6 Orang tua tidak mau mengakui kesalahan. 7 Mencampuri urusan anak.
8 Membeda-bedakan anak. 9 Kurang memberi kepercayaan kepada anak untuk melakukan sesuatu.
10 Tidak segan-segan menghukum anak. 3. Pola asuh permisif
1 Memberikan pengawasan yang sangat longgar. 2 Memberi kesempatan kepada anak untuk melakukan sesuatu tanpa
pengawasan yang cukup. 3 Cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak, apabila anak
melakukan kesalahan atau sedang dalam bahaya. 4 Sangat sedikit dalam memberikan bimbingan.
4. Pola asuh penelantar 1 Waktunya banyak dihabiskan diluar rumah.
2 Kurang memperhatikan perkembangan anak. 3 Tidak memiliki waktu untuk memberikan bimbingan.
4 Membiarkan anak bergaul bebas diluar. 1 Variabel Perkembangan Kepribadian
a. Definisi Operasional Perkembangan
yang dapat
dikatakan mencakup
semua aspek
perkembangan, seperti perkembangan fisik, motorik, mental, sosial, moral, tetapi melebihi penjumlahan semua aspek perkembangan tersebut. Kepribadian
merupakan suatu kesatuan aspek jiwa dan badan, yang menyebabkan adanya kesatuan dalam tingkah laku dan tindakan seseorang.
77
Dalam penelitian kepribadian, terdapat berbagai istilah, seperti motif, sifat, dan tempramen, yang menunjuk kekhasan permanen pada perseorangan Berry,
et al., 1999: 141.
78
Menurut McDougal dan kawan-kawannya berpendapat, bahwa kepribadian adalah “tingkatan sifat-sifat dimana biasanya sifat yang tinggi
tingkatannya mempunyai pengaruh yang menentukan”.
79
Kepribadian adalah ciri atau karakteristik gaya atau pun sifat khas dari diri seseorang yang bersumber
dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga masa kecil, dan juga bawaan seseorang sejak lahir.
80
Dari berbagai pendapat mengenai kepribadian diatas peneliti dapat memahami bahwa kepribadian adalah ciri tertentu yang menonjol pada diri
individu baik berupa sifat, tingkah laku, motif dan tempramen. b. Indikator Operasional
Menurut Abin Syamsuddin Makmun, 1996 kepribadian dapat juga diartikan sebagai “kualitas perilaku individu yang tampak dalam melakukan
penyesuaian dirinya terhadap lingkungan secara unik”.
81
Keunikan penyesuian tersebut sangat berkaitan dengan aspek-aspek kepribadian itu sendiri. Adapun
yang menjadi indikator pada variabel y perkembangan kepribadian yaitu
77
Drs. Alex Sobur, M.Si. Psikologi Umum, Bandung: Pustaka Setia, 2003, h. 312.
78
Ibid, h. 299.
79
Dr.H. Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011, h. 126
80
Dr. Sjarkawi, M.Pd., Pembentukan Kepribadian Anak, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, h. 11.
81
Dr.H. Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011, h. 127.
meliputi, karakter, temperamen, sikap, stabilitas emosional, responsibilitas tanggung jawab, dan sosiabilitas.
82
H. Uji Instrumen
1 Uji Validitas Data
Uji validitas dimaksudkan untuk mengatur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mamapu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut Imam Ghozali, 2011:52.
Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pernyataan-pernyataan pada kuesioner yang harus dibuang atau diganti karena dianggap tidak relevan.
Item instrumen daianggap valid jika r
hitung
r
tabel.
Dan dianggap memenuhi syarat koefisien dengan n = 82 taraf kesalahan 5 diperoleh 0,220 dan taraf
kesalahan 1 = 0,286.
83
Pada uji instrumen ini peneliti menggunakan bantuan Microsoft Excel.
Dalam uji validitas instrumen penelitian, peneliti menggunakan 24 butir pertanyaan pada variabel X dengan hasil pertanyaan yang dianggap valid 17
butir. Pada variabel Y, peneliti menggunakan 35 butir pertanyaan dengan hasil yang dianggap valid 27 butir.
2 Uji Reliabilitas Data
Uji reliabilitas merupakan pengujian yang menunjukan sejauh mana alat ukur dipercaya atau dapat diandalkan. Instrumen dikatakan reliabel apabila
terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Suatu kuesioner dikatakan
82
Ibid, h. 127-128.
83
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R D, Bandung: ALFABETA, 2009, Cet Ke-8, h. 333.
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten meskipun diuji berkali-kali.
Pada uji instrumen ini peneliti menggunakan realibility Analysis dengan menggunakan Reliability Analiysis dengan metode Cronbach Alpha dan
menggunakan Software SPSS 20.0 for Windows Release. Dengan metode ini, koefisien keandalan alat ukur dapat dihitung dengan rumus yang digunakan
adalah sebagai berikut :
Keterangan : α : Koefisien keandalan alat ukur
K : Jumlah Variabel R : Koefisien rata-rata koefisien antar variabel
Jika hasil dari cronbach alpha 0,60 maka data tersebut mempunyai reabilitas kurang baik, sedangkan cronbach alpha 0,7 dapat diterima dan
cronbach alpha 0,8 adalah baik.
84
I. Teknik Analisa Data
Analisis data merupakan proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan. Dalam menganalisis data ini, peneliti
menggunakan metode analisis kuantitatif guna mengetahui pengaruh pola asuh orang tua yang bekerja terhadap perkembangan kepribadian remaja dilakukan
dengan skala likert.
84
Duwi Priyatno, 5 Jam Belajar Olah Data Dengan SPSS 17, Yogyakarta: CV Andi Offiset, 2009, h. 172.
Pembobotan dengan menggunakan skala likert menjadi 5 skala yaitu: Sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju untuk setiap
jawaban responden pada masing-masing variabel yang diteliti. Dalam kuesioner ini nantinya terdapat rancangan pernyataan yang secara logis berhubungan
dengan masalah penelitian dan tiap pernyataan akan dimulai berdasarkan bobot yang sudah ditentukan. Untuk pembobotan pernyataan yang positif, penilaian
sebagai berikut:
85
Tabel 2. Skala Likert No
Alternative Jawaban Positif
Negatif
1. Sangat Setuju
5 1
2. Setuju
4 2
3. Ragu-ragu
3 3
4. Tidak Setuju
2 4
5. Sangat Tidak Setuju
1 5
Keuntungan menggunakan skala likert dari tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan yaitu adanya keragaman skor sebagai akibat penggunaan skala 1-5,
dengan dimensi
yang tercemin
dalam daftar
pertanyaanpernyataan memungkinkan siswai responden mengekspresikan tingkat pendapat mereka.
Dari segi statistik, skala dengan 5 tingkatan 1-5 lebih keandalannya dibandingkan dengan dua tingkatan “ya” atau “tidak”.
Selanjutnya data yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner, dimana hasil analisisnya dipersentasikan dalam table analisis berdasarkan
85
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R D, Bandung: ALFABETA, 2009, Cet Ke-8, h. 94.