pada - Mei . Dalam Munas tersebut, Magit Les Denny Tewu terpilih secara
aklamasi menjadi Ketua Umum DPP PDS periode -
.
48
B. PDS dalam Pemilu Legislatif
Dalam Pemilihan Umum , PDS muncul sebagai partai Kristen tunggal
di Indonesia. PDS telah menyingkirkan empat pesaingnya, sesama partai Kristen. Empat pesaing itu adalah Pewarta Kristiani, PDKBI, Parkindo
dan Katolik Demokrat.
49
Masuknya PDS ini kemudian menimbulkan semangat politik yang begitu kuat di kalangan umat Kristen Indonesia. Khususnya umat Protestan
Lutheran. Keberhasilan PDS untuk masuk kedalam proses Pemilu
merupakan prestasi yang tidak dapat dihiraukan. Ini di antaranya adalah karena kesungguhan
dan militansi kader-kader PDS dan umat Kristen dalam mensukseskan berdirinya dan masuknya partai Kristen dalam Pemilu
. Ini menunjukkan bahwa telah terjadi suatu gerakan penyadaran politik dalam komunitas Kristen di Indonesia.
Hal yang luar biasa, adalah bahwa PDS tidak saja memperjuangkan komunitas Protestan Lutheran saja. Akan tetapi memperjuangkan pula komunitas Katolik dan
Ortodox yang mengalami perlakuan berbeda dalam berbagai urusan keagamaan mereka.
PDS kemudian menyiapkan programnya yang fenomenal, yaitu Yusuf dan Daud
- . Yusuf
merupakan program pemenangan Pemilu
48
Ketua Umum PDS yang Baru Denny Tewu, Artikel diakses pada Oktober dari
http:www.mediaindonesia.comread Ketua-Umum-PDS-yang-Baru-
Denny-Tewu.
49
Sukseskan Pemilu , Artikel diakses pada
Maret , dari http:www.mail-
archive.comi-kan-untuk-revivalxc.org_msg .html.
, dimana PDS menempatkan diri sebagai minoritas yang tertekan, namun memiliki kekuatan politik yang baik dan tidak pendendam. Program ini diambil
dari kisah Yusuf yang dibuang oleh saudara-saudaranya. Program ini dimaksudkan untuk mensukseskan umat Kristen menjadi minoritas unggul di
Indonesia. Disini minoritas unggul digambaran oleh PDS sebagai minoritas yang mempengaruhi mayoritas, minoritas yang teguh pendirian dan tidak terpengaruh
arus mayoritas, minoritas yang rendah hati, pengampun, sabar dan mensejahterakan bangsa. Sedangkan Program Daud
- , bertujuan untuk
memperkuat apa yang telah dicapai dalam Program Yusuf . Disini Program
Daud -
dianggap sebagai kelanjutan yang mutlak dari program Yusuf , dimana PDS harus melaksanakan amanah yang telah diperoleh dalam
program sebelumnya. Dalam Program Daud -
juga PDS berusaha untuk memenangkan, atau setidaknya turut memenangkan pemilihan kepala daerah di
seluruh Indonesia.
50
Demi tercapainya target dalam Yusuf , maka PDS melakukan
berbagai kampanye simpatik. Ini dapat dilihat dari cara mereka menggaet massa dan pemilih dari segala golongan. Memang PDS pada tahun
masih memegang teguh nilai-nilai ke-Kristenan dan belum terbuka. Namun kegiatan
mereka yang tidak pandang bulu dalam kampanyenya, membuktikan bahwa PDS memang sangat simpatik dalam melakukan kampanye. Disini PDS melakukan
berbagai kegiatan sosial, seperti pengobatan gratis dan bahkan membagikan jilbab dan perlengkapan shalat.
50
M.L. Denny Tewu dan Paul K. Soma Linggi, Partai Salib demi Kebangsaan, h. x.
Perilaku politik PDS yang sangat simpatik kepada semua kalangan inilah yang membuat PDS berhasil dalam Pemilu
, sehingga dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa Program Yusuf
hampir sepenuhnya berhasil. Keberhasilan PDS dalam hal ini dapat dilihat dari adanya
wakil PDS di DPR RI,
di DPRD Provinsi dan di DPRD KabupatenKota.
51
Keberhasilan ini tidak terlepas dari usaha kader dan simpatisan PDS yang sedemikian kuatnya,
sehingga ada beberapa umat non Protestan dan bahkan non Kristen yang memilih PDS.
Kenyataan bahwa terdapat sekelompok orang non Kristen yang memilih PDS, membuat PDS memutuskan untuk menjadi partai terbuka yang lebih
nasionalis. Oleh karena itu, dalam Munas I-nya, PDS mempertimbangkan dan akhirnya memutuskan, untuk menjadi sebuah partai nasionalis yang berdasarkan
kepada nilai-nilai Kristen dan bukan partai agama.
52
Dengan demikian, mulai banyaklah orang non Kristen dan bahkan Muslim, yang kemudian mendukung
PDS sebagai partai mereka. Ini karena mereka melihat bahwa pluralisme yang dibawa oleh PDS tidak bertentangan dengan agama mereka dan karena PDS telah
membuktikan diri sebagai partai yang terbuka bagi siapa saja. Dalam Pemilu
, PDS telah berhasil memperoleh empati dari kaum non Kristen di Indonesia. Bahkan ada umat Islam yang memilih untuk menjadi
aktifis partai salib tersebut. Diantaranya adalah Asrianty Purwantini, yang menjadi Calon Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Jawa Timur V, mewakili
51
Ibid, h. .
52
Sekjen PDS: PDS Bukan Partai Agama, Artikel diakses pada Maret
dari http:www.christianpost.co.idministriesorganization
sekjen-pds-pds-bukan- partai-agamaindex.html.
PDS. Menurut sumber Detik.com, Asrianty sempat mendapatkan hujatan dari masyarakat yang melihatnya berkampanye.
53
Dalam masa Pemilu itulah PDS semakin gencar dalam berkampanye.
PDS semakin banyak menyambangi konstituen di daerah-daerah. Disinilah PDS mengalami banyak pujian sekaligus hujatan dari berbagai pihak. Baik yang
memandang positif sikap PDS yang semakin plural, maupun yang memandang negatif. Termasuk kecurigaan sebagian masyarakat bahwa PDS akan
mempermudah Kristenisasi di Indonesia. Namun PDS tetap mengakomodir Caleg Muslim sebanyak
dari jumlah Calegnya.
54
PDS juga menunjukkan sikap- sikap pluralis dan mengayomi sesama serta tidak pandang bulu dalam berbagai
kegiatan sosialnya. Sikap PDS yang pluralis inilah yang kemudian membuat PDS mendapatkan dukungan dari beberapa kelompok non Kristen di Inonesia. Seperti
kelompok agama Tao dan sebagian kecil umat Islam.
55
Semua dukungan baru yang didapakan oleh PDS adalah dukungan yang muncul karena sikap simpatik PDS yang ditunjukkan selama kampanye. Terutama
di Indonesia Timur, Sumatera Utara, Sulawesi, Jawa Timur, Jakarta dan Banten. Ini terlihat dari program kampanye PDS yang bahkan berani melakukan
kampanye dengan cara yang jarang terpikirkan oleh orang lain.
56
Diantaranya, PDS melakukan pembersihan sungai di Surabaya dan melakukan pembagian
jilbab kepada para pekerja seks komersial.
53
Caleg Partai Damai Sejahtera Berjilbab, Artikel diakses pada April dari
http:www.tropiz.comberitacaleg-partai-damai-sejahtera-berjilbab.
54
PDS Akomodasi Persen Caleg Kalangan Muslim
, Artikel diakses pada April dari
http:www.antara.co.idprint .
55
PDS Inginkan Kedamaian Dan Hargai Pluralitas, Artikel diakses pada Maret
dari http:rol.republika.co.idberita PDS_Inginkan_Kedamaian_Dan_Hargai_Pluralitas.
56
Kampanye Simpatik Partai Damai Sejahtera Surabaya, Artikel diakses pada Oktober dari http:www.wikimu.comNewsDisplayNews.aspx?id=
.
Sekitar masa Pemilu , PDS kemudian membuat makna baru dari
salib, yang dipakai sebagai lambang partainya. PDS menggambarkan salib sebagai bentuk hubungan manusia dengan sesama dan dengan Tuhan. Ini agak
berlawanan dengan hakikat salib yang sebenarnya, yang lebih menggambarkan atau melambangkan kematian Yesus. Namun demikian, pengertian salib yang
diperbaharui ini diterima oleh para aktifis PDS yang non Kristen. Akan tetapi tentunya penafsiran ini dapat saja menjadikan PDS malah ditinggalkan oleh
konstituennya yang Kristen. Kendati PDS telah membuka diri untuk semua kalangan dan umat
beragama, sehingga seharusnya PDS mendapatkan tambahan dukungan, PDS malah kehilangan seluruh kursinya di DPR RI dan hanya mendapatkan
kursi di DPRD Provinsi, Kabupaten dan Kota.
57
Dengan demikian, PDS kehilangan kursi DPRD Provinsi, Kabupaten dan Kota. Ini kemudian membuat PDS
melakukan introspeksi diri, dalam arti mengoreksi segala bentuk kebijakan DPP yang dianggap turut menurunkan perolehan kursi PDS di legislatif.
C. PDS dalam Pemilu Eksekutif