kepribadian yang terwujud dalam cara hidup untuk menyesuaikan diri dalam masyarakat. Adolesen dalam hal ini dimaksud adalah remaja yang mengalami
pertumbuhan kearah kematangan fisik maupun sosial psikologis, inilah hal yang diharapkan terjadi pada remaja untuk mencapai kedewasaan yang sesungguhnya.
Dari pengertian diatas penulis dapat memahami bahwa pengertian remaja merupakan masa transisi pada perkembangan baik secara fisik maupun psikis
yang terjadi antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.
2. Ciri-Ciri Masa Remaja
Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis. Ada beberapa
perubahan yang terjadi selama masa remaja. Menurut Otto Rank, pada remaja terjadi perubahan drastis dari will, yaitu dari keadaan tergantung pada orang lain
dependece pada masa kanak-kanak menuju kepada keadaan madiri independece pada masa dewasa. Tahap-tahap perubahan itu adalah sebagai
berikut:
60
1. Pembebasan kehendak dari kekuatan-kekuatan dari dalam diri sendiri maupun dari lingkungannya misalnya dari orang tuanya yang selama
ini mendominasinya. 2. Pemilihan kepribadian division in personality. Dalam tahap ini terjadi
perpecahan discountinuity antara kehendak will dan kontra kehendak counter-will.
60
Sarwono Wirawan Sarlito, Psikologi Remaja Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007, h. 33-34.
3. Integrasi antara kehendak dan kontra-kehendak menjadi pribadi yang harmonis. Muss, 1968: 47-48
Otto Rank menjelaskan masa remaja berdasarkan sudut pembahasan kehendak dari kontrakehendak menuju terbentuknya kepribadian yang mandiri
dan mampu menentukan Self- nya sendiri.
3. Tahapan Perkembangan Remaja
Dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan, ada tiga tahap perkembangan remaja:
61
1. Remaja Awal Early Adolescence Seorang remaja pada tahap ini masih terheran-heran akan perubahan-
perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis.
2. Remaja Madya Middle Adolescence Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan. Ia sangat senang
jika banyak teman yang menyukainya. Ada kecendrungan “narcistic”, yaitu
mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang mempunyai sifat- sifat yang sama dengan dirinya.
3. Remaja Akhir Late adolescence Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai
dengan percapaian lima hal dibawah ini: a. Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.
61
Ibid., h. 24-25
b. Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru.
c. Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi. d. Egosentrisme terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri diganti
dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain. e.
Tumbuh”dinding” yang memisahkan diri pribadinya private self dan masyarakat umum the public.
4. Tugas Perkembangan Remaja
Tugas perkembangan remaja difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk mencapai kemampuan
bersikap dan berperilaku secara dewasa. Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja, menurut Hurlock 1991 adalah berusaha:
62
1. Mampu menerima keadaan fisiknya. 2. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.
3. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis.
4. Mencapai kemandirian emosional. 5. Mencapai kemandirian ekonomi.
6. Mengembangkan kosep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota keluarga.
7. Memahami dan menginterlisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua.
62
Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikolgi Remaja Perkembangan Peserta Didik Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011, Cet Ke-7, h. 10.
8. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa.
9. Mempersiapkan diri untuk memasuki dunia perkawinan. 10. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan
keluarga. Tugas-tugas perkembangan fase remaja ini amat berkaitan dengan
perkembangan kognitifnya, yaitu fase operasional formal. Kematangan pencapaian fase kognitif akan sangat membantu kemampuan dalam
melaksanakan tugas-tugas perkembangannya itu dengan baik. Agar dapat memenuhi dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan, diperlukan kemampuan
kreatif remaja. Kemampuan kreatif ini banyak diwarnai oleh perkembangan kognitifnya.
D. Hubungan Pola Asuh Orang Tua yang Bekerja Terhadap Perkembangan Kepribadian Remaja.
Keluarga adalah kelompok sosial pertama dan utama bagi kehidupan anak, dimana lebih banyak menghabiskan waktunya dengan kelompok keluarga dari
pada dengan kelompok sosial lainnya. Anggota keluarga merupakan orang yang paling berarti dalam kehidupan anak selama proses perkembangan kepribadian
anak. Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya menjadi orang yang
berkepribadian baik, memiliki sikap mental yang sehat serta akhlak yang terpuji. Orang tua sebagai pembentuk pribadi yang pertama dalam kehidupan anak harus
menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya. Menurut Zakiyah Darajat, kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup merupakan unsur-unsur pendidikan
yang secara tidak langsung akan masuk kedalam pribadi anak yang sedang tumbuh.
63
Dalam mendidik anak, terdapat berbagai macam bentuk pola asuh yang bisa dipilih dan digunakan oleh orang tua. Pola asuh merupakan cara orang tua
dalam merawat, mendidik serta berinteraksi dengan anak. Anak yang terbiasa jauh dari orang tua, serta orang tua yang terlalu sibuk dengan urusan bisnis serta
tuntutan pekerjaan sehingga tidak mempunyai banyak waktu untuk anak-anaknya juga bisa menyebabkan anak melakukan aksi kenakalan remaja.
Hal ini disebabkan karena kebutuhan anak akan kasih sayang dan perhatian tidak terpenuhi dan tidak mereka dapatkan dari kedua orang tuanya. Sehingga
terkadang untuk menghilangkan rasa kesepian dan kekecewaannya, biasanya
63
Zakiyah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1996, Cet Ke-15, h. 56.
dilampiaskan kehal-hal yang bersifat negatif, seperti ikut gang-gang, minum- minuman keras beralkohol, penggunaan narkoba dan aksi kenakalan remaja
lainnya. Jika hal tersebut terjadi pada anak yang sedang menginjak usia remaja
bukan tidak mungkin akan berdampak negatif bagi perkembangan kepribadian anak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui bagaimana cara
menerapkan pola asuh yang baik untuk anak sehingga dapat membentuk kepribadian anak yang baik pula. Pola asuh yang baik untuk perkembangan
kepribadian anak adalah memprioritaskan segala hal yang menyangkut kepentingan anak, akan tetapi orang tua pun ikut andil dalam memberikan
kontrol terhadap apa yang dilakukan anak. Menurut Baumrind, setiap pola asuh orang tua memiliki efek terhadap
perkembangan kepribadian remaja. Remaja yang dibesarkan dengan pola asuh yang baik dan sesuai akan memiliki kepribadian baik sehingga mudah
berkembang di lingkungannya.
64
Remaja yang dibesarkan dengan pola asuh demokratis akan lebih mandiri, mudah bekerjasama dengan orang lain, percaya diri dan kreatif. Pada pola asuh
ini orang tua berlaku kooperatif dengan anaknya sehingga akan membentuk kepribadian anak yang baik. Sedangkan pada orang tua yang membesarkan
anaknya dengan pola asuh otoriter, remaja menjadi tidak percaya diri, kurang spontan, ragu-ragu, pasif dan konsentrasi belajar kurang.
65
64
Kompas, “Pengaruh Pola Asuh Terhadap Kepribadian Anak”, diakses pada 06 September 2012 dari http:edukasikompasiana.com20120906
65
Maunur.”Pengertian Pola Asuh Menurut Para Ahli, Definisi, Contoh, Macam.“ diakses dari http:maunur1201110010.wordpress.com
Pada pola asuh permisif, pola asuh ini orang tua terlalu memanjakan anaknya sehingga akan membentuk remaja menjadi kurang matang manja,
impulsive, dan mementingkan diri sendiri. Selain itu, remaja menjadi kurang percaya diri, mudah menyerah, dan agresif. Remaja yang dibesarkan pada pola
asuh ini akan mengalami kesulitan berkembang dalam lingkungannya. Sedangkan pada pola asuh penelantar, bisa jadi anak lebih mudah terlibat dalam
kenakalan remaja, implusive, agresif dan daya tahan frustasi rendah. Karena orang tua tidak memberikan perhatian lebih dan cenderung mengabaikan anak,
biasanya hal ini terjadi karena kesibuka orang tua dalam bekerja.
66
Selain pola asuh orang tua yang bekerja, latar belakang pendidikan orang tua pun mempunyai pengaruh terhadap pembentukan kepribadian anak. Orang
tua yang mempunyai latar belakang pendidikan yang tinggi akan lebih memperhatikan segala perubahan dan setiap perkembangan yang terjadi pada
anaknya. Orang tua yang mempunyai pendidikan tinggi umumnya mengetahui bagaimana tingkat perkembangan anak khususnya untuk perkembangan
kepribadian yang baik bagi anak. Berbeda dengan orang tua yang mempunyai latar belakang pendidikan yang rendah. Dalam pengasuhan anak umumnya orang
tua kurang memperhatikan tingkat perkembangan anak. Hal ini dikarenakan orang tua yang masih awam dan tidak mengetahui tingkat perkembangan anak
serta bagaimana anaknya berkembang dan dalam tahap apa anak pada saat itu.
67
Dari penjelasan diatas dapat dimengerti bahwa tumbuh kembang kepribadian anak sangat dipengaruhi oleh cara orang tua dalam pengasuhannya.
66
Maunur.”Pengertian Pola Asuh Menurut Para Ahli, Definisi, Contoh, Macam.“ diakses dari http:maunur1201110010.wordpress.com
67
Hardenny. “ Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak.” Diakses pada 12 Januari 2014 dari http:hardenny.blogspot.com201401html.