Latar Belakang Masalah Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Yang Bekerja Terhadap Perkembangan Kepribadian Remaja (Di SMA KH. Dewantoro, Pinang Kota Tangerang)

pekerjaan formal seringkali terikat dengan tuntutan jam kerja yang sangat padat, sehingga tidak adanya waktu untuk memperhatikan anak. Selain itu, orang tua yang memiliki pekerjaan informal, biasanya harus bekerja lebih giat untuk memenuhi kebutuhan keluarga, apalagi dengan meningkatnya persaingan dalam dunia usaha seperti sekarang ini. Sehingga waktu orang tua semakin sedikit untuk mendidik dan memperhatikan anak akibatnya komunikasi antara orang tua dengan anak berkurang. 7 Kurangnya perhatian dari orang tua akan mengakibatkan remaja mencari perhatian dari luar baik di lingkungan sekolah atau pun dengan teman sebaya. Terkadang remaja melakukan perilaku yang menyimpang ini dilakukannya sebagai salah satu cara untuk menarik perhatian orang tuanya yang tidak sempat untuk memberikan perhatian yang lebih kepada anak remajanya karena kesibukan kedua orang tuanya. Orang tua yang tidak bekerja diluar rumah biasanya mempunyai banyak waktu dalam mengasuh anak dan pekerjaan rumah lainnya. Anak sepenuhnya mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari orang tua. Sehingga orang tua bisa mempunyai waktu lebih banyak untuk melakukan interaksi dengan anak dan dapat mengontrol tindakan yang dilakukan anak. Lain halnya dengan orang tua yang bekerja terkadang mereka tidak banyak mempunyai waktu untuk membimbing anaknya. Padahal seorang anak yang sedang berada pada masa remaja sangat membutuhkan perhatian lebih dari orang tua terutama untuk perkembangan kepribadian. Selain perhatian dan kasih sayang 7 Arum Bhiru. “ Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Kepribadian Anak .“ diakses pada 24 Juni 2014 dari http:arumbiru.blogspot.com201406. lebih dari orang tua, salah satu aspek penting dalam hubungan orang tua dan anak adalah gaya pengasuhan pola asuh yang diterapkan orang tua. 8 Pola asuh orang tua yaitu pola perilaku yang diterapkan kepada anak secara konsisten dari waktu ke waktu. 9 Pola perilaku ini langsung dirasakan oleh anak, baik perilaku positif maupun perilaku negatif. Pola asuh orang tua dalam lingkungan keluarga juga adalah usaha orang tua dalam membina dan membimbing anak baik jiwa dan raganya sejak lahir sampai dewasa. Setiap orang tua pasti memiliki cara atau pola tersendiri dalam mengasuh anaknya. Tata pola asuh orang tua yang kurang tepat akan berakibat fatal bagi anak. Terkadang pola asuh yang tidak tepat dari orang tua terhadap anak, akan banyak memberikan dampak negatif. Dari dampak yang negatif tersebut terjadilah kenakalan-kenakalan yang dilakukan oleh anak. Banyak kita mendengar atau menyaksikan tindakan kriminal atau perilaku- perilaku menyimpang baik itu disiaran televisi, koran, radio, media massa dan lain sebagainya. Sebagian besar pelakunya adalah dari kalangan remaja. Seperti kasus tawuran antar pelajar, miras, obat-obatan terlarang, bahkan pembunuhan bermotif dendam atau kecemburuan, bisa jadi hal tersebut merupakan salah satu dampak dari pola asuh orang tua yang kurang tepat. 10 Terdapat sejumlah kenakalan remaja, yang paling utama adalah penyalah gunaan narkoba. Perlu diketahui tingkat penggunaan narkoba dikalangan remaja di Indonesia sangat memperihatinkan. Dari data Badan Narkotika Nasional 8 Yudrik Jahja. Psikologi Perkembangan, Jakarta: Kencana, 2011, h. 193-194. 9 Anna Faujiah. “ Pola Asuh Orang Tua Terhadap Pembentukan Karakter Anak”, diakses pada 20 Desember 2013 dari http:faujiahnna.blogspot.com201312 10 Rivi Demeo. “ Pengaruh Perkembangan Kepribadian Terhadap Perkembangan Kepribadian Anak.” Diakses pada 9 November 2013 dari http:rivirodeo.blogspot.com201311 BNN, kasus penyalahgunaan narkoba terus meningkat dikalangan remaja. Dari 2,21 4 juta orang pada tahun 2010 menjadi 2,8 sekitar 5 juta orang pada tahun 2011. Yang berikutnya adalah seks bebas, contoh kenakalan remaja dalam pegaulan seks bebas akan bersangkutan dengan HIVAIDS. Ketiga adalah tawuran antar pelajar, di kota-kota besar satu tahun belakangan ini tawuran antar pelajar semakin meningkat dibandingkan tahun berikutnya. 11 Disinilah peran orang tua sangat dibutuhkan untuk mengarahkan perilaku remaja dan mengajarkan mana yang baik dan mana yang buruk dan mengajarkan mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh remaja. Orang tua adalah faktor utama suksesnya anak menjalani kehidupan, begitu pentingnya keterikatan orang tua dan remaja dalam menentukan arah perkembangan pada remaja. Kepribadian atau Personality berasal dari bahasa Latin persona yang berarti topeng. Menurut Allport Hurlock, 1978, kepribadian merupakan susunan sistem psikofisik yang dinamis dalam diri individu yang unik dan mempengaruhi penyesuaian dirinya terhadap lingkungan. Kepribadian juga merupakan kualitas perilaku individu yang tampak dalam melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungannya secara unik. 12 Dalam penelitian kepribadian, terdapat berbagai istilah, seperti motif, sifat, dan tempramen, yang menunjuk kekhasan permanen pada perseorangan Berry, et al., 1999:141. 13 Menurut McDougal dan kawan-kawannya berpendapat, bahwa kepribadian adalah “tingkatan sifat-sifat dimana biasanya sifat yang tinggi 11 Ahmad Romdoni,“Kenakalan Remaja,” dari http:keributanremaja.blogspot.com201210mengatasi-kenakalan-remaja-republika.html 12 Jahja Yudrik, Psikologi Perkembangan Jakarta: Kencana,2011, h.67. 13 Ibid, h. 299. tingkatannya mempunyai pengaruh yang menentukan”. 14 Kepribadian adalah ciri atau karakteristik gaya atau pun sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga masa kecil, dan juga bawaan seseorang sejak lahir. 15 Sedangkan perkembangan kepribadian yaitu Perkembangan yang dapat dikatakan mencakup semua aspek perkembangan, seperti perkembangan fisik, motorik, mental, sosial, moral, tetapi melebihi penjumlahan semua aspek perkembangan tersebut. Kepribadian merupakan suatu kesatuan aspek jiwa dan badan, yang menyebabkan adanya kesatuan dalam tingkah laku dan tindakan seseorang . 16 Perkembangan kepribadian seorang individu tumbuh dan berkembang sepanjang hidup manusia sejak lahir sampai dewasa. Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua, baik pada orang tua yang bekerja mau pun orang tua yang tidak bekerja akan memberi pengaruh secara bermakna terhadap perkembangan anak. 17 Dari berbagai penjelasan diatas yang membahas peranan serta pengaruh pola asuh orang tua dalam perkembangan kepribadian dimasa remaja, pola asuh orang tua sangat erat hubungannya dengan kepribadian anak hingga dewasa. Karena Keluarga merupakan pilar utama dan pertama dalam membentuk anak menjadi pribadi yang baik didalam keluarga orang tualah yang berperan dalam mengasuh, membimbing, dan mengarahkan anak untuk menjadi pribadi yang baik dan berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam 14 Dr.H. Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011, h. 126 15 Dr. Sjarkawi, M.Pd., Pembentukan Kepribadian Anak, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, h. 11. 16 Drs. Alex Sobur, M.Si. Psikologi Umum, Bandung: Pustaka Setia, 2003, h. 312. 17 Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Munawar Sholeh, Psikologi Perkembangan Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005, h. 167. masyarakat. 18 Hal ini dikarenakan kepribadian seorang individu terbentuk dimulai dari masa kanak-kanak, dimana orang tua memberikan arahan serta membimbing anak mulai pada saat anak waktu kecil belajar makan, disiplin, belajar bermain dan bergaul dengan anak lain dan sebagainya Koentjaraningrat, 1997. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pola asuh yang diterapkan oleh orang tua sangat dominan dalam membentuk kepribadian seseorang sejak dari kecil sampai dewasa. Apabila pola asuh yang diterapkan orang tua keliru, maka yang akan terjadi bukan perilaku yang baik, sebaliknya akan menambah buruk perilaku anak. 19 Penjelasan diatas membuat peneliti tertarik untuk memfokuskan penelitiannya kepada perkembangan kepribadian remaja. Untuk membuktikan ada atau tidaknya pengaruh pola asuh orang tua yang bekerja terhadap perkembangan kepribadian remaja maka dalam penelitian ini peneliti akan menguji tentang kepribadian siswa yang ada di Sekolah Menengah Atas SMA KH. Dewantoro, Pinang Kota Tangerang. Dilihat dari latar belakang ekonomi siswa SMA KH. Dewantoro, Pinang Kota Tangerang, mulai dari kelas X sampai kelas XII mayoritas berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah, dimana mayoritas kedua orang tua siswa bekerja. Melalui pola asuh orang tua yang bekerja inilah yang nantinya akan dilihat apakah ada pengaruh pola asuh orang tua yang bekerja dengan perkembangan kepribadian remaja. Oleh karena itu, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian terhadap pengaruh pola asuh orang tua yang bekerja dengan perkembangan kepribadian remaja. Peneliti akan melakukan penelitiannya di SMA KH. Dewantoro, Pinang 18 Drs. Gunawan,dkk., Masalah Sosial di Indonesia Jakarta: Kemensos RI, 2010, h. 134. 19 www.Repository.usu.ac,idbitstream. Kota Tangerang. Oleh karena itu, peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua yang Bekerja Terhadap Perkembangan Kepribadian Remaja di SMA KH. Dewantoro, Pinang Kota Tangerang. ”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah Untuk memfokuskan penelitian dan menghindari pembahasan yang terlalu luas, maka penulis membatasi permasalahan pada : 1 Pengaruh pola asuh orang tua yang bekerja dalam penelitian ini yaitu pola asuh yang diberikan oleh kedua orang tua yang memiliki kesibukan bekerja diluar rumah, dimana pola asuh yang diberikan orang tua kepada anak dalam bentuk perlakuan fisik maupun psikis yang tercermin dalam tutur kata, sikap, perilaku, dan tindakan. Dalam penelitian ini yang diukur pola asuh orang tua demokratis, otoriter, permisif, dan penelantar. Untuk penjelasan lebih detail tentang pola asuh demokratis, otoriter, permisif dan penelantar dapat dilihat pada bab II landasan teori. 2 Perkembangan kepribadian remaja dalam penelitian ini yaitu kepribadian remaja yang menyangkut aspek-aspek kepribadian seperti: karakter, temperamen, sikap, stabilitas emosional, responsibilitas, dan sosiabilitas. Untuk penjelasan lebih detail tentang aspek kepribadian karakter, temperamen, sikap, stabilitas emosional, responsibilitas, dan sosiabilitas dapat dilihat pada bab II landasan teori. 3 Subyek dalam penelitian ini adalah siswasiswi, yang memiliki kriteria sebagai berikut : a Remaja, meliputi laki-laki atau perempuan. b Siswasiswi yang memiliki orang tua bekerja. c Siswasiswi SMA KH. Dewantoro, Tangerang. Dengan adanya batasan masalah dalam penelitian ini, diharapkan dapat mempermudah dan menghindari salah pengertian serta mempertegas ruang lingkup pembahasan. 2. Perumusan Masalah Terkait dengan pembatasan masalah diatas, maka penulis dapat merumuskan masalah yang akan menjadi acuan dalam penelitian yaitu : “Bagaimana pengaruh pola asuh orang tua yang bekerja terhadap perkembangan kepribadian remaja di SMA KH. Dewantoro, Pinang Kota Tangerang?”.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pola asuh asuh orang tua yang bekerja terhadap perkembangan kepribadian remaja di SMA KH. Dewantara, Tangerang. 2. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis a Memberi sumbangan pengetahuan mengenai cara pengembangan kepribadian. b Memberi sumbangan pengetahuan bagi kompetensi. 2. Manfaat Praktis a Merupakan masukan untuk penelitian-penelitian lebih lanjut, khususnya yang berkaitan dengan perkembangan kepribadian. b Merupakan sumber masukan bagi peneliti dari segi wawasan, ilmu pengetahuan maupun pengalaman.

D. Metode Penelitian

1. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian pada skripsi yang ditulis peneliti ini adalah berbentuk penelitian kuantitatif. Dalam penelitian pada skripsi ini peneliti mengidentifikasi dua variabel yang nantinya akan dicari korelasi antara kedua variabel tersebut. Adapun kedua variabel tersebut sebagai berikut: a. Variabel Bebas Independent Variabel adalah variabel yang menentukan arah atau perubahan tertentu pada variabel tergantungterikat, sementara variabel bebas berada pada posisi yang lepas dari “pengaruh” variabel tergantungterikat. 20 Keberadaan variabel bebas ini dalam penelitian kuantitatif merupakan variabel yang menjelaskan terjadinya topik penelitian. Variabel bebas ini biasanya disimbolkan dengan variabel “X” dalam hal ini, yang menjadi variabel bebas “X” adalah pengaruh pola asuh orang tua yang bekerja. b. Variabel Terikat Dependent Variabel adalah variabel yang diakibatkan atau yang dipengaruhi oleh variabel bebas Independent Variabel . 21 Keberadaan variabel terikat ini sebagai variabel yang dijelaskan dalam 20 Burhan Bungin, Metedologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: KENCANA, 2008, Cet. Ke-3, h. 62. 21 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta:PT RajaGrafindo Persada,2005,h.67-68.