PENUTUP ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN SATU TAHUN PEMERINTAH SBY BUDIONO DI HARIAN MEDIA INDONESIA

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Surat kabar merupakan media massa yang paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah mencatat keberadaan surat kabar dimulai sejak ditemukannya mesin cetak oleh Johann Guternberg di Jerman. Sedangkan keberadaan surat kabar di Indonesia ditandai dengan perjalanan panjang melalui lima periode yakni masa penjajahan Belanda, Penjajahan Jepang, menjelang kemerdekaan dan awal kemerdekaan, zaman orde baru serta orde baru. Setelah mengalami berbagai perkembangan, dewasa ini surat kabar seperti sudah menjadi santapan biasa. Manusia zaman sekarang sudah memasuki masyarakat informasi. Koran sudah masuk desa. Koran sudah bukan barang konsumsi yang mahal. Jhon Tebbel berpendapat bahwa koran sudah merupakan bagian dari kebutuhan manusia akan informasi baik untuk dirinya sendiri, keluarganya dan untuk usaha bisnisnya. 1 Kehadiran surat kabar merupakan pengembangan suatu kegiatan yang sudah lama berlangsung dalam dunia diplomasi dan lingkungan dunia usaha. Surat kabar pada masa awal ditandai oleh wujud yang tetap, bersifat komersial dijual secara bebas, memiliki beragam tujuan memberi informasi, mencatat, menyajikan, hiburan dan desas-desus. Membaca tulisan dalam sebuah surat kabar berarti menangkap pesan yang dikomunikasikan oleh media tersebut. Pesan yang disampaikan terlepas dari baik 1 Jhon Tebbel, Karier Jurnalistik. Penerjemah Dean Prataty Rahayuningsi, Semarang:Dahara Prize, 2003, h.1. atau buruk dimata khalayak. Hal ini dapat mengubah mental, sikap, perilaku dan gaya hidup mereka. Onong Uchjana Effendi mengemukakan komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada kepada orang lain untuk memberitahu atau merubah sikap, pendapat atau perilaku, baik secara langsung ataupun tidak langsung melalui media. 2 Berita muncul dalam benak manusia. Berita yang muncul dalam benak manusia itu bukan suatu peristiwa. Ia tidak identik dengan peristiwa. Namun pada dasarnya berita merupakan laporan dari peristiwa. Peristiwa di sini adalah realitasfakta yang diliputi oleh wartawan, dan pada gilirannya akan dilaporkan secara terbuka oleh media massa. Dengan demikian dapat pula dikatakan secara sederhana bahwa dalam suatu proses jurnalisme, upaya menceritakan kembali suasanakeadan, orang, dan benda bahkan pendapat yang terdapat dalam sebuah peristiwa merupakan upaya untuk mengkonstruksi realitas. 3 Sebagai alat untuk menyampaikan berita, penilaian atau gambaran umum tentang banyak hal, berita mempunyai kemampuan untuk berperan sebagai institusi yang dapat membentuk opini publik, karena media juga dapat berkembang menjadi kelompok penekan atas suatu ide ataupun gagasan. Lebih dari itu penyampaian sebuah berita ternyata mempunyai subjektifitas penulis. Bagi masyarakat biasa, pesan dari sebuah berita akan dinilai apa adanya. Berita akan dipandang sebagai barang suci yang penuh dengan objektifitas. Namun berbeda dengan kalangan tertentu yang memahami betul 2 Onong Uchjana Effendi, Dinamika Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya 1986, h.15. 3 M. Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi, Yogyakarta: Gitanyali, 2004 h.168. gerak pers. Mereka akan menilai lebih dalam terhadap pemberitaan, yaitu dalam setiap penulisan berita menyimpan ideologislatar belakang seorang penulis. Seorang penulis pasti akan memasukan ide-ide mereka dalam analisis terhadap data-data yang diperoleh dilapangan. Dalam suatu berita tersirat pesan yang ingin disampaikan oleh wartawan kepada pembacanya. Ada tema yang diangkat dari suatu peristiwa. Dalam berita ada karakteristik intrinsik yang dikenal sebagai nilai berita news value. Nilai berita ini menjadi ukuran yang berguna atau yang biasa diterapkan untuk menentukan layak berita newsworhty. Peristiwa-peristiwa yang memiliki nilai berita ini misalnya mengandung konflik, berencana dan kemajuan, dampak, kemasyhuran, segar dan kedekatan, keganjilan, human interest, seks dan aneka nilai lainnya. 4 Pada dasarnya, dalam setiap pemberitaan sebuah media mempunyai frame tertentu. Surat kabar dapat langsung menyampaikan suatu isu yang berkembang dalam masyarakat dengan sangat cepat. Karena surat kabar dapat langsung dikonsumsi oleh khalayak, maka surat kabar dapat membentuk opini publik yang bersifat „cash’ , cepat dan berubah atau bergeser pada saat yang singkat dari satu kesimpulan yang satu kepada kesimpulan yang lainnya. Media massa sebagai salah satu institusi sosial, menurut Dennis McQuail media massa memiliki kekuatan besar 5 , antara lain: 1. Media massa dapat menarik perhatian dalam memecahkan masalah 4 Luwi Ishwara, Seri Jurnalisitik Kompas: Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar, Jakarta: penerbit Buku Kompas, 2006, h. 53. 5 Dennis Mc Quail, Teori Komunikasi Massa:Suatu Pengatar, Penerjemah Agus Dharma, dkk Jakarta:Erlangga, 1996h.256.

Dokumen yang terkait

PEMBERITAAN MEDIA CETAK TENTANG 100 HARI PEMERINTAHAN SBY(Analisis Framing Headline pada Harian Kompas dan Jawa PosEdisi 28-29 Januari 2005)

0 5 1

ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN ALIRAN AL QIYADAH AL ISLAMIYAH DI HARIAN MEDIA INDONESIA

0 6 131

Konstruksi Realitas Media Massa (Analisis Framing Pemberitaan Korupsi M. Nazaruddin di Harian Republika)

1 8 148

PEMERINTAH DALAM KONSTRUKSI MEDIA (Analisis Framing dalam Pemberitaan Intimidasi PNS Pemerintah Dalam Konstruksi Media (Analisis Framing dalam Pemberitaan Intimidasi PNS Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali di Harian Solopos Edisi 18-25 Februari 2013).

0 1 15

Analisis Framing Pemberitaan Intimidasi Boyolali di Harian Solopos Edisi 18-25 Februari 2013 Pemerintah Dalam Konstruksi Media (Analisis Framing dalam Pemberitaan Intimidasi PNS Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali di Harian Solopos Edisi 18-25 Februa

0 1 16

ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN CIVIL VIOLENCE FPI DI MEDIA MASSA ( Studi Analisis Framing Media Surat Kabar Harian Solopos Terhadap Pemberitaan Civil Violence FPI di Gandekan Solo ).

0 0 11

Konstruksi Pemberitaan Satu Tahun Kabinet Kerja di Media Massa Nasional (Analisis Framing Robert Entman Mengenai Pemberitaan Satu Tahun Kabinet Kerja di Majalah Gatra)

0 0 12

Konstruksi Pemberitaan Satu Tahun Kabinet Kerja di Media Massa Nasional (Analisis Framing Robert Entman Mengenai Pemberitaan Satu Tahun Kabinet Kerja di Majalah Gatra)

0 0 2

Konstruksi Pemberitaan Satu Tahun Kabinet Kerja di Media Massa Nasional (Analisis Framing Robert Entman Mengenai Pemberitaan Satu Tahun Kabinet Kerja di Majalah Gatra)

0 0 9

Konstruksi Pemberitaan Satu Tahun Kabinet Kerja di Media Massa Nasional (Analisis Framing Robert Entman Mengenai Pemberitaan Satu Tahun Kabinet Kerja di Majalah Gatra)

0 1 20