Pengajuan Hipotesis Kesimpulan Pengaruh persepsi tentang fungsi iklan fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) di Televisi terhadap intensi membeli pada remaja majlis dzikir dan tawasulan forum silaturrahmi remaja Bogoro

Dari bagan di atas maka dapat dijelaskan bahwa persepsi tentang fungsi iklan Kentucky Fried Chicken KFC di televisi dapat menjelaskan intensi membeli pada Remaja Majlis Dzikir Dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor.

2.4. Pengajuan Hipotesis

Untuk pengujian apakah ada pengaruh antar independen variabel dan dependen variabel dilakukan pengujian, yaitu : H a : Ada pengaruh persepsi tentang fungsi iklan fast food Kentucky Fried Chicken KFC di televisi terhadap intensi membeli pada Remaja Majlis Dzikir Dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor. H o : Tidak ada pengaruh persepsi tentang fungsi iklan fast food Kentucky Fried Chicken KFC di televisi terhadap intensi membeli pada Remaja Majlis Dzikir Dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor. Y Intensi Membeli : - Sikap - Norma Subjektif - PBC X Persepsi Tentang Fungsi Iklan : - Menginformasikan - Meyakinkan - Mengingatkan Remaja Majlis Dzikir dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian 3.1.1. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuntitatif. Penelitian dengan kuntitatif dan metode yang digunakan menekankan analisisnya pada data-data numerikal angka yang diolah dengan metode statistika, menurut Umar pendekatan kuantitatif salah satu pendekatan dengan penelitian yang lebih ditekankan pada data yang dapat dihitung untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kokoh Salam Aripin, 2006.

3.1.2. Variabel Penelitian

Variabel adalah gejala yang dapat diukur dan diamati yang sifat-sifatnya sudah diberi nilai-nilai Hasan, 2002. Jadi variabel adalah objek penelitian yang menjadi perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini terdapat 2 dua variabel yaitu : Variabel 1 : Persepsi tentang fungsi iklan Variabel 2 : Intensi membeli

3.1.3. Definisi Konseptual

a. Persepsi tentang fungsi iklan adalah suatu pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan tentang suatu bentuk komunikasi untuk menyampaikan pesan kepada khalayak ramai tentang sesuatu, dengan menampilkan fungsi iklan itu sendiri seperti untuk menginformasikan, meyakinkan serta megingatkan. b. Intensi membeli adalah setiap perilaku membeli seseorang yang bebas yang ditentukan oleh kemampuan sendiri yang selalu didahului oleh niat.

3.1.4. Definisi Operasional

Definisi operasioanal adalah suatu definisi yang memberikan penjelasan atas suatu variabel dalam bentuk yang dapat diukur Kountur, 2005. a. Persepsi tentang fungsi iklan Dalam penelitian ini, persepsi tentang fungsi iklan dilihat dalam 3 tiga fungsi. Fungsi-fungsi iklan diambil dari Kotler 1987. Sementara Persepsi diambil dari Desiderato dalam Rahmat, 2005. 1 Periklanan informatif informing adalah untuk membentuk permintaan pertama, serta iklan itu tersebut dapat memberikan informasi untuk konsumen dalam mengambil keputusan baik itu dari pengalaman tentang obyek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan, yang Isinya lebih ditekankan mengenai informasi produk atau jasa yang di iklankan, seperti kualitas, harga dan citra perusahaan. 2 Iklan persuasif persuading adalah untuk membentuk permintaan selektif untuk suatu merek tertentu, sehingga iklan itu dapat meyakinkan konsumen baik dari segi pengalaman konsumen tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan, seperti rayuan dan motivasi konsumen. 3 Iklan pengingat reminding adalah untuk meyakinkan pembeli bahwa mereka telah melakukan pilihan yang benar, iklan ini menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para konsumen, dan konsumen selalu ingat baik dari pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan, dimana iklan lebih mengingatkan pembeli bahwa mereka telah melakukan pilihan yang benar, seperti selogan atau jargon. b. Intensi membeli Dalam penelitian ini, variabel intensi membeli dilihat dari 3 tiga aspek. 1 Sikap attitude merupakan predisposisi yang dapat dipelajari dari respon yang konsisten terhadap objek tertentu Fishbein Ajzen,1975. i. Behaviour belief tingkah laku yang diyakini ii. Outcome evaluation evaluasi hasil 2 Norma subyektif merupakan persepsi seseorang mengenai tingkah laku yang diterima masyarakat atau sebaliknya Ajzen, 1988. i. Normative belief kelompok rujukan yang diyakini ii. Motivation to comply motivasi untuk mngikuti 3 Percaived Behaviour Control PBC merupakan derajat kemudahan atau kesulitan yang dipersepsikan untuk melakukan suatu tingkah laku dan hal tersebut diasumsikan mencerminkan pengalaman masa lampau Ajzen,1988. i. Perceived Behavior Control Belief PBCB 3.2. Pengambilan Sampel 3.2.1. Populasi dan Sampel Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti Hasan, 2002. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah Remaja Majlis Dzikir Dan Tawasul Forum Silaturahmi Remaja Bogor adalah remaja yang berusia antara 14-21 Tahun, serta yang pernah dan sering menonton iklan fast food Kentucky Fried Chicken KFC dan mengkonsumsi produk fast food Kentucky Fried Chicken KFC itu sendiri. Sampel adalah bagian dari populasi yang diambail melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi Hasan, 2002. Dalam buku yang lain sampel diartikan juga sebagai himpunan bagian dari populasi atau elemen populasi Salam Aripin, 2006. Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 45 orang remaja Majlis Dzikir dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor, yang berlokasi di Jalan Baru Kukupu RT.003007 kelurahan Cibadak Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor 16166.

3.2.2. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel ini adalah sampel jenuh. Adapun yang dimaksud dengan sampel jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunkan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi reklatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang kecil Sugiono, 2008. Maka dalam populasi ini berjumlah 45 orang yang dijadikan sebagai sampel penelitian.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa-peristiwa atau hal-hal atau keterangan-keterangan atau karakteristik-karakteristik sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung penelitian. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah skala.

3.3.1. Metode dan Instrumen Penelitian

Agar mengungkap masalah dalam penelitian tentang persepsi iklan fast food Kentucky Fried Chicken KFC dan intensi membeli, maka akan digunakan skala. Bentuk skala yang akan digunaklan adalah skala Likert, skala Likert merupakan jenis skala yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian fenomena sosial spesifik, seperti sikap, pendapat, dan persepsi sosial seseorang atau sekelompok orang Hasan, 2002. Dalam menggunakan skala Likert, responden diberikan 4 empat pilihan dalam berespon, yaitu : Sangat Setuju SS, Setuju S, Tidak Setuju TS, dan Sangat Tidak Setuju STS. Selain itu peneliti juga membagi 2 dua kategori item pertanyaan, yaitu favorabel dan unfavorabel dan menentukan bobot nilai sebagai berikut : Tebel 3.1. Nilai Skor Jawaban Pernyataan Sangat Tidak Setuju STS Tidak Setuju TS Setuju S Sangat Setuju SS Favorabel 1 2 3 4 Unfavorable 4 3 2 1 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua instrument sebagai alat pengumpulan data, yaitu : 1. Skala intensi membeli disusun berdasarkan teori intensi oleh Fishbein Ajzen 1975 dan Ajzen 1988 dengan menggunakan skala model Likert. Adapun field testnya adalah sebagai berikut : Tabel 3.2. Blue Print Field Test Skala Intensi Membeli Item No. Indikator Sub indikator Fav Unfav Total 1. Sikap 1. Behaviour belief tingkah laku yang diyakini 9,17,26, 38 27,39 6 2. Outcome evaluation evaluasi hasil 11,19,29 20 4 1. Normative belief kelompok rujukan yang diyakini 5,13,21, 32,41 14,33,42 8 2. Norma subyektif 2. Motivation to comply motivasi untuk Mengikuti 7,15,23, 35 8,24,36 7 3. PBC Perceived Behavior Control 1. perceived Behavior Control Belief PBCB 25,37,40, 47 4 TOTAL 20 9 29 Detil item skala ini dapat dilihat pada lamiran 5. 2. Skala persepsi fungsi iklan KFC di televisi disusun berdasarkan teori Desiderato dalam Rahmat, 2005 dan Kotler 1987 dengan menggunakan skala model Likert. Adapun field testnya adalah sebagai berikut : Tabel 3.3. Blue Print Field Test Skala Persepsi Fungsi Iklan KFC Item No. Dimensi Persepsi Indikator Fav Unfav Total 1. Mengalami Pengetahuan tentang informasi iklan 1,15,3,17 ,5,19 4,20 8 2. Menyimpulkan Keyakinkan akan informasi 7,21,9,23 22,10,24 7 3. Menafsirkan Mengingat akan iklan 11,13 14 3 TOTAL 11 6 18 Detil item skala ini dapat dilihat pada lamiran 5.

3.3.2. Teknik Uji Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas Skala Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen, suatu instrumen dikatakan valid apabila mengungkap apa yang ingin diukur Salam Aripin, 2006. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila tes tersebut menjalankan fungsi ukurannya. Dalam uji validitas digunakan rumusan penghitungan analisis regresi yang dikemukana oleh Pearson dengan menggunakan SPSS Versi 16.00 for windows. 2. Uji Reliabilitas Skala Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi maksudnya adalah pengukuran yang dapat mengahasilkan data yang reiliabel, ide pokok dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya, hasil ukur dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh yang relatif sama. Untuk menghitung relibilitas alat pengumpulan data uji reliabilitas akan digunakan tehnik Alpaha Cronbach, dengan menggunakan SPSS Versi 16.00 for windows. Tabel 3.4. Kaidah Klasifikasi Uji Reliabilitas Nilai Status 0.90 Sangat Reliabel 0.70-0.89 Reliabel 0.40-0.69 Cukup Reliabel 0.40-0.39 Kurang Reliabel

3.3.3. Hasil Uji Instrumen Penelitian

Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan uji instrument dengan jumlah total keseluruhan item sebanyak 74 item dari dua skala yaitu skala persepsi iklan yang berjumlah 24 item dan skala intensi membeli berjumlah 50 item. Uji instrumen diberikan kepada 37 orang Remaja Majlis Baiturrahman Bogor Barat. Alasan memilih tempat tersebut adalah Remaja Majlis Baiturrahman mempunyai karakteristik yang sama karena sama-sama segmen remaja, suka mengonsumsi fast food dan berada dibawah koordinasi Majlis Dzikir dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor yang berada dikawasan Bogor Tanah Sareal. Adapun tujuan dari pelaksanaan uji instrumen ini dilakukan dengan maksud : 1. Mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan responden dalam menyelesaikan pengisian instrumen. 2. Mengetahui pemahaman responden terhadap pernyataan atau item-item yang diberikan. 3. Mengetahui validitas instrumen, dimana skor tiap item diolah dengan skor total. 4. Mengetahui tingkat reliabilitas yang digunakan untuk mengukur tingkat reliabilitas skala tersebut. a. Uji Validitas Instrumen Uji validitas instrumen dilakukan pada dua jenis skala yang digunakan dalam penelitian, yaitu uji validitas skala persepsi fungsi iklan dan uji validitas skala intensi membeli. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi, dan dalam penghitungannya menggunakan program SPSS Versi 16.00 for windows. Data yang telah diolah melalui perhitungan uji validitas memiliki koefisien validitas masing-masing. Pada skala persepsi fungsi iklan fast food KFC, dari 24 item yang diuji cobakan terdapat 18 item yang valid dan sisanya 6 item yang tidak valid. Sedangkan pada skala intensi membeli, dari 50 item yang diuji cobakan terdapat 29 item yang valid dan sisanya 21 item tidak valid. b. Uji Reliabilitas Instrumen Uji reliabilitas dalam perhitungannya menggunakan program SPSS Versi 16.00 for windows. Pengujian instrumen dilakukan pada item-item yang valid dari setiap skala penelitian. Pada skala persepsi iklan fast food Kentucky Fried Chicken KFC yang berjumlah 18 item dan pada skala intensi membeli yang berjumlah 29 item. Dari hasil hitungan uji reliabilitas terhadap instrumen penelitian ini diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 3.5. Koefeisien Reliabilitas Instrumen Penelitian Instrumen Koefisien Alpha Cronbach Keterangan Persepsi Fungsi Iklan KFC 0,797 Reliabel Intensi Membeli 0,809 Reliabel Dari perhitungan menggunakan program SPSS Versi 16.00 for windows didapat Alpha Cronbach sebesar 0,797 untuk skala persepsi fungsi iklan KFC dengan kriteria reliabel, dan koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,809 untuk skala intensi membeli dengan kriteria reliabel.

3.3.4. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi. Hasil regresi diinterpretasikan dengan menggunakan F tabel dan mengacu pada kelompok signifikan 5. Jika hasil F hitung F tabel, maka regresi dianggap H a ada sumbangan dan H o tidak ada sumbangan.

3.3.5. Prosedur Penelitian

Berkaitan dengan jalannya penelitian ini, maka peneliti merancang langkah- langkah prosedur penelitian yang diharapkan dapat menunjang kelancaran serta keberhasilan penelitian. Pengertian prosedur penelitian itu sendiri adalah langkah-langkah atau urutan-urutan yang harus dilalui atau dikerjakan dalam suatu penelitian Hasan, 2002. Langkah-langkah itu adalah sebagai berikut : 1. Tahap Perencanaan Penelitian Pada tahapan ini peneliti mengawali penelitian dengan mempersiapkan rancangan penelitian seperti mencari fenomena disekitar lingkungan yang terjadi, pemilihan judul, membuat latar belakang, mencari referensi seperti buku-buku atau sumber lain yang mendukung dengan penelitian ini, perumusan dan batasan masalah serta hipotesis. 2. Tahap Pengambilan Data a. Menentukan populasi dan sampel penelitian b. Melakukan try out di Majlis Baiturrahman yang beralamat di JL. Curug Induk RT. 005013 Kel. Curug Induk Kec. Bogor Barat pada tanggal 21 - 22 Februari 2010. Uji coba ini dilakukan dengan cara menyebar angket skala persepsi fungsi iklan KFC dan skala intensi membeli. Setelah melakukan uji coba, peneliti melanjutkan dengan melakukan pengujian validitas dan reliabilitas. c. Mengumpulkan data yang sesungguhnya dilakukan pada tanggal 23 - 24 Februari 2010 di aula Majlis Dzikir Dan Tawasul Forum Silaturahmi Remaja Bogor yang beralamat di JL. Baru Kukupu RT. 003007 Kel. Cibadak Kec. Tanah Sareal Kota Bogor 16166. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan skala yang sudah terevisi dari hasil uji sebelumnya. 3. Tahap Pengolahan Data a. Setelah data penelitian terkumpul maka peneliti melakukan skoring terhadap hasil angket yang telah diisi oleh masing-masing responden penelitian. b. Menghitung dan membuat tabulasi data yang diperoleh kemudian dibuat tabel data. c. Melakukan analisis data dengan menggunakan metode statistik untuk menguji hipotesis penelitian dan analisis regresi antara variabel penelitian. 4. Tahap Pembahasan a. Menginterpretasikan dan membahas hasil analisis statistik berdasarkan teori. b. Menggunakan kesimpulan hasil penelitian dengan memperhitungkan data penunjang yang diperoleh. BAB IV PRESENTASI DAN ANALISIS DATA

4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Sampel penelitian yang digunakan adalah Remaja Majlis Dzikir dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor. Majlis Dzikir ini adalah sebuah suatu organisasi masyarakat yang bersifat islami yang di dalamnya menghimpun remaja, dimana remaja merupakan penerus bangsa yang mengisi kehidupan dizaman modern dan menerapkan produk modernisasi kearah yang positif. Gambaran umum subjek penelitian ini diuraikan secara rinci dibawah ini, yaitu berupa gambaran umum frekuensi dari usia subjek, jenis kelamin, pendidikan terakhir, serta berdasarkan pendapatan mereka perbulan adalah sebagai berikut : 1. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia Subjek Dari hasil subjek sebanyak 45 orang, maka dapat dijelaskan usia subjek dalam tabel berikut ini : Tabel 4.1. Kategori Sampel Berdasarkan Usia No. Usia Jumlah Persentase 1. 14-16 Tahun 25 55.56 2. 17-19 Tahun 13 28.88 3. 20-21 Tahun 7 15.56 TOTAL 45 100 Tabel 4.1. menunjukkan bahwa sampel penelitian berdasarkan usia subjek 14-16 Tahun lebih tinggi dengan hasil perstentase sebesar 55.56 dengan jumlah responden sebanyak 25 orang, dan subjek yang berusia 17-19 Tahun sebesar 28.88 dengan jumlah responden sebanyak 13 orang, dan subjek yang berusia 20-21 Tahun sebesar 15.56 dengan jumlah responden sebanyak 7 orang. 2. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Dari hasil responden sebanyak 45 orang, maka dapat dijelaskan jenis kelamin responden dalam tabel berikut ini : Tabel 4.2. Kategori Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin No. Jenis kelamin Jumlah Persentase 1. Pria 22 48.89 2. Wanita 23 51.11 TOTAL 45 100 Tabel 4.2. menunjukkan bahwa dari hasil persentase data sebanyak 45 orang, maka jenis kelamin wanita lebih tinggi dengan nilai persentase sebesar 48.89 dengan jumlah responden sebanyak 23 orang, dan yang berjenis kelamin pria sebesar 51.11 dengan jumlah responden sebanyak 22 orang. 3. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Dari hasil responden sebanyak 45 orang, maka dapat dijelaskan pendidikan terakhir responden dalam tabel berikut ini : Tabel 4.3. Gambaran umum Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir No. Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase 1. SLTPMTs 18 40.00 2. SLTAMA 21 46.67 3. D1D2D3 4 8.89 4. S1 2 4.44 TOTAL 45 100 Tabel 4.3. menunjukkan bahwa dari hasil persentase data di atas, SLTAMA lebih tinggi dengan persentase sebesar 46.67 dengan jumlah responden sebanyak 21 orang, pendidikan terakhir SLTPMTs sebesar 40.00 dengan jumlah responden sebanyak 18 orang, pendidikan terakhir D1D2D3 sebesar 8.89 dengan jumlah responden sebanyak 4 orang, pendidikan terakhir S1 sebesar 4.44 dengan jumlah responden sebanyak 2 orang. 4. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan Dari hasil responden sebanyak 45 orang, maka dapat dijelaskan Pendapatan Perbulan responden dalam tabel berikut ini : Tabel 4.4. Kategori Sampel Berdasarkan Pendapatan Per bulan No. Pendapatan Jumlah Persentase 1. 150 000 4 8.89 2. 150 000 – 200 000 12 26.67 3. 200 001 – 400 000 13 28.89 4. 400 001 – 600 000 10 2.22 5. 600 000 6 13.33 TOTAL 45 100 Tabel 4.4. menunjukkan bahwa dari hasil persentase data di atas, pendapatan per bulan sebesar Rp. 200 001 – 400 000 lebih banyak dengan persentase sebesar 28.89 dengan jumlah responden sebanyak 13 orang, pendapatan sebesar Rp. 150 000 - 200 000 dengan persentase 26.67 dengan jumlah responden sebanyak 12 orang, pendapatan sebesar Rp. 400 001 – 600 000 dengan persentase 2.22 dengan jumlah responden sebanyak 10 orang, pendapatan sebesar Rp. 600 000 dengan persentase 13.33 dengan jumlah responden sebanyak 6 orang, pendapatan sebesar Rp. 150 000 dengan persentase 8.89 dengan jumlah responden 4 orang.

4.1.1. Gambaran Intensi Membeli

Peneliti menentukan tingkat intensi membeli dan persepsi fungsi iklan KFC. Untuk memudahkan menghitung nilai minimum, maksimum, rata-rata, standar deviasi, dan jumlah total sum, peneliti menggunakan hitungan komputer dengan program SPSS versi 16.00 for windows. Untuk skala intensi membeli remaja terdiri dari 29 item, didapatkan nilai minimum, maksimum, rata-rata, standar deviasi, dan jumlah total sum, sebagai berikut : Tabel 4.5. Nilai Minimum, Maksimum, Sum, Mean, Standar Deviasi Intensi Membeli Descriptive Statistics 45 67,00 102,00 3889,00 86,4222 7,18739 45 intensi Valid N listwise N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Berdasarkan tabel di atas, didapatkan nilai minimum untuk intensi membeli sebesar 67.00, maksimum sebesar 102.00, jumlah intensi membeli keseluruhan sebesar 3889.00, rata-rata intensi membeli sebesar 86.4222 dan standar deviasi sebesar 7.18739. Peneliti menggolongkan responden ke dalam 3 kategori diagnosis kualitas intensi membeli dengan persepsi fungsi iklan yaitu rendah, sedang, tinggi. Norma kategorisasi yang digunakan sebagai berikut : Tabel 4.6. Norma Kategorisasi Klasifikasi Interval Rendah X µ - 1,0 Sedang µ - 1,0 X µ + 1,0 Tinggi µ + 1,0 X Keterangan : X = Skor µ = Mean = Standar Deviasi Maka diperoleh kategori sebagai berikut : Tabel 4.7. Kategorisasi Intensi Membeli Kategori Skor Frekuensi Persentase Rendah 79 6 13.33 Sedang 79 - 94 33 73.34 Tinggi 94 6 13.33 Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 45 responden terdapat 6 responden atau 13.33 yang memiliki kategori rendah, 33 responden atau 73.34 kategori sedang dan 6 responden atau 13.33 kategori tinggi. Ternyata intensi membeli sebagian besar remaja masuk dalam kategori sedang.

4.1.2. Gambaran Persepsi Fungsi Iklan

Untuk skala persepsi fungsi iklan terdiri atas 18 item, didapatkan nilai minimum, maksimum, rata-rata, standar deviasi, dan jumlah total sum, sebagai berikut : Tabel 4.8. Nilai minimum, maksimum, sum, mean, standar deviasi persepsi fungsi iklan Descriptive Statistics 45 40,00 72,00 2536,00 56,3556 6,50229 45 iklan Valid N listwise N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Berdasarkan tabel diatas, didapatkan nilai minimum untuk persepsi fungsi iklan sebesar 40.00, maksimum sebesar 72.00, jumlah persepsi fungsi iklan keseluruhan sebesar 2536.00, rata-rata persepsi fungsi iklan sebesar 56.3556 dan standar deviasi sebesar 6.50229. Peneliti menggolongkan responden ke dalam 3 kategori diagnosis kualitas persepsi fungsi iklan yaitu rendah, sedang, tinggi. Norma kategorisasi yang digunakan sebagai berikut. Maka diperoleh kategori sabagai berikut : Tabel 4.9. Norma Kategorisasi Klasifikasi Interval Rendah X µ - 1,0 Sedang µ - 1,0 X µ + 1,0 Tinggi µ + 1,0 X Keterangan : X = Skor µ = Mean = Standar Deviasi Maka diperoleh kategori sebagai berikut : Tabel 4.10. Kategorisasi Persepsi Fungsi Iklan Kategori Skor Frekuensi Persentase Rendah 50 8 17.78 Sedang 50 - 63 31 68.89 Tinggi 63 6 13.33 Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 45 responden terdapat 8 responden atau 17.78 yang memiliki kategori rendah, 31 responden atau 68.89 kategori sedang dan 6 responden atau 13.33 kategori tinggi. Ternyata persepsi fungsi iklan sebagian besar remaja masuk dalam kategori sedang.

4.2. Analisis Data

4.2.1. Uji Regresi

Untuk menjawab pertanyaan penelitian, digunakan uji statistik parametrik Product Moment Pearson, untuk menguji apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara dua variabel yang diteliti. Dan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 16.00, diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.11. ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 15.216 1 15.216 .290 .593 a Residual 2257.762 43 52.506 1 Total 2272.978 44 a. Predictors: Constant, Persepsi Fungsi Iklan b. Dependent Variable: Intensi Membeli Jadi hasil uji regresi menggunakan program SPSS versi 16.00 diperoleh yaitu berdasarkan tabel di atas di dapat F hitung menunjukkan angka sebesar 0.290 dan F tabel dengan angka sebesar 4.06 dengan demikian nilai F hitung lebih kecil dari nilai F tabel F hitung F tabel, maka H a ditolak yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan antara persepsi fungsi iklan di televisi terhadap intensi membeli pada remaja Majlis Dzikir dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor dan H o diterima yaitu ada pengaruh yang signifikan antara persepsi fungsi iklan di televisi terhadap intensi membeli pada remaja Majlis Dzikir dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor. Tabel 4.12. Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .082 a .007 -.016 7.24611 a. Predictors: Constant, Persepsi Fungsi Iklan b. Dependent Variable: Inensi Membeli Berdasarkan tabel di atas, R Square menunjukkan bahwa variabel persepsi fungsi iklan terhadap variabel intensi membeli sebesar 0.7 dan selebihnya 99.3 adalah kemungkinan mendapatkan variabel lain yang memiliki peranan terhadap perubahan variabel intensi membeli.

4.2.2. Gambaran Intensi Membeli Berdasarkan Data Responden

Dari kategorisasi tersebut, peneliti menggolongkan intensi membeli berdasarkan data responden yang telah didapat. Tabel 4.13. Kategori Intensi Membeli Berdasarkan Usia Usia Rendah Frekuensi Sedang Frekuensi Tinggi Frekuensi 14 – 16 Tahun 2 21 2 17 – 19 Tahun 2 8 3 20 – 21 Tahun 2 4 1 Berdasarkan usia, dari 25 responden yang berusia 14 -16 tahun, 2 orang memiliki intensi membeli dalam kategori rendah, 21 orang memiliki intensi membeli dalam kategori sedang dan 2 orang dalam kategori tinggi. Dari 13 responden yang berusia 17 - 19, 2 orang memiliki intensi membeli dalam kategori rendah, 8 orang dalam kategori sedang dan 3 orang dalam kategori tinggi. Dari 7 responden yang berusia 20 -21 tahun, 2 orang memiliki intensi membeli dalam kategori rendah, 4 orang dalam kategori sedang dan 1 orang dalam kategeori tinggi. Tabel 4.14. Kategori Intensi Membeli berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin Rendah Frekuensi Sedang Frekuensi Tinggi Frekuensi Pria 3 12 7 Wanita 2 20 1 Berdasarkan jenis kelamin, dari 22 responden pria, 3 orang memiliki intensi membeli dalam kategori rendah,12 orang kategori sedang dan 7 orang masuk dalam kategori tinggi. Sedangkan dari 23 responden wanita, 2 orang memiliki intensi membeli rendah, 20 orang kategori sedang dan 1 orang masuk dalam kategori tinggi. Tabel 4.15. Kategori Intensi Membeli Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir Rendah Frekuensi Sedang Frekuensi Tinggi Frekuensi SLTPMTs 2 15 1 SLTAMA 2 15 4 D1D2D3 1 3 S1 1 1 Berdasarkan pendidikan terakhir, dari 18 responden yang pendidikannya SLTPMTs, 2 orang memiliki intensi membeli dalam kategori rendah, 15 orang kategori sedang dan 1 orang masuk dalam kategori tinggi. Dari 21 responden yang pendidikannya SLTAMA, 2 orang memiliki intensi membeli dalam kategori rendah, 15 orang dalam kategori sedang dan 4 orang masuk dalam kategori tinggi. Dari 4 responden yang pendidikannya D1D2D3, 1 orang memiliki intensi membeli dalam kategori rendah, dan 3 orang kategori sedang. Dari 2 responden yang pendidikannya S1, 1 orang memiliki intensi membeli dalam kategori sedang dan 1 orang masuk dalam kategori tinggi. Tabel 4.16. Kategori intensi membeli berdasarkan pendapatan per bulan Pendapatan perbulan Rendah Frekuensi Sedang Frekuensi Tinggi Frekuensi Kurang dari Rp. 150 000 1 3 Rp. 150 000 – Rp. 200 000 1 10 1 Rp. 200 001 – Rp. 400 000 2 9 2 Rp. 400 001 – Rp. 600 000 1 7 2 Lebih dari Rp. 600 001 1 4 1 Berdasarkan pendapatan per bulan, dari 4 responden yang pendapatan per bulannya Kurang dari Rp. 150 000, 1 orang memiliki intensi membeli dalam kategori rendah, dan 3 orang masuk dalam kategori tinggi. Dari 12 responden yang pendapatan per bulannya Rp. 150 000 – Rp. 200 000, 1 orang memiliki intensi membeli dalam kategori rendah, 10 orang kategori sedang dan 1 orang masuk dalam kategori tinggi. Dari 13 responden yang pendapatan per bulannya Rp. 200 001 – Rp. 400 000, 2 orang memiliki intensi membeli dalam kategori rendah, 9 orang kategori sedang dan 2 orang masuk dalam kategori tinggi. Dan dari 10 responden yang pendapatan per bulannya Rp. 400 001 – Rp. 600 000, 1 orang memiliki intensi membeli dalam kategori rendah, 7 orang kategori sedang dan 2 orang masuk dalam kategori tinggi. Dan dari 6 responden yang pendapatan per bulannya lebih dari Rp. 600 001, 1 orang memiliki intensi membeli dalam kategori rendah, 4 orang kategori sedang dan 1 orang masuk dalam kategori tinggi.

4.2.3. Gambaran Persepsi Fungsi Iklan Berdasarkan Data Responden

Dari kategorisasi tersebut, peneliti menggolongkan persepsi fungsi iklan berdasarkan data responden yang telah didapat. Tabel 4.17. Kategori Persepsi Fungsi Iklan berdasarkan usia Usia Rendah Frekuensi Sedang Frekuensi Tinggi Frekuensi 14 – 16 Tahun 3 19 3 17 – 19 Tahun 2 10 1 20 – 21 Tahun 3 4 Berdasarkan usia, dari 25 responden yang berusia 14-16 tahun, 3 orang memiliki persepsi fungsi iklan dalam kategori rendah, 19 orang dalam kategori sedang dan 3 orang dalam kategori tinggi. Dari 13 responden yang berusia 17-19, 2 orang memiliki persepsi fungsi iklan dalam kategori rendah, 10 orang dalam kategori sedang dan 1 orang memiliki persepsi fungsi iklan dalam kategori tinggi. Dari 7 responden yang berusia 20-21 tahun, 3 orang memiliki persepsi fungsi iklan dalam kategori rendah, dan 4 orang dalam kategori sedang. Tabel 4.18. Kategori Persepsi Fungsi Iklan Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Rendah Frekuensi Sedang Frekuensi Tinggi Frekuensi Pria 5 16 1 Wanita 3 15 5 Berdasarkan jenis kelamin, dari 22 responden pria, 5 orang memiliki persepsi fungsi iklan dalam kategori rendah, 16 orang kategori sedang dan 1 orang masuk dalam kategori tinggi. Sedangkan dari 23 responden wanita, 3 orang memiliki persepsi fungsi iklan rendah, 15 orang kategori sedang dan 5 orang masuk dalam kategori tinggi. Tabel 4.19. Kategori Persepsi Fungsi Iklan Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir Rendah Frekuensi Sedang Frekuensi Tinggi Frekuensi SLTPMTs 3 13 2 SLTAMA 3 17 1 D1D2D3 1 3 S1 2 Berdasarkan pendidikan terakhir, dari 18 responden yang pendidikannya SLTPMTs, 3 orang memiliki persepsi fungsi iklan dalam kategori rendah, 13 orang kategori sedang dan 2 orang masuk dalam kategori tinggi. Dari 21 responden yang pendidikannya SLTAMA, 3 orang memiliki persepsi fungsi iklan dalam kategori rendah, 17 orang kategori sedang dan 1 orang masuk dalam kategori tinggi. Dari 4 responden yang pendidikannya D1D2D3, 1 orang memiliki persepsi fungsi iklan dalam kategori rendah, dan 3 orang dalam kategori tinggi. Dari 2 responden yang pendidikannya S1, 2 orang memiliki persepsi fungsi iklan dalam kategori sedang. Tabel 4.20. Kategori Persepsi Fungsi Iklan Berdasarkan Pendapatan Per bulan Pendapatan perbulan Rendah Frekuensi Sedang Frekuensi Tinggi Frekuensi Kurang dari Rp. 150 000 4 Rp. 150 000 – Rp. 200 000 1 8 3 Rp. 200 001 – Rp. 400 000 3 10 Rp. 400 001 – Rp. 600 000 2 6 2 Lebih dari Rp. 600 001 2 4 Berdasarkan pendapatan per bulan, dari 4 responden yang pendapatan per bulannya Kurang dari Rp. 150 000, 4 orang memiliki persepsi fungsi iklan dalam kategori sedang. Dari 12 responden yang pendapatan per bulannya Rp. 150 000 – Rp. 200 000, 1 orang memiliki persepsi fungsi iklan dalam kategori rendah, 8 orang kategori sedang dan 3 orang masuk dalam kategori tinggi. Dari 13 responden yang pendapatan per bulannya Rp. 200 001 – Rp. 400 000, 3 orang memiliki persepsi fungsi iklan dalam kategori rendah, 10 orang kategori sedang. Dan dari 10 responden yang pendapatan per bulannya Rp. 400 001 – Rp. 600 000, 2 orang memiliki persepsi fungsi iklan dalam kategori rendah, 6 orang kategori sedang dan 2 orang masuk dalam kategori tinggi. Dan dari 6 responden yang pendapatan per bulannya lebih dari Rp. 600 001, 2 orang memiliki persepsi fungsi iklan dalam kategori rendah, dan 4 orang kategori sedang. BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN Dalam bab ini, akan di uraikan mengenai kesimpulan berdasarkan analisa hasil penelitian, serta diskusi dan saran yang dapat diberikan sehubungan dengan hasil penelitian ini.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada remaja Majlis Dzikir dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor tentang intensi membeli mengenai persepsi fungsi iklan fast food Kentucky Fried Chicken KFC, maka diperoleh hasil berdasarkan uji statistik dengan SPSS versi 16.00 dan diperoleh F hitung = 0.290 dan F tabel = 4.06 F hitung F tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa H o diterima dan H a ditolak dengan pengertian bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan persepsi fungsi iklan fast food Kentucky Fried Chicken KFC terhadap intensi membeli pada remaja Majlis Dzikir dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor. Dengan kata lain persepsi yang dihasilkan terhadap fungsi iklan tidak berpengaruh terhadap intensi membeli. Berdasarkan tabel yang didapat, R Square menunjukkan bahwa variabel persepsi fungsi iklan terhadap variabel intensi membeli sebesar 0.7 dan selebihnya 99.3 adalah kemungkinan mendapatkan variabel lain yang memiliki peranan terhadap perubahan variabel intensi membeli. Kemudian dari hasil pengkategorisasian antara dua variabel masing-masing itu persepsi fungsi iklan dan intensi membeli, diperoleh gambaran masing-masing variabel persepsi fungsi iklan dan intensi membeli berada dalam kategori sedang.

5.2. Diskusi