4.5.3 Kegiatan Sosial Yang Dilakukan Penghuni RuSuNaWa
Pada suatu tempat yang mencangkup lingkungan dimana para individu dan kelompok beraktivitas untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya serta
tidak luput dari proses berinteraksi dengan sesama penghuni RuSuNaWa. Dalam meciptakan suatu wadah untuk mempersatukan para penghuni RuSuNaWa dalam
suatu kegiatan yang bermakna positif dan yang terpenting sebagai pemersatu individu dan kelompok untuk dapat berinteraksi. Kegiatan-kegiatan itu tentunya
sangatlah penting guna mendukung untuk berkembangnya para penghuni yang tinggal di RuSuNaWa, tidak hanya mereka berinteraksi di luar hunian melainkan
mereka juga harus mengenal kondisi dari dalam lingkungan tempat huniannya dengan melakukan proses sosial, membangun hubungan komunikasi, bekerja
sama dalam suatu hal dan sebagainya. Peran pengelola dan penghuni dalam membuat suatu kegiatan yang bisa
bermanfaat bagi orang banyak terutama untuk mereka yang menjadi penghuni RuSuNaWa juga tidak terlepas dari peran serta para penghuni yang mendiami
RuSuNaWa tersebut. Tindakan peran serta yang dilakukan para penghuni merupakan bentuk dari rasa menghormati dan tentunya untuk membuat kegiatan
sosial tersebut berkelanjutan, namun dalam proses pelaksananaan itu tidak terlepas dari hambatan yang dihadapi. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Eka
lk, 37 tahun sebagai berikut : “Kegiatan sosial di RuSuNaWa yang bisa menyatukan orang
banyak ada beberapa misalnya perayaan 17 agustus tahun ini, gotong royong, pengajian malam rabu, perayaan hari besar
agama islam meliputi isra miraj, maulid nabi, sholat ied. Kegiatan sosial tersebut seharusnya rutin seperti pengajian,
akan tetapi tidak bisa berjalan dengan semestinya akibat kurangnya orang yang ikut berpartisipasi. Pengelola juga ikut
campur dalam kegiatan RuSuNaWa terkadang para penghuni
memberikan usulan ke pengelola untuk bekerjasama membuat kegiatan.”
Keberlanjutan dari kegiatan yang telah dibentuk diharapkan bisa berjalan secara berlanjut. Peran serta para penghuni adalah modal utama dari keberlajutan
kegiatan tersebut, apabila yang terjadi selama proses berjalannya kegiatan tersebut mengalami hambatan dengan salah satunya semakin berkurangnya minat para
penghuni untuk mengikuti kegiatan sosial itu. Bisa dipastikan kegiatan sosial tersebut tidak bisa berlangsung lama keberadaannya, karena yang dipahami bahwa
harus ada orang-orang yang ikut berperan serta menyukseskan kegiatan sosial itu. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Jenal lk, 59 tahun sebagai berikut :
“Kegiatan sosial di RuSuNaWa ini dahulunya ada beberapa, karena disini mayoritas orang yang bergama islam maka
diadakan perwiritan. Tanpa alasan yang jelas lambat laun orangnya semakin sedikit dan akhirnya dibubarkan lah
wiritnya. Begitu juga setiap malam rabu juga pengajian rutin dahulunya, akhirnya tidak berjalan juga itu kegiatan.
Seharusnya kalau bisa kegitan sosial untuk para penghuni di RuSuNaWa ini diadakan secara rutin, hanya saja banyak yang
tidak minat. Serta pembentukan kegiatan itu di usulkan dari para penghuni yang mewakili ke pihak pengelola, sehingga
pengelola mengetahui dan memberikan izin kegitan tersebut. Hal yang lain yaitu apabila kegiatannya seperti gotong royong
biasanya langsung rekomendasi dari pihak pengelola, pengelola mensosialisasikan bahwasannya akan dilaksanakan kegiatan
gotong royong.”
Kegiatan pengajian dilaksanakan setiap malam rabu selesai sholat isha, tempatnya berada di mushola hunian RuSuNaWa. Pengelola memberikan tempat
yang bisa digunakan untuk kepentingan bersama, baik itu mushola dan aula yang bisa dijadikan tempat pertemuan para penghuni RuSuNaWa. Apabila jumlah yang
mengikuti kegiatan tersebut banyak dan tidak memadai apabila dilaksanakan dalam suatu ruangan d RuSuNaWa seperti pada saat acara kegiatan-kegiatan
tertentu, contohnya perayaan 17 agustus dan sholat ied untuk hari besar umat muslim.
Komposisi pada jumlah penghuni yang mendiami RuSuNaWa juga turut memberikan pengaruh pada keberlangsungan kegiatan sosial itu dilaksanakan,
mengingat bahwa hunian RuSuNaWa di tempati oleh para penghuni yang silih berganti datang dan pergi sehingga membutuhkan proses adaptasi para penghuni
baru dengan lingkungan barunya yaitu hunian RuSuNaWa. Adanya perbedaan para penghuni yang awalnya mengikuti kegiatan tersebut dan digantikan oleh
penghuni baru serta mereka juga memiliki pilihan untuk mengikuti atau tidak kegiatan itu. Aturan untuk wajib mengikuti kegiatan di RuSuNaWa tidak dibuat,
akan tetapi hanya sekedar memberikan anjuran untuk mengikutinya. Semua dikembalikan pada individu itu sendiri untuk membuat pilihannya. Hal ini seperti
yang diungkapkan oleh Yusni lk, 38 tahun sebagai berikut : “Dahulu kegiatan tersebut rutin dilakukan namun lambat laun
telah tiada karena silih bergantinya para penghuni dan di isi oleh penghuni baru maka kegiatan tersebut kurang
tersosialisasi secara baik. Untuk membuat suatu kegiatan yang sifatnya bagi seluruh penghuni biasanya diadakan pembicaraan
antara penghuni dan pengelola, pihak penghuni selaku koordinator dan pengelola yang memberikan izin untuk
melaksanakan kegiatan tersebut”
Adanya pandangan yang berbeda tentang pelaksanaan kegiatan sosial sosial pada para penghuni yang berada di Blok B. Mereka mengatakan bahwa
selama ini di RuSuNaWa seperti kegiatan perwiritan, dan pengajian tidak ada. Gotong royong yang dilaksanakan biasanya dalam waktu satu bulan sekali, namun
belakangan ini sudah tidak dilaksanakan rutin atau apabila hanya ada kegiatan acara sajalah maka mereka bergotong royong. Hal ini seperti yang diungkapkan
oleh Ruslan lk, 31 tahun sebagai berikut :
“Kegiatan sosial yang biasa mempersatukan para penghuni tidak ada, seperti halnya perwiritan, stm, serta gotong royong
yang tidak berjalan yang katanya dahulu ada. Kegiatan gotong royong tidak dilaksanakan, karena ada anggapan dari para
penghuni itu merupakan tanggung jawab pengelola. Kegiatan sosial juga tidak bersifat rutin dan biasanya penghuni serta
pengelola berdiskusi untuk mengadakan kegiatan.”
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Edi lk, 32 tahun sebagai berikut:
Di RuSuNaWa selama bapak menempati disini tidak ada, sekalipun tidak ada kegiatan sosial. Seharusnya diadakan
karena itu penting, ya paling tidak kegiatan itu bisa saling mengenal antar penghuni lainnya di RuSuNaWa. Kegiatan
perwiritan wajib seharusnya ataupun kegitan lainnya untuk hal yang positif. Sepertinya pihak pengelola tidak ada niatan untuk
mengadakan kegiatan yang bersifat sosial.
Dengan semua alasan para penghuni yang tinggal menempati RuSuNaWa, dapat disimpulkan bahwasannya kegiatan sosial yang dilakukan ada beberapa
seperti halnya, gotong royong untuk kebersihan lingkungan serta membuat persiapan sebuah acara tertentu, kegaiatan perwirita malam jumat serta pengajian
malam rabu, kegaiatan untuk memperingati hari besar keagamaan islam, serta yang tidak kalah menarik yaitu perayaan memperingati 17 agustus pada setiap
tahun. Perbedaan sikap dan pandangan antara penghuni yang tinggal di Blok A
dan Blok B memberikan warna tersendiri, mengingat biasanya kegiatan sosial tersebut dahulunya diikuti oleh mayoritas penghuni yang berada di Blok A. Maka
saat ini apabila dikatakan bahwasannya kegiatan sosial itu tidak ada oleh para penghuni yang ada di Blok B merupakan hal yang juga tidak bisa disalahkan juga
tentunya, mengingat kegiatan sosial seperti pengajian dan perwiritan telah vakum akibat kurangnya peran serta orang yang mengikutinya. Jadi apabila ada orang
yang baru menempati hunian tersebut maka hanya memperoleh kabar bahwa dahulunya ada kegiatan itu namun saat ini sudah tidak ada lagi.
Pada awal kegiatan itu diadakan pengelola juga menyambut baik dari niatan para penghuni di RuSuNaWa untuk mengadakannya, dan sering juga
pengelola memberikan anjuran kepada setiap para penghuni untuk ikut berpartisipasi. Sambutan positif hanya didapat dari penghuni yang ada di Blok A.
4.6 Bentuk Interaksi Yang Mempererat Hubungan Di Antara Para