Pengertian Pemerintah Evaluasi Pemerintah

3. Fungsi pemberdayaan empowering 4. Fungsi pengaturan regulation

F. Konseptualisasi Framing

Framing merupakan versi terbaru dari pendekatan analisis wacana, khususnya untuk menganalisis media. Gagasan mengenai framing pertama kali dilontarkan oleh Beterson tahun 1955. Mulanya, frame dimaknai sebagai sturktur konseptual atau perangkat kepercayaan yang mengorganisir pandangan politik, kebijakan, dan wacana serta menyediakan kategori-kategori standar untuk mengapresiasi realitas. Konsep ini kemudian dikembangkan lebih jauh oleh Goffman pada 1974, yang mengandaikan frame sebagai kepingan-kepingan perilaku strips of behavior yang membimbing individu dalam membaca realitas. 23 Framing adalah pendekatan untuk melihat bagaimana realitas dibentuk dan dikonstruksi oleh media. Proses pembentukan dan konstruksi realitas ini, hasil akhirnya adalah bagian tertentu dari realitas yang lebih menonjol dan lebih mudah tampak. Akibatnya, khalayak lebih mudah mengingat aspek-aspek yang tidak disajikan secara menonjol, bahkan tidak diberitakan, menjadi terlupakan dan sama sekali tidak diperhatikan oleh khalayak. 24 Dengan frame, jurnalis memproses berbgai informasi yang tersedia dengan jalan mengemasnya sedemikian rupa dalam kategori kognitif tertentu dan disampaikan kepada khalayak. Sebuah realitas bisa jadi dibingkai dan dimaknai secara berbeda oleh media. 23 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006, cet. Ke – 4 h. 161-162 24 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media Yogyakarta: LkiS, 2002. h. 66-77 Bahkan pemaknaan itu bisa jadi akan sangat berbeda. Kalau saja ada realtias dalam arit obyektif, bisa jadi apa yang ditampilkan dan dibingkai oleh media berbeda dengan realtias objektif tertentu. Karena realitas pada dasarnya bukan ditangkap dan tulis, realitas sebaliknya dikonstruksi. 25 Framing dipakai untuk membedah cara-cara atau ideologi media saat mengkonstruksi fakta. Analisis ini mencermati strategi seleksi, penonjolan, dan pertautan fakta ke dalam berita agar lebih bermakna, lebih menarik, lebih berarti, atau lebih diingat, untuk mengiring interpretasi khalayak sesuai dengan perspektifnya. Dengan kata lain, framing adalah pendekatan untuk mengtahui bagaimana perspektif atau cara pandang atau perspektif itu pada akhirnya menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan serta hendak dibawa kemana berita tersebut. 26 Dalam memframing sebuah berita, media harus melihat dua aspek penting yang menjadi dasar bagaimana sebuah realtas dari peristiwa itu dibangun dan akhrinya ditulis dengan frame yang dianutnya seperti yang dituliskan Eriyanto, yaitu: Pertama,memilih faktarealitas. Fakta dipilih berdasarkan asumsi bahwa wartawan tidak mungkin melihat peristiwa tanpa perspektif. Dalam melihat fakta selalu terkandung dua kemungkinan: apa yang dipilih included dan apa yang dibuang excluded. Bagian mana yang ditekankan dalam realtias, bagian mana dari realtias yang diberikan dan bagian mana yang tidak diberitakan. Penekenana aspek tertentu itu dilakukan dengan memilih angle tertentu, memilih fakta tertentu 25 Ibid, h. 139 26 Nugroho, Eriyanto, Frans Suadiarsis, Politik Media Mengemas Media, Jakarta: institut studi Arus Informasi, 1999 h. 21. dan melupakan fakta yang hingga peristiwa itu dilihat dari sisi tertentu akibatnya bisa jadi berbeda antara satu media degan media yang lain. Kedua, menuliskan fakta, berhubungan dengan bagaimana fakta dipilih itu disajikan kepada khalayak. Gagasan itu diungkapkan dengan kata, kalimat dan proposisi apa dengan bantuka aksentuasi fot dan gambaran apa dan sebagainya. Bagaimana fakta yang dipilih ditekankan dengan permaianan perangkat tertentu: seperti penempatan mencolok headline bagian depan atau belakang, pengulangan. Label tertentu ketika menggambarkan peristiwa itu diberitakan. Asosiasi terhadap simbol budaya, generalisasi, simplifikasi dan pemkaian kata yang mencolok, gambar dan sebagainya. Elemen menulis fakta ini berhubungan dengan penonjolan realitas. 27 Definisi framing, dikemukakan oleh beberapa tokoh, diantaranya: Tabel 2.2 Robert N. Entman Proses seleksi dri berbagai aspek realitas sehingga bagian tertentu dari penelitian itu lebih menonjol dibandingkan aspek lain. Ia juga menyertakan penempatan informasi- informasi dalam konteks yang khas sehingga sisi tertentu mendapat kan alokasi lebih besar daripada sisi yang lain. Wiliam A. Gamson Cara bercerita gugusan ide-ide yang terorganisir sedemikian rupa dan menghadirkan konstruksi makna peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan objek suatu wacana. Cara bercerita itu dibentuk dalam sebuah kemasan package. Kemasan itu semacam skema atau struktur pemaahaman yang digunakan individu untuk mengkonstruksi makna pesan-pesan yang disampaikan, menafsirkan makan pesan-pesan yang ia terima. Todd Gitlin Strategi bagaimana realtiasdunia dibentuk, disederhanakan untuk ditampilkan kepada khalayak pembaca. Periwitwa- perisitwa ditampilkan dalam pemberitaan agar tampak menonjol dan menarik perhatian kahlayak pembaca. Itu 27 Eriyanto, Analisis Framing, h. 69-70

Dokumen yang terkait

PEMBERITAAN MEDIA CETAK TENTANG 100 HARI PEMERINTAHAN SBY(Analisis Framing Headline pada Harian Kompas dan Jawa PosEdisi 28-29 Januari 2005)

0 5 1

ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL QIYADAH AL ISLAMIYAH DI HARIAN MEDIA INDONESIA

0 6 131

Konstruksi Realitas Media Massa (Analisis Framing Pemberitaan Korupsi M. Nazaruddin di Harian Republika)

1 8 148

PEMERINTAH DALAM KONSTRUKSI MEDIA (Analisis Framing dalam Pemberitaan Intimidasi PNS Pemerintah Dalam Konstruksi Media (Analisis Framing dalam Pemberitaan Intimidasi PNS Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali di Harian Solopos Edisi 18-25 Februari 2013).

0 1 15

Analisis Framing Pemberitaan Intimidasi Boyolali di Harian Solopos Edisi 18-25 Februari 2013 Pemerintah Dalam Konstruksi Media (Analisis Framing dalam Pemberitaan Intimidasi PNS Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali di Harian Solopos Edisi 18-25 Februa

0 1 16

ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN CIVIL VIOLENCE FPI DI MEDIA MASSA ( Studi Analisis Framing Media Surat Kabar Harian Solopos Terhadap Pemberitaan Civil Violence FPI di Gandekan Solo ).

0 0 11

Konstruksi Pemberitaan Satu Tahun Kabinet Kerja di Media Massa Nasional (Analisis Framing Robert Entman Mengenai Pemberitaan Satu Tahun Kabinet Kerja di Majalah Gatra)

0 0 12

Konstruksi Pemberitaan Satu Tahun Kabinet Kerja di Media Massa Nasional (Analisis Framing Robert Entman Mengenai Pemberitaan Satu Tahun Kabinet Kerja di Majalah Gatra)

0 0 2

Konstruksi Pemberitaan Satu Tahun Kabinet Kerja di Media Massa Nasional (Analisis Framing Robert Entman Mengenai Pemberitaan Satu Tahun Kabinet Kerja di Majalah Gatra)

0 0 9

Konstruksi Pemberitaan Satu Tahun Kabinet Kerja di Media Massa Nasional (Analisis Framing Robert Entman Mengenai Pemberitaan Satu Tahun Kabinet Kerja di Majalah Gatra)

0 1 20