Berbicara mengenai pilihan hukum, merupakan suatu masalah yang tidaklah mudah untuk diselesaikan. Hal ini dikarenakan dalam international transaction
biasanya para pihak berasal dari negara yang berbeda satu sama lain. Perbedaan kewarganegaraan ini berimplikasi pada perbedaan sistem hukun, peraturan perundang-
undangan yang dianut, kebiasaan-kebiasaan, serta budaya para pihak yang bersangkutan.
152
Dalam menghadapi masalah yang demikian ini ada yang menyarankan agar hukum yang dipakai adalah hukum yang dipilih para pihak secara tegas di dalam
perjanjian.
153
Dari uraian di atas, tentang pilihan hukum dalam Arbitrase ICSID sebagaimana diatur dalam Article 42 konvensi yang bersangkutan, dapat dikatakan bahwa Konvensi ICSID
mengikuti praktik tradisional dalam penentuan hukum. Dikaitkan demikian karena Dewan Arbitrase dalam memberikan pertimbangan lebih berat kepada hukum dari
negara anggota Konvensi ICSID yang menjadi salah satu pihak dalam persengketaan.
154
3. Kekuatan Hukum Putusan Arbitrase ICSID
Berdasarkan Article 53 paragraph 1, putusan Dewan Arbitrase adalah besifat final dan mengikat binding. Dengan demikian, pada prinsipnya terhadap putusan
152
Ibid
153
Menurut Sudargo Gautama ruang lingkup pilihan hukum ini tidak hanya sebatas pada hukum privat, tetapi juga dapat diterapkan pada hukum publik. Sudargo Gautama, op.cit.,hal. 14
154
Suleman Batubara dan Orinton Purba, loc.cit
arbitrase tertutup upaya hukum.
155
Hal ini sejalan dengan bunyi Article 49 Paragraph 2 ICSID convention yang menyatakan:
156
2 The Tribunal upon the request of a party made within 45 days after the date on which the award was rendered may after notice to
the other party decide any question which it had omitted to decide in the award, and shall rectify any clerical, arithmetical or similar
error in the award. Its decision shall become part of the award and shall be notified to the parties in the same manner as the award. The
periods of time provided for under paragraph 2 of Article 51 and paragraph 2 of Article 52 shall run from the date on which the
decision was rendered.
Dari bunyi Article diatas, dapat terlihat bahwa putusan arbitrase dianggap mengikat atau binding terhitung mulai tanggal pengiriman salinan. Selama jangka
waktu 45 hari dari tanggal pengiriman tersebut, para pihak dapat mengajukan pertanyaan tentang hal yang berkenaan dengan kesalahan pengetikan, perhitungan, atau
kekeliruan lain yang sejenis.
157
Sifat final dan mengikat ini, tidak hanya terhadap putusan, tetapi juga meliputi segala penetapan yang menyangkut interpretasi, revisi, dan pembatan putusan. Hal ini
tertuang dalam kalimat yang menyatakan, “For the purpse of this section “award” shall include any decision interpreting or annulling such award pursuant to article 50, 51 or
52”. Putusan juga harus diakui oleh para pihak dan juga negara-negara anggota konvensi. Oleh sebab itu, para pihak harus tunduk dan melaksanakan ketentuan putusan.
Kekuatan hukum dari putusan centre sama dengan kekuatan hukum putusan pengadilan
155
Ibid,hal.49
156
Convention on The Settlement of Investment Disputes Between States and Nationals of Other States 1965, Pasal 492
157
Suleman Batubara dan Orinton Purba, op.cit., hal.50
negara bersangkutan. Kemudian, pelaksanaan atau eksekusi putusan arbitrase harus berdasarkan hukum dari negara dimana putusan diminta untuk dilaksanakan.
158
158
Ibid
BAB IV DAMPAK PUTUSAN MAFFEZINI TERHADAP KLAUSUL MFN DALAM HAL
PERSETUJUAN CONSENT PENGAJUAN SENGKETA INVESTASI KE ARBITRASE INTERNASIONAL DITINJAU DARI PUTUSAN-PUTUSAN
ARBITRASE INTERNASIONAL
A. Analisis Putusan Agustin Maffezini v. Kingdom of Spain 1. Prosedur Procedure
Pada tanggal 18 Juli 1997, ICSID menerima gugatan dari Mr. Emilio Agustín Maffezini, yang merupakan warga negara Argentina disebut sebagai pihak Claimant,
melawan Kerajaan Spanyol disebut sebagai pihak Respondent. Permintaan berkaitan dengan sengketa yang timbul dari perlakuan yang diduga diterima oleh Mr. Maffezini
dari pemerintah Spanyol mengenai masalah investasi dalam suatu perusahaan untuk produksi dan distribusi produk kimia di wilayah Spanyol dari Galicia. Dalam
permintaannya Claimant menggunakan ketentuan ketentuan dalam the 1991“Agreement for the Reciprocal Promotion and Protection of Investments between the Kingdom of
Spain and the Argentine Republic” Argentine-Spain BIT. Mr. Maffezini juga menggugat pemerintah spanyol berkaitan dengan klausul MFN yang terkandung dalam
BIT Argentina-Spain, yaitu pasal-pasal yang terkandung dalam 1991 bilateral investment treaty between the Republic of Chile Chile and Spain.
159
2. Consideration
159
Emilio Agustín Maffezini v. The Kingdom of Spain, op.cit.,para. 1