sengketa dapat dihindari sejak awal. Melalui diskusi, rencana atau tindakan pemerintah dapat dimodifikasi ulang sehingga dapat menghindari masalah.
123
Konsultasi juga upaya yang sering diterapkan dalam penyelesaian sengketa, termasuk dalam sengketa investor dan host state. Contohnya dalam Article 81
Lebanon-Slovakia BIT of 2009, sengketa antara investor dengan host state “shall be subject to amicable consultations between the parties to the dispute” yang artinya harus
menjadi subyek dari konsultasi secara damai antara para pihak yang bersengketa.
124
Dalam Article 821 perjajian perdagangan bebas atau Free trade Agreement FTA antara Kanada dan Kolombia memuat beberapa pasal-pasal yang lebih detail
mengenai jalur penyelesaian sengketa melalui konsultasi dan negosiasi.
125
“The disputing parties shall hold consultations and negotiations in an attempt to settle a claim amicably before a disputing investor may
submit a claim to arbitration. Consultations shall be held within 30 days of the submission of the Notice of Intent to Submit a Claim to
Arbitration under subparagraph 2c, unless the disputing parties otherwise agree. Consultations and negotiations may include the use
of non-binding, third-party procedures. The place of consultations shall be the capital of the disputing Party, unless the disputing
parties otherwise agree.”
b. Mediasi Mediation
Disamping penyelesaian sengketa melalui negosiasi dan konsultasi antara para pihak yang bersengketa, ketika para pihak yang bersengketa tidak dapat menyelesaikan
sengketanya dengan cara negosiasi, intervensi ataupun campur tangan dari pihak ketiga
123
Ibid, hal 2
124
UNCTAD ISDS, loc.cit
125
Ibid.
merupakan salah satu kemungkinan untuk memecahkan kebuntuan dan menghasilkan solusi yang dapat diterima.
126
Mediasi merupakan suatu prosedur penengahan di mana seseorang bertindak sebagai “kendaraan” untuk berkomunikasi antarpara pihak, sehingga pandangan mereka
yang berbeda atas sengketa tersebut dapat dipahami dan mungkin didamaikan, tetapi tanggung jawab utama tercapainya suatu perdamaian tetap berada di tangan para pihak
sendiri.
127
Mediasi melibatkan keikutsertaan pihak ketiga mediator yang netral dan independen dalam suatu sengketa. Mediator bisa negara, individu, organisasi
internasional, dan lain-lain. Dalam menjalankan fungsinya, mediator tidak tunduk pada suatu aturan hukum acara tertentu. Ia bebas menentukan bagaimana proses penyelesaian
sengketanya berlangsung. Peranannya di sini tidak semata-mata mempertemukan para pihak agar bersedia berunding, tetapi ia juga terlibat dalam perundingan dengan para
pihak dan bisa pula memberikan saran-saran atau usulan penyelesaian sengketa. Bahkan mediator dapat pula berupaya mendamaikan para pihak.
128
Dalam IIA’s jarang secara eksplisit menyebutkan kemungkinan akan penggunaan penyelesaian sengketa secara alternatif. Namun, beberapa perjanjian
mengacu kepada penyelesaan sengketa seperti ini yaitu sebagai bagian dari negosiasi dan proses konsultasi. Contohnya dalam BIT Kolombia dan Jepang tahun 2011 artikel
26:
126
Barry E. Carter dan Philip R. Trimble, International Law, London: Little, Brown and Company, 1991, hal 258
127
Frans Hendra Winarta, Hukum Penyelesaian Sengketa Arbitrase Nasional Indonesia dan Internasional, Jakarta: Sinar Grafika, 2013, hal 15
128
Huala Adolf, op.cit., hal 33-34
“In the event of an investment dispute, the disputing parties shall, as far as possible, settle the dispute amicably through consultations
and negotiations which may include the use of non-binding and third-party procedures.”
c. Konsiliasi Consiliation