Putusan Decision Analisis Putusan Agustin Maffezini v. Kingdom of Spain 1. Prosedur Procedure

asalkan sesuai dengan prinsip ejusdem generis. 183 Dalam hal ini ICSID menambahkan, mengikuti BIT yang dibuat oleh Spanyol dengan negara lainnya. Perjanjian-perjanjian tersebut menunjukkan bahwa Spanyol mengijinkan penyelesaian melalui arbitrase dengan adanya usaha sebelumnya yaitu periode 6 bulan untuk menyelesaikan perkara melalui penyelesaian secara damai, yang sebagaimana diatur dalam Chile-Spain BIT. 184 ICSID menambahkan lagi bahwa semua perjanjia yang telah diperiksa, hanya satu BIT yang menggunakan kalimat “all matters subject to this agreement” dalam klausul MFN yaitu BIT dengan Argentina. Sementara semua perjanjian lainnya hanya mengatur :this treatment” yang akan menjadi subjek dalam klausul ini dimana memiliki arti yang lebih sempit. 185

3. Putusan Decision

Melalui pertimbangan, analisis dan rujukan kepada kasus lain yang dijelaskan di atas, arbitral tribunal dalam kasus ini memutuskan bahwa argumen Claimant mengenai aplikasi klausul MFN dapat diterima. Kasus Maffezini v. Spain ini sendiri merupakan peristiwa yang penting mengenai penerapan klausul MFN dalam sengketa investasi internasional. 186 183 Ibid, para 56 184 Ibid, para 58 185 Ibid, para 60 186 Ibid, para 99 B. Dampak putusan Maffezini dalam kasus Impregilo SpA v Argentina Republic ICSID Case No ARB0717 Pada tanggal 25 Juli 2007, Impregilo S.p.A selanjutanya disebut “Impregilo” atau “Claimant” merupakan perusahaan yang tergabung dengan Itali mengajukan peromohonan atau “Request” ke Secretary-General of ICSID melawan Republik Argentina.Claimant menunjuk Hakim Charles N. Brower berkewarganegaraan Amerika sebagai arbitrator. Respondent menunjuk Professor Brigitte Stern berkewarganegaraan Perancis sebagai arbitrator. the Chairman of the ICSID Administrative Council menunjuk hakim Hans Danelius, berkewarganegaraan Swedia sebagai President of the Tribunal. 187 Claimant mengajukan Memorial on the Merits yang berisi gugatan terhadap Argentina bahwa Argentina telah melanggar the Agreement between Italy and the Argentine Republic for the Promotion and Protection of Investments “Argentina-Italy BIT” dan hukum internasional mengenai investasi Claimant dan Claimant juga menuntut ganti rugi. Pada tanggal 16 Januari 2009, Respondent mengajukan Memorial yang berisi keberatan terhadap yuridiksi ICISD. 188 Dalam kasus ini, isu mengenai penarapan prinsip MFN dalam sengketa investasi internasional yang muncul pada first jurisdictional objection yang diajukan oleh Argentina sebagai Respondent. Respondent merujuk pada Article 8 dari Argentina-Italy BIT: 187 Ibid, para 2 188 Ibid, para 5 Article 8 Settlement of Disputes between Investors and Contracting Parties 1 Any dispute regarding an investment between an investor of one of the Contracting Parties and the other Party, arising out of or relating to this Agreement, shall, to the extent possible, be settled through friendly consultation between the parties to the dispute. 2 If the dispute cannot be settled amicably, it may be submitted to the competent judicial or administrative courts of the Party in whose territory the investment is made. 3 Where, after eighteen months from the date of notice of commencement of proceedings before the courts mentioned in paragraph 2 above, the dispute between an investor and one of the Contracting Parties has not been resolved, it may be referred to international arbitration. 4 From the time arbitration proceedings are commenced, each party to the dispute shall take any such measures as may be necessary to dismiss any pending court proceedings. 5 Where the dispute is submitted to international arbitration, the investor may choose to refer the dispute either to: a. The International Centre for the Settlement of Investment Disputes ICSID established under the Convention on the Settlement of Investment Disputes between States and Nationals of other States, opened for signature in Washington on March 18, 1985, provided that each Party to this Agreement is a signatory State to such Convention. Where such condition is not met, each Contracting Party hereby consents to submit the dispute to arbitration in accordance with the ICSID Additional Facility Rules regarding conciliation and arbitration, or b. An ad hoc arbitration tribunal is established for each particular case. The arbitration shall be conducted in accordance with the Arbitration Rules of the United Nations Commission on International Trade Law UNCITRAL contained in Resolution No. 3198 adopted by the United Nations General Assembly on December 15, 1976. The panel shall consist of three arbitrators. If the arbitrators are not nationals of the Contracting Parties, they shall be nationals of States having diplomatic relations with them. 6 Neither Contracting Party shall, at any stage of the arbitral proceedings or the enforcement of the arbitral award, assert, as a defense, counterclaim, right of set-off or otherwise, that the investor concerned has received, pursuant to an insurance policy or guarantee contract as indicated in Article 7 hereof, indemnification or compensation for all or part of any alleged loss. 7 The arbitral tribunal shall decide the dispute in accordance with the laws of the Contracting Party involved in the dispute – including its rules on conflict of laws –, the provisions of this Agreement, the terms of any possible specific agreement concluded in relation to the investment as well as with the applicable principles of international law. 8 The arbitral award shall be final and binding on the parties to the dispute. Each Party undertakes to comply with any such award in accordance with its domestic laws and the relevant international conventions in force for both Contracting Parties. 9 The Contracting Parties shall refrain from pursuing, through diplomatic channels, any matter related to any pending court proceedings or the arbitration until the relevant proceedings havebeen concluded, unless either party to the dispute has failed to comply with the arbitral award or court decision, in accordance with the terms of compliance set forth in such award or decision. --- Menurut Argentina, Claimant gagal untuk memenuhi persyaratan yang terkandung dalam Article 83Argentina-Italy BIT untuk menyelesaikan sengketa diantara keduabelah pihak melalui pengadilan domestic Argentina dalam kurun waktu delapan belas bulan sebelum mengajukan sengketa ke ICSID. 189 Sehingga, Impregilo gagal memenuhi persetujuan yang terkandung dalam BIT. 190 Claimant membalas keberatan yang diajukan oleh Respondent khususnya mengenai klausul MFN,claimant menyatakan bahwa mereka memiliki hak untuk mengacu pada klausul MFN di Article 3 1 dimana dalam pasal ini mengatur: 189 Ibid, para 53 190 Ibid, para 54 ARTICLE 3 National Treatment and Most-Favored Nation Provisions 1. Each Contracting Party shall, within its own territory, accord to investments made by investors of the other Contracting Party, to the income and activities related to such investments and to all other matters regulated by this Agreement, a treatment that is no less favorable than that accorded to its own investors or investors from third-party countries. Claimant menegaskan sesuai dengan pasal diatas, MFN memiliki cakupan yang sangat luas dan dalam pasal diatas disebut secara jelas “all other matters regulated by this Agreement” makan perlakuan MFN dapat diperluas terhadap masalah apapun yang diatur oleh BIT. Claimant mengacu kepada klausul penyelesaian sengketa yang terkandung dalam Pasal VII Argentina-US BIT yang menyatakan bahwa, “the investor may choose to submit the dispute for resolution to the domestic courts or administrative tribunals, or to deal with it in accordance with previously agreed dispute settlement procedures, or, after six months from the date on which the dispute arose, to submit it to international arbitration”. 191 Dimana dalam klausul ini perlakuan Argentina terhadap US lebih menguntungkan daripada perlakuan Argentina dalam Argentina-Italy BIT. Claimant juga mengandalkan putusan kasus Maffezini dalam hal interpretasi klausul MFN. 192 Arbitral tribunal menyatakan kata “treatment” itu sendiri sangat luas intepretasinya bahkan sampai ke hal-hal yang prosedural seperti penyelesaian sengketa. Ditambah lagi, kalimat “all other matters regulated by this Agreement” merupakan 191 Ibid, para 95 192 Ibid, para 74 kalimat yang sangat luas untuk mencakup aturan-aturan penyelesaian sengketa. Bahkan penggunaan prinsip ejusdem generis tidak dapat membatasi aplikasi MFN dikarenakan penggunaan kata-kata “all other matters”. 193 Arbitral tribunal lebih lanjut menjelaskan putusan-putusan kasus-kasus yang sudah diputuskan seperti Maffezini, 194 Gas Natural, 195 Suez, 196 dan Camuzzi 197 yang menggunakan kata-kata “all other matters”secara ekplisit menyatakan klausul MFN dapat memperluas yuridiksinya. Bahkan kasus-kasus yang tidak menggunakan kata-kata “all other matters” seperti kasus Siemens, 198 National Grid dan RosInvest, 199 tribunal berpendapat dapat mencakup penyelesaian sengketa. 200 C. Dampak putusan Maffezini dalam kasus Daimler Financial Services AG v. Argentine Republic, ICSID Case No. ARB051, Awards 22 Agustus 2012 Pada tanggal 2 Agustus 2004, Daimler Chrysler Services Ag selanjutnya disebut “Daimler” atau “Claimant” merupakan perusahaan yang tergabung dengan Jerman dan memakai hukum nasional Jerman, memiliki kantor pusat di Berlin. Daimler mengajukan permohonan ke arbitrase ICSID melawan Republik Argentina selanjutnya 193 Ibid, para 99 194 Emilio Agustín Maffezini v. The Kingdom of Spain, op.cit.,para 38-64 195 Gas Natural SDG, S.A. v. Argentine Republic, ICSID Case No. ARB0310, Decision of the Tribunal on Preliminary Question of Jurisdiction, 17 June 2005, para 41-49 196 para 52-66 197 Suez Sociedad General de Aguas de Barcelona S.A., and Vivendi Universal S.A. v. Argentina, ICSID Case No. ARB0319 “Suez II”, Decision on Jurisdiction, Aug. 3, 2006, para 52-68. 198 Siemens AG v. The Argentine Republic, ICSID Case No. ARB028, Decision on Jurisdiction, 3 August 2004, para 87-90 199 RosInvest v. Russian Federation, SCC Case No. V0792005 Award on Jurisdiction, Oct. 2007, para 124-39. 200 Impregilo v. Argentine Republic,op.cit.,para 105 disebut “Respondent”. Sesuai dengan Article 372b konvensi ICSID, satu arbitrator akan dipilih oleh masing-masing pihak bersengketa dan satu lagi sebagai president of the arbitral tribunal akan ditujuk sesuai dengan kesepakatan para pihak. Claimant menunjuk hakim Charless N. Brower berkewarganegaraan Amerika sebagai Arbitrator. Respondentmenunjuk Professor Domingo Bello Janeiro berkewarganegaraan Spanyol sebagai arbitrator. Dikarenakan setelah lebih dari 90 hari sejak tanggal pendaftaran tanpa menunjuk president of the arbitral tribunal, maka claimant menggunakan pasal 38 konvensi ICISD dan ICSID Arbitration Rule 4 yang menyatakan permohonan president of the arbitral tribunal akan dipilih oleh Chaiman of the Administrative Council. Oleh karena itu, the Centre memilih Profesir Pierre-Marie Dupuy berkewarganegaraan Perancis, sebagai president of the arbitral tribunal dan disetujui oleh para pihak yang bersengketa. Pada tahun 1990an, Argentina melaksanakan serangkaian reformasi hukum dan kebijakan untuk menstabilkan ekonomi dan mendorong investasi asing. 201 Melihat kebijakan Argentina yang menarik, Daimler melakukan serangkaian investasi pada tahun 1995 perdagangan di sektor bisnis keuangan Argentina. The Claimant membeli hampir semua perusahaan lokal Argentina yang dimiliki oleh Mercedes-Benz Argentina. Anak perusahaan Argentina memberikan pinjaman dan sewa kepada dealer mobil Argentina dan pembeli. 202 Pada tahun 2001, Argentina mengalami krisis mata uang yang menyebabkan pemerintah mengambil tindakan-tindakan tertentu dengan mereubah peraturan 201 Ibid, para 36 202 Ibid, para 38 mengenai investasi secara signifikan. Tindakan-tindakan tersebut melanggar hak investor asing yang terkandung dalam German-Argentine BIT. Pada tanggal 2 Agustus 2004, Daimler memulai proses arbitrase ICSID menuntut ganti rugi sehubungan dengan berbagai tindakan Argentina diberlakukan pada tahun 2001 dalam upaya untuk mengontrol dan mengurangi krisis mata uangnya. Daimler juga menegaskan mengenai yuridiksi ICSID bahwa Daimler tidak perlu menyerahkan sengketa ke pengadilan Argentina seperti yang terkandung dalam pasal 10 German-Argentine BIT. Daimler mengandalkan aplikasi klausul MFN dan menggunakan klausul penyelesaian sengketa dari Argentina-Chile BIT karena dianggap lebih menguntungkan. Pasal 3 Argentina-Chile BIT menyatakan jika perselisihan tidak dapat diselesaikan melalui negosiasi dalam waktu enam bulan, salah satu pihak dapat memilih untuk menyerahkan sengketa melaluii pengadilan negeri atau arbitrase internasional. Menanggapi hal ini, tribunal belum memberikan kesimpulan mengenai the merits of the case. Sebaliknya, tribunal menganalisis apakah mereka memiliki yuridiksi terhadap klaim yang diajukan ke ICSID. Tribunal menganalis lima keberatan mengenai yuridikasi yang diajukan oleh Respondent dan empat diantaranya ditolak oleh tribunal. Tetapi satu keberatan diterima oleh tribunal mengenai klausul MFN. tribunal beranggapan bahwa Respondent tidak memiliki yuridiksi dikarenakan Claimant belum mengajukan perkara ke pengadilan Argentina terhitung delapan belas bulan sesudah sengketa muncul sesuai dengan yang terkandung dalam German-Argentina BIT, dan klausul MFN tidak dapat diaplikasikan untuk mengabaikan syarat ini. 203 Pasal 10 German-Argentina BIT mengenai penyelesaian sengketa mengatur: 1 “Dispute which arise between a Contracting Party and a national or company of the other Contracting Party concerning an investment under the Treart, shall, to the extent possible, be settled amicably. 2 If a dispute referred to in paragraph 1 cannot be settled withing six months frm the date either of the parties to the dispute formally announced it, it shall be referred upon the request of either party to the dispute to the competent courtsof the Contracting Party in whose territory the investment was made. 3 Under either of the circumstances referred to belom, the dispute may be submitted to an international arbitral tribunal: a at the request of a party to the dispute if, within a period of 18 months of initiation of the judicial proceeding in accordance with paragraph 2, the tribunal has not rendered final decision or if such a decision has been rendered but the dispute between the parties continues; b if both parties have so agreed. 4 unless otherwise agreed between the parties to the dispute, in the instances outlined in paragraph 3 of this Article, disputes between the parties shall either be presented for arbitration in connection with the March 18, 1965 Convention on the Settlement of Investment Disputes between States and Nationals of Other States or to an ad hoc tribunal established under the arbitration rules of United Nation Commission on International Trade Law UNCITRAL. If within three months of a party to the dispute instituting an arbitration proceeding no agreement has been arrived at, and providing Contracting Parties are party to the March 18, 1965 Convention on the Settlement of Investment Disputes between States and Nationals of Other States, the dispute shall be subject to an arbitration proceeding under the said convention. Otherwise, the dispute shall be referred to the ad hoc tribunal mentioned above. 5 the arbitral tribunal shall arrive at its decisions on the basis of this Treaty and, if applicable, other agreements made between this parties, the internal law of the Contracting Party in whose territory the investment was made – including the rules of international private law – and general principles of international 203 Ibid, para 152 law. Arbitral Tribunal memulai analisisnya diatas yaitu proses penyelesaian sengketa yang dimulai dengan meminta parapihak untuk untuk menyelesaikan sengketa secaradamai. Jika penyelesaian gagal, Pasal 10 membutuhkan parapihak untuk merujuk sengketa ke pengadilan yang berkompeten dari wilayah negara dimana modal itu ditanamkan. Kemudian, Pasal 10 menyatakan bahwa sengketa dapat disampaikan kepada pengadilan arbitrase internasional jika dalam periode waktu 18 bulan pengadilan setempat tidak bisa membuat keputusan akhir atau keputusan yang diberikan tidak mengakhiri sengketa, atau jika kedua belah pihak memiliki persetujuan untuk mengajukan sengketa tersebut. Meskipun pengadilan menolak empat keberatan yang diajukan oleh Respondent mengenai masalah yuridiksi. Namun, Tribunal menerima keberatan kelima mengenai masalah yurisdiksi, yang menyatakan klausul MFN yang terkandung dalam BIT tidak meengizinkan Claimant untuk mengabaikan prosedur penyelesaian sengketa yang diatur dalam Pasal 10. Claimant belum mengajukan gugatannya ke pengadilan negeri di Argentina dalam kurun waktu delapan belasbulan seperti yang diatur dalam Pasal 10, yang berarti bahwaClaimant tidak memiliki kedudukan untuk mengajukan klaim dihadapan tribunal. Selanjutnya, Arbitral Tribunal tidak menemukan dukungan terhadap argumen claimant yang dapat menghindari persyaratan untuk menyelesaikan sengketa ke pengadilan negeri dahulu melalui klausul MFN. Dengan demikian, Pengadilan memutuskan bahwa Claimant tidak memiliki yurisdiksi untuk mempertimbangkan gugatannya, dan tribunal juga menolak semua tuntutannya.Tribunal memutuskan bahwa semua biaya akan dibagi secara merata antara pihak yang bersengketa. 204

D. Dampak putusan Maffezini dalam kasus Garanti Koza v. Turkmenistan

Garanti Koza LLP selanjutnya disebut “Garanti” atau “Claimant” merupakan perusahaan yang tergabung dengan Inggris, mengajukan permohonan ke arbitrase ICSID pada tanggal 18 May 2011 dan diterima oleh Sekretaris Jenderal ICSID pada tanggal 19 Mei 2011. Dalam permohonannya, Garanti mengklaim bahwa Turkmenistan telah melanggar kewajibannya dalam Agreement between the Government of the United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland and the Government of Turkmenistan for the Promotion and Protection of Investments“UK–Turkmenistan BIT” yang berlaku pada tanggal 9 Februari 1995. 205 Secara spesifik, Garanti menyatakan keberatannya atas modifikasi hubungan kontrak dengan badan yang berwenang mengurusi jalan tol milik negara Turkmenistan yang disebut dengan Turkmenavtoyollary mengenai masalah desain dan konstruksi jembatan jalan raya dan jalan layang di Turkmenistan, dan dugaan upaya Turkmenistan untuk menyita asetnya. 206 Garanti sebagai Claimant menunjukMr. George Constantine Lambrou yang berkewarganegaraan Yunani sebagai salah satu arbitrator, sementara Respondent menunjuk Professor Laurence Boisson de Chazournes yang berkewarganegaraan Swiss sebagai arbitrator dalam kasus ini. ICSID menunjuk Mr. John M. Townsend yang 204 Ibid, para 286 205 Garanti Koza LLP v. Turkmenistan, ICSID case No. ICSID Case No. ARB1120 Decision on The Objection to Jurisdiction for Lack of Consent, 13 Juli 2013, para 1 206 Ibid, para 2