Profil Informan Penghuni Rumah Susun Sederhana Sewa RuSuNaWa 1. Eka Arya Wahyudha

4.2 Profil Informan

Informan dalam penelitian ini merupakan para penghuni rumah susun sederhana sewa RUSUNAWA serta termasuk pihak pengelola hunian RuSuNaWa yang dalam kesehariannya bertugas mengelola RuSuNaWa dan berinteraksi kepada penghuni lainnya. Dimana keseluruhan informan berjumlah 11 orang yang menjadi informan dalam penelitian ini.

4.2.1 Profil Informan Penghuni Rumah Susun Sederhana Sewa RuSuNaWa 1. Eka Arya Wahyudha

Pria yang satu ini akrab dipanggil dengan sebutan Bang Eka, saat ini usianya telah 37 tahun. Bang Eka memiliki Suku Jawa dan beragama islam. Pendidikan yang terakhir ia capai yaitu SMA. Profesi beliau saat ini bekerja dengan status honorer pns di dinas pertamanan. Menempati hunian RuSuNaWa pada blok a lantai 2 nomor 8 AII8 dan telah lama bertempat tinggal disini dari awal mula RuSuNaWa ini resmi di buka pertama sekali pada tahun 2010 lalu. Waktu yang relatif lama hingga bisa saat ini sekitar 5 tahun. Bang Eka telah berkeluarga dan memiliki 2 orang anak, syarat utama bisa bertempat tinggal disini yaitu harus resmi telah berumah tangga dengan menunjukkan bukti kepemilikan kartu keluarga. Tinggal di RuSuNaWa sendiri tentunya memberikan kemudahan untuk memperoleh tempat tinggal yang layak huni dengan harga yang ekonomis. Awal cerita sebelum menjadi penghuni di RuSuNaWa ini sempat tinggal di daerah Bagelen, karena disitu ada keluarga dan akhirnya memutuskan untuk pindah ke RuSuNaWa untuk bisa lebih fokus kepada keluarga. Dengan menjadi penghuni yang talah lama di RuSuNaWa, tentunya banyak pengalaman yang bisa di ceritakan kondisi hunian ini. Dahulunya pada awal-awal menjadi penghuni baru banyak sekali fasilitas yang belum bisa di fungsikan, salah satunyanya yaitu listrik jadi kalau malam hari kondisiya gelap. Hanya pada blok a saja RuSuNaWa dipergunakan awalnya, itupun tidak penuh ditempati orang. Untuk para calon penghuni dianjurkan untuk melengkapi berkas-berkas yang diperlukan, hal kelengkapan yang terpenting yaitu surat-surat keterangan rekomendasi dari kelurahan, kartu keluarga. Hal ini diutarakan oleh Eka lk, 37 tahun sebagai berikut: “Untuk menjadi penghuni RuSuNaWa, kalau saya dahulunya kan masih penghuni awal hanya menyiapkan berkas-berkas dokumen yang diwajibkan dari pihak pengelola antara lain: kartu keluarga, KTP, surat keterangan dari kelurahan bahwa tidak memiliki rumah, dan tentu sebelumnya memang warga Daerah Tebing Tinggi. Alasan kenapa memilih tinggal disini juga tidak terlepas dari biaya sewa RuSuNaWa yang murah dan juga pengen bisa mandiri tidak tinggal di tempat keluarga. Jadinya kalau disini kan bisa mandiri dalam mengatur rumah tangga. Abang juga sudah mencari rumah sewa lainnya tapi gak ada yang semurah ini, sehingga abang memutuskan tinggal di RuSuNaWa.”

2. Jenal

Pak Jenal saat ini telah berusia 59 tahun dan memiliki Suku Melayu. Adapun pendidikan yang telah ia capai hanya lulusan SD. Pekerjaan terakhir yang ia jalani adalah sebagai pedagang makanan di hunian RuSuNaWa, namun saat ini tidak lagi berjualan karena kekurangan modal. Untuk memenuhi kebetuhan hidupnya hanya mengandalkan kiriman uang dari anaknya. Pak Jenal tinggal di RuSuNaWa bersama istrinya dan seorang cucunya, anaknya bekerja sebagai TKI di Malaysia. Tempat hunian RuSuNaWa Pak Jenal di blok a lantai 2 nomor 10 AIII10 Bapak telah menempati RuSuNaWa ini mulai tahun 2010 berarti sudah 5 tahun lamanya, dahulunya ini masih sepi dan termasuk dalam beberapa orang yang menghuni RuSuNaWa pertama kalinya. Awal mula masuk manjadi penghuni disini pun belum masuk listrik, berselang sebulan kemudian baru masuk listrik dan yang dihuni baru untuk blok a saja. Dahulu nya bapak tinggal di Jalan Damar Sari Pongker. Kegiatan sehari-hari di habiskan mengurus cucu yang masih kecil serta berkomunikasi kepada penghuni lain di RuSuNaWa dan sering juga beliau menjadi imam di mushola serta aktif dalam kegiatan agama. Keberadaan mushola tersebut merupakan salah satu fasilitas yang ada di RuSuNaWa. Banyak para penghuni yang tinggal disini di latarbekangi oleh kondisi keuangan mereka. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Jenal lk, 59 tahun sebagai berikut : “Awal mula mengetahui adanya hunian RuSuNaWa adanya himbauan dari keluruhan. Alasan yang mendasar kenapa bapak tinggal di sini ya karena uang, RuSuNaWa kan murah sewanya dan tentunya RuSuNaWa layak huni. Bapak juga kan orang yang tidak mampu, sehingga direkomendasikan dari pihak kelurahan untuk tinggal di RuSuNaWa. Rumah hunian yang bapak tempati saat ini merupakan pilihan bapak sendiri, berhubungan masih awal mula di operasikan sehingga masih bebas memilih hunian yang ingin di tempati.”

3. Ahmad Yusni Nst.

Pria yang satu ini sering di panggil Pak Yusni serta usinya saat ini 38 tahun. Pak Yusni mempunyai Suku Batak, beragam islam. Pendidikan terakhir yang ia tempuh adalah program Diploma 1 D1. Saat ini bekerja sebagai salah satu guru swasta di salah satu pesantren. Hunian yang ia tempati adalah blok a lantai 4 nomor 2 AIV2. Bertempat tinggal di RuSuNaWa pada tahun 2011 tepatnya pada bulan Juli hingga saat ini, terhitung cukup lama berada di RuSuNaWa. Pak yusni telah berkeluarga dan memiliki 2 orang anak. Adanya hunian RuSuNaWa ini di dapat dari informasi kawan-kawan yang telah terlebih dahulu meninjau RuSuNaWa, dari informasi inilah bapak kemudian datang untuk menjadi penghuni RuSuNaWa. Menempati rumah di RuSuNaWa ini bisa lebih mandiri, tidak yang mengatur sana-sini, lebih bebas, dan tentunya biaya yang murah. Pak Yusni sebelumnya pernah menyewa rumah di Jalan Tusam hingga akhirnya pindah ke RuSuNaWa. Kegiatan sehari-hari berprofesi sebagai guru tentunya punya jadwal pulang ke RuSuNaWa pada saat sore hari. Penghuni yang tinggal disini paling malas beraktivitas disini, kalau harus naik turun tangga, kalau sudah di rumah biasanya tidak beranjak kemana-mana lagi biar tidak capek. Rumah hanya sebatas tempat untuk tidur sehingga tidak perlu yang mahal harganya. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Yusni lk, 38 tahun sebagai berikut: “Alasan memilih RuSuNaWa sebagai tempat tinggal bapak semata-mata karena harganya murah, kalau bapak banyak uang tidak akan tinggal disini. Anggapannya kalau untuk tidur saja ngapain harus bayar mahal-mahal. Fasilitas juga berguna, tapi yang penting tetap harga sewa yang murah di utamakan. Pertama kali mendapatkan hunian rumah di lantai 4 ini adanya kebebasan untuk memilih rumah mana yang akan ditempati karena pada saat itu tersedia beberapa rumah yang kosong. Saat ini kondisinya tidak begitu lagi, pengelola yang menentukan mana rumah yang akan dihuni karena telah berkurangnya jumlah rumah yang kondisinya layak dihuni dan saat ini jarang ada rumah yang kosong.”

4. Siti Aisyah

Ibu ini sering di sapa Bu Siti, umur beliau yaitu 47 tahun. Bu Siti memiliki Suku Sunda dan agama yang ia anut adalah islam. Pendidikan yang ia jalani sampai pada jenjang SMA. Pekerjaan yang ia lakukan adalah sebagai wiraswasta yaitu sebagai pedagang keliling. Hunian yang ia tempati berada pada blok a lantai 5 nomor 12 AV12. Beliau sudah tinggal di RuSuNaWa sekitar 6 bulan bersama anaknya, namun saat ini lebih sering sendiri karena anaknya telah bekerja di Medan dan pulangnya hanya di akhir pekan saja. Bu Siti memperoleh informasi tentang RuSuNaWa secara pribadi karena telah melihat langsung ke lokasi RuSuNaWa. Cerita pengalamannya sebelum menempati RuSuNaWa, Ibu Siti dahulunya tinggal di daerah Pasar Sakti. Adanya suatu kondisi yang tidak diinginkan yaitu setelah bercerai dari suaminya, sehingga beliau mencari tempat hunian barunya yaitu RuSuNaWa. Alasan mengapa dipilihnya RuSuNaWa sebagai tempat hunian diungkapkan oleh Siti Pr, 47 sebagai berikut: “RuSuNaWa dipilih dikarenakan alasan ekonomi yang menjadi faktor utama. Disisi lain juga ibu hanya banyak tinggal sendirian ataupun kadang-kadang anak dari medan datang karena anak sudah bekerja di medan dan hanya dalam sebulan hanya pulang ke RuSuNaWa hanya sekali saja, menjadikan tidak memerlukan tempat hunian yang luas dan suasana tenang jauh dari keramaian. Waktu untuk bisa mendapatkan hunian RuSuNaWa tidak sulit kok, yang terpenting surat-suratnya sudah lengkap serta membayar uang panjar sewa selama satu bulan saja dan tentunya harus taat pada peraturan yang telah ditetapkan oleh pengelola RuSuNaWa.”

5. Ruslan

Pak Ruslan berusia 31 tahun, ia memiliki Suku Minang. Kepercayaan agama yang dianutnya adalah Islam. Pendidikan yang dimilikinya yaitu tamatan STM. Saat ini pekerjaan rutinitasnya yaitu sebagai supir truk yang trayeknya antar provinsi, sehingga beliau hanya ada di rumah maksimal 4 hari saja. Hunian RuSuNaWa yang ditempatinya ada pada blok b lantai 2 nomor 6 BII6. Pak Ruslan menempati hunian RuSuNaWa tidak sendirian melainkan bersama istri dan kedua anaknya. Awal mula Pak Ruslan menempati RuSuNaWa pada tahun 2012 setelah lebaran Idul Fitri. Informasi tentang RuSuNaWa diperoleh dari istrinya. Dahulunya Pak Ruslan tinggal di rumah mertua daerah kota bayu lalu mengontrak rumah di kampung keling dan akhirnya menempati hunian RuSuNaWa. Selama tinggal di RuSuNaWa ini, menurut Pak Ruslan dalam urusan kegiatan sosial seperti pengajian atau stm sulit diadakan. Dahulunya ada pengajian dan stm, akan tetapi lambat laun kegiatan itu mati. RuSuNaWa ini biaya sewa sangat terjangkau bagi masyarakat yang kurang mampu. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ruslan lk, 31 tahun sebagai berikut: “RuSuNaWa ini biaya sewa sangat terjangkau bagi masyarakat yang kurang mampu. Uang sewa RuSuNaWa tidak akan naik setiap tahunnya. Dengan adanya RuSuNaWa tentunya bisa membantu, walaupun tidak bisa puas karena banyak terdapat kerusakan fasilitas di RuSuNaWa.”

6. Novita

Ibu Novita merupakan salah satu orang yang menjadi penghuni di RuSuNaWa. Usia ibu tersebut 34 tahun serta bersuku minang. Pendidikan terakhir yang ditempuh yaitu SMA. Ibu Novita merupakan ibu rumah tangga yang dalam kesehariannya melaksanakan kegiatan di rumah tangga serta mengurusi anaknya. Ibu ini tinggal bersama keluarga di RuSuNaWa meliputi suami dan anaknya yang berjumlah 2 orang. Lokasi hunian yang di tempati berada di blok b lantai 3 nomor 13 BIII13. Ibu Novita telah mendiami hunian RuSuNaWa selama 1 tahun. Awal mula mengetahui tentang adanya RuSuNaWa diperoleh informasi dari teman serta langsung menindaklanjuti ke rusunuwa untuk mendaftarkan diri. Dahulu Ibu Novita sebelum mendiami rusunuwa tinggal di rumah orangtua di daerah simpang dolok. Hunian RuSuNaWa beda dengan rumah sewa yang lain misalnya dari segi bangunannya, terkadang membuat rasa capek harus naik turun tangga. Kegiatan sehari-hari banyak dihabiskan di rumah serta berteman dengan banyak tetangga di RuSuNaWa, beliau juga banyak mengenal para tetangganya di RuSuNaWa ini. Kondisi hunian yang blok b ini cenderung lebih sulit untuk di atur dibandingkan blok a. RuSuNaWa itu bisa sangat bermanfaat bagi keluarga ekonomi rendah serta didukung dengan fasilitas yang cukup memadai. Untuk dapat tempat tinggal menjadi penghuni di RuSuNaWa tentunya juga ada syarat yang harus dilengkapi. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Novita pr, 34 tahun sebagai berikut: “Dalam urusan untuk untuk mendapatkan hunian RuSuNaWa tidak ada kendala yang berarti, yang terpenting syarat administrasi harus lengkap dan apabila telah tersedia hunian yang kosong maka bisa langsung ditempati. Apabila hunian telah penuh maka calon penghuni harus menunggu sampai ada hunian yang kosong dan nantinya akan di hubungi oleh pihak pengelola atas ketersedian hunian yang akan ditempati. Peraturan umum dari pihak pengelola kepada para penghuni meliputi syarat administrasi harus lengkap, pembayaran iuran tepat waktu, dan tertib dalam beraktivitas. Dahulu banyak juga orang-orang yang memberikan uang tips kepada pengelola agar bisa memperoleh rumah disini, hal itu dilakukan karena pengelola juga meminta kepada calon penghuni baru agar bisa menjadi penghuni di RuSuNaWa. Ibu memilih tinggal di RuSuNaWa karena faktor ekonomi juga, karena kalau sewa rumah diluar sana hargnya sudah mahal. Banyak juga para penghuni yang masih baru berkeluarga tinggal di RuSuNaWa.”

7. Muhammad Arief

Pria ini lebih sering di sapa dengan sebutan Pak Arif. Usia beliau sudah cukup tua yaitu sekitar 61 tahun. Agama yang beliau anut adalah islam dan memiliki Suku Jawa. Pendidikan terakhir yang pernah ia capai hanya sampai lulus SMA. Saat ini beliau sudah tidak bekerja lagi, tapi dahulunya ia merupakan seorang kontraktor proyek dan tempat tinggalnya selalu berpindah-pindah sampai pada akhirnya adanya suatu musibah yang menjadikan usahanya dalam keadaan bangkrut. Hunian yang ditempatinya berada di blok b lantai 4 nomor 3 BIV3. Pak Arif sudah lama mendiami hunian RuSuNaWa semenjak tahun 2011 hingga saat ini dan beliau menempati sendiri 4 tahun lamanya. Awalnya yang mengurus izin untuk dapat menjadi penghuni di RuSuNaWa bukan Pak Arif, melainkan keponakannya dan bapak disuruh untuk menempati. Dahulunya bapak tinggal di Medan tepatnya di Komplek Graha Asri, semenjak telah berhenti dari profesinya sebagai kontraktor akibat mengalami kerugian akhirnya saat ini bertempat tinggal di RuSuNaWa. Perbandingan tinggal di tempat sebelumnya dengan yang sekarang sangat jauh. Beliau telah banyak makan asam garam kehidupan, dengan kondisi seperti ini banyak teman-temannya yang tidak peduli. Beliau bercerita banyak tentang kondisi lingkungan sosial RuSuNaWa yang ditempatinya. Tanggapan banyak orang ketika menempati RuSuNaWa adalah cenderung kontra, karena adanya sikap penilaian negatif tentang hunian ini. Kecenderungan negatif ini tidak terlepas dari kondisi yang ada di lapangan yang terjadi banyak penyimpangan.

8. Sarwo Edi

Pak Edi dan keluarganya merupakan salah satu penghuni di RuSuNaWa. Saat ini umurnya 32 tahun, telah memiliki keluarga dan tinggal di RuSuNaWa bersama istri dan kedua anaknya yang masih belajar di sekolah dasar. Pak Edi bersukukan jawa dan beragama islam. Pendidikan yang ia pernah tempuh yaitu STM. Pekerjaan sehari-harinya adalah tukang becak yang tidak tentu jam kerjanya serta jumlah pendapatan yang diperoleh. Tinggal di RuSuNaWa merupakan sebuah pilihan yang di ambil untuk bisa berhemat, saat ini hunian yang di tempati di blok b lantai 5 nomor 11 BV11. Pak Sarwo Edi telah bertempat tinggal di RuSuNaWa selama 1 tahun lebih. Informasi mengenai adanya RuSuNaWa di dapat dari kakak ipar saya, namun beliau sudah pindah dari RuSuNaWa 1 bulan yang lalu. Dahulunya bapak tinggal di daerah tambangan, disana ikut tinggal bersama mertua. Hal yang berbeda tentunya kondisi lingkungan sosialnya, bapak merasakan kalau di tempat yang terdahulu lebih nyaman tata cara bergaulnya sebaliknya di RuSuNaWa pergaulannya sangat kurang terhadap kepedulian satu dan yang lain tidak mengenal dan kerukunan tidak terjaga. Bapak juga terlibat masalah dengan para tetangga di hunian RuSuNaWa. Kebijakan lainnya yaitu pada hunian RuSuNaWa ini, telah ditetapkan harga sewanya yang berjenjang berdasarkan hunian tersebut berada di lantai berapa. Harga sewa yang ditetapkan paling murah berada di lantai paling atas dan semakin ke lantai bawah harga maka akan naik. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Edi lk, 32 tahun sebagai berikut : “Pemilihan hunian di sini karena alasan harga sewa rumah yang sangat ekonomis bagi masyarakat kecil. Pikirkan saja mana ada tempat hunian di luar ini yang murah harganya, untuk hunian rumah ini saja setiap bulannya hanya tiga puluh ribu dan itu diluar biaya untuk listrik dan air yang dibayar sesuai penggunaannya. Awalnya mula mengapa bisa di lantai paling atas ini dikarenakan ada keinginan agar lebih tenang, biasanya yang di atas tenang dari pada lantai di bawahnya dan tentunya lantai paling atas ini kalau malam dingin tidak akan kepanasan. Dengan adanya hunian rumah ini bagi bapak adalah hal yang sangat bagus untuk dapat membantu keluarga kurang mampu.”

4.2.2 Profil Informan Pengelola Rumah Susun Sederhana Sewa RUSUNAWA