Struktur dan Lingkup Klausul MFN dalam Hukum Internasional

bahwa tidak akan ada diskriminasi yang kan merugikan inestor dan menempatkan mereka pada kerugian kompetitif. Diskriminasi tersebut termasuk situasi di mana pesaing dari negara-negara asing lainnya menerima perlakuan yang lebih baik. Namun, dengan klausul MFN membantu membangun kesetaraan dalam memperoleh kesempatan dilapangan yang sangat kompetitif antara investor dari negara-negara asing 38 juga prinsip MFN ditujukan untuk menghindari diksriminasi atas alasan-alasan kewarganegaraan, dimana alasan ini kerap mencemaskan investor asing untuk menanamkan modalnya di negara tertentu. Klausul MFN merupakan alat perjanjian dengan tujuan dan maksud dari perjanjian investasi itu sendiri. Klausul MFN akan memainkan peran menjamin perlakuan yang sama dan kondisi yang adil antara investor- investor asing. 39

1. Struktur dan Lingkup Klausul MFN dalam Hukum Internasional

Penerapan klausul MFN dalam hukum internasional mengandaikan hubungan setidaknya tiga negara lihat Gambar 1: Negara A The Granting State yang membuat perjanjian dengan Negara B the Beneficiary State wajib memperpanjang hak dan manfaat yang diberikan dalam konteks tertentu pada setiap Negara C sebagai negara ketiga third State. Konsekuensi dari klausul MFN ini adalah, bahwa dalam perjanjian antara Negara A dan B, Negara B dapat mengacu dan mengandalkan semua keuntungan yang diberikan Negara A kepada Negara C selama keuntungan yang diberikan masih dalam lingkup klausul MFN antara Negara A dan Negara B. Perjanjian yang memiliki 38 Ibid, hal 14 klausul MFN antara A dan B dianamai sebagai perjanjian dasar atau “basic treaty” karena itu mengandung keadaan yang lebih menguntungkan yang diberikan kepada pihak ketiga dalam hubungan perjanjian antara negara A dan B. sementara perjanjian antara negara A dan negara C disebut juga sebagai perjanjian pihak ketiga third-party treaty. 40 Gambar 1. General function of MFN clauses BIT with MFN A B granting state beneficiary State b e n e f i Benefits extended by MFN t s C Third State Sumber: Stephan W. Schill – The Multilateralization of International Investment Law Dalam lingkup investasi internasional, biasanya prinsip MFN langsung diterapkan dan diatur melalui pencantuman klausul MFN di dalam BITs. Pada BITs, klausuk–klausul MFN yang diatur pada umumnya bersifat timbal balik reciprocal, 40 Stephan W. Schill, The Mulitilaterization of International Investment Law,United Kingdom, Cambridge University Press, 2009, hal, 126. tanpa syarat unconditional dan tidak tentu indeterminate. 41 Oleh karena itu, MFN merupakan treaty-based obligation yaitu perjanjian yang dasar hukumnya selalu terdapat dalam suatu perjanjian dasar basic treaty yang secara spesifik menyebutkan penerapan klausul MFN. Klausul tersebut dapat berbentuk pasal yang spesifik ataupun kombinasi dari pasal-pasal yang ada dalam perjanjian. Meskipun terdapat ribuan IIAs yang berlaku pada saat ini yang mengandung klausul MFN, itu merupakan treaty-based obligation, yaitu kewajiban yang biasa dan bukan prinsip hukum internasional yang berlaku terhadap negara sebagai kewajiban hukum umum dari perjanjian tertentu. Meskipun perlakuan MFN dilihat tepat sebagai praktek perjanjian yang umum dan tetap, dalam hal IIAs, sangat jelas bahwa negara-negara memberi keuntungan ini dan memperoleh kewajiban dalam konteks klausul tertentu bersifat reciprocal yang terkandung dalam perjanjian yang mengikat. 42 Sebagaimana diatur dalam pasal 7 Draft Articles on MFN: “Nothing in the present articles shall imply that a State is entitled to be accorded most-favoured-nation treatment by another State otherwise than on the basis of an international obligation undertaken by the latter State.” Sementara komentar dalam MFN draft Articles sangat jelas: “In practice, such an obligation cannot normally be proved otherwise than by means of a most-favoured- nation clause, i.e. a conventional undertaking by the granting State to that effect.... ... Although the grant of most-favoured-nation treatment is frequent in commercial treaties, there is no evidence that it has developed into a rule of customary international law. Hence it is widely held that only treaties are the foundation of most-favoured-nation treatment.” 41 Ibid, hal 121 42 UNCTAD MFN, op.cit, hal 21

2. Kodifikasi Klausul MFN oleh International Law Commision ILC