Sejarah Organisasi PDS KERANGKA TEORI

BAB III PROFIL PARTAI DAMAI SEJAHTERA

A. Sejarah Organisasi PDS

Menjelang munculnya Gerakan Reformasi Indonesia pada tahun , ratusan gereja ditutup dan dibakar. Sejak tahun hingga sekarang ini, telah ratusan gereja yang ditutup, dirusak dan dibakar. 36 Pada tahun-tahun terakhir Orde Baru, Umat Kristen Indonesia mengalami beberapa persinggungan dengan mayoritas besar yang unggul, yaitu Umat Islam Indonesia. Adanya kasus-kasus penutupan paksa dan penghancuran gereja secara paksa sejak , adalah awal dari tidak harmonisnya hubungan antara Umat Kristen Indonesia dengan mayoritas Muslim Indonesia yang tidak menghendaki adanya gereja di daerah mereka. Akan tetapi, bagaimanapun juga gereja-gereja yang ditutup adalah gereja yang melanggar SKB Menteri Nomor yang direvisi pada tahun , menjadi SKB Menteri Nomor dan tahun , sebagaimana terlampir dalam lampiran skripsi ini. Setelah jatuhnya Orde Baru, Umat Kristen Indonesia mulai mengalami berbagai bentrokan fisik dengan Umat Islam. Berbagai kerusuhan yang terjadi, timbul antara lain karena berbagai kesalahpahaman dan perbedaan pendapat antara mayoritas Muslim dengan minoritas Kristen, serta adanya perasaan bahwa umat Kristen di Indonesia mengalami diskriminasi. Perasaan bahwa umat Kristen mendapatkan diskriminasi itu, kemudian menimbulkan sikap saling mencurigai 36 Perusakan dan penutupan Gereja di Indonesia Beberapa Kasus - , artikel diakses pada Februari dari http:www.pdat.co.idhgpolitical_pdat - ,id.htm . antar umat beragama di Indonesia. Ini terbukti dari banyaknya kerusuhan di Ambon atau Maluku secara keseluruhan, Poso dan beberapa tempat lain di Indonesia. Tidak hanya sampai di situ, kejadian di luar negeri, atau yang memakan korban warga asing Non Muslim, juga menjadi penyebab konflik antara Kristen dan Islam di beberapa tempat di Indonesia. 37 Di era reformasi, umat Kristen menghadapi dilema yang agak sulit, yaitu antara menerima atau menolak reformasi. Ini dikarenakan kenyataan bahwa umat Kristen Indonesia sebenarnya sudah cukup bahagia dengan kebijakan-kebijakan Orde Baru di Indonesia. Di samping juga karena adanya isu masyarakat madani dalam proses reformasi di Indonesia. Dimana kata “masyarakat madani” cenderung diartikan berbeda dengan “civil society,” yang artinya konsep masyarakat madani dinilai lebih Islami dibanding konsep civil society. 38 Selain itu, kerusuhan Mei dan isu pemberlakuan Piagam Jakarta, juga menjadi persoalan yang menjadikan umat Kristen Indonesia menghadapi dilema reformasi. Gereja menghadapi dilema reformasi karena harus memilih antara mendukung reformasi dengan memusuhi Suharto, atau menolak reformasi dan mendukung Suharto. 39 Mengapa gereja mengalami dilema reformasi? Karena Suharto telah lama menjadi teman bagi gereja. Disini jelas terlihat bahwa pemerintah Orde Baru telah lama memberikan keistimewaan kepada gereja, dengan membiarkan segala pelanggaran terhadap SKB Nomor tahun . Segala keistimewaan itu telah menjadikan gereja dan umat Kristen Indonesia umumnya, menjadi agak bingung. Karena harus memilih antara mengikuti arus 37 Jan S. Aritonang, Sejarah Perjumpaan Kristen dan Islam di Indonesia, Jakarta: BPK Gunung Mulia, , h. - . 38 Ibid, h. - . 39 Emanuel Gerrit Singgih, Iman dan Politik dalam Era Reformasi di Indonesia, Jakarta: BPK Gunung Mulia, , h. - . reformasi atau menolak reformasi. Jika gereja menolak reformasi, maka gereja akan “terusir” dari Indonesia. Maksud “terusir” disini adalah menjadi semakin terdiskriminasi dan semakin susah dalam menjalankan misinya. Sedangkan jika gereja menerima reformasi, maka mungkin saja gereja akan menerima hal-hal yang tidak menguntungkan gereja di masa depan. Apa saja yang diperkirakan akan merugikan gereja di masa depan? Hal yang dikira akan merugikan gereja antara lain adalah konsep masyarakat madani dan dihidupkannya kembali Piagam Jakarta, yang artinya adalah menerima syariah Islam bagi setiap pemeluknya. Dalam era reformasi, umat Kristen kemudian menyadari, bahwa partai politik yang ada selama era Orde Baru tidak cukup memperjuangkan kepentingan umat Kristen sendiri, sehingga umat Kristen Indonesia membutuhkan sebuah partai politik yang berdiri sendiri, tanpa campur tangan pemerintah atau umat lain. Di awal era reformasi inilah, muncul tiga partai Kristen. Yaitu Partai Kristen Nasional Krisna, Partai Katolik Demokrat PKD dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa PDKB. Ketiganya bertarung dalam pemilihan umum dan pada akhirnya, hanya PDKB saja yang mendapatkan kursi di Dewan Perwakilan Rakyat DPR. Dalam Pemilu , berdirilah sebuah partai Kristen dengan nama Partai Damai Sejahtera. Partai ini berdiri dengan asas Pancasila dan dengan nilai-nilai Kristiani dalam perjuangannya. Partai ini merupakan partai baru, yang tidak memiliki hubungan historis yang kuat dengan partai politik Kristen terdahulu. Para pendiri PDS kemudian mencari massa sebanyak-banyaknya di berbagai gereja dan yayasan Kristen di Indonesia. Partai ini merupakan partai Kristen pertama yang didukung oleh Gereja Ortodox Indonesia, sebuah gereja orthodox yang jemaatnya terdiri atas warga Indonesia keturunan Suriah dan berbagai negara dimana terdapat gereja ortodox. PDS kemudian membentuk kepengurusan di daerah-daerah dan berhasil memiliki Dewan Pimpinan Wilayah DPW, Dewan Pimpinan Cabang DPC, Dewan Pimpinan Ranting DPRan dan ribuan kepengurusan di tingkat desakelurahan. 40 Para politisi PDS dalam setiap kesempatan selalu menyatakan bahwa PDS adalah partai terbuka dan nasionalis, kendati dengan nilai-nilai Kristen di dalam perjuangannya. Dengan program Yusuf dan Daud - , menunjukkan bahwa PDS mengupayakan sebuah negara plural dan kuat di bawah nilai-nilai ke- Kristenan yang murni. Apa yang dimaksud dengan mengupayakan negara plural dan kuat di bawah nilai ke-Kristenan? Yang dimaksud adalah menjadikan Indonesia sebagai negara ke-Tuhanan yang melaksanakan nilai-nilai ajaran cinta kasih dan damai dalam segala kebijakannya. Dalam hal ini, PDS senantiasa mengupayakan adanya sikap saling menghargai dan menghormati dalam setiap segi kehidupan. Namun tentunya di bawah nilai-nilai Kristiani yang kuat. Pada - Mei , PDS mengadakan Musyawarah Nasionalnya yang pertama di Jakarta. Dalam Musyawarah Nasional Munas tersebut, PDS membahas ADART dan kepengurusan periode berikutnya. Disini PDS menyatakan akan menjadi partai modern yang terbuka, yang dengan demikian akan menerima keanggotaan warga negara non Kristen dalam organisasi partai. Dalam Munas tersebut, PDS juga sempat mengungkapkan kekhawatirannya akan semakin sulitnya pendirian gereja di Indonesia. Kekhawatiran ini berdasarkan kepada fakta bahwa terdapat peraturan mengenai pendirian tempat ibadah, yang 40 M.L. Denny Tewu dan Paul K. Soma Linggi, Partai Salib demi Kebangsaan, Jakarta: DPP Partai Damai Sejahtera, , h. . dianggap mempersulit ibadah umat beragama oleh PDS. Selain itu, fakta bahwa terdapat kelompok masyarakat yang menolak pendirian gereja menjadi alasan tersendiri dari PDS untuk mengkhawatirkan persoalan izin pendirian gereja di Indonesia. 41 Sikap politik PDS yang menjadi partai terbuka sejak Munas I-nya ini, kemudian menjadikan PDS mendapatkan anggota dari kelompok non Kristen dan bahkan Muslim. Oleh karena itu PDS kemudian mencoba untuk merubah makna salib yang tadinya melambangkan ke-Tuhanan Kristen menjadi bermakna hubungan antara manusia dengan manusia dan hubungan antara manusia dengan Tuhan. Konsep penafsiran salib yang sedemikian ini lalu diterima oleh kader- kader PDS yang non Kristen. Pasca Munas I PDS ini, PDS mengalami konflik pertamanya. Konflik ini disebabkan oleh susunan kepengurusan DPP PDS yang baru, yang tidak mengakomodir kader-kader muda yang turut mendirikan PDS dalam tahun . Disini, tokoh sentral konflik adalah Denny Tewu. Denny pada dasarnya tidak mempersoalkan jabatan yang tidak diberikan kepadanya dan juga berbagai isu yang muncul dalam Munas tersebut, akan tetapi, ternyata beberapa kelompok fungsionaris partai melakukan somasi terhadap Laporan Pertanggungjawaban Bidang Keuangan DPP. Dalam kondisi yang seperti itu, PDS kemudian melakukan rekonsiliasi pasca Munas I, dimana struktur kepengurusan dan ADART dengan terpaksa harus dirubah. 42 Akan tetapi, DPP PDS membantah bahwa telah terjadi perpecahan dalam tubuh partainya. DPP PDS tetap bersikeras, bahwa segalanya baik-baik saja di 41 Ibid , h. - . 42 Ibid, h. - . dalam oganisasi partai, sehingga tidak perlu diadakan hal yang luar biasa. Disinilah Denny Tewu mengusulkan diadakannya Munaslub di Bali pada April . 43 PDS tetap bersikeras bahwa kejadian dalam Munas dan setelah Munas, tidak akan memecah partainya. Kendati pada kenyataannya tetap saja terjadi perpecahan setelah Munas I, yaitu dalam Munaslub April . Dalam Munaslub April tersebut, isu perpecahan partai menyebar. Isu tersebut antara lain muncul karena adanya calon ketua umum yang muncul dalam Munaslub dan adanya sidang ilegal dalam proses Munaslub. Termasuk prosesi penutupan yang sangat janggal bagi politisi Kristen manapun. Dalam Munaslub tersebut, agenda yang disepakati peserta adalah finalisasi ADART Partai, dimana masalah struktur partai menjadi isu utama. Akan tetapi, setelah rapat dinyatakan usai, orang bertahan untuk melanjutkan sidang. Dalam sidang tersebut, terpilihlah Rahmat Manulang sebagai Ketua Umum DPP PDS, menggantikan Ruyandi Hutasoit. Setelah itu, dalam ibadah penutupan keesokan harinya, Pendeta Pati Ginting melantik Rahmat Manulang sebagai Ketua Umum dengan Sekretaris Jenderal Michael Tedja. Ini tentunya mengagetkan para fungsionaris partai dan menciptakan imej bahwa telah terjadi perpecahan dalam tubuh PDS. 44 Perbuatan Rahmat Manulang ini, dianggap makar oleh pihak Ruyandi Hutasoit dan pada akhirnya selesai dengan pengakuan DPP PDS hasil Munas sebagai DPP yang sah. 45 Setelah konflik antara kubu Ruyandi dengan kubu Rahmat Manulang berakhir, ternyata Rahmat Manulang tidak bersedia untuk 43 Dephukam Belum Sahkan Hasil Munas PDS, Artikel diakses pada September dari http:www.sinarharapan.co.idberita nas .html 44 M.L. Denny Tewu dan Paul K. Soma Linggi, Partai Salib demi Kebangsaan, h. - . 45 PDS Pecah Gara-gara Beda Pendapat Soal Munaslub, Artikel diakses pada September dari http:www.detiknews.comindex.phpdetik.readtahun bulan tgl time idnews idkanal . mengikhlaskan kekalahannya. Rahmat tidak mengaku bersalah atas perbuatannya yang dianggap melanggar ADART PDS. 46 Dalam konflik ini, akhirnya Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memenangkan kubu Ruyandi Hutasoit dan menyatakan bahwa kubu Rahmat Manulang inkonstitusional. Dalam periode - , PDS berusaha untuk melaksanakan amanah keberadaan partainya di DPR RI dan DPRD seluruh Indonesia. PDS melakukan perlawanan yang luar biasa terhadap segala upaya syariatisasi hukum dan politik Indonesia. Dalam hal ini, PDS melaksanakannya melalui fraksinya di DPR dan DPRD. PDS melawan segala upaya penerbitan peraturan berbau syariah di Indonesia. Ini sekaligus menandakan bahwa PDS adalah partai nasionalis sekular yang sangat menentang hegemoni dari kaum mayoritas, yang sebenarnya tidak perlu begitu dikhawatirkan. Namun, PDS tidak berhasil memperoleh kursi di DPR RI dalam Pemilu . PDS hanya memperoleh kursi di beberapa DPRD di Indonesia. Ini kemudian menjadikan PDS akan mengalami kesulitan untuk ikut kembali dalam Pemilu berikutnya, yaitu tahun . Karena itulah maka, PDS mengadakan Munas II-nya pada tahun dan bukan , sebagaimana yang disepakati dalam ADART. Ini kemudian sempat menuai kecaman keras dari beberapa DPW dan DPC PDS. 47 Namun Munas PDS tetap berjalan di tahun ini. Tepatnya 46 Konflik PDS; KPU Perlu Tunggu Putusan Pengadilan, Artikel diakses pada September dari http:www.sinarharapan.co.idberita nas .html. 47 Berniat Percepat Munas; Ketum PDS Ditentang Sejumlah Fungsionaris, Artikel diakses pada Oktober dari http:bataviase.co.idnode . pada - Mei . Dalam Munas tersebut, Magit Les Denny Tewu terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Umum DPP PDS periode - . 48

B. PDS dalam Pemilu Legislatif