Konsiliasi Consiliation Upaya Penyelesaian Sengketa Alternatif Investor dengan Host State

“In the event of an investment dispute, the disputing parties shall, as far as possible, settle the dispute amicably through consultations and negotiations which may include the use of non-binding and third-party procedures.”

c. Konsiliasi Consiliation

Menurut J. G. Starke 1991:673, istilah konsiliasi mempunyai suatu arti yang luas dan sempit. Dalam pengertian luas, konsiliasi mencakup berbagai ragam metode dimana suatu sengketa diselesaikan secara damai dengan bantuan negara-negara lain atau badan- badan penyelidik dan komite-komite penasihat yang tidak berpihak. Dalam pengertian sempit, konsiliasi berarti penyerahan suatu sengketa kepada sebuah komisi atau komite untuk membuat laporan beserta usulan-usulan kepada para pihak bagi penyelesaian sengketa tersebut, usulan itu tidak memiliki sifat mengikat. 129 Oppenheim mengemukakan bahwa konsiliasi adalah suatu proses penyelesaian sengketa dengan menyerahkannya kepada suatu komisi orang-orang yang bertugas menguraikan atau menjelaskan fakta-fakta dan biasanya setelah mendengar para pihak dan mengupayakan agar mereka mencapai suatu kesepakatan, membuat usulan-usulan suatu penyelesaian, namun keputusan tersebut tidak mengikat. 130 Konsiliasi menurut the Institute of International Law melalui the Regulations on the Procedure of International Conciliation yang telah diadopsinya pada tahun 1961 dalam Pasal 1 dinyatakan, sebagai suatu metode dari penyelesaian sengketa bersifat internasional di dalam suatu komisi yang dibentuk oleh pihak-pihak, baik sifatnya 129 Dewa Gede Sudika Mangku, “Suatu Kajian Umum Tentang Penyelesaian Sengketa Internasional Termasuk di Dalam Tubuh ASEAN”, Perspektif, Volume XVII No. 3 Tahun 2012 Edisi September, hal 154 130 Salim HS dan Budi Sutrisno,Op.cit., hlm. 360. permanen atau ad hoc sementara berkaitan dengan proses penyelesaian sengketa. Proses seperti ini berupaya mendamaikan pandangan-pandangan para pihak yang bersengketa meskipun usulan-usulan penyelesaian yang dibuat oleh konsiliator sifatnya tidak mempunyai kekuatan hukum. 131 Prosedur konsiliasi mengikuti aturan formal ada beberapa set aturan konsiliasi, sesuai dengan pilihan para pihak masing-masing, misalnya ICSID, UNCITRAL, ICC dan lain-lain Pada akhir prosedur, konsiliator biasanya menyusun persyaratan perjanjian itu, dalam pandangan mereka, mewakili hanya kompromi yang bersengketa tetapi tidak mengikat para pihak yang terlibat. Karena formalitas prosedur, beberapa menyebut konsiliasi sebagai arbitrase yang tidak mengikat atau “no-binding arbitration” 132 Hanya beberapa perjanjian menyarankan prosedur konsiliasi sebagai langkah yang terpisah sebelum arbitrase yaitu bukan bagian dari periode penyelesaian damai, namun langkah ini bersifat sukarela. Salah satu contoh adalah India-Swedia BIT 2000, dalam Pasal 9: 133 “2. If such a dispute has not been amicably settled within a period of six months the Investor that is a party to the dispute may submit the dispute for resolution according to the following provisions: a to the courts or administrative tribunals of the Contracting Party that is a party to the dispute; or b in accordance with any applicable, previously agreed dispute settlement procedure; or c to international conciliation under the [UNCITRAL] Rules. 3. Should the investor fail to exercise the options in paragraph 2a and b of this Article or where the conciliation proceedings under Article 2 c of the paragraph are terminated other than by the 131 Dewa Gede Sudika Mangku, op.cit., hal 154 132 UNCTAD ISDS, op.cit., hal. 60. 133 Ibid, hal. 61. signing of a settlement agreement, the dispute shall be referred to binding international arbitration according to the following provisions [...].” 134 Jelas, bahwa dalam perjanjian investasi internasional tidak menyebutkan metode ADR, ini tidak berarti bahwa penggunaannya tidak diperbolehkan. Namun, bahasa yang lebih spesifik mendorong atau menyetujui penggunaan Alternative Dispute Resolution ADR akan menjadi pilihan tambahan untuk kedua belah pihak bahwa prosedur ini adalah pilihan yang yang layak untuk dipertimbangkan. 135

d. Arbitrase Arbitration