Modernitas dan Identitas Pada Masyarakat Beresiko

2.4 Modernitas dan Identitas Pada Masyarakat Beresiko

Transformasi dalam identitas diri dan globalisasi adalah dua kutub dialektika kondisi lokal dan global modernitas. Perubahan aspek keintiman kehidupan pribadi berkaitan langsung dengan kemapanan hubungan sosial yang paling luas cakupannya. Untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia, “diri” dan “masyarakat” saling berkaitan dalam lingkungan global. Giddens dalam Ritzer Goodman, 2010: 559 Giddens mendefinisikan dunia modern sebagai dunia refleksif dan ia menyatakan, “refleksivitas modernitas meluas hingga ke inti diri, kedirian menjadi sebuah proyek refleksif. Artinya, diri menjadi sesuatu yang direfleksikan, diubah, dan dibentuk. Tak hanya individu bertanggung jawab untuk menciptakan dan memelihara kedirian, tetapi tanggung jawab ini pun berlanjut dan mencangkup semuanya. Diri adalah produk dari eksplorasi dan produk dari perkembangan hubungan sosial yang intim. Dalam kehidupan modern, bahkan tubuh “tertarik ke dalam organisasi refleksif kehidupan sosial”. Giddens menyatakan, modernitas adalah kultur beresiko. Ini bukan berarti bahwa kehidupan sosial kini lebih berbahaya daripada dahulu; bagi kebanyakan orang, itu bukan masalah. Konsep resiko menjadi masalah mendasar baik cara menempatkan aktor biasa maupun aktor yang berkemampuan spesialis-teknis dalam organisasi kehidupan sosial. Modernitas mengurangi risiko menyeluruh bidang dan gaya hidup tertentu, tetapi pada waktu bersamaan memperkenalkan parameter risiko baru yang sebagian besar atau seluruhnya tidak dikenal di era sebelumnya. Ulrich Beck menyatakan masyarakat baru atau yang baru muncul ini modernitas refleksif. Sebuah proses individualisasi yang kini terjadi, yakni agen- agen semakin bebas dari paksaan struktural dan karenanya semakin mampu menciptakan secara refleksif diri mereka sendiri dan masyarakat di mana mereka hidup. Sebagai contoh, daripada ditentukan oleh situasi kelas mereka, aktor berperan kurang lebih berdasarkan atas kemauan mereka sendiri. Dengan menyerahkan pada diri mereka sendiri, orang terpaksa menjadi refleksif. Pentingnya refleksitas dalam hubungan sosial dicontohkan Beck seperti berikut: “Bentuk baru hubungan sosial dan jaringan sosial kini tergantung pada pilihan orang secara individual; ikatan sosial pun makin refleksif, dengan demikian ikatan sosial itu dibentuk, dipelihara, dan terus-menerus diperbaharui oleh individu. Ritzer Goodman, 2010: 561-562

2.5 Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa RUSUNAWA