penyimpangan tersebut memang tidak bisa dipungkiri bisa terjadi terhadap suatu proses interaksi yang tidak berjalan dengan semestinya. Hal ini seperti yang
diungkapkan oleh Siti pr, 47 tahun sebagai berikut : “Selama mendiami RuSuNaWa ibu bersosialisasi sekedarnya
saja, ibu juga sadar sebagai penghuni yang lumayan baru di RuSuNaWa sehingga tidak begitu dekat dengan warga
RuSuNaWa. Pandangan ibu terkadang interaksi yang berlebihan menimbulkan suatu masalah, misalnya gini lebih
dari dua orang ngerumpi terakhirnya jadi menggosip maka akan timbul fitnah. Hal itu lah yang ibu hindari, takut malah
buat masalah kalau sering cerita-cerita dengan tetangga.”
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa proses interaksi oleh penghuni RuSuNaWa tidak berjalan dengan lancar. Sikap rasa individualis
yang dipengaruhi oleh pemahaman, latar belakang dan kondisi hidup di daerah perkotaan menimbulkan tidak peduli dengan keadaan di sekitarnya. Para penghuni
juga membatasi dirinya dalam hal berinteraksi di lingkungan sosialnya, pembatasan ini dilakukan agar mereka tidak terlalu ikut campur dalam
permasalahan yang ada di hunian RuSuNaWa, baik itu menyangkut permasalahan dengan tetangganya di RuSuNaWa itu sendiri. Adanya rasa khawatir terhadap
interaksi yang berlebihan menimbulkan suatu penyimpangan yang akan merugikan pihak-pihak tertentu, oleh karena itu maka tidak jarang banyak para
penghuni RuSuNaWa yang tertutup pada hubungan sosialnya.
4.5.2 Interaksi Penghuni Dengan Pengelola RuSuNaWa Bersifat Disharmonis
Interaksi sosial yang terjadi di RuSuNaWa antara kedua belah pihak yaitu penghuni dan pengelola dalam kesehariannya berjalan secara sangat dinamis. Hal
itu dikarenakan pada faktor kepentingan pada masing-masing pihak berbeda antara individu satu dengan yang lain ataupun kelompok yang satu dengan yang
lain. Pengelola RuSuNaWa fokus pada memberikan pelayanan di hunian RuSuNaWa kepada para penghuni RuSuNaWa maupun calon penghuni yang
berminat untuk bertempat tinggal di RuSuNaWa. Penghuni RuSuNaWa memiliki kewajiban dan peraturan tertentu yang harus ditaati dari pihak pengelola. Selama
tinggal di hunian RuSuNaWa, maka para penghuni di bawah pengawasan pengelola dan menerima konsekuensi atas pelanggaran-pelanggaran yang
dilakukan termasuk tidak diperbolehkan lagi bertempat tinggal di hunian RuSuNaWa. Penghuni RuSuNaWa tentunya tidak ingin untuk dikeluarkan secara
paksa, karena mereka juga sadar bahwa hunian RuSuNaWa sangat membantu kebutuhan hidupnya.
Interaksi antara kedua belah pihak antara penghuni dan pengelola sifatnya sangat terbuka, akses untuk berinteraksi kepada para pengelola yang bertugas
sangat mudah. Penghuni tidak dilarang untuk berinteraksi kepada pengelola. Pengelola sengaja menciptakan kemudahan untuk dapat berinteraksi dengan
mereka agar hubungan antara pengelola dan penghuni berjalan harmonis. Tempat yang paling sering untuk berinteraksi dengan pihak pengelola tentunya di
kantornya terletak pada lantai dasar. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Yusni lk, 38 tahun sebagai berikut:
“Hubungan antara penghuni dengan pihak pengelola RuSuNaWa biasa berjalan dengan lancar, penghuni bisa bebas
kok menjalin hubungan dengan pihak pengelola. Bagi para penghuni yang ingin berinteraksi bisa dapat ke kantor
pengelola, hanya saja kebanyakan para penghuni RuSuNaWa datang ke kantor pada saat pembayaran iuran bulanan saja.
Pengelola bersikap yang sama rata kepada para penghuni, tidak ada perbedaan prilaku untuk penghuni RuSuNaWa. Untuk
kendala komunikasi ke pihak pengelola nampaknya tidak ada.”
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Edi lk, 32 tahun sebagai berikut:
“Hubungan dengan pihak pengelola semua para penghuni bisa mudah dengan cara datang saja ke kantor pengelola di lantai
bawah. Kantor tersebut digunakan untuk menjalankan administrasi pengelolaan serta juga untuk menerima tamu untuk
para calon penghuni ataupun penghuni lama yang ingin melakukan konsultasi atau pengaduan. Pengelola awalnya biasa
saja apabila ada laporan dari para penghuni, akan tetapi lama- kelamaan sepertinya pengelola sudah malas untuk menanggapi
para penghuni yang suka ribut bertengkar dengan penghuni lainnya. Pada dasarnya pengelola memberikan kebebasan bagi
siapa saja untuk datang ke kantor dan pastinya dilayani, mereka tidak ada membedakan prilaku antar penghuni yang satu
dengan yang lainnya namun tak jarang tindak lanjutnya tidak ada.”
Dalam kesehariannya interaksi pengelola dan penghuni terjadi di kantor pengelola, penghuni yang datang ke kantor tersebut tentunya dengan berbagai
kepentingan, salah satunya bisa memberi laporan pengaduan menyangkut kondisi hunian RuSuNaWa. Setiap harinya pasti ada yang selalu melaporkan pengaduan
dengan berbagai hal. Berdasarkan dari wawancara dengan Pak Edi, laporan pengaduan yang paling sering yaitu adanya keributan yang terjadi antara para
penghuni RuSuNaWa sehingga mengakibatkan kondisi yang tidak nyaman. Jangan berpikir kalau tetangga dekat harmonis hubungannya, ada juga yang sering
bertengkar. Kejadian keributan antar penghuni RuSuNaWa ini sering terjadi, sehingga karena terlalu banyaknya laporan pengaduan ini pihak pengelola merasa
bosan. Imbasnya tanggapan dari pengelola hanya mengiyakan saja, karena kalau melihat dari awalnya pengelola ikut campur untuk mendamaikan namun setelah di
damaikan dan masih saja berbuat hal yang sama. Interaksi sosial yang terjadi di RuSuNaWa sifatnya dinamis, bisa berubah
dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Hubungan pengelola dan penghuni juga tidak berjalan baik selamanya. Ada saat-saat dimana interaksi yang terjalin
diantara mereka memiliki hambatan dengan masalah-masalah yang membuat
kondisi di lingkungan hunian RuSuNaWa tidak kondusif. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Jenal lk, 59 tahun sebagai berikut :
“Hubungan yang terjadi antara pengelola dan penghuni secara umum untuk saat ini berjalan dengan baik, kalau dahulunya
sering terjadi cekcok sekarang udah jarang kali. Semua ini dikarenakan telah di tunjuknya pelaksana tugas baru untuk
RuSuNaWa menggantikan kepala RuSuNaWa yang sebelumnya. Saat ini untuk dapat berinteraksi dengan pihak pengelola
RuSuNaWa pun sangat mudah, cukup datang saja ke kantor pengelola meraka akan melayani para penghuni.
Berdasarkan keterangan Pak Jenal yang telah lama mendiami RuSuNaWa, dahulunya pernah terjadi hubungan yang tidak baik antara pengelola dan
penghuni. Pada saat itu pada masa kepala RuSuNaWa masih di jabat oleh Pak Sinambela terjadi sebuah penyimpangan dalam menjalankan tugas kepengelolaan
di RuSuNaWa, sehingga terjadi suatu permasalahan antara penghuni dan pengelola. Hingga pada akhinya saat ini telah ditetapkan pelaksana tugas yang
baru yaitu Pak Irfan untuk menggantikan kepala RuSuNaWa yang sebelumnya. Proses interaksi yang terjadi antara penghuni dan pengelola RuSuNaWa
sering pada saat pembayaran iuran sewa RuSuNaWa. Pada saat itulah para penghuni berinteraksi ke pihak pengelola, seperti yang mana diketahui bahwa
pembayaran sewa hunian merupakan suatu kewajiban penghuni untuk melaksanakannya. Komponen yang harus dibayar setiap bulannya yaitu uang
sewa rumah dan uang pemakaian air bersih, sedangkan biaya listrik langsung di tanggung penghuni langsung karena memakai listrik prabayar.
Dengan melihat kebiasaan para penghuni yang hanya berinteraksi dengan pengelola di saat pembayaran sewa setiap bulannya, maka kecenderungan
hubungan antara penghuni dan pengelola hanya biasa saja. Beberapa kali saran penghuni ke pihak pengelola RuSuNaWa hanya ditanggapi secara santai saja,
membuat ada rasa kecewa penghuni tersebut. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Arif lk, 61 tahun sebagai berikut:
“Interaksi bapak dan pengelola biasa cuma terjadi pada pembayaran sewa saja setiap bulannya. Jarang sekali bapak
interaksi ke pengelola, malas bapak kesana setiap bapak kasih masukan ke mereka tidak ada tindak lanjutnya. Hal ini lah yang
membuat bapak dan pengelola tidak begitu dekat. Pengelola tidak membeda-bedakan prilakunya kepada para penghuni,
hanya saja tanggapan dari penghuni di respon pengelola cuma mengiyakan saja. Saya pernah cerita ke pengelola untuk
mengadakan kegiatan agama tetapi di cuekin. Siapa saja penghuni bisa menemui pengelola di kantor selama jam kerja
mulai jam delapan pagi sampai empat sore.”
Menanggapi hal yang dimaksud oleh Pak Arif untuk mengadakan kegiatan agama untuk mempersatukan para penghuni di RuSuNaWa serta pengelolanya,
dahulu kegiatan seperti itu telah diadakan dan jadwalnya telah di tetapkan secara rutin. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Irfan lk, 42 tahun sebagai berikut:
“Kegiatan rutin yang ada di RuSuNaWa yaitu seperti pengajian telah ada dahulu, kegiatan tersebut dilaksanakan pada malam
rabu setelah magrib dan juga ada perwiritan malam jum’at untuk bapak-bapak yang dilakukan di RuSuNaWa. Ada juga
perwiritan ibu-ibu dilakasanakan pada jumat siang. Seiring berjalanya waktu, lambat laun peserta nya semakin berkurang
karena juga dipengaruhi oleh keluar masuknya penghuni di RuSuNaWa. Semua kegiatan itu dibuat berdsarkan atas
keinginan dari penghuni RuSuNaWa dan pengelola memfasilitasinya. Saat ini kondisi untuk kegiatan pengajian
malam rabu dan pewiritan yang ada di RuSuNaWa sedang dalam kondisi mati. Semoga ke depannnya kegiatan tersebut
bisa dilaksanakan kembali, mengingat bahwa kegiatan itu bisa mempersatukan para penghuni di RuSuNaWa.”
Peristiwa yang terjadi di hunian RuSuNaWa tentunya sangat beragam, melihat dari para penghuni yang tinggal di RuSuNaWa dengan memiliki banyak
latar belakang yang beragam. Ada beberapa penghuni yang tidak taat pada aturan yang telah ditetapkan, misalnya pada tunggakan pembayaran sewa rumah. Dari
pihak pengelola sudah memberikan himbauan agar tepat waktu dalam membayar
kewajiban sewa, namun ada saja para penghuni yang tidak membayar sehingga akhirnya menimbulkan tunggakan. Pada saat ditagih oleh pengelola, mereka tidak
senang diperlakukan demikian. Padahal mereka pengelola hanya menjalankan tugasnya saja. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Novita pr, 34 tahun sebagai
berikut : “Interaksi yang terjalin antara penghuni dan pengelola menurut
ibu berjalan dengan baik, namun ada beberapa orang penghuni yang membandel. Biasanya masalah tentang pembayaran uang
iuran, sudah menempati hunian akan tetapi tidak taat aturan dan cenderung melakukan perlawanan. Sampai saat ini tidak
ada kendala untuk berinteraksi ke pengelola, mereka selalu di kantor.”
Pengelola dalam kesehariannya berinteraksi dengan warga penghuni RuSuNaWa tidak membedakan antara si A dan si B, semua yang datang ke pihak
pengelola diusahakan diberikan pelayanan yang terbaik. Ada juga beberapa pengelola yang tinggal di hunian RuSuNaWa, sehingga hari-harinya selalu ada di
RuSuNaWa. Seperti biasanya beberapa pengelola yang tinggal di RuSuNaWa bekerja dari pagi hingga sore di kantor RuSuNaWa, serta beristirahat pada malam
harinya di hunian RuSuNaWa. Mengingat intensitas waktu kegiatan di RuSuNaWa yang dominan, terkadang mereka merasa telah membaur dengan
penghuni lainya. Dalam proses tersebut mereka juga tidak serta merta dapat mudah berinteraksi, karena banyak para penghuni RuSuNaWa yang sifatnya
individualis dan suka membuat kerusuhan. Beberapa orang penghuni yaitu di Blok B merasa dia paling hebat. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Dedek lk,
32 tahun sebagai berikut: “Selama tinggal di RuSuNaWa dan juga sebagai pengelola,
abang semaksimal mungkin membantu para penghuni lainnya. Namun ada beberapa kejadian yang tidak mengenakkan yang
terjadi, salah satunya keluarga abng di musuhi oleh beberapa
penghuni lain di Blok B akhirnya istri abang minta pindah ke Blok A karena sudah tidak kuat lagi. Hingga saat ini di Blok A
keadaannya kondusif. Sudah hal yang biasa kalau penghuni Blok B ini sifatnya buruk. Abang sebagai pengelola sudah bosan
jenuh kalau mendengar berita ada kegaduhan di Blok B, penghuni di tempat tersebut sering begitu keadaannya. Tugas
abang di pengelolaan RuSuNaWa adalah mengutip uang sewa RuSuNaWa setiap bulannya. Ketika ada beberapa penghuni
yang belum bayar dan menunggak, maka abang mendatangi hunian tersebut untuk menagih uang sewa tersebut. Akan tetapi
apabila ditagih penghuni Blok B, maka tidak jarang mereka melakukan perlawanan dan mereka juga berkelompok. Orang-
orang yang baru di Blok B merasa heran dengan orang-orang lama yang suka melawan pengelola. Abang katakan mau dilihat
gimanapun memang Blok A lebih kondusif dan tertib. Maka tak jarang banyak calon penghuni baru yang lebih memilih di Blok
A dan penghuni Blok B yang sudah tidak tahan meminta untuk pindah ke Blok A. Abang berupaya untuk tidak terlalu dekat
dengan penghuni RuSuNaWa karena ditakutkan apabila terlalu dekat dengan mereka maka tidak akan dihargai dan
disepelekan. Belajar dari kejadian Blok B.”
Tindakan para penghuni yang tidak bertanggung jawab membuat masalah di RuSuNaWa, terutama dalam hal ini pengelola yang bertanggung jawab dalam
memberikan rasa nyaman di lingkungan hunian RuSuNaWa. Pihak keamanan banyak yang dijadikan kambing hitam oleh para penghuni RuSuNaWa, penghuni
mau dalam kondisi nyaman dan aman tetapi para penghuni tidak mau bekerjasama dengan pihak keamanan security. Semua kejadian di RuSuNaWa semua
melapornya kepada pihak keamanan, sehingga terkadang pihak keamanan bingung dalam menjalankan tugas dan memberikan pelayanan di RuSuNaWa. Hal
ini seperti yang diungkapkan oleh Imran lk, 42 tahun sebagai berikut: “Dalam menjalankan tugas sebagai security, banyak menerima
caci maki oleh para penghuni RuSuNaWa. Penghuni selalu suka menyalahkan saja padahal mereka mau aman nyaman tapi
sukanya melanggar aturan. Dahulu pemeriksaan kepada tamu yang datang dan meninggalkan kartu identitas di pos keamanan
merupakan hal yang wajib, namun hingga pada saat terjadinya suatu permasalahan dengan beberapa orang penghuni yang
tidak terima karena tamunya diperiksa dan tidak memiliki
identitas. pihak security tidak memperbolehkan, namun penghuni dari teman tamu tersebut marah di pos keamanan.
Banyak juga penghuni yang tengah malam pulang ke RuSuNaWa dalam keadaan mabuk dan membuat onar di
RuSuNaWa. Alhasil karena adanya perlawanan dari penghuni yang suka melanggar aturan maka saat ini sudah tidak ada
pemerikasaan tamu yang datang untuk berkunjung. Semenjak saat itu RuSuNaWa keadaannya tidak kondusif, beberapa kali
para penghuni dan pengelola kehilangan sepede motornya. Hal yang tidak menarik yaitu para penghuni di RuSuNaWa ini
suka berbuat keributan terutama di Blok B. Semua kejadian air mati, listrik mati malah ngelapornya ke bapak. Ini kan sudah
tidak nyambung. Padahal tugas sucurity di RuSuNaWa ini adalah menjaga segala inventaris RuSuNaWa yang dimiliki
pemerintah, itulah tugas pokoknya.
Berdasarkan dari wawancara yang telah dilakukan, bahwasannya saat ini hubungan interaksi yang terjalin antara penghuni dan pengelola RuSuNaWa hanya
di dasarkan pada kepentingan tertentu; misalnya saja interaksi yang terjalin diantara kedua belah pihak dalam hal ini penghuni berinteraksi hanya pada saat
pembayaran uang sewa hunian dan air. Dari pihak pengelola sendiri hubungan interaksi yang dijalin juga berdasarkan atas kewajiban pengelola untuk melayani
para penghuni RuSuNaWa untuk memberikan rasa aman dan nyaman. Interaksi yang terjadi juga karena dipengaruhi adanya laporan dari para individu-individu
yang tinggal di RuSuNaWa untuk berkonsultasi tentag masalah yang dihadapi dalam hunian RuSuNaWa tersebut. Pada dasarnya pengelola tidak membeda-
bedakan penghuni, namun pengelola bersikap untuk tidak terlalu dekat dengan penghuni agar mereka tidak dianggap sepele dan dihargai.
4.5.3 Kegiatan Sosial Yang Dilakukan Penghuni RuSuNaWa