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Yusni lk, 38 tahun sebagai berikut: “Ada perbedaan hunian yang sebelumnya dengan saat ini. Tempat yang sebelumnya lebih cenderung nyaman kondisi lingkungannya, para tetangga selalu ramah, sangat terbalik di lingkungan RuSuNaWa yang cenderung tidak ramah terhadap tetangga sekitarnya bahkan justru cenderung tidak mengenal. Menempati rumah di RuSuNaWa ini bisa lebih mandiri, tidak ada yang mengatur sana-sini, lebih bebas, dan tentunya biaya yang murah. RuSuNaWa bentuk bangunan yang bertingkat sangat membedakan dengan rumah sewa lainnya, apalagi bapak tinggal di lantai 4 cukup membuat capek saja. Penghuni yang tinggal di sini paling malas beraktivitas, kalau harus naik turun tangga, kalau sudah di rumah biasanya tidak beranjak kemana-mana lagi biar tidak capek.”

4.3.2 Masyarakat Luar Memberi Label Adanya Keberadaan RuSuNaWa

Setiap saat dimanapun manusia menempati suatu tempat tinggal, baik yang sifatnya dalam jangka waktu yang panjang ataupun jangka waktu yang pendek akan menciptakan suatu tanggapan tersendiri yang timbul dari suatu lokasi hunian yang ditempati. Bertempat tinggal menjadi penghuni RuSuNaWa yang telah rutin menjalani berbagai aktivitas sehari-hari yang dilakukan di dalam lokasi hunian, maka akan lebih mengenal bagaimana keadaan lingkungan hunian RuSuNaWa tersebut. Dengan adanya RuSuNaWa yang dapat mempermudah akses bagi setiap orang yaitu bagi para masyarakat yang telah berkeluarga dan mempunyai taraf ekonomi rendah maka diperbolehkan untuk menjadi penghuni RuSuNaWa. Setiap harinya mereka yang tinggal di RuSuNaWa selalu mengetahui bagaimana kondisi huniannya, baik informasi yang diperoleh dari pengelola RuSuNaWa ataupun dari para penghuni lainnya. Keberadaan RuSuNaWa tentunya bisa membantu hidup para keluarga yang memiliki tingkat ekonomi yang rendah untuk mendapatkan hunian yang layak untuk ditempati. Selama menjadi penghuni di RuSuNaWa tentunya masyarakat yang tinggal di dalam lokasi hunian RuSuNaWa masih bisa berhubungan dengan masyarakat di luar hunian tersebut, baik teman lama yang datang untuk menjaga hubungan dengan berkunjung ke RuSuNaWa. Selaku penghuni maka ada suatu tanggapan tersendiri tinggal menjadi penghuni di RuSuNaWa dan orang-orang yang bertempat tinggal di luar hunian RuSuNaWa juga seringkali memberikan tanggapan yang beragam dengan adanya hunian rusanawa tersebut. Tanggapan yang ada dari masyarakat umum yang terlintas seringkali memberikan tanggapan yang sifatnya negatif tetapi ada juga yang memberikan tanggapan positif. Kecenderungan adanya tanggapan negatif di kalangan masyarakat umum, baik yang pernah ke hunian RuSuNaWa ataupun mengetahui kabar dari informasi yang beredar luas di masyarakat membentuk suatu penilaian negatif tentang adanya keberadaan hunian RuSuNaWa. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Ruslan lk, 31 tahun sebagai berikut: “Selama tinggal disini banyak anggapan dari orang lain perihal RuSuNaWa, banyak anggapan yang berkesan negatif tapi ada juga yang positif. Salah satu anggapan negatif yaitu orang yang tinggal di RuSuNaWa diibaratkan seperti burung di dalam sangkarnya, RuSuNaWa sarang kejahatan. Ada pula yang beranggapan positif tinggal di RuSuNaWa dapat memperbaiki ekonomi rumah tangga dengan maksud di rurunawa biaya sewanya sangat murah.” Bertempat tinggal ataupun menjadi penghuni di RuSuNaWa di ibaratkan seperti tinggal di lokasi hunian yang tidak akan bisa berkembang. Dengan pengertian terkurung tidak mengetahui dunia di luar hunian RuSuNaWa, tidak ada rasa kebebasan selama tinggal disitu. Tanggapan positif hanya dilatarbelakangi karena biaya sewa yang murah, sehingga dapat membantu ekonomi rumah tangga miskin. Perihal tanggapan lain juga didapat oleh para penghuni RuSuNaWa oleh teman-temannya, bahwasannya kondisi lingkungan hunian RuSuNaWa tidak memadai. Hunian RuSuNaWa memiliki kesan yang tidak baik menurut orang- orang diluar sana, baik prilaku para penghuninya dan keamanan di hunian RuSuNaWa. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Siti pr, 47 tahun sebagai berikut: ”Bertempat tinggal di RuSuNaWa juga punya pandangan yang beragam dari teman-teman, banyak yang beranggapan negatif tapi ada juga yang nanggapi secara positif. Tanggapan positifnya adanya keringanan biaya sewa, apalagi kan kalau orang menyewa setahun itu tidak terasa. Beberapa tanggapan negatif yang terdengar ibu misalnya RuSuNaWa itu kan tempatnya orang jahat dan lingkungan huniannya juga terkesan berserakan sehingga nampaknya kumuh” Gambaran lain yang menjadikan hunian RuSuNaWa memperoleh tanggapan negatif dari masyarakat luar yaitu beberapa kali terjadi keributan antar penghuni RuSuNaWa yang mengakibatkan kerusuhan di hunian RuSuNaWa dan mengganggu kenyamanan para penghuni lainnya. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Novita pr, 34 tahun sebagai berikut: “Tinggal di RuSuNaWa tentunya menimbulkan adanya tanggapan dari orang lain seperti tinggal RuSuNaWa bisa menghemat pengeluaran dikarenakan biaya sewa yang murah tapi tidak jarang juga banyak anggapan negatif selama tinggal di RuSuNaWa sering dicap sebagai penghuni yang tidak beres. Gambaran kesan negatif tersebut ada dikarenakan beberapa kali terjadi kerusuhan di lingkungan RuSuNaWa.” Kondisi di lingkungan hunian RuSuNaWa juga menimbulkan suatu penilaian tersendiri bagi masyarakat di luar hunian tersebut. Beberapa kejadian yang cukup memprihatinkan bahwasannya, hunian RuSuNaWa juga sering dijadikan tempat berbuat asusila dan tindakan kejahatan lainnya. Berdasarkan kejadian peristiwa tersebut RuSuNaWa mendapatkan tanggapan negatif yang beragam, akan tetapi tidak semua penghuni yang bertempat tinggal di RuSuNaWa merupakan masyarakat yang melakukan penyimpangan-penyimpangan. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Jenal lk, 59 tahun sebagai berikut: “Tanggapan orang banyak sekali tentang RuSuNaWa, tak jarang juga ada yang mengatakan RuSuNaWa seperti kandang, bahkan kesan yang umum adalah di RuSuNaWa ini dijadikan tempat prostitusi karena ada beberapa ketangkap tangan basah berselingkuh dan ada istri simpanan.” Hal yang sama diungkapkan oleh Arif lk, 61 tahun sebagai berikut: “Tanggapan banyak orang ketika menempati RuSuNaWa adalah cenderung kontradiktif, karena adanya sikap penilaian negatif tentang hunian ini. Kecenderungan negatif ini tidak terlepas dari kondisi yang ada di lapangan yang terjadi banyak penyimpangan.” Berdasarkan kondisi yang terjadi di masyarakat, kegiatan asusila di RuSuNaWa memberikan suatu nilai yang merusak pandangan orang banyak akan kenyamanan untuk menjadi penghuni RuSuNaWa. Tanggapan miring tentang hunian RuSuNaWa hingga saat ini masih membekas kepada para penghuni yang menempati RuSuNaWa. Meraka yang tinggal di RuSuNaWa sering mendengar tanggapan miring ketika sedang berinteraksi dengan masyarakat di luar hunian RuSuNaWa. Banyak orang yang bertanya kenapa mereka mau bertempat tinggal di RuSuNaWa, mengingat bagi mereka hunian tersebut jauh dari rasa aman. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Edi lk, 32 tahun sebagai berikut: “Orang yang menetap di RuSuNaWa juga memperoleh beberapa tanggapan dari masyarakat luar, tak jarang tanggapan bernada miring yaitu di RuSuNaWa bukan rumah hunian keluarga melainkan tempat tinggal istri simpanan. Hal demikian tidaklah heran karena dahulu ada kedapatan istri simpanan di RuSuNaWa.”

4.3.3 Rasa Aman Dan Nyaman Yang Diperoleh Penghuni