Uji Regresi Gambaran Intensi Membeli Berdasarkan Data Responden

µ = Mean = Standar Deviasi Maka diperoleh kategori sebagai berikut : Tabel 4.10. Kategorisasi Persepsi Fungsi Iklan Kategori Skor Frekuensi Persentase Rendah 50 8 17.78 Sedang 50 - 63 31 68.89 Tinggi 63 6 13.33 Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 45 responden terdapat 8 responden atau 17.78 yang memiliki kategori rendah, 31 responden atau 68.89 kategori sedang dan 6 responden atau 13.33 kategori tinggi. Ternyata persepsi fungsi iklan sebagian besar remaja masuk dalam kategori sedang.

4.2. Analisis Data

4.2.1. Uji Regresi

Untuk menjawab pertanyaan penelitian, digunakan uji statistik parametrik Product Moment Pearson, untuk menguji apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara dua variabel yang diteliti. Dan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 16.00, diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.11. ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 15.216 1 15.216 .290 .593 a Residual 2257.762 43 52.506 1 Total 2272.978 44 a. Predictors: Constant, Persepsi Fungsi Iklan b. Dependent Variable: Intensi Membeli Jadi hasil uji regresi menggunakan program SPSS versi 16.00 diperoleh yaitu berdasarkan tabel di atas di dapat F hitung menunjukkan angka sebesar 0.290 dan F tabel dengan angka sebesar 4.06 dengan demikian nilai F hitung lebih kecil dari nilai F tabel F hitung F tabel, maka H a ditolak yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan antara persepsi fungsi iklan di televisi terhadap intensi membeli pada remaja Majlis Dzikir dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor dan H o diterima yaitu ada pengaruh yang signifikan antara persepsi fungsi iklan di televisi terhadap intensi membeli pada remaja Majlis Dzikir dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor. Tabel 4.12. Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .082 a .007 -.016 7.24611 a. Predictors: Constant, Persepsi Fungsi Iklan b. Dependent Variable: Inensi Membeli Berdasarkan tabel di atas, R Square menunjukkan bahwa variabel persepsi fungsi iklan terhadap variabel intensi membeli sebesar 0.7 dan selebihnya 99.3 adalah kemungkinan mendapatkan variabel lain yang memiliki peranan terhadap perubahan variabel intensi membeli.

4.2.2. Gambaran Intensi Membeli Berdasarkan Data Responden

Dari kategorisasi tersebut, peneliti menggolongkan intensi membeli berdasarkan data responden yang telah didapat. Tabel 4.13. Kategori Intensi Membeli Berdasarkan Usia Usia Rendah Frekuensi Sedang Frekuensi Tinggi Frekuensi 14 – 16 Tahun 2 21 2 17 – 19 Tahun 2 8 3 20 – 21 Tahun 2 4 1 Berdasarkan usia, dari 25 responden yang berusia 14 -16 tahun, 2 orang memiliki intensi membeli dalam kategori rendah, 21 orang memiliki intensi membeli dalam kategori sedang dan 2 orang dalam kategori tinggi. Dari 13 responden yang berusia 17 - 19, 2 orang memiliki intensi membeli dalam kategori rendah, 8 orang dalam kategori sedang dan 3 orang dalam kategori tinggi. Dari 7 responden yang berusia 20 -21 tahun, 2 orang memiliki intensi membeli dalam kategori rendah, 4 orang dalam kategori sedang dan 1 orang dalam kategeori tinggi. Tabel 4.14. Kategori Intensi Membeli berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin Rendah Frekuensi Sedang Frekuensi Tinggi Frekuensi Pria 3 12 7 Wanita 2 20 1 Berdasarkan jenis kelamin, dari 22 responden pria, 3 orang memiliki intensi membeli dalam kategori rendah,12 orang kategori sedang dan 7 orang masuk dalam kategori tinggi. Sedangkan dari 23 responden wanita, 2 orang memiliki intensi membeli rendah, 20 orang kategori sedang dan 1 orang masuk dalam kategori tinggi. Tabel 4.15. Kategori Intensi Membeli Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir Rendah Frekuensi Sedang Frekuensi Tinggi Frekuensi SLTPMTs 2 15 1 SLTAMA 2 15 4 D1D2D3 1 3 S1 1 1 Berdasarkan pendidikan terakhir, dari 18 responden yang pendidikannya SLTPMTs, 2 orang memiliki intensi membeli dalam kategori rendah, 15 orang kategori sedang dan 1 orang masuk dalam kategori tinggi. Dari 21 responden yang pendidikannya SLTAMA, 2 orang memiliki intensi membeli dalam kategori rendah, 15 orang dalam kategori sedang dan 4 orang masuk dalam kategori tinggi. Dari 4 responden yang pendidikannya D1D2D3, 1 orang memiliki intensi membeli dalam kategori rendah, dan 3 orang kategori sedang. Dari 2 responden yang pendidikannya S1, 1 orang memiliki intensi membeli dalam kategori sedang dan 1 orang masuk dalam kategori tinggi. Tabel 4.16. Kategori intensi membeli berdasarkan pendapatan per bulan Pendapatan perbulan Rendah Frekuensi Sedang Frekuensi Tinggi Frekuensi Kurang dari Rp. 150 000 1 3 Rp. 150 000 – Rp. 200 000 1 10 1 Rp. 200 001 – Rp. 400 000 2 9 2 Rp. 400 001 – Rp. 600 000 1 7 2 Lebih dari Rp. 600 001 1 4 1 Berdasarkan pendapatan per bulan, dari 4 responden yang pendapatan per bulannya Kurang dari Rp. 150 000, 1 orang memiliki intensi membeli dalam kategori rendah, dan 3 orang masuk dalam kategori tinggi. Dari 12 responden yang pendapatan per bulannya Rp. 150 000 – Rp. 200 000, 1 orang memiliki intensi membeli dalam kategori rendah, 10 orang kategori sedang dan 1 orang masuk dalam kategori tinggi. Dari 13 responden yang pendapatan per bulannya Rp. 200 001 – Rp. 400 000, 2 orang memiliki intensi membeli dalam kategori rendah, 9 orang kategori sedang dan 2 orang masuk dalam kategori tinggi. Dan dari 10 responden yang pendapatan per bulannya Rp. 400 001 – Rp. 600 000, 1 orang memiliki intensi membeli dalam kategori rendah, 7 orang kategori sedang dan 2 orang masuk dalam kategori tinggi. Dan dari 6 responden yang pendapatan per bulannya lebih dari Rp. 600 001, 1 orang memiliki intensi membeli dalam kategori rendah, 4 orang kategori sedang dan 1 orang masuk dalam kategori tinggi.

4.2.3. Gambaran Persepsi Fungsi Iklan Berdasarkan Data Responden