Bahasa jurnalistik harus menarik, menarik artinya mampu membangkitkan minta dan perhatian khalayak pembaca, memicu selera
baca, serta membuat orang yang sedang tertidur, terjaga seketika. 8. Demokratis
Demokratis berarti bahasa jurnalistik tidak mengenal tingkatan, pangkat, kasta atau perbedaan dari pihak yang menyapa dan pihak
yang disapa. Secara ideologis, bahasa jurnalisitik melihat setiap individu memiliki kedudukan yang sama di depan hukum sehingga
orang itu tidak boleh diberi pandangan serta perlakuan yang berbeda. 9. Populis
Populis berarti setiap kata, istilah atau kalimat apapun yang terdapa dalam karya-karya jurnalistik harus akrab di telinga, di mata, dan di
benak pikiran khalayak pembaca. Bahasa jurnalitik harus merakyat, aritnya diterima dan diakrabi oleh semua lapisan masyarakat.
10. Logis Logis berarti apa pun yang terdapat dalam kata, istilah, kalimat, atau
paragraph jurnalistik harus dapat diterima dan tidak bertentangan dengan akal sehat.
11. Gramatikal Gramatikal berarti kata, istilah, atau kalimat apa pun yang dipakai dan
dipilih dalam bahasa jurnalistik harus mengikuti kaidah tata bahasa baku. Bahasa baku artinya bahasa resmi sesuai dengan ketentuan tata
bahasa serta pedoman ejaan yang disempurnakan berikut pedoman pembentukan istilah yang menyertainya.
12. Menghindari kata tutur Kata tutur ialah kata yang biasa digunakan dalam percakapan sehari-
hari secara informal. Kata tutur ialah kata-kata yang digunakan dalam percakapan di warung kopi, terminal, bus kota.
13. Menghindari kata dan istilah asing Berita ditulis untuk dibaca atau didengar. Pembaca atau pendengar
harus tahu arti dan makna setiap kata yang dibaca dan didengarnya. Berita atau laporan banyak yang diselipi kata asing, selain tidak
informatif dan komunikatif juga membingungkan. 14. Pilihan kata diksi yang tepat
Bahasa jurnalitik sangat menekankan efektivitas. Setiap kalimat yang disusun tidak hanya harus produktif tetapi juga keluar dari asas
efektifitas. 15. Mengutamakan kalimat aktif
Kalimat akitf lembih udah dipahami dan lebih disukai oleh khalayak pembaca daripada kalimat pasif. Kalimat akti lebih mempermudah
pengeritan dan memeprjelas pemahaman. 16. Menghindari kata atau istilah teknis
Kata atau istilah teknis hanya belaku untuk kelompok atau komunitas tertentu yang relatif homogen. Sebagai contoh isitlah kedokteran tidak
akan bisa dipahami maksudnya oleh khalayak pembaca apabila dipaksakan untuk dimuat dalam berita, laporan atau tulisan pers.
17. Tunduk kepada kaidah etika
Salah satu fungsi utama pers adalah edukasi, mendidik. Dalam menjalankan fungsinya mendidik khalayak, pers wajib menggunakan
serta tunduk kepada kaidah dan etika bahasa baku. Dalam etika berbahasa, pers tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak sopan,
vulgar, sumpah serapah, hujatan dan makian yang sangat jauh dari norma sosial budaya agama. Pers juga tidak boleh menggunakan kata-
kata porno dan berselera rendah lainnya dengna membangkitkan asosiasi serata fantasi seksual pembacanya.
E. Evaluasi Pemerintah
1. Pengeritan evaluasi
Istilah evaluasi berasal dari bahasa inggris, yaitu “Evaluation”. Evaluasi secara etimologi dalam kamus ilmiah populer adalah penaksiran,
penilaian, perkiraan keadaan dan penentu nilai.
19
sedangkan secara terminologi pengeritan evaluasi menurut Casley dan Kumar adalah suatu
penilaian berkala terhadap relevansi, kinerja, efisiensi dan dampak suatu proyek dikaitkan dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, sementara
Fink dan Kosecoff memberikian definisi evaluasi adalah merupakan serangkaian prosedur untuk menilai mutu sebuah program.
20
Evaluasi adalah usaha yang di lakukan untuk menentukan apakah pelaksanaan kegiatan program telah mencapai tujuan dan sasaran yang
19
Pius A Partanto dan M. Dahlan Al bary, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arloka,1994. H. 163
20
Fredy S. Nggao, Evaluasi Program, Jakarta: Nuansa Madani, 2003, h. 15
ditetapkan sebelumnya, serta mengidentifikasi bidang program yang perlu serta memutuskan suatu program perlu di teruskan atau tidak
21
2. Pengertian Pemerintah
22
Pemerintahan merupakan organisasi atau wadah orang yang mempunyai kekuasaaan dan lembaga yang mengurus masalah kenegaraan
dan kesejahteraan rakyat dan negara. Government dari bahasa Inggris dan Gouvernment dari bahasa
Perancis yang keduanya berasal dari bahasa Latin, yaitu Gubernaculum, yang berarti kemudi, tetapi diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi
Pemerintah atau Pemerintahan dan terkadang juga menjadi Penguasa. Pemerintahan dalam arti luas adalah segala kegiatan badan-badan
publik yang meliputi kegiatan legislatif, eksekutif dan yudikatif dalam usaha mencapai tujuan negara. Pemerintahan dalam ari sempit adalah segala
kegiatan badan-badan publik yang hanya meliputi kekuasaan eksekutif. C.F. Strong
Pemerintahan dalam arti luas adalah segala urusan yang dilakukan oleh Negara dalam menyelenggarakan kesejahteraan rakyatnya dan
kepentingan Negara sendiri. Jadi tidak diartikan sebagai Pemerintah yang hanya menjalankan tugas eksekutif saja, melainkan juga meliputi tugas-tugas
lainnya temasuk legislatif dan yudikatif.
21
Hisham Al Thalib, Panduang Latihan Bagi Juru Dakwah, Jakarta: Media Dakwah, 1991, h. 128
22
Artikel diakses pada 18 Maret 2011 dari http:www.ilmumanajemen.comindex.php?option=com_contentview=articleid=108:percati
d=47:mnpemrItemid= 29
Pemerintahan adalah lembaga atau badan public yang mempunyai fungsi dan tujuan Negara, sedangkan pemerintahan adalah lembaga atau
badan-badan publik dalam menjalankan fungsinya untuk mencapai tujuan Negara Ermaya Suradinata
Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan menerapkan hukum serta undang-undang di wilayah tertentu.
Ada beberapa definisi mengenai sistem pemerintahan. Sama halnya, terdapat bermacam-macam jenis pemerintahan di dunia. Sebagai contoh: Republik,
Monarki Kerajaan, Persemakmuran Commonwealth. Dari bentuk-bentuk utama tersebut, terdapat beragam cabang, seperti: Monarki Konstitusional,
Demokrasi, dan Monarki Absolut Mutlak. Proses dimana pemerintahan seharusnya bekerja menurut fungsi
fungsinya banyak dirumuskan oleh sarjana pemerintahan seperti Rosenbloom atau
Michael Goldsmith
yang lebih
menegaskan pada
fungsi negara.Sementara itu, dari aspek manajemen, pemerintahan terkait dengan
fungsi fungsi memimpin, memberi petunjuk, memerintah, menggerakkan, koordinasi, pengawasan dan motivasi dalam hubungan pemerintahan.Hal ini
digambarkan oleh Karl W Deutsch bahwa penyelenggaraan pemerintahan itu ibarat membawa kapal di tengah samudra. Di Athena sendiri, fungsi fungsi
pemerintahan dapat ditemukan dalam konstitusi berupa fungsi peradilan, perencanaan anggaran belanja, pajak, militer dan polisi. Rasyid membagi
fungsi pemerintahan menjadi 4 bagian yaitu: 1. Fungsi pelayanan public service
2. Fungsi pembangunan development