Teori Politik Minoritas KERANGKA TEORI

demokrasi. Disini jelas bahwa dengan demikian, maka tanpa partai politik, masyarakat di negara demokrasi tidak akan dapat mencapai tujuan politik mereka dengan mudah. Selain itu, setiap konflik juga dapat diselesaikan dengan peran serta partai politik dalam mengadvokasi anggotanya atau konstituennya yang terlibat dalam konflik tersebut. Dalam hal tipologi partai politik, Almond membagi partai politik menjadi empat tipe. Tipe pertama yaitu partai yang beranggotakan lapisan masyarakat, tipe kedua yaitu partai yang beranggotakan kalangan kelas tertentu, ketiga, partai yang beranggotakan pemeluk agama tertentu dan partai politik yang beranggotakan suatu kelompok kebudayaan tertentu. Selain keempat tipe tersebut, partai politik juga dibagi menjadi partai massa dan partai kader. Disini dikatakan bahwa partai massa adalah partai yang mengandalkan jumlah massa dalam mencapai tujuannya. Sedangkan partai kader adalah partai yang mengandalkan kualitas kader di atas segala-galanya. Termasuk dalam mencapai tujuan. 16 Partai yang anggotanya adalah sekelompok orang yang beragama atau berideologi sama, dapat dikatakan sebagai partai ideologi. Partai ideologi bercirikan dasar dan asas partai yang dipegang secara disiplin dan ketat. 17 Dalam partai ideologi, terdapat segala bentuk pungutan rutin dan hal-hal yang berhubungan dengan disiplin ideologis partai.

C. Teori Politik Minoritas

16 Tipologi Partai Politik Indonesia, Artikel diakses pada Desember dari http:idilakbar.blogspot.com tipologi-partai-politik-indonesia.html 17 A. Rahman H.I., Sistem Politik Indonesia, Yogyakarta: Graha Ilmu, , h. . Minoritas adalah kelompok kecil dalam kelompok besar. Lebih jelas lagi, minoritas adalah sekelompok kecil manusia, yang berada dalam satu komunitas besar yang berbeda dengannya. Minoritas tentunya berjumlah di bawah penduduk di setiap wilayah tempat tinggalnya. Politik minoritas adalah politik yang diselenggarakan oleh kalangan yang merasa kurang terwakili secara politik. Politik minoritas juga dapat diartikan sebagai kebijakan yang berkaitan dengan kelompok minoritas di sebuah wilayah. Politik minoritas adalah juga segala kegiatan yang dapat mempengaruhi kehidupan kelompok minoritas dan bahkan kelompok mayoritas dalam sebuah wilayah tertentu. Politik minoritas biasanya berbicara mengenai hak kalangan minoritas dalam sebuah kawasan yang pemerintahannya dikuasai oleh mayoritas rakyat. 18 Dapat pula disimpulkan bahwa politik minoritas adalah segala kegiatan yang mempengaruhi kebijakan, kehidupan sosial dan integrasi kaum minoritas di sebuah wilayah. Disini dapat diartikan bahwa pengaruh politik minoritas adalah kepada kebijakan minoritas, hak-hak minoritas dan juga integrasi antara minoritas dengan mayoritas di sebuah wilayah. Perhatian para ahli psikologi sosial dan ahli ilmu sosial lainnya termasuk ahli psikologi politik dan sosiologi politik adalah terhadap isu, tentang bagaimana minoritas menggunakan pengaruh mereka, terhadap kelompok yang lebih besar. Minoritas yang teguh pada sikapnya, minoritas yang dapat menyangkal argumen-argumen mayoritas rakyat suatu wilayah, minoritas yang tidak membuat isu-isu sensitif mengenai tokoh besar 18 Minority Politics , Artikel diakses pada Desember dari http:www.answers.comtopicminority-politics. golongan mayoritas, minoritas yang memiliki titik-titik kesamaan dengan kelompok mayoritas, akan dapat menjadi minoritas yang unggul dalam mempengaruhi kelompok mayoritas di suatu wilayah. 19 Disini dapat disimpulkan bahwa minoritas yang teguh pendirian dan memiliki kemampuan berbicara yang baik, akan mampu membuat mayoritas rakyat akan bersimpati dan bahkan berempati kepada mereka. Ini kemudian akan menciptakan minoritas unggul yang kuat dalam mayoritas yang semakin lemah. Minoritas yang unggul, memang tercipta dari sekelompok minoritas atau seorang tokoh minoritas yang memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, sehingga minoritas tersebut bisa mendapatkan keunggulan di bidang politik. Minoritas yang unggul secara ekonomi maupun psikologis, mungkin saja menggantikan kedudukan mayoritas, jika pihak penguasa membuat sejumlah perubahan terhadap kebijakan. Singkatnya, perubahan kebijakan memiliki pengaruh tidak langsung terhadap kesuksesan golongan minoritas dalam suatu wilayah. 20 Selain daripada perubahan kebijakan pemerintah, minoritas juga dapat sukses, apabila didukung oleh kekuatan modal yang besar. Baik kekuatan modal material maupun modal non material. Dalam logika demokrasi, mayoritas akan selalu memenangkan pertandingan politik. Namun pada kenyataannya, logika seperti itu tidaklah selalu terjadi. Terkadang minoritas yang unggul secara ekonomi akan dapat memenangkan pertandingan politik apapun. Pada kenyataannya, mayoritas Muslim di Indonesia, seringkali berhadapan dengan kelompok minoritas yang unggul itu. Minoritas 19 Martha Cottam, et.al, Introduction to Political Psychology, Mahwah: Lawrence Erlbaum Associates, , h. . 20 Ibid, h. . Non Muslim di Indonesia, banyak yang merupakan pengusaha kaya dan politisi ulung yang bisa saja mendapatkan kedudukan tinggi di dalam pemerintahan. 21 Minoritas unggul, biasanya akan memenangkan berbagai pertandingan politik, dengan kekuatan ekonomi mereka. Kendati demikian, kekuatan psikologis dan sosiologis juga penting dalam berbagai pertandingan politik yang diikuti oleh minoritas unggul. Dalam konteks ke-Indonesiaan, maka minoritas terunggul yang notabene Kristen, memiliki kekuatan ekonomi dan pengetahuan yang cukup luar biasa. Disini menunjukkan bahwa di Indonesia, ternyata mayoritasnya memiliki kekurangan dalam bidang ekonomi dan pengetahuan. Sedangkan umat non Muslim, memiliki keunggulan ekonomi yang cukup dapat diperhitungkan. Terutama adalah umat Kristen Indonesia yang pernah menjadi anak emas pemerintah kolonial di masa lalu. Akan tetapi, kendati minoritas di Indonesia memiliki kekuatan ekonomi dan lobi yang kuat, tetap saja integrasi antara minoritas dengan mayoritas diperlukan. Dalam proses integrasi inilah, kekuatan lobi menjadi begitu penting. Sebab hanya minoritas yang dapat berintegrasi dengan mayoritas sajalah yang dapat memegang peran lobi yang baik dalam proses partisipasi dan perilaku politik minoritas. Selain itu, kekuatan ekonomi juga harus diperhitungkan dalam membangun kekuatan politik. Karena penguasaan industri, terutama media, sangat mempengaruhi opini publik terhadap minoritas di sebuah daerah.

D. Politik dan Etika Kristen