tersebut, reporter menyajikan informasi yang penting untuk para pembaca. Sedangkan dalam feature, penulis mencari fakta untuk
menarik perhatian pembacanya. f. Depth reporting adalah pelaporan jurnalistik yang bersifat
mendalam, tajam, lengkap dan utuh tentang suatu peristiwa fenomenal atau aktual. Dengan membaca karya pelaporan
mendalam, orang akan mengetahui dan memahami dengan baik duduk perkara suatu persoalan dilihat dari berbagai perspektif atau
sudut pandang. Biasanya dalam pelaporan mendalam ditulis oleh tim, disiapkan dengan matang, memerlukan waktu beberapa hari
atau minggu. g. Investigative reproting, berisikan hal-hal- yang tidak jauh berbeda
dengan laporan interpretatif. Berita jenis ini biasanya memusatakan pada sejumlah masalah dan kontroversi. Namun demikian, dalam
laporan investigatif para wartawan memerlukan penyelidikan untuk memperoleh fakta yang tersembunyi demi tujuan.
h. Editorial writing adalah pikiran sebuah institusi yang diuji di depan sidang pendapat umum. Editorial adalah penyajian fakta dan
opini yang menafsirkan berita-berita penting dan mempengaruhi pendapat umum.
4. Nilai Berita Dalam Media Massa
Dalam berita ada beberapa karakteristik interinsik yang dikenal sebagai nilai berita news value. Nilai berita ini menjadi ukuran yang
berguna, atau yang biasa diterapkan, untuk menentukan layat berita news worthy.
16
Suatu peristiwa dikatakan memiliki nilai berita jika peristiwa tersebut mengandung konflik, bencana dan kemajuan, dampak,
kemasyhuran, segar dan kedekatan, keganjilan, human interest, seks, dan aneka nilai lainnya.
17
Tabel 2.1 Nilai Berita
Immediacy Immediacy disebut juga timeless waktu. Terkait degnan
kesegaran peristiwa yang dilaporkan. Sebuah berita sering dinyatakan sebagai laporan dari apa yang baru saja terjadi.
Proximity Peristiwa yang terjadi dekat lokasinya dengan khalayak
pembaca, dalam kehidupan sehari-hari mereka. Orang-orang akan tertarik dengan berita-berita yang menyangkut
kehidupan mereka, tempat tinggal mereka, dan sahabat.
Consequence Berita yang mengubah kehidupan pembaca adalah berita
yang mengandung nilai konsekuensi. Conflik
Peristiwa-peristiwa perang, demonstrasi, kriminal, bentrokan antar kelompok dan konflik antar negara, merupakan contoh
elemen konflik dalam pemberitaan.
Oddity Peristiwa yang tidak biasa terjadi ialah seseuatu yang akan
diperhatiakn segera oleh masyarakat. Sex
Seks kerap dijadikan satu elemen utama dair sebuah pemberitaan. Tapi, seks juga bisa sebagai elemen tambahan
dalam sebuah berita. Misalnya, skandal seks anggota Dewan perwakilan Rakyat, sakndal seks selebritis.
Emotion Elemen ini disebut juga sebagai human interest. Elemen ini
menyangkut nilai kesedihan, keamarahan, sipati, ambisi, cinta, kebencian, kebahagiaan, humor dan tragedi.
Prominence Menyangkut hal-hal yang terkenal atau sangat dikenal oleh
pembaca. Seperti nama-nama tokoh, pemimpin politik, petuah hidup dan hari raya.
16
Luwi Iswara, Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar, Jakarta: Kompas, 2007, cet. Ke -3, h. 53.
17
Ibid, h. 53.
Suspense Elemen ini merupakan sesuatu yang ditunggu-tunggu,
terhadap sebuah peristiwa. Misalnya, masyarakat menunggu pecahnya perang invasi AS ke Irak
Progress Elemen ini merupakan elemen “perkembangan” peristiwa
yang ditunggu masyarakat. Misalnya, setelah terjadinya invasi AS ke Irak, masyarakat tetap menunggu bagaimana
pemerntahan selanjutnya yang akan dijalankan.
Sumber : Septiawan Santara, Jurnalisme Kontemporer, h. 18-20.
D. Karakteristik Bahasa Jurnalistik
Secara spesifik, bahasa jurnalistik dapat dibedakan menurut bentuknya yaitu bahasa jurnalistik surat kabar, bahasa jurnalistik tabloid, bahas jurnalistik
majalah, bahasa jurnalistik radio siaran, bahasa jurnalistik televisi dan bahasa jurnalistik media on line internet. Bahasa jurnalistik surat kabar, misalnya, kecuali
harus tunduk kepada kaidah atau prinsip prinsip umum bahasa jurnalistik, juga memiliki ciri-ciri yang sangat khusus atau spesifik. Berikut karakterisitik bahas
jurnalisitik
18
: 1. Sederhana
Sederhana berarti selalu mengutamakan dan memilih kata atau kalimat yang paling banyak diketahui maknanya oleh kahlayak pembaca yang
sanga heterogen, baik dilihat dari tingkat intelektualitasnya maupun karakteristik demografis dan psikografisnya.
2. Singkat
18
AS Haris Sumadiria, Bahasa Jurnalistik Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis, Bandung: Remaja Rosda Karya,2006 h. 14