Dzikir dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor. Dengan kata lain persepsi yang dihasilkan terhadap fungsi iklan tidak berpengaruh terhadap
intensi membeli.
Berdasarkan tabel yang didapat, R Square menunjukkan bahwa variabel persepsi fungsi iklan terhadap variabel intensi membeli sebesar 0.7 dan
selebihnya 99.3 adalah kemungkinan mendapatkan variabel lain yang memiliki peranan terhadap perubahan variabel intensi membeli. Kemudian
dari hasil pengkategorisasian antara dua variabel masing-masing itu persepsi fungsi iklan dan intensi membeli, diperoleh gambaran masing-masing
variabel persepsi fungsi iklan dan intensi membeli berada dalam kategori sedang.
5.2. Diskusi
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan persepsi fungsi iklan fast food KFC terhadap intensi membeli pada remaja.
Hal ini didukung oleh data statistik berdasarkan perhitungan analisis regresi yang menjelaskan bahwa nilai F tabel = 4.06 dari F hitung = 0.290. Maka
dapat dikatakan bahwa antara persepsi tentang fungsi iklan terhadap intensi membeli pada remaja Majlis Dzikir dan Tawasulan Remaja Bogor tidak
memiliki pengaruh yang signifikan dan tidak saling berkaitan atau tidak mempengaruhi satu sama lain.
Hal ini tidak membuktikan hipotesis yang diajaukan. Sebagaimana yang dikemukakan sebelumnya oleh Ajzen 1988 asumsi bahwa manusia
biasanya betindak atau bertingkah laku secara umum dan rasional masuk akal, mereka memperhitungkan berbagai informasi yang tersedia dan
mempertimbangkan konsekuensi dari tingkah laku yang akan ditampilkan baik secara eksplisit maupun implisit. Serta mengasumsikan bahwa intensi
seseorang untuk menampilkan atau tidak menampilkan suatu tingkah laku adalah penentu langsung dari tingkah laku tersebut.
Dari penyebaran skor responden, responden yang memiliki persepsi fungsi iklan yang baik berada dalam kategori sedang yakni sebesar 68.89 . Hal ini
memberikan indikasi kemungkinan responden memiliki persepsi tentang fungsi iklan yang cukup baik pada dirinya dan cukup baik pula dalam aktifitas
kesehariannya sehingga hal demikian sangat mempengaruhi tindakan positif apa yang seharusnya dilakukan seseorang dalam menonton dan dalam hal
mempersepsikan iklan.
Kemudian baik jenis kelamin pria maupun wanita juga memberikan gambaran yang sama terhadap intensi membeli dan persepsi tentang fungsi iklan yaitu
dalam tingkat sedang, begitu pula dalam tingkat pendidikan dan pendapatan perbulan. Hal ini membuktikan bahwa mereka sudah bisa dan mampu serta
memiliki pengalaman sehingga dengan demikian mereka sudah dapat melihat, menilai dan memahami suatu bentuk periklanan yang baik secara
keseluruhan.
Sebagaimana yang dikatakan Ajzen 1988 tujuan dari intensi adalah untuk memahami dan meramalkan tingkah laku yang didasarkan atas kemauan
sendiri, menurut Theory of reasoned action, intensi merupakan kekuatan utama yang menjadi sumber motivasi seseorang untuk bertingkah laku
tertentu. Semakin kuat intensi seseorang untuk melakukan tingkah laku tersebut maka semakin besar kemungkinannya untuk melakukan hal
tersebut.
Seperti yang dikatakan Ajzen 1988 bahwa norma subjektif normative belief didasari atas belief normatif, yaitu harapan dan keinginan orang lain tentang
tingkah laku yang seharusnya dilakukan dan seharusnya tidak dilakukan. Jadi jelaslah bahwa perilaku membeli ini adalah perilaku yang beralasan tetapi
sering kali intensi membeli fast food Kentucky Fried Chicken KFC itu dipengaruhi oleh tindakan kemauan yang emosional. Norma ini berhubungan
dengan lingkungan sosial terhadap tingkah laku, jika berbagai pihak seperti keluarga, masyarakat, idola atau rujukan mereka dianggap sebagai pihak-
pihak yang berpengaruh dalam intensi seseoarang dan pihak-pihak tersebut memiliki harapan atas intensinya yaitu untuk mengkonsumsi produk fast food
Kentucky Fried Chicken KFC. Selain itu, Azwar 2003 intensi bukan hanya dipengaruhi oleh sikap dan
norma subyketif saja, akan tetapi dipengaruhi juga oleh persepsi kendala perilaku PBC Perceived Behavior Control. Kontrol perilaku ditentukan oleh
pengalaman masa lalu dan perkiraan individu mengenai seberapa sulit dan mudahnya untuk melakukan perilaku yang bersangkutan. Kontrol perilaku ini
sangat penting ketika rasa percaya diri seseorang sedang berada dalam kondisi yang lemah. Data lain yang didapatkan oleh peneliti adalah semakin
tinggi pendapatan seseorang maka semain tinggi pula intensinya dalam membeli. Hal tersebut memperlihatakan bahwa tingkat sosial dapat
mempengaruhi intensi seseorang.
Berdasarkan data yang didapat bahwa R Square menunjukkan variabel persepsi fungsi iklan terhadap variabel intensi membeli sebesar 0.7 dan
selebihnya 99.3 adalah kemungkinan mendapatkan variabel lain yang memiliki peranan terhadap perubahan variabel intensi membeli. Selain
persepsi masih banyak faktor-faktor yang mempengaruhi intensi membeli, dan dalam memberikan persepsipun seseorang dipengaruhi banyak hal
seperti yang dikemukakan oleh Robbins 2003 diantaranya adalah sikap, motif, minat, pengalaman, lingkungan dan harapan-harapannya.
Dari data responden yang didapatkan oleh peneliti, 55,56 responden didapatkan masih berusia 14-16 tahun dimana mereka memiliki persepsi
fungsi iklan yang sedang terhadap fungsi iklan itu sendiri. Kemungkinan hal tersebut terjadi karena usia responden yang masih belum mendekati usia
remaja akhir yaitu 17-21 Tahun sehingga mereka masih memiliki banyak keinginan dan harapan. Seperti yang dikatakan Robbins 2003 beberapa
faktor yang mempengaruhi persepsi adalah faktor situasi seperti waktu dan keadaan saat individu mempersepsi obyek persepsi dan faktor pada orang
yang mempersepsi seperti motif, kepentingan dan harapan.
Selain itu iklan yang ditampilkan adalah dengan menggunakan media televisi, dimana televisi mempunyai kelebihan tersendiri. Jefkins 1996 secara umum
menyebutkan kelebihan televisi diantaranya adalah dengan kesan realistik, masyarakat lebih tanggap, repetisi atau pengulangan, adanya pemilihan area
siaran zoning dan jaringan kerja networking yang mengefektifkan penjangkauan masyarakat, ideal bagi para pedagang eceran, iklan televisi
dapat menjangkau kalangan pedagang eceran sebaik ia menjangkau konsumen, terkait erat dengan media lain.
Ketika individu mempersepsi ke obyek tertentu dan mencoba menafsirkan apa yang dilihatnya, penafsiran itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik
pribadi individu yang mempersepsi diantaranya adalah sikap, kepribadian, motif, kepentingan, pengalaman dan harapan.
Dari hasil yang didapatkan, terlihat bagaimanapun persepsi seseorang dalam fungsi iklan tidak terdapat pengaruh terhadap intensi membeli yang mereka
hasilkan. Dan faktor lain seperti kemampuan, pengalaman yang dapat dilihat dari tingkat pendidikannya, dan pendapatan rata-rata perbulan terlihat dapat
mempengaruhi intensi membeli seseorang, tidak hanya itu sumber-sumber lain dan pembicaraan dari mulut ke mulut itu pun sangat mempengaruhi
intensi membeli seseorang.
Hasil yang didapatkan akan lebih baik jika responden yang dijadikan sampel memiliki usia yang lebih mendekati usia remaja akhir dan iklan yang diberikan
adalah iklan yang sedang “in” dalam artian iklan tersebut benar-benar membuat para remaja menggandrungi iklan tersebut, tidak hanya itu saja
pengambilan sampel yang lebih meluas pun ikut mempengaruhi karena semakin banyak sampel yang digunakan maka data yang didapatkan akan
semakin representatif.
5.3. Saran