juga melakukan kerjasama dengan berbagai lembaga sosial, organisasi massa dan gereja dalam perjuangannya selama ini.
Akan tetapi, PDS sebagai partai, lebih banyak menggunakan fraksinya di DPR dan DPRD sebagai alat perjuangannya. Disini PDS memperjuangkan
RUU yang tadinya bernuansa syariah, untuk kemudian memiliki nuansa ajaran agama
lain dalam artian memiliki sifat pluralistik. PDS juga dalam memperjuangkan hak-hak minoritas, seperti bantuan dana bagi lembaga sosial dan kemasyarakatan
Kristen dan non Muslim lainnya, lebih menggunakan fraksinya daripada memakai pengurus partai secara organisasi.
89
Alasan utama PDS lebih menggunakan fraksinya di DPR dan DPRD daripada menggunakan pengurus partai sebagai kekuatan politik infrastruktur, adalah
karena PDS menganggap bahwa partai Kristen akan lebih mudah memperjuangkan hak-hak minoritas Kristen di Indonesia jika melalui fraksi di
parlemen, baik di pusat maupun daerah. PDS selama periode -
lebih sering melakukan kampanye simpatik, agar kader-kadernya terpilih sebagai wakil
rakyat di parlemen dan sebagai kepala daerah. Sedangkan dalam kasus-kasus dimana PDS berkoalisi dengan partai yang tidak mengusung kadernya, maka PDS
akan mengupayakan jalan bagi dipermudahnya izin pendirian gereja dan tempat ibadah bagi kaum Kristen dan non Muslim lainnya. Ini telah menjadi suatu
kebiasaan politik bagi PDS, sejak Pilkada hingga
sekarang ini.
H. Kesiapan PDS Menghadapi Pemilu
89
M.L. Denny Tewu dan Paul K. Soma Linggi, Partai Salib demi Kebangsaan, h. -
.
Kendati tidak memperoleh kursi di DPR RI dan hanya memperoleh kursi DPRD di seluruh Indonesia, pada Pemilu
, namun PDS tidak lantas membubarkan diri. PDS juga tidak berniat untuk bergabung dengan partai lain dan
hanya mempersiapkan pergantian nama, jika nanti diperlukan.
90
Oleh karena itu, PDS terus mempersiapkan diri untuk menghadapi Pemilu
mendatang. Persiapan PDS antara lain diperlihatkan dengan mempercepat Munas II-
nya, yang tidak dapat dilakukan pada tahun . Namun, dengan dipercepatnya
Munas sampai tahun , maka persiapan PDS kedepan akan menjadi semakin
matang. Upaya PDS untuk menggaet massa yang lebih militan dan lebih besar antara lain diperlihatkan dengan cara pengkaderan partai yang lebih intensif.
Program kerja PDS selama lima tahun kedepan pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan apa yang telah dilaksanakan selama lima tahun kebelakang, yaitu
memperjuangkan pluralisme dan kesetaraan yang absolut. PDS bagaimanapun juga akan tetap menilai bahwa partai Kristen harus
tetap ada di parlemen. Alasannya adalah karena diperlukannya sebuah kekuatan politik, bagi memperjuangkan hak-hak minoritas non Muslim di Indonesia.
Seperti kebebasan mendirikan tempat ibadah dan menyebarkan agamanya. Ini adalah upaya besar yang selalu diperjuangkan PDS sejak berdirinya.
PDS sejak setelah Pemilu mulai melakukan introspeksi diri. Dari
mengoreksi kesalahan dalam masa kampanye Pemilu , hingga program partai
yang dicanangkan sejak . Program tersebut adalah Yusuf
. Oleh karena itulah PDS mencanangkan program baru, yaitu Daniel
. Disini PDS mengungkapkan bahwa partainya harus mengupayakan untuk kembali
90
Wawancara Penulis dengan Ruyandi Hutasoit, Jakarta, Februari
.
membuktikan eksistensinya dengan cara melakukan kaderisasi dan sosialisasi bahwa PDS tidak mati, walau partai tidak memiliki kursi di DPR RI.
91
Tokoh Daniel dipakai sebagai nama program ini, karena tokoh Daniel adalah tokoh yang
dalam Al Kitab dikatakan tertekan, namun tetap mampu mempengaruhi raja yang berkuasa. Ini adalah satu bentuk target PDS kedepan. Yaitu tetap mencoba
memberi pengaruh kepada pemerintah, baik eksekutif maupun legislatif. Tentunya dengan terlebih dulu ikut dalam Pemilu.
PDS dalam melaksanakan program kerja partainya, menggunakan prinsip pendelegasian wewenang. Tepatnya dengan melakukan pembagian kerja antara
satu jabatan dengan jabatan lain.
92
Disini PDS melaksanakan prinsip manajemen yang modern dan terencana.
PDS juga melakukan upaya kaderisasi dengan melakukan pelatihan sosial politik di dalam partai. Tentunya dengan melalui pendidikan kader partai, yang
dilaksanan melalui kerjasama dengan Lembaga Pendidikan Politik Negeb LPPN. Pendidikan politik ini terdiri atas Pendidikan dan Latihan Politik Tingkat
Dasar Diklatpol Dasar, Diklatpol Tingkat I untuk DPC, Diklatpol Tingkat II untuk DPD dan Diklatpol Tingkat III untuk DPP. Diklat politik yang
berjenjang ini kemudian wajib diikuti, sehingga menciptakan sebuah pendidikan politik yang berkesinambungan.
93
Selain upaya pengkaderan yang berkesinambungan, PDS juga melakukan introspeksi diri. Disini bahkan Ketua Umum saat itu, Ruyandi Hutasoit,
mengatakan bahwa dirinya bertanggung jawab atas kegagalan PDS masuk
91
PDS Usung Tema Perjuangan; Daniel , Artikel diakses pada Oktober
dari http:partaidamaisejahtera.orgcontentview
.
92
Ida Cynthia S. dan Dedi Alfiandri, PDS Bagi Bangsa; Jawaban Atas Berbagai Pertanyaan, h. .
93
M.L. Denny Tewu dan Paul K. Soma Linggi, Partai Salib demi Kebangsaan, h. -
.
kedalam DPR RI pada tahun .
94
Komitmen PDS dalam memperjuangkan hak-hak minoritas dengan demikian menjadi harus dibuktikan. Kendati tidak
melalui fraksi di DPR RI, akan tetapi dengan perjuangan melalui media massa yang ada, PDS dapat memperjuangkan nilai-nilai nasionalisme dan pluralisme
yang diperjuangkannya. Dengan media massa inilah PDS kemudian dapat memperjuangkan kembalinya kursi DPR RI kepangkuan PDS. Tentunya dengan
melalui Pemilu mendatang. Kepercayaan itu, muncul karena PDS masih
memiliki cukup kursi di DPRD seluruh Indonesia, sehingga masih bisa mengikuti Pemilu berikutnya.
Namun demikian, PDS sadar bahwa partainya menghadapi tantangan yang cukup besar. Kurangnya fokus pengkaderan partai menyebabkan adanya
kekurangpahaman kader akan visi dan misinya selaku kader PDS. Tentunya ini disikapi dengan melakukan upaya pembenahan kurikulum pengkaderan partai,
sehingga tercipta kurikulum yang cukup mewakili kemampuan masing-masing kader. Dalam artian kurikulum pengkaderan yang sesuai dengan kemampuan
akademik setiap kader, yang ikut dalam program pengkaderan tersebut.
95
Pembenahan pengkaderan yang seperti ini, memang merupakan suatu bentuk pola pembangunan partai yang telah mengalami degradasi seperti PDS.
Akan tetapi, pada dasarnya pembenahan pengkaderan bukanlah jawaban tunggal dari persoalan degradasi sebuah partai politik. Jawaban lainnya adalah
pembenahan komunikasi politik. Akan tetapi, pembenahan PDS melihat nilai ke-Kristenan adalah universal dan dapat menjadi modal
partai, untuk menarik simpati kelompok-kelompok masyarakat. PDS juga menilai,
94
Wawancara Penulis dengan Ruyandi Hutasoit, Jakarta, Februari
.
95
M.L. Denny Tewu dan Paul K. Soma Linggi, Partai Salib demi Kebangsaan, h. -
.
bahwa banyaknya organisasi massa Kristen dan gereja, dapat menjadi modal utama bagi penyebaran warga PDS ke seluruh pelosok Indonesia. Hingga
sekarang, PDS telah memiliki perwakilan di luar negeri, yang diberi nama Komisariat Luar Negeri. PDS juga menganggap bahwa keunggulan Kristen
sebagai minoritas, yaitu keunggulan ekonomi dan sumber daya manusia Kristen, dapat menyokong perjuangan PDS di masa yang akan datang. PDS juga melihat
adanya kesamaan, antara visi PDS dengan visi gereja pada umumnya, sehingga PDS dapat bekerjasama sebagai rekan kerja gereja. Tidak terlupa juga, kekuatan
jaringan umat Kristen Indonesia di dalam dan luar negeri, dapat memberikan bantuan modal material dan spiritual, bagi PDS sebagai partai salib.
96
Dalam hal ini, nampak bahwa PDS akan menghadapi Pemilu dengan
tantangan yang lebih besar, namun dengan modal ideologis yang lebih kuat. Modal ideologis PDS terletak dari kader-kadernya yang begitu militan dalam
memperjuangkan kepentingan partai. Disini nampak bahwa PDS akan terus memperjuangkan apa yang menjadi tujuan pendiriannya. Tujuan pendirian PDS
disini adalah untuk membela kepentingan umat Kriste n Indonesia yang menurut mereka mengalami diskriminasi dalam mendirikan tempat ibadah dan lembaga
pendidikan di Indonesia. PDS menganggap bahwa, jika kader-kader PDS, atau setidaknya umat
Kristen ada yang duduk dalam jabatan publik terpenting, maka PDS atau umat Kristen pada umumnya, akan berpengaruh luas dan memiliki nilai tawar dalam
politik Indonesia.
97
Disini nampak bahwa PDS memandang jabatan fungsional di sebuah lembaga negara, atau lembaga milik negara, menjadi sebuah nilai tawar
96
Ibid, h. -
.
97
Ibid, h. -
.
yang sangat berarti bagi umat Kristen. Tentunya hal ini dapat dijadikan pijakan bagi menilai PDS sebagai sebuah partai salib. Apakah PDS merupakan partai
yang benar-benar pluralis dan memperjuangkan kesetaraan, atau sekedar mencari sebuah kedudukan politik, yang nantinya akan sama saja, dengan partai lain di
Indonesia.
BAB V PENUTUP