Judul berita : “Pemimpin Lembaga Negara Rapatkan Barisan” 19
justru mencari kesepahaman fungsi
penyeimbang antarlembaga negara.
Penutup “pertemuan
menyepakati pentingnya empat pilar utama
negara, yaitu Pancasila, UUD 1945,
Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan Bhineka Tunggal Ika.
” Paragraf 10
Skrip Who
Irmanputra Siddin,
Effendi Ghazali,
Taufik Kiemas,
Lukman Hakim Saifuddin paragraf
1, 5,9,10
What Tujuh
pemimpin lembaga
Negara bertemu
dan berkonsolidasi
Lead
Why Para pemimpin itu bertemu
ditengah merebaknya mimpi –
mimpi penggulingan SBY - Budiono.
Paragraf 4
When Pukul 10.00 WIB
Paragraf 3 Where
Gedung Parlemen, Jakarta Paragraf 3
How Tematik
paragraf proposisi,
hubungan antar
kalimat Detail,koherensi,
bentuk kalimat 1. Hanya dua hari menjelang
setahun usia pemernintahan Presiden
SBY, tujuh
pemimpin lembaga negara berkonsolidasi.
2. Para pemimpin itu bertemu di tengah merebaknya mimpi-
mimpi penggulingan SBY pada
20 Oktober,
tepat setahun usia pemerintahan
SBY-Boediono. karena
itulah, muncul tafsir bahwa pertemuan
itu untuk
merapatkan barisan. Retoris
Leksikon 1. Diplomatis
= berhati-hati
dalam mengungkapkan
pendapat 2. Merebak = tersebar
3. Proteksi = perlindungan 4. Penggulingan = penjatuhan
Paragraf 1
Grafis Tampak foto Taufik Kiemas
yang sedang menatap presiden SBY,beserta
Presiden SBY
sambil memegang
kedua tangannya, Ketua MK Mahfud
MD, Ketua
KY Busro
Muqoddas dan Ketua DPR Marzuki Ali
Penjelasan: Frame Media Indonesia mengenai pemberitaan satu tahun pemerintahan
SBY - Budiono dapat dilihat dari Sintaksis. Pada edisi 19 Oktober 2010 atau H-1
sebelum tepat satu tahun pemerintahan SBY - Budiono diawali dengan judul “Pemimpin Lembaga Negara Rapatkan Barisan”. Judul berita di edisi ini nampak
memperlihatkan pandangan Media Indonesia mengenai pertemuan ini sebagai sarana untuk memperkuat posisi dari pemerintah. Hal ini karena pertemuan yang
berlangsung di Gedung DPR itu dihadiri oleh pemimpin Lembaga Negara seperti Ketua MPR Taufik Kiemas, Ketua DPR Marzuki Alie, Ketua DPD Irman
Gusman, Ketua MK Mahfud MD, ketua KY Busro Muqoddas dan Ketua BPK Hadi Purnomo. Pertemuan ini meruapakan pertemuan lanjutan yang sebelumya
pernah terjadi, tanggal 21 Januari itu para elit Negara bertemu di Bogor, dan tanggal 19 itu pertemuan lanjutan. Kalau di Bogor itu bicara tentang tidak akan
ada pemakzulan karena waktu itu masih kencang isu tentang century kemudian di tanggal 19 Oktober itu terkait pertemuan tanggal 18 Oktober terkait dengan demo
besar-besaran untuk menggulingkan SBY.
2
2
Hasil wawancara dengan Abdul Kohar, Asisten Kepala Divisi Pemberitaan Media Indonesia pada tangga 30 Juni 2011 pukul 17.00
Pada lead tertulis “pertemuan itu terkesan sebagai sararan proteksi
konstitusional dan ekspresi ketakutan yang berlebihan. ” Dari lead yang
ditampilkan merupakan jenis quotation lead karena pada lead tersebut mengambil kutipan dari narasumber, yakni dari pernyataan Irmanputra Siddin. Lead tersebut
menunjukkan ketakutan yang berlebihan dari pemerintah. Sehingga mengadakan pertemuan untuk kedua kalinya sebagai sarana untuk memperkuat diri. Hal ini
karena ada isu yang merebak pada tanggal 20 Oktober 2010 akan ada demo besar- besaran untuk menggulingkan pemerintahan SBY - Budiono.
Latar informasi berisi tentang, 2 hari menjelang setahun usia pemerintahan SBY - Budiono, tujuh pemimpin lembaga negara berkonsolidasi. Mereka
menggelar pertemuan selama 4 jam kemarin. Pertemuan ini merupakan lanjutan dari pertemuan yang dilakukan di Bogor dan pertemuan itu memang tidak
membahas secara khusus tentang antisipasi demo besar-besaran namun walaupun tidak dibahas secara khusus pertemuan itu tetap menjadi menarik apalagi di
Oktober 2010. Mereka berkumpul saja itu bagi Media Indonesia peristiwa politik besar karena di tengah isu tentang bagaimana para pemimpin, bagaimana
kekuatan sippil ingin menggusur SBY pada waktu itu.
3
Media Indonesia mengutip narasumber sebagai seumber informasinya terkait pemberitaan tentang Satu tahun pemerintahan SBY - Budiono dari sisi tata
Negara, Komunikasi Politik, dan dari sisi anggota koalisi mengenai pertemuan tersebut. Dalam pengutipan narasumber, Media Indonesia menyoroti pertemuan
3
Hasil wawancara dengan Abdul Kohar, Asisten kepala divisi pemberitaan Media Indonesia pada tangga 30 Juni 2011 pukul 17.00
itu. Pertama dari sisi tata negara, Media Indonesia mengutip dari pakar tata negara Irman Putra sidin. Yang menyatakan :
“Pertemuan itu terkesan sebagai sarana proteksi konstitusional yang lahir dari kecemasan politik pemerintah. Jauh lebih bermanfaat untuk kepentingan
bangsa dan negara jika pertemuan itu digelar sebelum Presiden berpidato soal Malaysia atau setelah terjadi bencana Wasior.”
Dari sisi ini, terlihat Media Indonesia memang menyoroti pertemuan ini apakah etis dilaksanakan atau tidak. Mengingat pada saat yang bersamaan ada
bencana di Wasior. Dari segi komunikasi politik, Media Indonesia mengutip dari Effendy
Ghazali mengenai hal ini. “Setiap pertemuan itu pasti terkait konteks”.
Dari kutipan tersebut, konteks yang dimaksud lebih menekankan pada pertemuan yang berlangsung di Gedung DPR yang ditafsirkan sebagai sarana
konstitusional karena adanya isu-isu yang merebak bahwa pada tanggal 20 Oktober 2010 merupakan hari penggulingan pemerintahan SBY - Budiono.
Media Indonesia menulis kutipan dari Lukam Hakim Syaifuddin yang merupakan anggota koalisi dari pemerintah dan ditutup dengan pernyataan dari
Taufik Kiemas agar lebih berimbang. “pertemuan itu tidak membahas secara khusus antisipasi pengulingan
pemerintahan. Pertemuan itu justru mencari kesepahaman fungsi penyeimbang antarlembaga Negara.”
Pada analisis Skrip dapat dilihat dari unsur kelengkapan berita yakni 5W+1H yaitu: Who Pemimpin Lembaga Negara, What Tujuh pemimpin
Lembaga Negara bertemu dan berkonsolidasi, Why Para pemimpin itu bertemu
ditengah merebaknya mimpi – mimpi penggulingan SBY - Budiono, When
Pukul 10.00 WIB, Where Gedung Parlemen, Jakarta. Yang ditonjolkan dalam pemberitaan ini adalah aspek What yakni tujuh pemimpin Lembaga Negara
bertemu dan berkonsolidasi. Hal ini mengindikasikan bahwa Media Indonesia ingin agar pembacanya tampak menyoroti pertemuan tersebut yang ditafsirkan
sebagai sarana proteksi konstitusional karena terkait isu-isu yang merebaknya mimpi-mimpi penggulingan SBY pada 20 Oktober 2010.
Pada analisis tematik, ada dua tema yang dikemukakan oleh Media Indonesia dalam berita ini. tema yang pertama adalah hanya dua hari menjelang
setahun usia pemernintahan Presiden SBY, tujuh pemimpin lembaga negara berkonsolidasi. Tema yang kedua yaitu Para pemimpin itu bertemu di tengah
merebaknya mimpi-mimpi penggulingan SBY pada 20 Oktober,tepat setahun usia pemerintahan SBY-Boediono.karena itulah, muncul tafsir bahwa pertemuan itu
untuk merapatkan barisan. Pada analisis retoris Media Indonesia memperlihatkan dengan perangkat
leksikon untuk menonjolkan yakni berupa kata-kata untuk menekankan pesan berita yang hendak disa
mpaikan yakni “merebak, penggulingan dan mimpi- mimpi. pada kata merebak, mimpi-mimpi dan penggulingan terdapat pada kalimat
“para pemimpin itu bertemu di tengah merebaknya mimpi-mimpi penggulingan SBYpada 20 Oktober 2010”. Kata merebak berdasarkan kamus besar bahasa
Indonesia adalah meluas.
4
Kata merebak merupakan kata ganti dari kata meluas
4
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008. h.1151
sehingga lebih menarik. Penggunaan kata mimpi-mimpi penggulingan merupakan penegasan Media Indonesia kalau menjatuhkan pemerintahan SBY - Budiono
hanyalah angan-angan belaka dan sulit untuk terjadi. Dari unsur grafis, yaitu gambar Taufik Kiemas yang sedang menatap
presiden SBY,beserta Presiden SBY sambil memegang kedua tangannya, dan didampingiMahfud MD Ketua MK, Marzuki Alie Ketua DPR, Busyro
Muqoddas Ketua KY.