kondisi pertentangan yang terjadi disaat itu para penghuni bersatu menyampaikan rasa keberatannya terhadap pengelola RuSuNaWa yang dianggap
mereka telah menyalahi prosedur dalam mengelola RuSuNaWa karena sering terjadi penyimpangan yang dilakukan oknum pimpinan RuSuNaWa saat itu.
Mereka keberatan dengan tindakan pengelola yang suka melakukan pungli, padahal seperti yang diketahui bahwasannya penghuni RuSuNaWa adalah
keluarga yang mimiliki taraf ekonomi rendah. Konflik yang terjadi saat itu membuat hubungan penghuni dengan pengelola RuSuNaWa berjalan tidak
harmonis.
4.8 Faktor Hambatan Dalam Interaksi Sosial Sesama Penghuni RuSuNaWa
Dalam setiap interaksi sosial yang dilakukan tentunya memiliki faktor- faktor yang mempengaruhinya, artinya faktor-faktor tersebut berperan di
dalamnya Santoso, 2004:12. Hal ini termasauk dalam interaksi sosial para penghuni RuSuNaWa beserta pengelola RuSuNaWa. Faktor-faktor yang
memberikan pengaruh interaksi sosial menurut Santoso adalah situasi sosial, kekuasaan norma kelompok, tujuan pribadi masing-masing individu, interaksi
sesuai dengan kedudukan dan kondisi setiap individu, serta penafsiran situasi. Apabila tidak adanya faktor-faktor tersebut maka interaksi tidak akan terlaksana.
Penjelasan dari faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial di RuSuNaWa sebagai berikut :
Faktor pertama yaitu situasi sosial yang memberi bentuk tingkah laku terhadap individu yang berada dalam situasi tersebut. Situasi sosial sangat
berperan besar dalam bentuk interaksi sosial pada penghuni RuSuNaWa.
Penghuni RuSuNaWa bisa mengetahui bagaimana harus berinteraksi melihat situasi sosial di hunian tersebut. Seperti interaksi yang terjadi apabila dengan para
penghuni RuSuNaWa pada saat diadakannya kegiatan pengajian tentunya berbeda ketika pada saat berjumpa diluar kegiatan tersebut. Biasanya apabila berada pada
suatu acara kegiatan maka pembahasannya sifatny formal sedangkan bila diluar bisa bebas membahas apa saja. Berdasarkan kondisi lingkungan RuSuNaWa
memiliki ciri khas para penghuni tidak terlalu dekat dengan penghuni lainnya. Faktor kedua yaitu kekuasaan norma kelompok, maksudnya adalah perilku
setiap penghuni di RuSuNaWa dalam setiap tindakannya diatur oleh norma-norma yang berlaku di hunian tersebut. Setiap individu yang ada di RuSuNaWa memiliki
aturan sendiri dalam prilaku dan tindakan yang bebas menentukan dirinya sendiri, namun juga harus diingat bahwa para individu juga ada aturan norma-norma yang
mengikat selama proses interaksi berlangsung di hunian RuSuNaWa. Pada hunian RuSuNaWa tidak semua para penghuni mematuhi norma-norma yang berlaku di
RuSuNaWa, beberapa penghuni melakukan pelanggaran. Faktor ketiga yaitu adanya tujuan pribadi masing-masing individu
sehingga memberikan pengaruh kepada perilakunya. Setiap interaksi yang terjadi dengan para penghuni tentunya ada suatu tujuan yang ingin dicapai masing-
masing individu. Mengingat bahwa manusia dalam keseharian juga memerlukan orang lain untuk mencukupi suatu kebutuhan hidupnya. Bagi individu dalam
berinteraksi sudah pasti memiliki tujuan yang sifatnya besar ataupun kecil. Faktor keempat yaitu setiap individu berinteraksi sesuai dengan
kedudukan dan kondisinya, maksudnya adalah individu yang ada diharuskan mengerti bagaimana cara berinteraksi dengan individu lain yang mempunyai
kedudukan dan kondisinya yang lebih baik dari yang lainnya. Ini tak ubahnya seperti penghuni apabila berinteraksi dengan penghuni lainnya yang memiliki
suatu hal yang lebih dari dirinya sendiri maka ia akan sangat menghormatinya. Faktor kelima yaitu adanya penafsiran situasi, hal ini dimaksudkan bahwa
setiap kondisi situasi yang ada di sekitar individu harus bisa dipahami secara tepat karena situasi tersebut memiliki arti maupun makna untuk menentukan bagaimana
seharusnya kita berinteraksi. Contohnya setiap individu harus tanggap pada perubahan situasi di sekelilingnya, untuk menyesuaikan proses sosial yang
dilakukan. Apabila ada tetangga hunian RuSuNaWa mempunya masalah maka haruslah turut prihatin dan membantunya. Kelima faktor tersebut harus ada dalam
setiap interaksi sosial yang dilakukan oleh penghuni RuSuNaWa beserta pengelola.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
1 Para penghuni RuSuNaWa Kota Tebing Tinggi mempunyai alasan
tersendiri untuk bertempat tinggal di RuSuNaWa, alasan yang paling utama yaitu karena adanya keringanan biaya sewa di RuSuNaWa berlaku
berdasarkan tingkatan lantai pada hunian tersebut. 2
Penghuni dalam berinteraksi di RuSuNaWa tidak terlalu dekat dengan penghuni lainnya, dan cenderung belum mengenali penghuni satu dan
yang lainnya. Hal itu dikarenakan di RuSuNaWa interaksi sosial di lingkungan sosial hunian tersebut penghuni hanya mengalami
persinggungan logis kedekatan tempat tinggal yang tidak membentuk keterikatan penghuni satu dengan yang lainnya.
3 Penghuni RuSuNaWa membatasi dirinya untuk tidak dekat dengan
tetangga huniannya, tujuannya yaitu mereka tidak ingin terjebak dalam suatu permasalahan kehidupan bertetangga di hunian RuSuNaWa.
Penghuni lebih suka membatasi interaksi sosialnya kepada penghuni lain. Bertemunya para penghuni RuSuNaWa juga jarang terjadi mengingat
penghuni banyak mengahabiskan waktu bekerja di luar lingkungan RuSuNaWa untuk memenuhi segala kebutuhan hidup.
4 Tanggapan dari orang-orang yang berada di luar hunian RuSuNaWa sering
mengatakan bahwasannya tidak baik bertempat tinggal di RuSuNaWa. Mereka beranggapan keluarga yang tinggal di RuSuNaWa tidak baik,