BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Partisipasi politik umat Kristen Indonesia sebenarnya bukanlah hal yang baru dalam sejarah perpolitikan Indonesia. Sebelum era reformasi, telah berdiri
beberapa partai politik Kristen Indonesia. Partai politik Kristen pertama di Indonesia adalah Christelijk Etische Partij dan Indische Katholijk Partij.
1
Setelah kemerdekaan, berdiri lagi dua partai politik Kristen di Indonesia. Kedua partai
tersebut adalah Partai Kristen Indonesia Parkindo dan Partai Katolik. Parkindo dan Partai Katolik kemudian berfusi bersama tiga partai lainnya dan membentuk
Partai Demokrasi Indonesia dalam tahun .
2
Fusi tersebut pada dasarnya disebabkan oleh kebijakan pemerintahan Suharto yang dimaksudkan sebagai entry
point bagi proses marjinalisasi partai politik yang menjadi cetak biru politik Orde
Baru. Kebijakan tersebut dituangkan dalam Undang-Undang Nomor tahun tanggal Januari
. Setelah itu, terdapat Partai Kristen Nasional Krisna, Partai Katolik Demokrat PKD dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa PDKB,
yang hadir dalam Pemilu . Pada Pemilu
berdirilah Partai Damai Sejahtera dan kemudian disusul oleh Partai Kasih Demokrasi Indonesia PKDI
pada Pemilihan Umum .
Partai politik Kristen generasi pertama, adalah partai Kristen yang sangat pro terhadap kolonialisme. Kenapa disebut demikian? Karena partai Kristen Indonesia
saat itu menyatakan secara terang-terangan bahwa penjajahan adalah satu bentuk
1
M. Rusli Karim, Perjalanan Partai Politik di Indonesia; Sebuah Potret Pasang Surut, Jakarta: Rajawali Press,
, h. -
.
2
Ibid, h. .
anugerah dan takdir Tuhan yang harus disyukuri oleh Bangsa Indonesia.
3
Tentunya gagasan pro kolonial tersebut sangat tidak sesuai dengan semangat anti kolonialisme yang dimiliki sebagian besar Kristen pribumi di Indonesia. Hanya
kelompok Kristen Belanda saja yang mendukung penuh gagasan tersebut. Apalagi jika gagasan kolonialisme sebagai anugerah itu memakai firman Tuhan sebagai
dasarnya. Partai politik Kristen generasi kedua, adalah partai yang berasaskan Agama
Kristen atau Demokrasi Kristen. Partai-partai tersebut adalah Parkindo dan Katolik. Partai-partai ini kemudian mendapatkan lebih sedikit anggota dan massa
dibanding dengan partai lain. Kekuatan kedua partai hanya terfokus di Kawasan Timur Indonesia, Sumatera Utara dan sebagian Jawa.
4
Selama era Orde Baru, partai berasaskan agama tertentu dilarang untuk ada. Kedua partai Kristen dan berbagai partai non Islam kemudian berfusi dan
membentuk Partai Demokrasi Indonesia. Penggabungan ini menimbulkan adanya depolitisasi agama. Baik Islam maupun Kristen kemudian tidak bisa begitu
banyak bergerak dalam dunia politik. Dengan demikian, para politisi Kristen kemudian menjadi aktif di Partai Demokrasi Indonesia PDI dan Golongan Karya
Golkar. Selama era Orde baru itulah, umat Kristen dan Islam, serta agama lainnya
sama sekali tidak diperbolehkan untuk memperlihatkan ideologi politik selain Pancasila. Dengan demikian, berlakulah apa yang lebih dikenal sebagai asas
tunggal. Asas tunggal adalah tidak diperbolehkannya terdapat asas partai politik dan organisasi massa yang berdiri di Indonesia, selain Pancasila.
3
Zakaria J. Ngelow, Partisipasi Umat Kristen Indonesia di Bidang Politik, Artikel diakses pada Maret
dari http:www.oaseonline.orgartikelngelow-partisipasi.pdf
4
M. Rusli Karim, Perjalanan Partai Politik di Indonesia; Sebuah Potret Pasang Surut, h. -
.
Setelah reformasi, muncul tiga partai politik Kristen yang turut dalam Pemilihan Umum
. Yaitu Partai Kristen Na onal Krisna, Partai Katolik Demokrat PKD dan Partai Demokrasi Kasih
Bangsa PDKB. Sedangkan dalam Pemilu , hanya terdapat satu partai
Kristen, yaitu Partai Damai Sejahtera PDS. Baru pada Pemilu , terdapat lagi
satu partai Kristen baru, yaitu Partai Kasih Demokrasi Indonesia PKDI. Di tahun
, tepatnya pada Oktober berdirilah Partai Damai
Sejahtera, dengan dukungan orang Kristen, antara lain Ruyandi Hutasoit dan
Denny Tewu. Partai ini berasaskan Pancasila serta bertekad mempertahankan Pancasila dan UUD
dalam bingkai NKRI dengan semangat Bhineka Tunggal Ika.
5
Dengan demikian, PDS memegang teguh asas pluralisme agama dalam setiap gerakan organisasinya. Akan tetapi, PDS tetap memegang teguh
nilai-nilai Kristiani dalam perjuangannya. Partai ini terlahir di tengah fragmentasi politik yang luar biasa dari banyak
partai politik. Partai Damai Sejahtera adalah partai Kristen yang dapat dikatakan baru. Berbeda dengan partai Kristen lainnya yang turut serta dalam Pemilu
dan Partai Kasih Demokrasi Indonesia yang turut serta dalam Pemilu . Partai
Damai Sejahtera tidak memiliki hubungan historis yang kuat dengan partai-partai Kristen sebelumnya. Setidaknya, tidak nampak tokoh partai Kristen lama dalam
susunan kepengurusan DPP Partai Damai Sejahtera sampai saat ini. Dalam hal ini kondisi saat pembentukan PDS adalah sebagai berikut:
“PDS dilahirkan dalam kondisi fragmentasi partai politik yang sangat kuat pasca Pemilu
. Ada banyak tantangan yang dihadapi oleh para pendiri
5
M.L. Denny Tewu dan Paul K. Soma Linggi, Partai Salib demi Kebangsaan, Jakarta: DPP Partai Damai Sejahtera,
, h. .
PDS. Seperti pertanyaan tentang mengapa mendirikan partai Kristen yang baru. Mengapa tidak bergabung dengan partai yang sudah ada dan
sebagainya. Lebih dari itu, ada pemikiran dari sebagian umat Kristen yang menyatakan bahwa minoritas Kristen Indonesia, cukup memasuki partai-
partai berhaluan nasionalis saja. Namun dalam perjalanan selanjutnya, PDS mendapat dukungan dari banyak gereja dan umat Kristen Indonesia. Bahkan
gereja-gereja non Protestan pun turut mendukung partai baru ini.”
6
Akan tetapi kehadiran PDS sebenarnya tidaklah sebagaimana digambarkan oleh Denny Tewu di atas. Sebenarnya partai politik Kristen peserta Pemilu
tetap ingin untuk turut serta dalam pemilihan umum berikutnya, yaitu Pemilu . Hal ini terbukti dengan adanya partai-partai Kristen yang memiliki
hubungan historis yang lebih kuat dengan partai Kristen generasi kedua dan ketiga.
Dapat disimpulkan bahwa umat Kristen Indonesia harus melaksanakan misi gereja dengan sebaik-baiknya. Melaksanakan upaya penyebaran ajaran gereja dan
segala kebaikan gereja, dengan cara apapun, kendati harus berhadapan dengan aparatur negara dan mayoritas Muslim Indonesia yang kemungkinan akan
menghalangi niat mereka. Dalam konteks kekinian dan ke-Indonesiaan, maka umat Kristen Indonesia
merasa membutuhkan kekuatan politik yang cukup berwibawa dan dapat diperhitungkan. Kenapa demikian? Karena umat Kristen Indonesia saat ini, berada
6
Ibid , h. .
dalam kondisi dimana sebagian umat Kristen mengalami diskriminasi oleh beberapa kelompok anti minoritas yang tidak bertanggungjawab.
PDS dibangun di saat umat Kristen Indonesia semakin apolitis. Di saat kebanyakan tokoh Kristen Indonesia tidak ingin mendirikan atau mendukung
partai politik Kristen. Akan tetapi mereka cenderung untuk mendukung partai yang berhaluan nasionalis. Kesadaran politik umat Kristen Indonesia, menjelang
berdirinya PDS dapat dikatakan sangat kecil.
7
Ini terbukti lewat banyaknya tokoh Kristen Indonesia yang memilih duduk di partai yang berhaluan nasionalis
daripada di partai Kristen. Seperti Gayus Lumbun yang aktif di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan PDIP dan Ruhut Sitompul yang aktif di Partai Demokrat
PD. Bahkan terdapat tokoh Kristen Indonesia yang hadir di dalam partai Islam liberal. Seperti Eurico Guteres dari Timor Leste, yang masuk Partai Amanat
Nasional PAN dan merupakan seorang Katolik serta juga tokoh pro integrasi Timor Timur.
Dalam sejarahnya, partai politik Kristen Indonesia yang turut dalam Pemilu, ternyata tidak mendapatkan dukungan yang cukup kuat dari umat Kristen
Indonesia sendiri. Sehingga partai politik Kristen Indonesia menjadi kecil dan tidak dipertimbangkan sebagai sebuah kekuatan politik.
Oleh karena kondisi berbagai partai Kristen Indonesia yang semakin kecil dan fragmentasi berbagai partai politik yang ada, maka berdirilah Partai Damai
Sejahtera PDS pada Oktober . Tujuan utama pendirian partai ini, adalah
untuk memperjuangkan hak-hak sosial dan politik umat Kristen Indonesia yang mulai terbengkalai sejak berakhirnya Orde Baru.
7
Ida Cynthia S. dan Dedi Alfiandri, PDS Bagi Bangsa; Jawaban Atas Berbagai Pertanyaan, Jakarta, Global Cerdas Media,
, h. .
PDS menuntut segenap umat Kristen Indonesia untuk aktif dalam perpolitikan di Indonesia. Maksudnya adalah bahwa umat Kristen diharuskan
turut dalam memperjuangkan kepentingan mereka melalui jalur politik. Denny Tewu juga menegaskan bahwa umat Kristen berada dalam kondisi tertindas oleh
kaum mayoritas di Indonesia.
8
Terlepas dari berbagai permasalahan yang ada, dalam kaitannya dengan partisipasi politik umat Kristen Indonesia, perhatian terhadap partisipasi, atau
perilaku politik umat Kristen Indonesia masih sangat terbatas dalam komunitas Kristen itu sendiri. Umat non Kristen di Indonesia, khususnya umat Islam yang
jumlahnya mayoritas, tidak begitu memperhatikan partisipasi politik umat Kristen Indonesia. Sedangkan partisipasi dan perilaku politik umat Kristen adalah satu
fenomena politik yang juga patut untuk diperhatikan. Oleh karena itu, penulis
memutuskan untuk mengambil judul skripsi, Partisipasi Politik Umat Kristen Indonesia; Studi Kasus Partai Damai Sejahtera.
B. Batasan dan Rumusan Masalah