f.Turut aktif mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam ADART Partai, baik melalui tutur kata maupun perbuatanaktivitas sehari hari.
Pasal PELANGGARAN
Segenap anggota dan pengurus partai sanggup serta bersedia menghindarkan diri dari perbuatan perbuatan yang melanggar norma kepartaian, antara lain:
a.Tindakan saling mencemarkan, memfitnah antar satu dengan yang lain baik dalam forum pertemuan resmi maupun tidak resmi antara sesama
AnggotaKaderPengurus Partai;
b.Tindak kekerasan dalam kadar apapun;
c.Ancaman melalui tulisan dan isyarat, termasuk memfitnah dengan tujuan saling menjatuhkan;
d.Kecurangan, kelicikkan, intrik atau persekongkolan jahat;
e.Pemaksaan kehendak, mengambil hak orang lain;
f.Melakukan penyuapan;
g.Penyalahgunaan wewenang dengan melakukan- kegiatan formal atas nama Partai diluar sepengetahuan pimpinan partai disemua tingkatan;
h.Terlibat masalah penyalahgunan narkotika obat obat terlarang;
i.Melakukan perbuatan amoral.
BAB VI KEANGGOTAAN DAN KADER
Pasal KEANGGOTAAN
.Anggota PDS adalah Warga Negara Republik Indonesia yang dengan sukarela mengajukan permintaan menjadi Anggota;
.Pengaturan lebih lanjut tentang keanggotaan PDS ditetapkan dalam ART.
Pasal HAK ANGGOTA
. Setiap Anggota PDS mempunyai hak: a. Hak bicara;
b. Hak dipilih dan memilih; c. Hak membela diri.
. Pengaturan lebih lanjut tentang hak anggota ditetapkan dalam ART.
Pasal KEWAJIBAN ANGGOTA
Setiap Anggota PDS berkewajiban: a. Tunduk dan mentaati serta melaksanakan ketentuan- ketentuan dalam
ADART, PP; b. Menjaga dan menjunjung tinggi nama dan kehormatan PDS;
c. Melaksanakan program PDS dengan aktif dan---- bertanggung jawab.
Pasal SANKSI DAN BERAKHIRNYA KEANGGOTAAN
. Sanksi tindakan disiplin yang dikenakan kepada anggota, karena telah melanggar ketentuan- ADART, PP serta aturan partai lainnya;
. Sanksi yang akan diberikan dalam bentuk: a. Peringatan lisan;
b. Peringatan tertulis; c. Pembebasan tugas sementara;
d. Pemecatan; e. Pencabutan Keanggotaan.
Pasal BERAKHIRNYA KEANGGOTAAN
Keanggotan PDS berakhir: a. Meninggal Dunia;
b. Mengundurkan diri; c. Dicabut Keanggotaan;
d. Bubarnya Partai; e. Dipidana karena tindakan kriminal yang merugikan citra Partai dengan
hukuman kurungan lebih dari satu tahun; f. Menderita kelainan jiwa permanen;
g. Menjadi anggota partai politik diluar PDS
Pasal KADER
. Kader adalah Anggota PDS yang merupakan Tenaga Inti Partai;
. Tenaga Inti Partai adalah: a.Pengurus PDS disemua tingkatan, Anggota Legislatif PDS disemua tingkatan;
b.Anggota PDS yang telah mengikuti jenjang Pembinaan Kader PDS dan
memenuhi kriteria-kriteria yang diatur lebih lanjut dalam ART dan atau PP PP; c.Pengurus Organisasi sayap PDS.
BAB VII
Pasal STRUKTUR ORGANISASI
Struktur Organisasi PDS terdiri dari: aDitingkat Pusat disebut Dewan Pimpinan Pusat PDS disingkat DPP-PDS;
b.Ditingkat Provinsi disebut Dewan Pimpinan Wilayah PDS disingkat DPW-PDS; c.Ditingkat KabupatenKota disebut Dewan Pimpinan Cabang PDS disingkat
DPC-PDS; d.Ditingkat Kecamatan disebut Dewan Pimpinan Ranting PDS disingkat DPRan-
PDS; e.Ditingkat DesaKelurahan disebut Dewan Pimpinan DesaKelurahan PDS
disingkat DPDesDPKel-PDS;-- f. Ditingkat Unit Tempat Pemungutan SuaraTPS disebut Dewan Pimpinan Unit
PDS disingkat DPUnit; g.Di Luar Negeri atau cabang-cabang khusus di dalam Negeri disebut Dewan
Pimpinan Komisariat disingkat DPKom.
Pasal DEWAN PIMPINAN PUSAT
.DPP merupakan Badan Eksekutif Tertinggi Partai di Tingkat Nasional, dipimpin oleh DPP secara kolektif yang berkedudukan di Ibukota Negara Republik
Indonesia.
. DPP berwewenang: a. Menentukan segala kebijakan Partai tingkat- nasional sesuai dengan ADART,
Keputusan- MUNASMUNASLUB, Keputusan Rapat Tingkat Nasional serta PP PDS;
b. Menjalankan hubungan dan kerjasama dengan Lembaga Pemerintah, Swasta, Lembaga Kemasyarakatan maupun Partai Politik lainnya atas dasar saling
menguntungkan dan kesetaraan yang sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku;
c. Bertindak keluar untuk dan atas nama Partai secara Nasional bahkan meliputi lingkup Internasional;
d. Mengesahkan dan membuat Surat Keputusan SK Susunan Pengurus di tingkat Wilayah dan Cabang di seluruh Indonesia. Khusus untuk Surat Keputusan cabang
dibuat setelah mendapat rekomendasi dari pimpinan DPW masing-masing; e. Mengambil keputusan akhir yang mengikat pada setiap sengketa yang timbul di
dalam tubuh Partai atau bilamana terjadi keadaan darurat yang mendesak dan memerlukan penanganan segera;
f.Mengambil keputusan akhir dan mengikatdalam menegakkan sanksi atas
pelanggaran yang dilakukan Anggota Partai.
.DPP berkewajiban: a. Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan sesuai dengan ADART,
Keputusan Musyawarah dan Rapat Tingkat Nasional serta PP; b. Memberikan pertanggungjawaban Politik, Kinerja dan Keuangan pada
Musyawarah NasionalMUNAS.
Pasal DEWAN PIMPINAN WILAYAH
.DPW merupakan Badan Eksekutif Tertinggi di tingkat Provinsi, dipimpin oleh DPW secara kolektif yang berkedudukan di Ibukota Provinsi.
.DPW berwenang: a. Menentukan kebijakan Partai tingkat provinsi sesuai dengan ADART,
Keputusan Musyawarah dan Rapat baik tingkat nasional maupun tingkat provinsi serta PP PDS;
b. Menjalankan hubungan dan kerjasama dengan Lembaga Pemerintah, Swasta, Lembaga Kemasyarakatan maupun Partai Politik di dalam wilayah kerjanya atas
dasar saling menguntungkan dan kesetaraan yang sesuai dengan peraturan- perundang undangan yang berlaku;
c. Mengesahkan Susunan DPC setelah melalui- mekanisme Partai dan merekomendasikannya ke DPP untuk dibuat Surat Keputusan;
d. Mengesahkan dan membuat SK Susunan Kepengurusan DPRan dan DEPDesDEPKel setelah mendapat rekomendasi dari DPC yang membawahinya.
. DPW berkewajiban: a.Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan sesuai dengan ADART,
Keputusan Musyawarah dan Rapat Tingkat Nasional maupun Provinsi serta PP; b.Memberikan pertanggungjawaban Politik, Kinerja dan Keuangan pada
Musyawarah WilayahMUSWIL.
Pasal DEWAN PIMPINAN CABANG
.DPC merupakan Badan Eksekutif Tertinggi di tingkat KabupatenKota, dipimpin oleh DPC secara kolektif yang berkedudukan di Ibukota Kabupaten
Kota.
.DPC berwenang: a.Menentukan kebijakan Partai tingkat kabupatenkota sesuai dengan ADART,
Keputusan Musyawarah dan Rapat baik tingkat nasional, tingkat provinsi maupun tingkat Kabupaten Kota serta PP;
b.Menjalankan hubungan dan kerjasama dengan Lembaga Pemerintah, Swasta, Lembaga Kemasyarakatan maupun Partai Politik di dalam wilayah kerjanya atas
dasar saling menguntungkan dan kesetaraan yang sesuai dengan peraturan- perundang undangan yang berlaku;
c.Mengesahkan dan membuat SK Kepengurusan DPKom;
d.Mengesahkan Susunan DPRan dan DPDesDPKel setelah melalui mekanisme Partai dan merekomendasikannya ke DPW untuk dibuat SK.
.DPC berkewajiban: a.Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan sesuai dengan ADART,
Keputusan Musyawarah dan Rapat Tingkat Nasional, Tingkat Provinsi maupun Tingkat KabupatenKota serta PP;
b.Memberikan pertanggungjawaban Politik, Kinerja dan Keuangan pada Musyawarah CabangMUSCAB.
Pasal DEWAN PIMPINAN RANTING
.DPRan merupakan Badan Eksekutif Tertinggi di tingkat Kecamatan, dipimpin oleh DPRan secara kolektif yang berkedudukan di Ibukota Kecamatan.
.DPRan berwenang:
a.Menentukan kebijakan Partai tingkat kecamatan sesuai dengan ADART, Keputusan Musyawarah dan Rapat baik tingkat nasional, tingkat provinsi, tingkat
kabupatenkota maupun tingkat kecamatan serta PP;------------
b.Menjalankan hubungan dan kerjasama dengan Lembaga Pemerintah, Swasta, Lembaga Kemasyarakatan maupun Partai Politik di dalam wilayah kerjanya atas
dasar saling menguntungkan dan kesetaraan yang sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku;
c.Mengesahkan Susunan DPUnit dan mengajukan rekomendasi kepada DPC untuk dibuat SK.
.DPRan berkewajiban: .Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan sesuai dengan ADART,
Keputusan Musyawarah dan Rapat Tingkat Nasional, Tingkat Provinsi, Tingkat KabupatenKota maupun Tingkat Kecamatan serta PP;
.Memberikan pertanggungjawaban Politik, Kinerja dan Keuangan pada Musyawarah RantingMUSRan.
Pasal DEWAN PIMPINAN DESAKELURAHAN
.DPDesKel merupakan Badan Eksekutif Tertinggi di tingkat DesaKelurahan, dipimpin oleh DPDesKel secara kolektif yang berkedudukan di DesaKelurahan.
.DPDesKel berwenang:
Menentukan kebijakan Partai tingkat desakelurahan sesuai dengan AD, ART, Keputusan Musyawarah dan Rapat baik tingkat nasional, tingkat provinsi, tingkat
kabupatenkota, tingkat kecamatan maupun tingkat desakelurahan serta PP;
.Mengarahkan DPUnit yang bertugas untuk sosialisasi Partai dan mengawasi kotak suara, PemiluPilkada.
Pasal KOMISARIAT LUAR NEGERI
.PDS dapat membentuk perwakilan di luar negeri dengan sebutan Komisariat;
.Dewan Komisariatluar negeri berwenang menunjuk dan mengarahkan DPUnit Luar Negeri nama provincekota yang bertugas untuk sosialisasi Partai dan
mengawasi suara pemilih luar negeri.
Pasal
Uraian Tugas dari masing-masing Struktur Organisasi sebagaimana dimaksud pada Pasal
, ,
, ,
, ,
disesuaikan dengan program partai yang ditetapkan dalam Musyawarah masing-masing tingkatan.
BAB VIII
Pasal DEWAN PERTIMBANGAN PUSAT
.Dewan Pertimbangan Pusat Partai, disingkat DEPERPU, terdiri dari para pendiri dan tokoh-tokoh di tingkat pusat maupun daerah;
.DEPERPU bersidang hanya jika ada suatu kejadian dan atau peristiwa serta hal- hal darurat lainnya yang harus segera di ambil semata-mata untuk menyelamatkan
Partai; .Komposisi Personalia DEPERPU terdiri dari pendiri partai dan tokoh-tokoh
yang dianggap layak oleh DPP; .Hak, kewajiban dan tanggung jawab DEPERPU diatur lebih lanjut dalam ART.
BAB IX
Pasal DEWAN KEHORMATAN
.Dewan Kehormatan adalah kader partai dan mempunyai kualifikasi sebagai pakar, berwawasan luas dan memiliki pengalaman di bidang hukum, serta paham
akan isi dan makna ADART PDS; .Dewan Kehormatan dibentuk untuk mengawasi pelaksanaan Norma Partai oleh
Anggota, Pengurus dan Pejabat Publik Partai; .Memberikan rekomendasi kepada Ketua Dewan Pimpinan sesuai tingkatan
untuk diambil tindakan berkenaan dengan pelanggaran yang terjadi terhadap Norma Partai.
.Ketua dan Anggota Dewan Kehormatan dari semua tingkatan diangkat dan disahkan melalui SK DPP PDS berdasarkan usulan Dewan Pimpinan Partai
tingkatan masing-masing; .Jumlah Anggota Dewan Kehormatan untuk DPP sebanyak lima orang, DPW
sebanyak tiga orang dan DPC sebanyak tiga orang; .Ketentuan dan peraturan lebih lanjut menyangkut Dewan Kehormatan diatur
dan ditetapkan dalam PP.
BAB X
Pasal DEWAN PENASEHAT
.Dewan Penasehat PDS adalah para pakarorang yang disegani, berwawasan luas, berprestasi dan memiliki reputasi yang baik, serta paham akan isi dan makna
ADART PDS; .PDS memiliki Dewan Penasehat pada setiap tingkatan Partai, namun tidak
memiliki hubungan struktural atau hirarki dengan Dewan Penasehat pada tingkatan di atas maupun di bawahnya;
.Dewan Penasehat pada setiap tingkatan memiliki fungsi dan kewenangan hanya untuk memberikan saran dan nasihat, baik diminta maupun tidak diminta kepada
Dewan Pimpinan Partai pada tingkatannya; .Ketentuan dan pengaturan lebih lanjut menyangkut Dewan Penasehat diatur dan
ditetapkan dalam ART.
BAB XI LEMBAGA PENGAMBILAN KEPUTUSAN MUSYAWARAH DAN
RAPAT
Pasal LEMBAGA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
TINGKAT NASIONAL
.Lembaga-lembaga Pengambilan Keputusan Tingkat Nasional terdiri atas: a.Musyawarah NasionalMUNAS;
b.Musyawarah Nasional Luar BiasaMUNASLUB;-- c.Rapat Pimpinan NasionalRAPIMNAS;
d.Rapat Kerja NasionalRAKERNAS.
a. MUNAS:
. MUNAS merupakan lembaga pemegang kekuasaan tertinggi dalam Partai yang diselenggarakan sekali dalam lima tahun.
. MUNAS berwenang: a. Menetapkan dan atau mengubah AD dan ART;
b. Menetapkan Garis Besar Program Partai; c. Menilai Laporan Pertanggungjawaban DPP;
d. Memilih dan menetapkan Ketua Umum; e. Menetapkan DPP;
f. Menetapkan Waktu dan Tempat MUNAS berikutnya; g. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya.
b. MUNASLUB:
MUNASLUB adalah Musyawarah Nasional yang diselenggarakan dalam keadaan luar biasa, diadakan atas permintaan dan atau persetujuan sekurang-
kurangnya sembilan persepuluh DPW, disebabkan:
a. Partai dalam keadaan terancam atau menghadapi hal ihwal kegentingan yang memaksa;
b. DPP melanggar ADART atau DPP tidak dapat melaksanakan amanat MUNAS sehingga organisasi tidak berjalan sesuai dengan fungsinya;
c. Lowongnya Kepemimpinan.
MUNASLUB diselenggarakan oleh DPP;
MUNASLUB mempunyai kekuasaan dan wewenang yang sama dengan MUNAS;