PDS Sebagai Kekuatan Politik Infrastruktur

usaha kecil dan menengah di Indonesia bisa mendapatkan bantuan yang bermanfaat dari pemerintah. Sedangkan dalam bidang politik, hukum dan HAM, PDS menyoroti berbagai bentuk diskriminasi yang terjadi di Indonesia. PDS juga memperjuangkan penegakan hukum dan ideologi Pancasila secara utuh dan merata, sehingga tercapai persatuan dan kesatuan Indonesia. Di bidang agama dan sosial, PDS sangat menyoroti susahnya mendirikan gereja di Indonesia. Sedangkan untuk mendirikan masjid dan mushala, begitu mudahnya. PDS juga menyoroti berbagai kecelakaan transportasi dan pembangunan prasarana umum. Selain itu, PDS juga memperlihatkan perhatiannya kepada upaya pemberian bantuan langsung kepada lembaga sosial dan pendidikan yang dimiliki oleh umat Kristen Indonesia, sehingga tidak ada diskriminasi dalam sektor tersebut.

G. PDS Sebagai Kekuatan Politik Infrastruktur

Kekuatan politik infrastruktur adalah kekuatan politik di luar struktur negara. Termasuk dalam kekuatan politik infrastruktur adalah partai politik, organisasi massa dan lembaga swadaya masyarakat. Media massa dan tokoh masyarakat dapat juga menjadi kekuatan politik infrastruktur. Dalam hal kekuatan yang berbentuk partai politik, partai mengupayakan agar lembaganya dan kader- kadernya masuk ke dalam pemerintahan dan mempengaruhi kebijakan pemerintah, dari tingkat pusat hingga daerah. 87 Dalam kasus PDS, maka PDS menjadi kekuatan politik infrastruktur yang cukup dapat diperhitungkan. Kenapa PDS dapat diperhitungkan? Karena PDS telah membuktikan bahwa partainya adalah partai yang cukup solid dan memiliki 87 Infrastruktur Politik di Indonesia, Artikel diakses pada Oktober dari http:indolisme.blogspot.com nfra-struktur-politik-indonesia.html. kader-kader militan, yang siap melakukan apa saja, demi kemenangan partainya. Solidaritas warga PDS dan militansi mereka adalah faktor utama keberhasilan PDS dalam melaksanakan misinya, memperoleh kursi di DPR dan beberapa DPRD di Indonesia. Keberhasilan PDS ini adalah bukti bahwa PDS sejak didirikan hingga sekarang, memiliki kader yang solid dan militan, yang dapat memberikan apa saja, kepada partai dan kepentingan konstituennya. Ketika baru berdiri, PDS mengusahakan perwujudan perjuangan partainya. Yaitu dengan menjadi peserta Pemilu . Usaha PDS untuk menjadi peserta Pemilu tidak sia-sia, karena PDS telah berhasil menjadi peserta Pemilu dengan menyisihkan empat calon peserta Pemilu yang sama-sama memiliki identitas ke-Kristenan. Setelah berhasil menjadi peserta Pemilu , tentunya PDS mengupayakan kemenangan partainya, atau setidaknya menjadi bagian kecil dari parlemen. PDS lalu memenangkan kursi DPR RI, kursi DPRD Provinsi dan kursi DPRD KabupatenKota. Kemudian dalam periode - , PDS turut dalam koalisi yang memenangkan Pilkada. Yaitu koalisi yang memenangkan delapan gubernur serta walikota dan bupati. Akan tetapi, dalam Pemilu , PDS hanya berhasil memenangkan anggota legislatif di beberapa DPRD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Indonesia. PDS juga berhasil memenangkan beberapa Pilkada pada awal periode Pilkada - . Diantaranya adalah Pilkada Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Tepatnya memenangkan kader PDS sebagai Wakil Bupati Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Strategi PDS yang sering terlihat dalam Pemilu sejak hingga adalah kampanye simpatik. Yaitu dengan berbagai kegiatan sosial seperti pendonoran darah, pembersihan lingkungan, penyuluhan kesehatan hingga pengobatan gratis. 88 PDS juga turut dalam perjuangan untuk memberikan hak kepada warga negara non Muslim, untuk menjadi Presiden Republik Indonesia. Ini terlihat dari kegiatan PDS yang mengikuti bedah buku Dr. Mujar Ibnu Syarif, yang berasal dari disertasinya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Disana Ruyandi Hutasoit mengungkapkan bahwa PDS sudah sejak awal memperjuangkan hak politik kaum non Muslim di Indonesia secara utuh. Yaitu sampai memiliki hak untuk menjadi Presiden di negara dengan mayoritas Muslim ini. PDS sebagai kekuatan politik infrastruktur atau kekuatan politik di luar struktur organisasi negara, memperjuangkan pembelaan terhadap hak kaum minoritas yang telah dicabut. Seperti kasus-kasus pembongkaran, penutupan dan pelarangan gereja di beberapa wilayah di Indonesia. Dalam hal ini, PDS pada mulanya memang hanya fokus pada kasus pengerusakan dan penutupan paksa gereja. Akan tetapi pada masa setelah Pemilu , PDS juga memperjuangkan hak warga negara non Muslim lainnya. Seperti masyarakat Tao dan kelompok lainnya yang agamanya tidak diakui sebagai agama oleh pemerintah Indonesia. Sikap PDS yang memperjuangkan hak kaum minoritas non Muslim di Indonesia ini, dikatakan sebagai bagian dari program Yusuf , dimana PDS menjadi partai kecil, yang mewakili minoritas non Muslim, namun memiliki kemampuan untuk mengampuni mayoritas yang tidak adil dan memiliki kekuatan untuk tetap bertahan, melawan ketidakadilan tersebut. Ini menggambarkan perilaku Yusuf dalam Kitab Kejadian. Disini PDS kemudian melakukan kerjasama dengan partai lain, dalam perjuangannya, membela hak-hak kaum minoritas di Indonesia. PDS 88 Kampanye Simpatik Partai Damai Sejahtera Surabaya, Artikel diakses pada Oktober dari http:politik.vivanews.comnewsread -. juga melakukan kerjasama dengan berbagai lembaga sosial, organisasi massa dan gereja dalam perjuangannya selama ini. Akan tetapi, PDS sebagai partai, lebih banyak menggunakan fraksinya di DPR dan DPRD sebagai alat perjuangannya. Disini PDS memperjuangkan RUU yang tadinya bernuansa syariah, untuk kemudian memiliki nuansa ajaran agama lain dalam artian memiliki sifat pluralistik. PDS juga dalam memperjuangkan hak-hak minoritas, seperti bantuan dana bagi lembaga sosial dan kemasyarakatan Kristen dan non Muslim lainnya, lebih menggunakan fraksinya daripada memakai pengurus partai secara organisasi. 89 Alasan utama PDS lebih menggunakan fraksinya di DPR dan DPRD daripada menggunakan pengurus partai sebagai kekuatan politik infrastruktur, adalah karena PDS menganggap bahwa partai Kristen akan lebih mudah memperjuangkan hak-hak minoritas Kristen di Indonesia jika melalui fraksi di parlemen, baik di pusat maupun daerah. PDS selama periode - lebih sering melakukan kampanye simpatik, agar kader-kadernya terpilih sebagai wakil rakyat di parlemen dan sebagai kepala daerah. Sedangkan dalam kasus-kasus dimana PDS berkoalisi dengan partai yang tidak mengusung kadernya, maka PDS akan mengupayakan jalan bagi dipermudahnya izin pendirian gereja dan tempat ibadah bagi kaum Kristen dan non Muslim lainnya. Ini telah menjadi suatu kebiasaan politik bagi PDS, sejak Pilkada hingga sekarang ini.

H. Kesiapan PDS Menghadapi Pemilu