Penentuan Hukum yang Berlaku Choice of Law dalam Penyelesaian Sengketa

c. Mengadakan legal proceedings.

2. Penentuan Hukum yang Berlaku Choice of Law dalam Penyelesaian Sengketa

Sesuai dengan Article 42 1 Konvensi ICSID, Dewan Arbitrase yang memeriksa, mengadili dan memutus sengketa harus berdasarkan hukum yang telah disepakati oleh para pihak. 143 Bilamana pilihan hukum ini tidak ada, Centre akan menetapkan hukum dari negara anggota yang sedang bersengketa dan harus berpedoman pada asas-asas hukum internasional. 144 Adapun bunyi Article 421 Konvensi ICSID sebagai berikut i : 1 The Tribunal shall decide a dispute in accordance with such rules of law as may be agreed by the parties. In the absence of such agreement, the Tribunal shall apply the law of the Contracting State party to the dispute including its rules on the conflict of laws and such rules of international law as may be applicable. 2 The Tribunal may not bring in a finding of non liquet on the ground of silence or obscurity of the law. 3 The provisions of paragraphs 1 and 2 shall not prejudice the power of the Tribunal to decide a dispute ex aequo et bono if the parties so agree. Para pihak dalam kontrak bebas untuk menentukan hukum mana yang berlaku bagi kontrak yang mereka buat bila terjadi sengketa. 145 Kontrak atau perjanjian bilateral investasi yang baik selalu memuat governing law atau applicable law. Hal ini ditujukan 143 Ibid., hal 39 144 Ibid 145 Lembaga arbitrase Sebagai Pilihan Forum”, http:www.greasy.comdansurlembaga_arbitrase_sebagai.html , Diakses, 7 maret 2015 untuk adanya kepastian mengenai hukum yang berlaku terjadi sengketa. 146 Bila dalam suatu kontrak tidak ditentukan pilihan hukum atas sengketa yang mungkin timbul, Dewan Arbitrase dapat menetapkan teori-teori untuk memilih hukum yang berlaku terhadap sengketa yang timbul tersebut. 147 Pertama, dalam hal kontrak tidak menyebutkan hukum mana yang berlaku atau para pihak tidak memilih suatu hukum yang berlaku, Dewan Arbitrase pada umumnya menetukan bahwa sengketa itu akan diputuskan berdasarkan hukum yang paling dekat dengan negara yang bersangkutan. 148 Hal ini diartikan hukum dari negara tempat dimana bisnis dilakukan atau tempat dari pihak yang memiliki karakteristik pelaksanaan dari kontrak. Apabila hal ini tidak ada, hukum yang berlaku adalah hukum dari negara tempat dimana kontrak dibuat. 149 Kedua, bila tidak ada hukum yang berlaku, dapat dilihat dari hukum di tempat mana para pihak setuju menyelesaikan sengketa, yang disebut sebagai choice of forum. Pilihan ini disebut juga dengan istilah qui inducer forum elegit jus: a choice of forum is a choice of law. 150 Ketiga, kemungkinan lain apabila para pihak tidak menentukan hukum yang berlaku, bisa pula ditentukan hukum di mana kontrak ditandatangani lex locus contractus. 151 146 Suleman Batubara dan Orinton Purba, op.cit., hal 40 147 Dasar pertimbangan berlakunya choice of law pilihan hukum atas pemikiran bahwa semua negara tidak memiliki system hukum nasional yang sama. “Pandangan Yuridis Conflict of Law dan Choice of Law Dalam Kontrak Bisinis Internasional”, http:www.bi.go.idNRrdonlyres , Diakses, 7 Maret 2015. 148 Alan Redfern and Martin Hunter with Nigel Blackaby and Constante Partasides, Law and Practice of International Commercial Arbitration London: Sweet Maxwell, 2004. Hal.141-145 149 Ibid. 150 Ibid. 151 Suleman Batubara dan Orinton Purba, op.cit., hal 41 Berbicara mengenai pilihan hukum, merupakan suatu masalah yang tidaklah mudah untuk diselesaikan. Hal ini dikarenakan dalam international transaction biasanya para pihak berasal dari negara yang berbeda satu sama lain. Perbedaan kewarganegaraan ini berimplikasi pada perbedaan sistem hukun, peraturan perundang- undangan yang dianut, kebiasaan-kebiasaan, serta budaya para pihak yang bersangkutan. 152 Dalam menghadapi masalah yang demikian ini ada yang menyarankan agar hukum yang dipakai adalah hukum yang dipilih para pihak secara tegas di dalam perjanjian. 153 Dari uraian di atas, tentang pilihan hukum dalam Arbitrase ICSID sebagaimana diatur dalam Article 42 konvensi yang bersangkutan, dapat dikatakan bahwa Konvensi ICSID mengikuti praktik tradisional dalam penentuan hukum. Dikaitkan demikian karena Dewan Arbitrase dalam memberikan pertimbangan lebih berat kepada hukum dari negara anggota Konvensi ICSID yang menjadi salah satu pihak dalam persengketaan. 154

3. Kekuatan Hukum Putusan Arbitrase ICSID