Perkembangan Kepribadian Remaja Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Yang Bekerja Terhadap Perkembangan Kepribadian Remaja (Di SMA KH. Dewantoro, Pinang Kota Tangerang)

2. Pengertian Perkembangan Kepribadian Remaja

Kepribadian remaja adalah sejumlah ciri-ciri dan sifat-sifatnya sebagai person, maupun cara-cara semuanya ini diintegrasikan kedalam keselurhan cara hidupnya. Kepribadian remaja meliputi semua ciri-ciri dan kemampuan yang dapat diukur, temperamennya dan kecenderungan-kecenderungannya baik emosional maupun pola-pola tingkah lakunya yang memberikan tanda kepadanya sebagai pribadi yang „wel-adjusted‟ atau „maladjusted‟ seperti yang diukur oleh standar-standar masyarakat dimana ia hidup. 54 Dari berbagai pemaparan diatas peneliti dapat memahami bahwa perkembangan kepribadian remaja adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seseorang yang berlangsung seumur hidup yang meliputi aspek jiwa dan badan dengan ciri tertentu yang menonjol pada diri individu baik berupa sifat, tingkah laku, motif dan tempramen.

3. Aspek-Aspek Kepribadian

Menurut Abin Syamsuddin Makmun, 1996. Kepribadian dapat juga diartikan sebagai “kualitas perilaku individu yang tampak dalam melakukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan secara unik”. Keunikan penyesuaian diri tersebut sangat berkaitan dengan aspek-aspek kepribadian itu sendiri, yaitu: 55 1 Karakter, yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, serta konsisten atau teguh tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat. 54 Elfi Yuliani Rochmah, Psikologi Perkembangan Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2005, Cet Ke-I, h. 209. 55 Dr.H. Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011, h. 127 - 128. 2 Temperamen, yaitu disposisi reaktif seseorang atau gaya perilaku seseorang dan cara khasnya dalam memberi tanggapan serta cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan. 3 Sikap, sambutan terhadap objek orang, benda, peristiwa, norma dan sebagainya yang bersifat positif, negatif atau ambivalen ragu-ragu. 4 Stabilitas emosional, yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan. Seperti: mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih atau putus asa. 5 Responsibilitas tanggung jawab, kesiapan untuk menerima resiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti: mau menerima resiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari resiko yang dihadapi. 6 Sosiabilitas, yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Disposisi ini seperti tampak dalam sifat pribadi yang tertutup atau terbuka dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.

4. Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian

Menurut Syamsu Yusuf 2002, kepribadian dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik pembawaan maupun lingkungan seperti: 56 a. Fisik Faktor fisik yang dipandang mempengaruhi perkembangan kepribadian adalah postur tubuh langsing, gemuk, pendek atau tinggi, kecantikan cantik atau tidak cantik, kesehatan sehat atau sakit-sakitan, keutuhan tubuh utuh atau cacat, dan keberfungsian organ tubuh. 56 Ibid, h. 128-129. b. Inteligensi Tingkat inteligensi individu dapat mempengaruhi perkembangan kepribadiannya. Individu yang inteligensinya tinggi atau normal biasa mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara wajar, sedangkan yang rendah biasanya sering mengalami hambatan atau kendala dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. c. Keluarga Suasana atau iklim keluarga sangat penting bagi perkembangan kepribadian anak. Seorang anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang harmonis dan agamis; dalam arti, orang tua memberikan curahan kasih sayang, perhatian serta bimbingan dalam kehidupan berkeluarga, maka perkembangan kepribadian anak tersebut cenderung positif. Adapun anak yang dibesarkan dalam keluarga yang broken home, kurang harmonis, orang tua bersikap keras terhadap anak atau tidak memperhatikan nilai-nilai agama dalam keluarga, maka perkembangan kepribadiannya cenderung akan mengalami kelainan dalam penyesuaian dirinya maladjustment. Selain itu hubungan dengan orang tua atau pengasuhan merupakan dasar bagi perkembangan kepribadian. Sejumlah ahli mempercayai bahwa kasih sayang orang tua dan pengasuh selama beberapa tahun kehidupan merupakan kunci utama perkembangan kepribadian anak. d. Teman Sebaya Setelah masuk sekolah, anak mulai bergaul dengan teman sebayanya dan menjadi anggota dari kelompoknya. Pada saat inilah dia mulai mengalihkan perhatiannnya untuk mengembangkan sifat-sifat atau perilaku yang cocok atau dikagumi oleh teman-temannya, walaupun mungkin tidak sesuai dengan harapan orang tuanya. Bagi anak yang kurang mendapatkan kasih sayang dan bimbingan keagamaan atau etika dari orang tuanya, biasanya kurang memiliki kemampuan selektif dalam memilih teman dan mudah sekali terpengaruh oleh sifat dan perilaku kelompoknya. e. Kebudayaan Setiap kelompok masyarakat bangsa, ras atau suku bangsa memiliki tradisi, adat, atau kebudayaan yang khas. Tradisi atau kebudayaan suatu masyarakat memberikan pengaruh terhadap kepribadian setiap anggotanya, baik yang menyangkut cara berpikir seperti cara memandang sesuatu, bersikap atau cara berperilaku. Pengaruh kebudayaan terhadap kepribadian itu, dapat dilihat dari adanya perbedaan antara masyarakat modern yang budayanya lebih maju khususnya IPTEK dengan masyarakat primitif yang budayanya relatif masih sederhana seperti dalam cara makan, berpakaian, hubungan interpersonal atau cara memandang waktu.

C. Remaja

1. Pengertian Remaja

Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa Latin adolescence yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”. 57 Pada tahun 1974, WHO memberikan definisi tentang remaja yang lebih bersifat konseptual. Dalam definisi tersebut dikemukakan tiga kriteria, yaitu 57 Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikolgi Remaja Perkembangan Peserta Didik Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011, Cet Ke-7, h. 9. biologis, psikologis, dan sosial ekonomi. Maka, secara lengkap definisi tersebut sebagai berikut: 58 Remaja adalah suatu masa ketika: 1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual; 2. Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa; 3. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri Muangman,1980:9. Masa remaja, menurut Mappiare 1982, berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria. Perkembangan lebih lanjut, istilah adolescence sesungguhnya memiliki arti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik Hurlock, 1991. Pandangan ini didukung oleh Piaget Hurlock, 1991 yang mengatakan bahwa secara psikologis, remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi kedalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada dibawah tingkat orang yang lebih tua melaikan merasa sama, atau paling tidak sejajar. 59 Pada umumnya permulaan masa remaja ditandai oleh perubahan-perubahan fisik yang mendahului kematangan seksual. Dan bersamaan dengan itu, dimulai proses perkembangan psikis remaja, dimana mereka mulai melepaskan diri dari ikatan dengan orang tuanya. Kemudian terlihat pula perubahan-perubahan 58 Sarwono Wirawan Sarlito, Psikologi Remaja Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007, h. 9. 59 Ibid, Cet Ke-7, h. 9. kepribadian yang terwujud dalam cara hidup untuk menyesuaikan diri dalam masyarakat. Adolesen dalam hal ini dimaksud adalah remaja yang mengalami pertumbuhan kearah kematangan fisik maupun sosial psikologis, inilah hal yang diharapkan terjadi pada remaja untuk mencapai kedewasaan yang sesungguhnya. Dari pengertian diatas penulis dapat memahami bahwa pengertian remaja merupakan masa transisi pada perkembangan baik secara fisik maupun psikis yang terjadi antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.

2. Ciri-Ciri Masa Remaja