untuk ibu-ibu diadakan di hari jumat siang hari untuk setiap minggunya. Ada juga pengajian setiap malam rabu setelah sholat magrib. Dari semua kegiatan agama
yang ada tersebut kecenderungannya saat ini telah tidak aktif dilaksanakan lagi. Pergantian para penghuni yang tinggal di RuSuNaWa dan minimnya partisipasi
penghuni dalam kegiatan tersebut menyebabkan kegiatan tersebut lambat laun tidak aktif lagi. Peringatan hari besar keagamaan juga dilaksanakan seperti maulid
nabi, isra miraj. Momen pertemuan karena dilandaskan oleh kegiatan agama, hanya saja kegiatan tersebut sebagai ritual bukan substansi yang dapat
mempererat bangunan kebersamaan sesama penghuni RuSuNaWa.
4.3.1 Kehidupan di RuSuNaWa dan Hunian Sebelumnya
Pada dasarnya dengan menempati tempat tinggal di lokasi tertentu maka akan diperlukakan cara untuk menyesuaikan dengan keadaan setempat. Awalnya
ketika masuk ke hunian baru maka akan merasakan perbedaan-perbedaan dengan hunian sebelumnya. Kondisi banyak atau sedikit perbedaan yang dirasakan
tentunya mempengaruhi individu untuk berinteraksi dengan para penghuni lain di RuSuNaWa. Individu yang merasakan suatu perbedaan di hunian baru yang
sangat mencolok menciptakan suatu ketidaknyamanan dalam bertempat tinggal di lokasi hunian baru. Dalam hal ini hunian RuSuNaWa juga memiliki karakter yang
berbeda dengan rumah hunian lainnya, sehingga seringkali para penghuni merasakan suatu perbedaan nilai yang bertentangan dengan kondisi hunian
sebelumnya. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Ruslan lk, 31 tahun sebagai berikut:
“Kondisi masyarakat tempat tinggal dulu di Kampung Keling cenderung lebih nyaman untuk bersosialisasi antar warganya,
kalau di RuSuNaWa ini sulit bersosialisasi. Dilihat dari segi fisik dahulunya kan tinggal di kampung keling dekat rel kereta
api jadi ada rasa was-was untuk anak-anak bermain di daerah itu, tinggal di RuSuNaWa ukuran rumahnya kecil beda dengan
kita sewa diluar.”
Kebiasaan-kebiasaan yang telah diingat di tempat tinggal sebelumnya, terkadang sulit untuk bisa dilakukan dan dilupakan. Banyak hal yang berbeda di
hunian yang baru misalnya saja kegiatan-kegiatan yang ada di RuSuNaWa dalam mempererat hubungan antar penghuni. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Arif
lk, 61 tahun sebagai berikut: “Perbandingan tinggal di tempat sebelumnya dengan yang
sekarang sangat jauh. Kedua hal ini sangat bertolak belakang, di lingkungan hunian yang lama masyarakatnya lebih taat
dalam beragama, kondisi sosial masyarakat ramah, peduli terhadap sesama misal kalau ada yang terkena musibah, akan
tetapi untuk biaya hidup jauh lebih mahal. Hunian baru ini yaitu RuSuNaWa, bapak merasakan bahwa masyarakat kurang dekat
dengan hal yang baik dan taat agamanya cenderung minim, telalu bebas akhirnya kebablasan, sering menimbulkan
keresahan bagi penghuni lainnya karena melanggar nilai dan norma misalnya adanya pertengkaran serta tindak kejahatan
lainnya. Kesan hunian dilihat secara fisik di RuSuNaWa sangat berantakan terutama di Blok B yang bapak tempati.”
Keluhan yang banyak terjadi juga disebabkan adanya kesulitan dalam hal berinteraksi dengan penghuni lainnya di RuSuNaWa ini. Kecenderungan sikap
tertutup yang ada menciptakan suatu rasa tidak peduli dengan lingkungan sosial yang ada. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Edi lk, 32 tahun sebagai
berikut: “Mendiami RuSuNaWa tentunya bisa hidup lebih mandiri, fokus
mengurus rumah tangga karena kami kan sudah punya anak 2 orang dan pendidikan mereka sudah SD saat ini. Hal yang lain
yang berbeda tentunya kondisi lingkungan sosialnya, bapak merasakan kalau di tempat yang terdahulu lebih nyaman tata
cara bergaulnya sebaliknya di RuSuNaWa pergaulannya sangat kurang terhadap kepedulian satu dan yang lain tidak mengenal
dan kerukunan tidak terjaga.”
Dengan kondisi hunian yang bentuknya vertikal ke atas, terkadang juga
mengharuskan para penghuni untuk beraktivitas lebih banyak dari semestinya. Apabila individu yang berada pada hunian RuSuNaWa pada lantai paling atas
maka akan menyulitkan apabila ada urusan harus terlalu sering ke bawah. Ada perasaan yang sangat berbeda dari pada hunian yang ditempati sebelum bertempat
tinggal di lokasi hunian RuSuNaWa. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Yusni lk, 38 tahun sebagai berikut:
“Ada perbedaan hunian yang sebelumnya dengan saat ini. Tempat yang sebelumnya lebih cenderung nyaman kondisi
lingkungannya, para tetangga selalu ramah, sangat terbalik di lingkungan RuSuNaWa yang cenderung tidak ramah terhadap
tetangga sekitarnya bahkan justru cenderung tidak mengenal. Menempati rumah di RuSuNaWa ini bisa lebih mandiri, tidak
ada yang mengatur sana-sini, lebih bebas, dan tentunya biaya yang murah. RuSuNaWa bentuk bangunan yang bertingkat
sangat membedakan dengan rumah sewa lainnya, apalagi bapak tinggal di lantai 4 cukup membuat capek saja. Penghuni
yang tinggal di sini paling malas beraktivitas, kalau harus naik turun tangga, kalau sudah di rumah biasanya tidak beranjak
kemana-mana lagi biar tidak capek.”
4.3.2 Masyarakat Luar Memberi Label Adanya Keberadaan RuSuNaWa