Analisis Data Penelitian Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Yang Bekerja Terhadap Perkembangan Kepribadian Remaja (Di SMA KH. Dewantoro, Pinang Kota Tangerang)

3. Uji Koefisien Regresi Linear Sederhana Uji-T

Berdasarkan hasil uji T-test dilihat dari Tabel 14 dapat dijelaskan bahwa nilai t hitung = 1,670 dan nilai sig-nya sebesar 0,099 dengan alpha 0,05. Karena nilai signifikansi lebih besar dari alpha, maka Ho diterima. Ho = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pola asuh orang tua yang bekerja terhadap perkembangan kepribadian remaja. Ha = Terdapat pengaruh yang signifikan antara pola asuh orang tua yang bekerja terhadap perkembangan kepribadian remaja. Dari hasil hipotesis diatas, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pola asuh orang tua yang bekerja terhadap perkembangan kepribadian remaja.

4. Uji Regresi Linear Berganda

1. Hasil Uji Regresi Linear Berdasarkan Variabel Pola Asuh Orang Tua yang Bekerja dengan Masing-Masing Aspek Kepribadian Remaja. Berdasarkan penjelasan hasil regresi diatas, secara umum tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pola asuh orang tua yang bekerja terhadap perkembangan kepribadian remaja. Akan tetapi, setelah peneliti melakukan analisis regresi linear antara variabel pola asuh orang tua yang bekerja demokratis, otoriter, permisif dan penelantar dengan masing-masing aspek kepribadian remaja karakter, temperamen, sikap, stabilitas emosi, responsibilitas dan sosiabilitas, diperoleh hasil regresi linear yang signifikan antara variabel pola asuh orang tua yang bekerja demokratis, otoriter, permisif dan penelantar dengan aspek sikap pada variabel kepribadian remaja, sebagai berikut: 93 Tabel 15. Hasil Regresi Linear Pola Asuh demokratis, otoriter, permisif dan penelantar terhadap Kepribadian Remaja sikap Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficients T Sig. B Std. Error Beta Constant 9,078 1,517 5,984 ,000 Pola Asuh Demokratis ,280 ,118 ,275 2,371 ,020 Otoriter ,032 ,073 ,057 ,444 ,658 Permisif ,009 ,059 ,020 ,145 ,885 Penelantar ,004 ,054 ,008 ,068 ,946 Dari hasil regresi pada Tabel diatas dapat diperoleh persamaan regresi linear sebagai berikut: Y = 9,078 + 0,280X 1 + 0, 032X 2 + 0,009X 3 + 0,004X 4 93 Dari 6 Tabel hasil regresi linear antara pola asuh demokratis, otoriter, permisif dan penelantar dengan masing-masing aspek pada perkembangan kepribadian remaja karakter, temperamen, sikap, stabilitas emosi, responsibilitas dan sosiabilitas hanya 1 Tabel yang hasil regresi linear signifikan yaitu pada Tabel 17. Dari persamaan tersebut dapat diartikan besaran nilai konstan sebesar 9,078. Pada persamaan regresi diatas menunjukan bahwa nilai Y sebesar 9,078. Tabel diatas juga dapat menjelaskan, sebagai berikut: Pertama, jika ada peningkatan satu nilaiangka pada pola asuh demokratis orang tua yang bekerja, maka kepribadian remaja sikap akan meningkat sebesar 0,280. Kedua, jika ada peningkatan satu nilaiangka pada pola asuh otoriter orang tua yang bekerja, maka kepribadian remaja sikap akan meningkat sebesar 0,032. Ketiga, jika ada peningkatan satu nilaiangka pada pola asuh permisif orang tua yang bekerja, maka kepribadian remaja sikap akan meningkat sebesar 0,009. Keempat, jika ada peningkatan satu nilaiangka pada pola asuh penelantar orang tua yang bekerja, maka kepribadian remaja sikap akan meningkat sebesar 0,004. Berdasarkan Tabel diatas dapat diperoleh nilai signifikansi pada pola asuh demokratis orang tua yang bekerja terhadap kepribadian remaja sikap sebesar 0,020 dengan alpha 0,05. Karena nilai signifikasi lebih kecil dari alpha maka Ho ditolak, dan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan. Sedangkan untuk nilai signifikansi pada pola asuh otoriter, permisif dan penelantar orang tua yang bekerja terhadap kepribadian remaja sikap, lebih besar dari pada alpha maka Ho diterima dan dapat disimpukan antara pola asuh otoriter, permisif dan penelantar orang tua yang bekerja terhadap kepribadian remaja sikap tidak signifikan. Dari penjelasan nilai signifikansi diatas, dapat disimpulkan dari keempat aspek pola asuh demokratis, otoriter, permisif dan penelantar dengan aspek sikap pada kepribadian remaja, hanya pola asuh demokratis orang tua yang bekerja yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap sikap pada kepribadian remaja. Seperti orang tua menghargai pendapat, peka terhadap masalah anak dan memantau pergaulan anak. Maka, sikap pada kepribadian anak semakin baik, misalnya anak selalu berpikir positif, tidak melakukan tindakan yang merusak dirinya, mampu menjaga dengan baik apa yang dimilikinya dan mampu membedakan perbuatan yang baik dan buruk. Jika orang tua bersikap demokratis kepada anak maka sikap pada kepribadian anak pun akan baik. Tabel 16. Koefisien Determinasi Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 308 a ,095 ,048 1,56464 Pada Tabel diatas menampilkan nilai R yang merupakan simbol dari nilai koefisien korelasi. Nilai korelasi pada tabel diatas adalah 0,308. Nilai ini dapat dinterpretasikan bahwa hubungan antara variabel penelitian ada dikategori lemah. Melalui Tabel diatas juga diperoleh nilai R Square yang menunjukan seberapa bagus model regresi yang dibentuk oleh interaksi antara variabel bebas dengan variabel terikat. Nilai R Square yang diperoleh adalah 0,095 atau 9,5 yang artinya bahwa variabel pola asuh demokratis, otoriter, permisif dan penelantar memiliki pengaruh kontribusi sebesar 9,5 terhadap kepribadian remaja sikap, sedangkan sisanya 90,5 dipengaruhi oleh variabel lain diluar model yang diteliti oleh penulis. 2. Hasil Uji Regresi Linear Berdasarkan Masing-Masing Aspek Antara Variabel Pola Asuh Orang Tua yang Bekerja dengan Variabel Kepribadian Remaja Setelah melakukan analisis regresi linear secara menyeluruh antara variabel pola asuh orang tua yang bekerja dengan variabel perkembangan kepribadian remaja dan analisis regresi linear antara variabel pola asuh orang tua yang bekerja dengan masing-masing aspek pada variabel kepribadian remaja. Peneliti juga melakukan analisis regresi linear pada masing-masing aspek antara variabel pola asuh orang tua yang bekerja dengan masing-masing aspek pada variabel kepribadian remaja. Berdasarkan analisis regresi linear pada masing-masing aspek terdapat beberapa hasil regresi yang menunjukan signifikan, sebagai berikut: 94 94 Dari 24 Tabel hasil regresi linear pada masing-masing aspek antara pola asuh demokratis, otoriter, permisif dan penelantar dengan aspek kepribadian remaja karakter, temperamen, sikap, stabilitas emosi, responsibilitas dan sosiabilitas hanya 4 Tabel regresi linear yang signifikan yaitu pada Tabel 19, 21,23 dan 25. Sedangkan 20 Tabel regresi linear yang lain tidak signifikan.

1. Tabel 17. Koefisien Regresi Linear Sederhana Pola Asuh Penelantar

terhadap Temperamen Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta Constant 20,681 1,165 17,754 ,000 Pola Asuh Penelantar -,148 ,068 -,237 -2,184 ,032 Dari Tabel 17 dapat diperoleh persamaan regresi linear sederhana sebagai berikut: Y = 20,681 -0,148X Dari persamaan tersebut dapat diartikan besaran nilai konstan sebesar 20,681 pada persamaan regresi diatas menunjukkan bahwa nilai Y sebesar 20,681. Jika ada peningkatan satu nilai atau angka pada pola asuh orang tua yang bekerja pola asuh penelantar, maka nilai perkembangan kepribadian remaja temperamen akan berkurang sebesar 0,148. Tanda negatif pada nilai b diatas menunjukkan bahwa setiap peningkatan variabel bebas X akan diikuti dengan penurunan variabel terikatnya Y. Berdasarkan hasil signifikansi pada Tabel diatas sebesar 0,032 dengan alpha 0,05. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari alpha, maka Ho ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pola asuh orang tua yang bekerja pola asuh penelantar terhadap temperamen pada perkembangan kepribadian remaja. Dari Tabel hasil regresi linear diatas, dapat dijelaskan bahwa jika terdapat peningkatan pada pola asuh penelantar pada orang tua yang bekerja seperti orang tua lebih mementingkan pekerjaan, orang tua menghabiskan waktunya untuk bekerja, tidak mempunyai waktu luang dan membiarkan anak bergaul bebas maka temperamen pada kepribadian remaja menurun seperti menurunnya kemampuan menyelesaikan sesuatu hal dengan tenang, keterbukaan terhadap orang lain, keberanian dalam menghadapi kesulitanpermasalahan, inisiatif dan kemampuan merespon kejadian dengan cepat. Temuan ini sesuai dengan asumsi awal peniliti, dimana peneliti mempunyai asumsi bahwa kesibukan orang tua terhadap pekerjaannya, tidak mempunyai waktu luang, membiarkan anak bergaul bebas akan berpengaruh negatif terhadap temperamen pada perkembangan kepribadian remaja seperti akan menurunnya kemampuan menyelesaikan sesuatu hal dengan tenang, dan keterbukaan terhadap orang lain Tabel 18. Koefisien Determinasi Pada Tabel 18 diatas R menunjukkan hasil nilai korelasi pada tabel diatas adalah 0,237. Nilai ini dapat diinterpretasikan bahwa hubungan antara keduanya ada dikategori lemah. Sedangkan nilai R Square yang diperoleh adalah 0,056 atau 5,6 yang artinya pola asuh orang tua yang bekerja pola asuh penelantar memiliki pengaruh kontribusi sebesar 5,6 terhadap temperamen pada perkembangan kepribadian remaja, sedangkan sisanya 94,4 dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel yang diteliti oleh penulis. Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 , 237 a ,056 ,044 2,23353

2. Tabel 19. Koefisien Regresi Linear Sederhana Pola Asuh Demokratis

terhadap Sikap Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta Constant 9,407 1,352 6,958 ,000 Pola Asuh Demokratis ,307 ,109 ,300 2,816 ,006 Dari Tabel 19 dapat diperoleh persamaan regresi linear sederhana sebagai berikut: Y = 9,407 + 0,307X Dari persamaan tersebut dapat diartikan besaran nilai konstan sebesar 9,407 pada persamaan regresi diatas menunjukkan bahwa nilai Y sebesar 9,407. Jika ada peningkatan satu nilai atau angka pada pola asuh demokratis, maka nilai perkembangan kepribadian remaja sikap akan bertambah sebesar 0,307. Berdasarkan hasil signifikansi pada Tabel diatas sebesar 0,006 dengan alpha 0,05, karena nilai signifikansi lebih kecil dari alpha, maka Ho ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pola asuh orang tua yang bekerja pola asuh demokratis terhadap sikap pada perkembangan kepribadian remaja. Hasil regresi diatas dapat dijelaskan bahwa semakin orang tua bersikap demokratis kepada anak seperti menghargai pendapat, peka terhadap masalah anak dan memantau pergaulan anak maka, sikap pada kepribadian anak semakin membaik misalnya anak selalu berpikir positif, tidak melakukan tindakan yang merusak dirinya, mampu menjaga dengan baik apa yang dimilikinya dan mampu membedakan perbuatan yang baik dan buruk. Penjelasan tersebut sama dengan asumsi awal peneliti, yaitu jika orang tua bersikap demokratis kepada anak maka sikap pada kepribadian anak pun akan baik. Tabel 20. Koefisien Determinasi Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,300 a ,090 ,079 1,53899 Pada Tabel 20 diatas R menunjukkan hasil nilai korelasi pada tabel diatas adalah 0,300. Nilai ini dapat diinterpretasikan bahwa hubungan antara keduanya ada dikategori lemah. Sedangkan nilai R Square yang diperoleh adalah 0,090 atau 9 yang artinya pola asuh orang tua yang bekerja pola asuh demokratis memiliki pengaruh kontribusi sebesar 9 terhadap sikap pada perkembangan kepribadian remaja, sedangkan sisanya 91 dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel yang diteliti oleh penulis.

3. Tabel 21. Koefisien Regresi Linear Sederhana Pola Asuh permisif

terhadap Stabilitas Emosi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta Constant 13,199 ,987 13,375 ,000 Pola Asuh Permisif -,124 ,055 -,244 -2,253 ,027 Dari Tabel 21 dapat diperoleh persamaan regresi linear sederhana sebagai berikut: Y = 13,199 -0,124 X Dari persamaan tersebut dapat diartikan besaran nilai konstan sebesar pada 13,199 persamaan regresi diatas menunjukkan bahwa nilai Y sebesar 13,199. Jika ada peningkatan satu nilai atau angka pada pola asuh orang tua yang bekerja pola asuh permisif, maka nilai perkembangan kepribadian remaja stabilitas emosi akan berkurang sebesar 0,124. Tanda negatif pada nilai b diatas menunjukkan bahwa setiap peningkatan variabel bebas X akan diikuti dengan penurunan variabel terikatnya Y. Berdasarkan hasil signifikansi pada Tabel diatas sebesar 0,027 dengan alpha 0,05. karena nilai signifikansi lebih kecil dari alpha, maka Ho ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pola asuh orang tua yang bekerja pola asuh permisif terhadap stabilitas emosi pada perkembangan kepribadian remaja. Dari Tabel hasil regresi diatas, dapat dijelaskan bahwa semakin orang tua menerapkan pola asuh permisif misalnya orang tua jarang memberikan pengarahan kepada anak, memberikan kepercayaan kepada anak dalam melakukan tindakan, dan membiarkan anak melakukan perilaku yang salah maka stabilitas emosi pada kepribadian remaja menurun misalnya akan menurunnya rasa tidak mudah tersinggung, rasa sensitif, dan rasa bersedih dalam menghadapi permasalahan. Penjelasan ini sesuai dengan asumsi awal peneliti, bahwa pada pola asuh permisif orang tua yang bekerja tidak hanya memberikan pengaruh yang negatif tetapi pola asuh permisif juga memberikan pengaruh positif seperti menurunya rasa bersedih dalam menghadapi masalah. Tabel 22. Koefisien Determinasi Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,244 a ,060 ,048 1,84614 Pada Tabel 22 diatas R menunjukkan hasil nilai korelasi pada tabel diatas adalah 0,244. Nilai ini dapat diinterpretasikan bahwa hubungan antara keduanya ada dikategori lemah. Sedangkan nilai R Square yang diperoleh adalah 0,060 atau 6 yang artinya pola asuh orang tua yang bekerja pola asuh permisif memiliki pengaruh kontribusi sebesar 6 terhadap stabilitas emosi pada perkembangan kepribadian remaja, sedangkan sisanya 94 dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel yang diteliti oleh penulis.

4. Tabel 23. Koefisien Regresi Linear Sederhana Pola Asuh Penelantar

terhadap Stabilitas Emosi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 13,076 ,965 13,553 ,000 Pola Asuh Penelantar -,122 ,056 -,236 -2,175 ,033 Dari Tabel 23 dapat diperoleh persamaan regresi linear sederhana sebagai berikut: Y = 13,076 -0,122 X Dari persamaan tersebut dapat diartikan besaran nilai konstan sebesar pada persamaan 13,076 regresi diatas menunjukkan bahwa nilai Y sebesar 13,076 . Jika ada peningkatan satu nilai atau angka pada pola asuh orang tua yang bekerja pola asuh penelantar, maka nilai perkembangan kepribadian remaja stabilitas emosi akan berkurang sebesar 0,122. Tanda negatif pada nilai b diatas menunjukkan bahwa setiap peningkatan variabel bebas X akan diikuti dengan penurunan variabel terikatnya Y. Berdasarkan hasil signifikansi pada Tabel diatas sebesar 0,033 dengan alpha 0,05. karena nilai signifikansi lebih kecil dari alpha, maka Ho ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pola asuh orang tua yang bekerja pola asuh penelantar terhadap stabilitas emosi pada perkembangan kepribadian remaja. Dari Tabel hasil regresi linear diatas, dapat dijelaskan bahwa jika terdapat peningkatan pada pola asuh penelantar orang tua yang bekerja seperti orang tua lebih mementingkan pekerjaan, orang tua menghabiskan waktunya untuk bekerja, tidak mempunyai waktu luang dan membiarkan anak bergaul bebas maka stabilitas emosi pada kepribadian remaja menurun seperti menurunnya rasa tidak mudah tersinggung, rasa sensitif, dan rasa bersedih dalam menghadapi permasalahan. Temuan ini sesuai dengan asumsi awal peniliti, dimana peneliti mempunyai asumsi bahwa kesibukan orang tua terhadap pekerjaannya, tidak mempunyai waktu luang, membiarkan anak bergaul bebas akan berpengaruh terhadap stabilitas emosi pada perkembangan kepribadian remaja seperti akan menurunnya rasa tidak mudah tersinggung, rasa sensitif, dan rasa bersedih dalam menghadapi permasalahan. Tabel 24. Koefisien Determinasi Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,236 a ,056 ,044 1,84985 Pada Tabel 24 diatas R menunjukkan hasil nilai korelasi pada tabel diatas adalah 0,236. Nilai ini dapat diinterpretasikan bahwa hubungan antara keduanya ada dikategori lemah. Sedangkan nilai R Square yang diperoleh adalah 0,056 atau 5,6 yang artinya pola asuh orang tua yang bekerja pola asuh penelantar memiliki pengaruh kontribusi sebesar 5,6 terhadap stabilitas emosi perkembangan kepribadian remaja, sedangkan sisanya 94,4 dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel yang diteliti oleh penulis. BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan: Pada penelitian ini hasil regresi linear secara menyeluruh pada Tabel 13 antara pola asuh orang tua yang bekerja demokrtasi, otoriter, permisif dan penelantar tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan kepribadian remaja di SMA KH. Dewantoro, Tangerang. Hal ini diperkuat dari hasil koefisien determinasi antara variabel pola asuh orang tua yang bekerja dengan variabel perkembangan kepribadian remaja adalah 0,183 dan signifikansi dengan nilai 0,099. Alpha yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 5 atau 0,05 karena nilai signifikansi lebih besar dari alpha, maka hasil hipotesis adalah Ho diterima dan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pola asuh orang tua yang bekerja dengan perkembangan kepribadian remaja di SMA KH. Dewantoro, Tangerang. Namun, setelah dianalisis berdasarkan antara seluruh aspek pada variabel pola asuh demokratis, otoriter, permisif dan penelantar dengan masing-masing aspek pada kepribadian remaja karakter, temperamen, sikap, stabilitas emosi, responsibilitas dan sosiabilitas terdapat 1 hasil regresi yang menunjukan signifikan yaitu pada Tabel 15 yang menunjukan signifikan antara pola asuh demokratis, otoriter, permisif dan penelantar dengan aspek sikap pada kepribadian remaja yang dapat disimpulkan, sebagai berikut: Pertama, Berdasarkan Tabel 15 dapat diperoleh nilai signifikansi pada pola asuh demokratis orang tua yang bekerja terhadap sikap pada kepribadian remaja sebesar 0,020 dengan alpha 0,05. Karena nilai signifikasi lebih kecil dari alpha maka Ho ditolak, dan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan. Sedangkan untuk nilai signifikansi pada pola asuh otoriter, permisif dan penelantar orang tua yang bekerja terhadap kepribadian remaja sikap, lebih besar dari pada alpha maka Ho diterima dan dapat disimpukan antara pola asuh otoriter, permisif dan penelantar orang tua yang bekerja terhadap kepribadian remaja sikap tidak signifikan. Kedua, Pada Tabel 16 Tabel koefisien determinasi menampilkan nilai R yang merupakan simbol dari nilai koefisien korelasi. Nilai korelasi pada tabel diatas adalah 0,308. Nilai ini dapat dinterpretasikan bahwa hubungan antara variabel penelitian ada dikategori lemah. Melalui Tabel 16 juga diperoleh nilai R Square yang menunjukan seberapa bagus model regresi yang dibentuk oleh interaksi antara variabel bebas dengan variabel terikat. Nilai R Square yang diperoleh adalah 0,095 atau 9,5 yang artinya bahwa variabel pola asuh demokratis, otoriter, permisif dan penelantar memiliki pengaruh kontribusi sebesar 9,5 terhadap kepribadian remaja sikap, sedangkan sisanya 90,5 dipengaruhi oleh variabel lain diluar model yang diteliti oleh penulis. Kemudian peneliti melakukan analisis pada masing-masing aspek, dengan hasil regresi yang dapat dilihat pada Tabel 17, 19, 21 dan 23. Dari keempat Tabel tersebut terdapat hasil analisis regresi linear yang mempunyai pengaruh signifikan yang dapat disimpulkan sebagai berikut: Pertama, berdasarkan pada Tabel 17 Terdapat pengaruh yang signifikan antara pola asuh penelantar orang tua yang bekerja terhadap temperamen pada perkembangan kepribadian remaja. Hal ini diperkuat oleh hasil regresi linear dengan nilai signifikansi sebesar 0,032 dengan alpha yang digunakan 0,05. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari pada alpha maka Ho ditolak. Kedua, berdasarkan pada Tabel 19 Terdapat pengaruh yang signifikan antara pola asuh demokratis orang tua yang bekerja terhadap sikap pada perkembangan kepribadian remaja. Hal ini diperkuat oleh hasil regresi linear dengan nilai signifikansi sebesar 0,006 dengan alpha yang digunakan 0,05. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari pada alpha maka Ho ditolak. Ketiga, berdasarkan pada Tabel 21 Terdapat pengaruh yang signifikan antara pola asuh permisif orang tua yang bekerja terhadap stabilitas emosi pada perkembangan kepribadian remaja. Hal ini diperkuat oleh hasil regresi linear dengan nilai signifikansi sebesar 0,027 dengan alpha yang digunakan 0,05. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari pada alpha maka Ho ditolak. Keempat, berdasarkan pada Tabel 23 Terdapat pengaruh yang signifikan antara pola asuh penelantar orang tua yang bekerja terhadap stabilitas emosi pada perkembangan kepribadian remaja. Hal ini diperkuat oleh hasil regresi linear dengan nilai signifikansi sebesar 0,033 dengan alpha yang digunakan 0,05. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari pada alpha maka Ho ditolak Dan dari penelitian ini dapat diketahui bahwa nilai koefisien determinasi R Square pada Tabel 18 sebesar 0,034, artinya keragaman perkembangan kepribadian remaja di SMA KH. Dewantoro, Tangerang yang mampu dijelaskan oleh pola asuh orang tua yang bekerja sebesar 3,4 adapun sisanya 96,6