Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Yang Bekerja Terhadap Perkembangan Kepribadian Remaja (Di SMA KH. Dewantoro, Pinang Kota Tangerang)
(Di SMA KH. Dewantoro, Pinang Kota Tangerang)
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
MARIA ULFAH
Nim : 109054100020
JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
(2)
(3)
LEMBAR PERTANYAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya saya hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Juni 2015
(4)
(5)
i
ABSTRAK
Maria Ulfah, NIM 109054100020, Kesejahteraan Sosial, Pengaruh Pola Asuh Orang Tua yang Bekerja Terhadap Perkembangan Kepribadian Remaja Di Sekolah Menengah Atas (SMA) KH. Dewantoro, Pinang Kota Tangerang. Di bawah Bimbingan Tuti Alawiyah, Ph.D.
Pola asuh orang tua yaitu bentuk interaksi antara anak dan orang tua selama mengadakan kegiatan pengasuhan yang berarti orang tua mendidik, membimbing, dan mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam lingkungan setempat dan masyarakat. Adapun jenis dari pola asuh diantaranya yaitu, pola asuh demokratis, otoriter, permisif dan penelantar. Pola asuh yang diberikan orang tua bisa dalam bentuk perlakuan fisik maupun psikis yang tercermin dalam tutur kata, sikap, perilaku dan tindakan yang diberikan. Terkadang waktu yang dimiliki orang tua dalam memberikan perhatian terhadap anak terjadi secara tidak maksimal karena mereka memiliki kesibukan terhadap pekerjaannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh pola asuh orang tua yang bekerja terhadap perkembangan kepribadian remaja. Perkembangan kepribadian remaja yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seseorang dengan ciri tertentu pada diri individu baik berupa sifat, tingkah laku, dan temperamen. Adapun aspek-aspek kepribadian yaitu, karakter, temperamen, sikap, stabilitas emosi, responsibilitas, dan sosiabilitas. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif yang analisisnya secara umum memakai analisis statistik. Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur data yang pokok. Sampel pada penelitian ini yaitu siswa/siswi di SMA KH. Dewantoro Tangerang sebanyak 82 responden. Dalam penelitian ini menggunakan uji regresi linear sederhana, uji koefisien determinasi, dan uji-t pada taraf signifikansi 0,05 atau 5%. Adapun uji validitas penelitian ini menggunakan Microsoft Office Excel 2007 dan analisis regresi menggunakan SPSS Versi 20.0.
Berdasarkan analisis data secara menyeluruh antara variabel pola asuh orang tua yang bekerja (demokratis, otoriter, permisif dan penelantar) dengan variabel perkembangan kepribadian remaja (karakter, temperamen, sikap, stabilitas emosi, responsibilitas dan sosiabilitas) menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pola asuh orang tua yang bekerja dengan perkembangan kepribadian remaja di SMA KH. Dewantoro, Pinang Kota Tangerang dengan nilai signifikansi sebesar 0,176. Adapun nilai R Square (R2) dari kedua variabel penelitian yang telah diujikan adalah sebesar 0,023 atau 2,3% dan sisanya 97,7% dapat disebabkan oleh aspek atau faktor lainnya diluar variabel yang diteliti.
Namun, dari hasil regresi linear berdasarkan seluruh aspek pada variabel pola asuh (demokratis, otoriter, permisif dan penelantar) dengan masing-masing aspek pada kepribadian remaja (karakter, temperamen, sikap, stabilitas emosi, responsibilitas dan sosiabilitas) diperoleh hasil regresi linear yang signifikan antara variabel pola asuh orang tua yang bekerja (demokratis, otoriter, permisif dan penelantar) dengan aspek sikap pada variabel
(6)
i
berdasarkan masing-masing aspek pada variabel pola asuh orang tua yang bekerja (demokratis, otoriter, permisif dan penelantar) dengan variabel perkembangan kepribadian remaja (karakter, temperamen, sikap, stabilitas emosi, responsibilitas dan sosiabilitas) diperoleh hasil regresi linear yang signifikan sebagai berikut, variabel pola asuh penelantar terhadap temperamen pada kepribadian remaja (R2 = 0,056 atau 5,6% ; P = < 0,032), variabel pola asuh demokratis terhadap sikap pada kepribadian remaja (R2 = 0,090 atau 9% ; P = < 0,006), variabel pola asuh permisif terhadap stabilitas emosi pada kepribadian remaja (R2 = 0,060 atau 6% ; P = < 0,027), dan variabel pola asuh penelantar terhadap stabilitas emosi pada kepribadian remaja (R2 = 0,056 atau 5,6% ; P = < 0,033).
(7)
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulilah wa syukurillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita segala nikmat yang tidak terhingga kepada hambanya sampai pada saat ini, dan shalawat serta salam semoga selalu senantiasa terlimpahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat melewati perjalanan akademis dan dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua yang Bekerja Terhadap Perkembangan Kepribadian Remaja.”
Alhamdulillah pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini atas usaha dan upaya yang telah penulis lakukan serta bantuan yang sangat berharga dari beberapa pihak. Ditengah kesibukannya, mereka menyempatkan waktu luang untuk berbagi informasi dan motivasi agar penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Maka dengan niat suci dan ketulusan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak atas segala bantuannya terutama kepada:
1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayahtullah Jakarta.
2. Seluruh Wakil Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayahtullah Jakarta.
3. Bapak Ahmad Zaky, M.Si dan Seluruh dosen jurusan Kesejahteraan Sosial yang telah memberikan ilmunya dengan penuh keikhlasan dan kesabaran kepada penulis, dari awal perkuliahan hingga selesainya penulisan skripsi ini.
(8)
iii
boasannya untuk meluangkan waktu, pikiran, dan tenaganya dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan, petunjuk dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
5. Bapak Dr. Suhaimi, M.Si selaku ketua penguji, Bapak Muhtadi, M.Si selaku penguji I dan Bapak Amirudin, M.Si selaku penguji II yang telah memberikan bimbingan, masukan, dan saran kepada penulis saat ujian skripsi berlangsung, demi terwujudnya hasil penelitian yang berkualitas.
6. Kepala sekolah SMA KH. Dewantoro, Pinang Kota Tangerang. Bapak Jamin, S.Pd. dan seluruh Guru SMA KH. Dewantoro yang telah membantu memberikan informasi data untuk penulisan skripsi serta telah memberikan ijin penulis untuk melakukan penelitian skripsi.
7. Teristimewa orang tua penulis, ayahanda tercinta Bpk. Amsori H. Mali dan ibunda tersayang Ibu Titin yang telah mengantarkan penulis hingga seperti sekarang dengan penuh kasih sayang, doa, kesabara, keikhlasan dan perjuangan hidup demi kelangsungan pendidikan putra-putrinya, terima kasih untuk semuanya.
8. Kepada Suami dan Anak tersayang dan tercinta, yang telah memberikan dukungan serta motivasinya sehingga penulis selalu mempunyai semangat untuk menyelesaikan skripsinya.
9. Kepada teman-teman KESSOS 2009 yang telah terlebih dahulu lulus, dan teman-teman geng seleb, Nuri, Tiwi, dan Putri serta teman-teman geng keren, Minda, Sandra, dan Mira yang telah membantu memberikan arahan dan masukannya terhadap penulis.
(9)
iii
telah turut serta memberikan kontribusinya baik berupa masukan serta saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Hanya harapan dan doa yang penulis panjatkan, semoga semua pihak yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini mendapatkan ridha dan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT, Amin.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, karena sesungguhnya kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Maka dari itu sangatlah diharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar dapat menyempurnakan skripsi ini.
Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat yang sangat besar, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi siapa saja yang membaca dan berkeinginan untuk mengeksplorasinya lebih lanjut.
Akhirul Kalam
Wassalamu‟alaikum Wr.Wb
Jakarta, Juni 2015
(10)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...i
KATA PENGANTAR ...ii
DAFTAR ISI ...vi
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9
D. Metode Penelitian ... 10
E. Tinjauan Pustaka ... ... 15
(11)
1. Pengertian Pola Asuh ... 19
2. Jenis Pola Asuh ... 21
3. Jenis-Jenis Metode Pengasuhan Anak ... 25
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh ... 26
B. Perkembangan Kepribadian Remaja ... 27
1. Pengertian Perkembangan Kepribadian ... 27
2. Pengertian Perkembangan Kepribadian Remaja... 29
3. Aspek-Aspek Kepribadian ... 29
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian ... 30
C. Remaja ... 32
1. Pengertian Remaja ... 32
2. Ciri-Ciri Masa Remaja ... 34
3. Tahapan Perkembangan Remaja ... ... 35
4. Tugas Perkembangan Remaja ... 36
D. Hubungan Pola Asuh Orang Tua yang Bekerja dengan Perkembangan Kepribadian Remaja ... 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Pendekatan dan Desain Penelitian ... 42
B.Ruang Lingkup Penelitian ... 42
1. Subjek dan Objek ... 42
2. Waktu dan Tempat Penelitian ... 43
C.Metode Penentuan Sampel ... 43
(12)
E. Variabel Penelitian ... 45
F. Hipotesis Penelitian ... 45
G.Definisi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian ... 46
H.Uji Instrumen ... 50
1. Uji Validitas Data ... 50
2. Uji Reliabilitas Data ... 50
I. Teknik Analisis Data ... 51
1. Uji Regresi Linear Sederhana ... 53
2. Uji Koefisien Determinasi ... 54
3. Uji T-tes ... 54
4. Uji Regresi Linear Berganda ... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian ... 56
1. Sejarah Singkat Sekolah ... 56
2. Identitas Sekolah ... 58
3. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah ... 58
4. Keadaan Siswa ... 60
5. Keadaan Guru ... 60
6. Sarana dan Prasarana Sekolah ... 63
B.Rekapitulasi Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 64
1. Uji Validitas ... 64
2. Uji Reliabilitas ... 73
(13)
3. Diagram Tingkatan Kelas Responden ... 75
4. Diagram Status Pekerjaan Orang Tua Responden ... 75
D. Deskripsi Kuesioner Penelitian ... 76
1. Pola Asuh Orang Tua yang Bekerja ... 76
2. Perkembangan Kepribadian Remaja ... 82
E. Analisis Data Penelitian ... 89
1. Uji Regresi Linear Sederhana ... 89
2. Uji Koefisien Determinasi ... 90
3. Uji T-tes ... 91
4. Uji Regresi Linear Berganda ... 91
1. Hasil Uji Regresi Linear Berdasarkan Variabel Pola Asuh Orang Tua yang Bekerja dengan Masing-Masing Aspek KepribadianRemaja... 91
2. Hasil Uji Regresi Linear Berdasarkan Masing-Masing Aspek Antara Variabel Pola Asuh Orang Tua yang Bekerja dengan KepribadianRemaja ... 95
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 106
B. Saran ... 109 LAMPIRAN
(14)
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi ... 14
2. Tabel 2 Skala Likert ... 52
3. Tabel 3 Rombongan Belajar ... 60
4. Tabel 4 Jumlah Seluruh Siswa/Siswi ... 60
5. Tabel 5 Data Tenaga Pendidik ... 61
6. Tabel 6 Pendidikan Terakhir Tenaga Pendidik ... 62
7. Tabel 7 Sarana dan Prasarana ... 63
8. Tabel 8 Uji Validitas Variabel X (Pola Asuh Orang Tua yang Bekerja) ... 64
9. Tabel 9 Uji Validitas Variabel Y (Perkembangan Kepribadian Remaja) ... 68
10. Tabel 10 Koefisien Reliabilitas ... 73
11. Tabel 11 Respon Siswa/Siswi Terhadap Pola Asuh Orang Tua yang Bekerja .... 76
12. Tabel 12 Respon Siswa/Siswi Terhadap Perkembangan Kepribadian Remaja ... 82
13. Tabel 13 Koefisien Regresi Linear Sederhana ... 89
(15)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Diagram Jenis Kelamin Responden ... 74
Gambar 2 Diagram Jenjang Usia Responden ... 74
Gambar 3 Diagram Tingkatan Kelas Responden ... 75
(16)
1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Masa remaja (adolescence) sebagai periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan-perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional.1
Dimasa remaja ini peranan keluarga terutama orang tua sangat diperlukan dalam memberikan perhatian secara khusus, karena pada masa remaja ini merupakan masa yang paling rawan, penuh gejolak emosi dan ketidakseimbangan yang mudah terkena pengaruh lingkungan kehidupannya. Sebab dalam masa remaja ini anak akan mencari identitas diri dalam membentuk kepribadiannya sehingga hubungan dengan orang dewasa dalam lingkungan keluarga sangat diperlukan.
Remaja sebagai individu yang sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi (becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian.2 Untuk mencapai kematangan tersebut, remaja memerlukan
bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya atau lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya.
Seorang remaja pun masih berhak mendapatkan apa yang seharusnya anak dapatkan dari sebuah keluarga. Seperti kasih sayang, perhatian, kepedulian,
1
John W. Santrock, Remaja (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 20.
2
Dr. H. Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 209.
(17)
kejujuran, keterbukaan, komunikasi, saling berbagi, dan semuanya yang semestinya para orang tua berikan didalam sebuah keluarga.
Orang tua merupakan dasar pertama bagi pembentukan pribadi anak, dan membentuk baik buruknya perilaku anak. Pola asuh diberikan orang tua pada anak bisa dalam bentuk perlakuan fisik maupun psikis yang tercermin dalam tutur kata, sikap, perilaku, dan tindakan yang diberikan. Melalui orang tua, anak beradaptasi dan mengenal dunia sekitarnya serta pola pergaulan hidup yang berlaku di lingkungannya.3
Pengasuhan atau mengasuh adalah menjaga dan memelihara anak kecil, membimbing agar bisa mandiri.4Menurut kamus umum bahasa Indonesia, kata
pola berarti model, sistem, cara kerja, bentuk (struktur yang tetap), sedangkan asuh mengandung arti menjaga, merawat, mendidik anak agar dapat berdiri sendiri.5
Sedangkan menurut Singgih D. Gunarsa berpendapat bahwa pola asuh adalah gambaran yang dipakai oleh orang tua untuk mengasuh (merawat, menjaga atau mendidik) anak.6
Orang tua sangat berperan penting dalam pembentukan kepribadian anak. Pendidikan yang baik dalam keluarga akan berperan penting terhadap perkembangan kepribadian anak.
Namun, masalah yang dihadapi oleh keluarga sekarang ini kebanyakan disebabkan oleh kesibukan-kesibukan orang tua. Orang tua yang memiliki
3
Theo Riyanto, Pembelajaran sebagai Proses Bimbingan Pribadi, (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002) h. 89.
4
Ahmad Kamil, Hukum Perlindungan dan Pengangkatan Anak di Indonesia (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h. 75
5
TIM Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka. 1988), Cet, Ke-1, h. 692.
6
Singgih Gunarsa, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 2000), h. 108-109.
(18)
pekerjaan formal seringkali terikat dengan tuntutan jam kerja yang sangat padat, sehingga tidak adanya waktu untuk memperhatikan anak. Selain itu, orang tua yang memiliki pekerjaan informal, biasanya harus bekerja lebih giat untuk memenuhi kebutuhan keluarga, apalagi dengan meningkatnya persaingan dalam dunia usaha seperti sekarang ini. Sehingga waktu orang tua semakin sedikit untuk mendidik dan memperhatikan anak akibatnya komunikasi antara orang tua dengan anak berkurang.7
Kurangnya perhatian dari orang tua akan mengakibatkan remaja mencari perhatian dari luar baik di lingkungan sekolah atau pun dengan teman sebaya. Terkadang remaja melakukan perilaku yang menyimpang ini dilakukannya sebagai salah satu cara untuk menarik perhatian orang tuanya yang tidak sempat untuk memberikan perhatian yang lebih kepada anak remajanya karena kesibukan kedua orang tuanya.
Orang tua yang tidak bekerja diluar rumah biasanya mempunyai banyak waktu dalam mengasuh anak dan pekerjaan rumah lainnya. Anak sepenuhnya mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari orang tua. Sehingga orang tua bisa mempunyai waktu lebih banyak untuk melakukan interaksi dengan anak dan dapat mengontrol tindakan yang dilakukan anak.
Lain halnya dengan orang tua yang bekerja terkadang mereka tidak banyak mempunyai waktu untuk membimbing anaknya. Padahal seorang anak yang sedang berada pada masa remaja sangat membutuhkan perhatian lebih dari orang tua terutama untuk perkembangan kepribadian. Selain perhatian dan kasih sayang
7 Arum Bhiru. “ Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Kepribadian Anak .“ diakses pada 24 Juni 2014 dari http://arumbiru.blogspot.com/2014/06.
(19)
lebih dari orang tua, salah satu aspek penting dalam hubungan orang tua dan anak adalah gaya pengasuhan (pola asuh) yang diterapkan orang tua.8
Pola asuh orang tua yaitu pola perilaku yang diterapkan kepada anak secara konsisten dari waktu ke waktu.9 Pola perilaku ini langsung dirasakan oleh anak,
baik perilaku positif maupun perilaku negatif. Pola asuh orang tua dalam lingkungan keluarga juga adalah usaha orang tua dalam membina dan membimbing anak baik jiwa dan raganya sejak lahir sampai dewasa. Setiap orang tua pasti memiliki cara atau pola tersendiri dalam mengasuh anaknya.
Tata pola asuh orang tua yang kurang tepat akan berakibat fatal bagi anak. Terkadang pola asuh yang tidak tepat dari orang tua terhadap anak, akan banyak memberikan dampak negatif. Dari dampak yang negatif tersebut terjadilah kenakalan-kenakalan yang dilakukan oleh anak.
Banyak kita mendengar atau menyaksikan tindakan kriminal atau perilaku-perilaku menyimpang baik itu disiaran televisi, koran, radio, media massa dan lain sebagainya. Sebagian besar pelakunya adalah dari kalangan remaja. Seperti kasus tawuran antar pelajar, miras, obat-obatan terlarang, bahkan pembunuhan bermotif dendam atau kecemburuan, bisa jadi hal tersebut merupakan salah satu dampak dari pola asuh orang tua yang kurang tepat.10
Terdapat sejumlah kenakalan remaja, yang paling utama adalah penyalah gunaan narkoba. Perlu diketahui tingkat penggunaan narkoba dikalangan remaja di Indonesia sangat memperihatinkan. Dari data Badan Narkotika Nasional
8
Yudrik Jahja. Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 193-194.
9Anna Faujiah. “ Pola Asuh Orang Tua Terhadap Pembentukan Karakter Anak”, diakses
pada 20 Desember 2013 dari http://faujiahnna.blogspot.com/2013/12
10 Rivi Demeo. “ Pengaruh Perkembangan Kepribadian Terhadap Perkembangan Kepribadian Anak.” Diakses pada 9 November 2013 dari http://rivirodeo.blogspot.com/2013/11
(20)
(BNN), kasus penyalahgunaan narkoba terus meningkat dikalangan remaja. Dari 2,21% (4 juta orang) pada tahun 2010 menjadi 2,8% (sekitar 5 juta orang) pada tahun 2011. Yang berikutnya adalah seks bebas, contoh kenakalan remaja dalam pegaulan seks bebas akan bersangkutan dengan HIV/AIDS. Ketiga adalah tawuran antar pelajar, di kota-kota besar satu tahun belakangan ini tawuran antar pelajar semakin meningkat dibandingkan tahun berikutnya.11
Disinilah peran orang tua sangat dibutuhkan untuk mengarahkan perilaku remaja dan mengajarkan mana yang baik dan mana yang buruk dan mengajarkan mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh remaja. Orang tua adalah faktor utama suksesnya anak menjalani kehidupan, begitu pentingnya keterikatan orang tua dan remaja dalam menentukan arah perkembangan pada remaja.
Kepribadian atau Personality berasal dari bahasa Latin persona yang berarti topeng. Menurut Allport Hurlock, (1978), kepribadian merupakan susunan sistem psikofisik yang dinamis dalam diri individu yang unik dan mempengaruhi penyesuaian dirinya terhadap lingkungan. Kepribadian juga merupakan kualitas perilaku individu yang tampak dalam melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungannya secara unik.12
Dalam penelitian kepribadian, terdapat berbagai istilah, seperti motif, sifat, dan tempramen, yang menunjuk kekhasan permanen pada perseorangan (Berry, et al., 1999:141).13 Menurut McDougal dan kawan-kawannya berpendapat,
bahwa kepribadian adalah “tingkatan sifat-sifat dimana biasanya sifat yang tinggi
11Ahmad Romdoni,“Kenakalan Remaja,” dari
http://keributanremaja.blogspot.com/2012/10/mengatasi-kenakalan-remaja-republika.html
12
Jahja Yudrik, Psikologi Perkembangan (Jakarta: Kencana,2011), h.67.
13
(21)
tingkatannya mempunyai pengaruh yang menentukan”.14 Kepribadian adalah ciri
atau karakteristik gaya atau pun sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga masa kecil, dan juga bawaan seseorang sejak lahir.15
Sedangkan perkembangan kepribadian yaitu Perkembangan yang dapat dikatakan mencakup semua aspek perkembangan, seperti perkembangan fisik, motorik, mental, sosial, moral, tetapi melebihi penjumlahan semua aspek perkembangan tersebut. Kepribadian merupakan suatu kesatuan aspek jiwa dan badan, yang menyebabkan adanya kesatuan dalam tingkah laku dan tindakan seseorang.16 Perkembangan kepribadian seorang individu tumbuh dan
berkembang sepanjang hidup manusia sejak lahir sampai dewasa. Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua, baik pada orang tua yang bekerja mau pun orang tua yang tidak bekerja akan memberi pengaruh secara bermakna terhadap perkembangan anak.17
Dari berbagai penjelasan diatas yang membahas peranan serta pengaruh pola asuh orang tua dalam perkembangan kepribadian dimasa remaja, pola asuh orang tua sangat erat hubungannya dengan kepribadian anak hingga dewasa. Karena Keluarga merupakan pilar utama dan pertama dalam membentuk anak menjadi pribadi yang baik didalam keluarga orang tualah yang berperan dalam mengasuh, membimbing, dan mengarahkan anak untuk menjadi pribadi yang baik dan berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam
14
Dr.H. Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h. 126
15
Dr. Sjarkawi, M.Pd., Pembentukan Kepribadian Anak, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 11.
16
Drs. Alex Sobur, M.Si. Psikologi Umum, (Bandung: Pustaka Setia, 2003), h. 312.
17
Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Munawar Sholeh, Psikologi Perkembangan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), h. 167.
(22)
masyarakat.18 Hal ini dikarenakan kepribadian seorang individu terbentuk
dimulai dari masa kanak-kanak, dimana orang tua memberikan arahan serta membimbing anak mulai pada saat anak waktu kecil belajar makan, disiplin, belajar bermain dan bergaul dengan anak lain dan sebagainya (Koentjaraningrat, 1997). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pola asuh yang diterapkan oleh orang tua sangat dominan dalam membentuk kepribadian seseorang sejak dari kecil sampai dewasa. Apabila pola asuh yang diterapkan orang tua keliru, maka yang akan terjadi bukan perilaku yang baik, sebaliknya akan menambah buruk perilaku anak.19
Penjelasan diatas membuat peneliti tertarik untuk memfokuskan penelitiannya kepada perkembangan kepribadian remaja. Untuk membuktikan ada atau tidaknya pengaruh pola asuh orang tua yang bekerja terhadap perkembangan kepribadian remaja maka dalam penelitian ini peneliti akan menguji tentang kepribadian siswa yang ada di Sekolah Menengah Atas (SMA) KH. Dewantoro, Pinang Kota Tangerang. Dilihat dari latar belakang ekonomi siswa SMA KH. Dewantoro, Pinang Kota Tangerang, mulai dari kelas X sampai kelas XII mayoritas berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah, dimana mayoritas kedua orang tua siswa bekerja. Melalui pola asuh orang tua yang bekerja inilah yang nantinya akan dilihat apakah ada pengaruh pola asuh orang tua yang bekerja dengan perkembangan kepribadian remaja.
Oleh karena itu, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian terhadap pengaruh pola asuh orang tua yang bekerja dengan perkembangan kepribadian remaja. Peneliti akan melakukan penelitiannya di SMA KH. Dewantoro, Pinang
18
Drs. Gunawan,dkk., Masalah Sosial di Indonesia (Jakarta: Kemensos RI, 2010), h. 134.
19
(23)
Kota Tangerang. Oleh karena itu, peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua yang Bekerja Terhadap Perkembangan Kepribadian Remaja di SMA KH. Dewantoro, Pinang Kota Tangerang.”
B.Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Untuk memfokuskan penelitian dan menghindari pembahasan yang terlalu luas, maka penulis membatasi permasalahan pada :
1) Pengaruh pola asuh orang tua yang bekerja dalam penelitian ini yaitu pola asuh yang diberikan oleh kedua orang tua yang memiliki kesibukan bekerja diluar rumah, dimana pola asuh yang diberikan orang tua kepada anak dalam bentuk perlakuan fisik maupun psikis yang tercermin dalam tutur kata, sikap, perilaku, dan tindakan. Dalam penelitian ini yang diukur pola asuh orang tua demokratis, otoriter, permisif, dan penelantar. Untuk penjelasan lebih detail tentang pola asuh demokratis, otoriter, permisif dan penelantar dapat dilihat pada bab II landasan teori.
2) Perkembangan kepribadian remaja dalam penelitian ini yaitu kepribadian remaja yang menyangkut aspek-aspek kepribadian seperti: karakter, temperamen, sikap, stabilitas emosional, responsibilitas, dan sosiabilitas. Untuk penjelasan lebih detail tentang aspek kepribadian (karakter, temperamen, sikap, stabilitas emosional, responsibilitas, dan sosiabilitas) dapat dilihat pada bab II landasan teori.
(24)
3) Subyek dalam penelitian ini adalah siswa/siswi, yang memiliki kriteria sebagai berikut :
a) Remaja, meliputi laki-laki atau perempuan. b) Siswa/siswi yang memiliki orang tua bekerja. c) Siswa/siswi SMA KH. Dewantoro, Tangerang.
Dengan adanya batasan masalah dalam penelitian ini, diharapkan dapat mempermudah dan menghindari salah pengertian serta mempertegas ruang lingkup pembahasan.
2. Perumusan Masalah
Terkait dengan pembatasan masalah diatas, maka penulis dapat merumuskan masalah yang akan menjadi acuan dalam penelitian yaitu : “Bagaimana pengaruh pola asuh orang tua yang bekerja terhadap perkembangan kepribadian remaja di SMA KH. Dewantoro, Pinang Kota Tangerang?”.
C.Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pola asuh asuh orang tua yang bekerja terhadap perkembangan kepribadian remaja di SMA KH. Dewantara, Tangerang.
2. Manfaat Penelitian 1.Manfaat Akademis
a)Memberi sumbangan pengetahuan mengenai cara pengembangan kepribadian.
(25)
2.Manfaat Praktis
a)Merupakan masukan untuk penelitian-penelitian lebih lanjut, khususnya yang berkaitan dengan perkembangan kepribadian.
b)Merupakan sumber masukan bagi peneliti dari segi wawasan, ilmu pengetahuan maupun pengalaman.
D.Metode Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian pada skripsi yang ditulis peneliti ini adalah berbentuk penelitian kuantitatif. Dalam penelitian pada skripsi ini peneliti mengidentifikasi dua variabel yang nantinya akan dicari korelasi antara kedua variabel tersebut. Adapun kedua variabel tersebut sebagai berikut:
a.Variabel Bebas (Independent Variabel) adalah variabel yang menentukan arah atau perubahan tertentu pada variabel tergantung/terikat, sementara variabel bebas berada pada posisi yang lepas dari “pengaruh” variabel tergantung/terikat.20 Keberadaan variabel bebas ini dalam penelitian
kuantitatif merupakan variabel yang menjelaskan terjadinya topik penelitian. Variabel bebas ini biasanya disimbolkan dengan variabel “X” dalam hal ini, yang menjadi variabel bebas “X” adalah pengaruh pola asuh orang tua yang bekerja.
b.Variabel Terikat (Dependent Variabel) adalah variabel yang diakibatkan atau yang dipengaruhi oleh variabel bebas (Independent Variabel).21
Keberadaan variabel terikat ini sebagai variabel yang dijelaskan dalam
20
Burhan Bungin, Metedologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: KENCANA, 2008), Cet. Ke-3, h. 62.
21
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada,2005),h.67-68.
(26)
topik penelitian. Variabel terikat ini biasanya disimbolkan dengan variabel “Y” dalam hal ini adalah perkembangan kepribadian remaja pada lingkungan yang akan diteliti.
Sementara itu, hubungan antara variabel dalam penelitian ini adalah hubungan yang asimetris, yaitu hubungan yang mendeskripsikan bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain.22 Hubungan variabel yang asimetris
ini bersifat satu arah. Sedangkan hipotesis berdasarkan hubungan antar variabel didalam penelitian ini adalah hipotesis asosiatif. Hipotesis asosiatif merupakan jenis hipotesis yang menjelaskan hubungan antarvariabel.23
2. Jenis Data dan Sumber Data 1) Jenis Data
Jenis data yang diambil dalam penelitian ini meliputi dua macam data yaitu:
a. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang tidak bisa diukur secara langsung atau data-data yang tidak langsung berwujud dalam angka tetapi dalam bentuk kategori-kategori.24 Adapun yang dimaksud dengan data kualitatif dalam skripsi
ini seperti: gambaran umum wilayah, seperti; letak geografis, sejarah berdirinya, visi, misi, tujuan,sasarana-prasarana, dan lain sebagainya.
22
Burhan Bugin, Metedologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: KENCANA, 2008), Cet. Ke-3, h. 69
23
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), h.69.
24
(27)
b. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang dijelaskan dengan angka-angka dan dapat dianalisis dengan menggunakan analisis statistik.25 Adapun yang dimaksud
dengan jumlah kuantitatif disini adalah jumlah siswa, jumlah tenaga guru, dan lain sebagainya.
2) Sumber Data a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian.26 Adapun yang menjadi
sumber data dalam penelitian skripsi ini adalah seluruh jumlah responden, kepala sekolah, guru, dan siswa di SMA KH. Dewantoro, Pinang Kota Tangerang.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah merupakan data-data yang diperoleh dan digunakan untuk mendukung data/informasi data primer. Adapun data sekunder tersebut adalah meliputi dokumen, buku-buku, media cetak/koran, internet, koran, serta catatan apa saja yang berhubungan dengan masalah ini dan khususnya yang ada di SMA KH.Dewantoro, Pinang. Kota Tangerang.
3. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada pertengahan bulan April 2014 sampai dengan pertengahan bulan oktober 2014. Adapun lokasi penelitiannya di SMA KH. Dewantoro, Pinang Kota Tangerang.
25
Prof. Dr. H. M. Burhan Bungin, S.Sos., M.Si., Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. Ke-3, h. 120.
26
(28)
4. Metode Pengumpulan Data
Dalam rangka untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :
a.Metode Angket
Metode angket merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden.27 Dengan metode
angket ini penulis melakukan penelitian dengan memberikan sejumlah daftar pertanyaan tertulis kepada responden mengenai permasalahan yang akan diteliti. Penulis akan memberikan pertanyaan tertulis yang menyangkut pola asuh orang tua yang nantinya akan diberikan kepada masing- masing siswa/siswi SMA KH. Dewantoro, Pinang Kota Tangerang yang akan diteliti untuk mendapatkan jawaban yang bersifat pribadi, kemudian dari sejumlah jawaban tersebut penulis kemukakan dan selanjutnya penulis sajikan dalam penyajian data.
5. Teknik Analisis Data
Berkaitan dengan judul skripsi dan metode penelitian kuantitatif yang digunakan dalam skripsi ini, penulis dalam menganalisa data yang sudah terkumpul dengan menggunakan metode statistik. Metode statistik adalah teknik analisis dengan cara-cara ilmiah yang dipersiapkan untuk penyelidikan angka-angka.28
Dalam analisis data ini peneliti menggunakan frekuensi dan regresi linear sederhana, dimana frekuensi untuk mendeskripsikan responden dan regresi untuk mengetahui pengaruh/hubungan antara pola asuh orang tua yang bekerja terhadap perkembangan kepribadian remaja di SMA KH. Dewantoro Kota Tangerang.
27
Ibid, h. 123.
28
(29)
Untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel tersebut dapat diketahui melalui pedoman sebagai berikut :29
Tabel 1. Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Interpretasi
0,00 – 0,199 Sangat rendah atau sangat lemah (dianggap tidak ada korelasi antara variabel x dan y)
0,20 – 0,399 Antara variabel x dan y terdapat korelasi yang rendah 0,40 – 0,599 Antara variabel x dan y terdapat korelasi yang sedang 0,60 – 0,799 Antara variabel x dan y terdapat korelasi yang kuat atau
tinggi
0,899 – 1,000 Antara variabel x dan y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi
29
(30)
E.Tinjauan Pustaka
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan tinjauan pustaka sebagai langkah dari penyusunan skripsi yang diteliti sebagai referensi penelitian yang berhubungan dengan perkembangan kepribadian dan pola asuh orang tua. Tinjauan pustaka ini dilakukan untuk menghindari kesamaan pada skripsi yang telah ada. Tinjauan pustaka ini dilakukan pada skripsi DINNO IRENSA (105052001740), Jurusan: Bimbingan Penyuluhan Islam/Fakultas: Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayahtullah Jakarta. Skripsi ini tentang “Pola Asuh Orang Tua Terhadap Pembentukan Akhlak Anak Usia 6-10 Tahun di Komplek Sekretariat Negara RI Kebon Nanas Tangerang”. Skripsi ini membahas tentang bagaimana cara mengasuh anak dengan membentuk akhlak anak di komplek SEKNEG RI Kebon Nanas Tangerang. Dimana pada skripsi yang telah ada memiliki persamaan pada subjek penelitian yaitu berkenaan dengan pola asuh orang tua sedangkan pada objek penelitian berbeda yaitu pembentukan akhlak sedangkan objek penulis yaitu perkembangan kepribadian remaja di SMA KH. Dewantoro Kota Tangerang.
Skripsi NURAENI (1403204044) tentang “Pengaruh Pola Asuh Orang
Tua Terhadap Pembentukan Kepribadian Anak Taman Kanak-Kanak”.
Jurusan: Pendidikan Guru Taman Kanak-Kanak, Fakultas: Ilmu Pendidikan , Universitas Negeri Semarang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan mendeskripsikan tentang pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak usia TK. Hasil dalam penelitian ini banyak faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan kepribadian seorang anak, namun pola suh orang tua tetap memegang peranan yang sangat dominan. Kepribadian anak memang
(31)
tidak akan jauh beda dengan apa yang dimiliki oleh orang tua mereka, karena adanya sifat genetika. Akan tetapi sepanjang waktu akan terus berubah, maka seiring dengan itu pendidikan moral atau kepribadian anak akan berubah seiring dengan pola asuh lingkungan keluarga anak tersebut.
Dan pada skripsi ISTI’ANAH (06220024) tentang KEPRIBADIAN ANAK PADA KELUARGA SINGLE PARENT (Studi Kasus Terhadap AS dan NA di Banjarnegara Jawa Tengah). Skripsi ini membahas tentang bagaimana kepribadian pada anak yang mempunyai orang tua single parent yang penelitiannya dilakukan terhadap AS dan NA di Banjarnegara Jawa Tengah. Dimana dalam skripsi yang telah ditulis ini peneliti lebih memfokuskan pada kepribadian anak pada keluarga single parent berbeda dengan penelitian yang akan penulis lakukan yaitu lebih memfokuskan pada pengaruh pola asuh orang tua yang bekerja terhadap perkembangan kepribadian remaja di SMA KH. Dewantoro Kota Tangerang.
(32)
F. Sistematika Penulisan
Agar mempermudah para pembaca untuk membaca bagian yang diperlukan dalam skripsi ini, peneliti memberikan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini peneliti akan menjelaskan latar belakang, rumusan dan batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian (bentuk penelitian, jenis dan sumber data, waktu dan tempat penelitian, tinjauan pustaka, metode pengumpulan data dan teknik analisis data) dan sistematika pembahasan.
BAB II Tinjauan Teoritis
Pada bab ini peneliti akan menjelaskan tentang teori-teori yang berkenaan dengan skripsi ini yaitu kajian tentang pengaruh pola asuh orang tua yang bekerja dengan kepribadian remaja meliputi:
1. Pengertian pola asuh orang tua, jenis pola asuh, dan indikator pola asuh.
2. Pembahasan mengenai perkembangan kepribadian remaja. Misalnya pengertian kepribadian, faktor yang mempengaruhi kepribadian.
BAB III Metodologi Penelitian
Bab ini akan menjelaskan tentang metodologi penelitian yang berkenaan dengan skripsi ini yaitu: pendekatan dan desain penelitian, ruang lingkup penelitian, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, variabel penelitian, hipotesis penelitian, definisi operasional dan indikator variabel penelitian, uji instrumen, dan teknik analisis data.
(33)
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada bab ini penulis memaparkan gambaran lokasi penelitian yaitu SMA KH. Dewantoro, Pinang Kota Tangerang. Gambaran lokasi penelitian ini diantaranya tempat penelitian, sejarah singkat SMA KH. Dewantoro, Pinang Kota Tangerang, identitas sekolah, visi misi, dan tujuan SMA KH. Dewantara, Pinang Kota Tangerang, sarana dan prasarana SMA KH. Dewantara, Pinang Kota Tangerang. Bab ini juga membahas hasil temuan dan analisis data. Di bab ini penulis mencoba memaparkan hasil pengelolahan uji instrumen. Deskripsi data responden penelitian serta analisis pengaruh pola asuh orang tua yang bekerja terhadap perkembangan kepribadian remaja di SMA KH. Dewantoro, Pinang Kota Tangerang.
BAB V Penutup
Bab ini merupakan bab terakhir yang didalamnya terdiri dari kesimpulan dan saran-saran yang menjadi penutup dari pembahasan yang ada didalam skripsi.
(34)
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pola Asuh
1. Pengertian Pola Asuh
Setiap orang tua mempunyai tugas dan tanggung jawab yang harus dipenuhi dalam mengasuh dan merawat anak-anaknya. Tugas dan tanggung jawab tersebut tidak berhenti tetapi akan berlangsung secara terus menerus hingga anak-anak tersebut tumbuh dewasa dan mandiri. Dibutuhkan adanya keterlibatan orang tua baik secara langsung maupun tidak langsung dalam mengasuh, merawat maupun memberikan kasih sayang terhadap anak-anak, sehingga anak-anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik secara fisik, kepribadian, emosional dan intelektual.
Perkembangan diri anak sangat dipengaruhi pola asuh yang diterapkan oleh orang tua. Baik pada orang tua yang bekerja maupun orang tua yang tidak bekerja akan memberi pengaruh secara bermakna terhadap perkembangan pada diri anaknya.30 Pola asuh dan kasih sayang orang tua merupakan area terdekat
pada anak. Anak sangat memerlukan kasih sayang, perlindungan, rasa aman, sikap dan perlakukan yang adil dari orang tua. Bagaimana anak terbentuk tentunya didapat dari pembiasaan-pembiasaan yang terjadi pada situasi rumah.
Pola asuh adalah merupakan suatu cara terbaik yang ditempuh orang tua dalam mendidik anak sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak. Dimana tanggung jawab untuk mendidik anak ini adalah merupakan tanggung
30
Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Munawar Sholeh, Psikologi Perkembangan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), h. 167.
(35)
jawab primer, karena anak adalah hasil dari buah kasih sayang yang diikat tali perkawinan antara suami isteri dalam keluarga.31
Menurut kamus umum bahasa Indonesia, kata pola berarti model, sistem, cara kerja, bentuk (struktur yang tetap), sedangkan asuh mengandung arti menjaga, merawat, mendidik anak agar dapat berdiri sendiri.32 Sedangkan
menurut Singgih D. Gunarsa berpendapat bahwa pola asuh adalah gambaran yang dipakai oleh orang tua untuk mengasuh (merawat, menjaga atau mendidik) anak.33
Menurut Darling (1999) pola asuh adalah aktivitas kompleks yang melibatkan banyak perilaku spesifik yang bekerja secara individual dan bersama-sama. Sedangkan Menurut Ahmad Tafsir, pola asuh berarti pendidikan, sedangkan pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.34
Pola asuh orang tua adalah pola perilaku yang diterapkan pada anak dan bersifat relatif konsisten dari waktu kewaktu. Pola perilaku ini dapat dirasakan oleh anak, baik dari segi negatif dan positif.35
Pengertian lain tentang pola asuh orang tua yaitu bentuk interaksi antara anak dengan orang tua selama mengadakan kegiatan pengasuhan yang berarti orang tua mendidik, membimbing, dan mendisiplinkan serta melindungi anak
31
M. Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), h. 109
32
TIM Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka. 1988), Cet, Ke-1, h. 692.
33
Singgih Gunarsa, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 2000), h. 108-109.
34
Danny I. Yatim Irwanto, Kepribadian Keluarga Narkotika (Jakarta: Arcan, 1991 ) Cet. Ke-1, h. 94.
35
Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 26.
(36)
untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam lingkungan setempat dan masyarakat.36
Dari beberapa pemaparan diatas, dapat penulis simpulkan bahwa pola asuh adalah bagaimana cara orang tua mendidik terhadap anak dalam berinteraksi dan berkomunikasi selama mengadakan kegiatan pengasuhan.
Pola asuh orang tua dapat pula mempengaruhi semua sikap dan perilaku anak didalam keluarga. Sehingga sudah sepatutnya orang tua memilih pola asuh yang tepat untuk anak, namun dalam pelaksanaannya orang tua banyak yang masih kaku dan terbatas baik dari segi waktu atau pun kemampuan dalam menerapkan pola asuh yang tepat untuk anak terkadang orang tua menerapkan pola asuh yang tidak sesuai dengan konteks kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki oleh anak.
2. Jenis-Jenis Pola Asuh
Jenis-jenis pola asuh, secara garis besar menurut Baumrid (1967), ada 4 macam pola asuh orang tua yaitu:
1. Pola asuh demokratis
Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak, tetapi tidak ragu-ragu dalam mengendalikan mereka. Orang tua dengan pola asuh seperti ini bersikap rasional, selalu mendasari tindakkannya pada rasio atau pemikiran-pemikiran. Orang tua dengan tipe pola asuh demokratis ini juga bersikap realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap yang berlebihan yang melampaui kemampuan anak. Orang tua tipe ini juga memberikan kebebasan pada anak untuk memilih dan melakukan suatu tindakan dan
36
Harris Clemes, Mengajarkan Disiplin Kepada Anak, (Jakarta: Mitra Utama, 1996), h. 28.
(37)
pendekatannya kepada anak bersifat hangat. Adapun ciri-ciri pola asuh demokratis adalah sebagai berikut: 37
1) Menentukan peraturan dan disiplin dengan memperhatikan dan mempertimbangkan alasan-alasan yang dapat diterima dan dipahami oleh anak.
2) Memberikan pengarahan tentang perbuatan baik yang harus dipertahankan oleh anak dan yang tidak baik agar ditinggalkan.
3) Memberikan bimbingan dengan penuh pengertian. 4) Dapat menciptakan keharmonisan dalam keluarga.
5) Dapat menciptakan suasana komunikatif antara orang tua, anak dan sesama anggota keluarga.
2. Pola asuh otoriter
Menurut Singgih D Gunarsa dan Ny. Y. Singgih D Gunarsa, pola asuh otoriter adalah suatu bentuk pola asuh yang menuntut anak agar patuh dan tunduk terhadap semua perintah dan aturan yang dibuat oleh orang tua tanpa ada kebebasan untuk bertanya atau mengemukakan pendapatnya sendiri.38
Pola asuh ini cenderung menetapkan standar yang mutlak yang harus dipatuhi oleh anak, biasanya dibarengi dengan ancaman-ancaman. Orang tua dengan pola asuh otoriter ini cenderung memaksa, memerintah dan menghukum. Apabila anak tidak mau melakukan apa yang dikatakan oleh orang tua, maka orang tua itu tidak segan-segan untuk memberikan hukuman kepada anak. Orang tua seperti ini juga tidak mengenal kompromi dan dalam berkomunikasi bersifat
37
Zahra Idris dan Lisma Jamal, Pengantar Pendidikan , (Jakarta: Gramedia Widiasarana, 1992), Cet. Ke-2, h. 88.
38
Singgih D. Gunarsa dan Ny. Y. Singgih D. Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 1995), Cet. Ke-7, h. 87.
(38)
satu arah. Orang tua seperti ini tidak memerlukan umpan balik dari anaknya untuk mengerti dan memahami anaknya. Adapun ciri-ciri pola asuh otoriter adalah sebagai berikut:39
1) Anak harus mematuhi peraturan-peraturan orang tua dan tidak boleh membantah.
2) Orang tua cenderung mencari kesalahan-kesalah anak dan kemudian menghukumnya.
3) Orang tua cenderung memberikan perintah dan larangan kepada anak. 4) Jika terdapat perbedaan pendapat antara orang tua dengan anak, maka
anak dianggap pembangkang.
5) Orang tua cenderung memaksa disiplin.
6) Orang tua cenderung memaksa segala sesuatu untuk anak dan anak hanya sebagai pelaksana.
7) Tidak ada komunikasi antara orang tua dan anak. 3. Pola Asuh Permisif
Pola asuh ini memberikan pengawasan yang sangat longgar. Memberikan kesempatan pada anaknya untuk melalukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup dari orang tua. Orang tua cenderung tidak menegur atau memperingatkan apabila anak sedang dalam masalah atau bahaya. Dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan dari orang tua.
Orang tua permisif tampak tidak peduli tentang nilai yang didapat anak, tidak membuat aturan tentang menonton televisi, tidak menghadiri acara di sekolah anak mereka, dan tidak membantu atau pun memeriksa pekerjaan rumah.
39
Zahra Idris dan Lisma Jamal, Pengantar Pendidikan , (Jakarta: Gramedia Widiasarana, 1992), Cet. Ke-2, h. 88.
(39)
Para orang tua ini mungkin bukan menelantarkan atau tidak peduli, akan tetapi faktanya mungkin mereka mengasuh dengan cara tersebut. Secara sederhana mungkin mereka percaya bahwa remaja harus bertanggung jawab terhadap hidupnya sendiri. Ada pun ciri-ciri pola asuh permisif adalah sebagai berikut:40
1) Membiarkan anak bertindak sendiri tanpa memonitor dan membimbingnya.
2) Mendidik anak acuh tak acuh, besikap pasif dan masa bodoh. 3) Mengutamakan kebutuhan material saja.
4) Membiarkan saja apa yang dilakukan anak (terlalu memberikan kebebasan untuk mengatur diri sendiri tanpa ada peraturan-peraturan dan norma-norma yang digariskan orang tua).
5) Kurang sekali keakraban dan hubungan yang hangat dalam keluarga. 4. Pola asuh penelantar
Orang tua tipe ini pada umumnya memberikan waktu dan biaya yang sangat minim pada anak-anaknya. Waktu banyak digunakan untuk pribadi mereka, seperti bekerja. Pola asuh penelatar sering dilakukan oleh orang tua yang terlalu sibuk bekerja mengejar materi. Namun, orang tua tipe ini juga memberikan biaya dan kebutuhan minim untuk anak.41 Adapun ciri-ciri pola asuh
penelantar yang dikemukakan oleh Syaiful Bahri Djamarah:42
1) Orang tua menghabiskan banyak waktu diluar rumah. 2) Orang tua kurang memperhatikan perkembangan anak.
3) Orang tua membiarkan anak bergaul terlalu bebas diluar rumah.
40
Ibid, Cet. Ke-2, h. 89-90.
41
Kartini Kartono, Peran Orang Tua dalam Memandu anak, (Jakarta: Rajawali Press, 1992), h. 39.
43
(40)
3. Jenis-Jenis Metode Pengasuhan Anak
Adapun kerangka metodologis pengasuhan pasca kelahiran anak sebagaimana tertuang dalam ajaran Islam adalah sebagai berikut:43
a. Pola asuh anak dengan keteladanan orang tua
Dalam psikologi perkembangan anak diungkapkan bahwa metode teladan akan efektif untuk dipraktikkan dalam pengasuhan anak. Oleh karena itu, pada saat tertentu orang tua harus menerapkan metode ini yang memberikan teladan yang baik. Cara ini akan mudah diserap dan direkam oleh jiwa anak dan tentu akan dicontohnya kelak dikemudian hari.
b. Pola asuh anak dengan pembiasaan
Sebagaimana kita ketahui bahwa anak lahir memiliki potensi dasar (fitrah). Potensi dasar itu tentunya harus dikelolah. Selanjutnya, fitrah tersebut akan berkembang baik didalam lingkungan keluarga, manakala dilakukan usaha teratur dan terarah. Oleh karena itu, pengasuhan anak melalui metode teladan harus pula dibarengi dengan metode pengasuhan anak dengan pembiasaan. Karena, dengan hanya memberi teladan yang baik saja tanpa diikuti dengan pembiasaan akan mengalami ketidak seimbangan. Seperti keteladanan orang tua, dan hanya ditiru oleh anak tanpa dilatih , atau dibiasakan dan koreksi biasanya cenderung tidak dapat menunjang keberhasilan dalam upaya mengasuh anak.
Orang tua, karena ia dipandang sebagai teladan, maka ia harus selalu membiasakan untuk bersikap, berperilaku serta berkata benar dalam setiap tidakannya terhadap anggota keluarganya atau siapa pun dari anggota masayarakat lainnya. Dengan demikian Menurut Khairiyah sebagaimana dikutip
43
A. Tafsir, Dkk, Cakrawala Pemikiran Pendidikan Islam, (Bandung: Mimbar Pustaka, 2004), h. 152.
(41)
oleh Ahmad Tafsir, orang tua harus menjadi gambaran hidup yang mencerminkan hakikat perilaku yang diserukannya dan membiasakan anaknya berpegang teguh pada akhlak-akhlak mulia.44
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua terhadap anak, anatara lain: 45
a. Jenis Kelamin
Orang tua cenderung lebih keras terhadap anak wanita dibanding terhadap anak laki-laki.
b. Kebudayaan
Latar belakang budaya menciptakan perbedaan dalam pola pengasuhan anak. Hal ini juga terkait dengan perbedaan peran wanita dan laki-laki didalam suatu kebudayaan masyarakat.
c. Status Sosial
Orang tua yang berlatar belakang pendidikan rendah, tingkat ekonomi kelas menengah dan rendah cenderung lebih keras, memaksa dan kurang toleransi dibandingkan dari mereka yang dari kelas atas, tetapi mereka lebih konsisten.
44
Ibid, h. 152.
45
M. Enoch Markum, Anak, Keluarga dan Masyarakat, (Jakarta: Sinar Harapan, 1985), Cet Ke-II, h. 41.
(42)
B. Perkembangan Kepribadian Remaja 1.Pengertian Perkembangan Kepribadian
Dalam mempelajari perkembangan manusia dan makhluk lain pada umumnya, kita harus membedakan dua hal yaitu proses pematangan dan proses belajar. Proses pematangan adalah proses pertumbuhan yang menyangkut penyempurnaan fungsi-fungsi tubuh sehingga mengakibatkan perubahan-perubahan dalam tingkah laku terlepas dari ada atau tidak adanya proses belajar. Sedangkan proses belajar berarti mengubah atau memperbaiki tingkah laku melalui latihan, pengalaman dan kontak dengan lingkungan pada manusia hidup dalam masyarakat dengan struktur kebudayaan yang ada.46
Dalam kehidupan anak ada dua proses yang beroperasi secara kontinyu yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Banyak orang menggunakan istilah pertumbuhan dan perkembangan secara bergantian. Kedua proses ini berlangsung secara interdependensi artinya saling bergantung satu sama lain. Kedua proses ini tidak dapat dipisahkan berdiri sendiri-sendiri akan tetapi bisa dibedakan untuk maksud lebih memperjelas penggunaannya.47
Menurut pandangan para ahli biologi, istilah “Perkembangan” dimaksudkan untuk menunjukkan perubahan-perubahan dalam bentuk atau bagian tubuh dan integrasi berbagai bagiannnya kedalam suatu kesatuan fungsional, bila pertumbuhan itu berlangsung.48 Perkembangan yang dapat
dikatakan mencakup semua aspek perkembangan, seperti perkembangan fisik, motorik, mental, sosial, moral, tetapi melebihi penjumlahan semua aspek
46
Sarlito Wirawan. Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), h. 26.
47
Saiful Bakhri Osamarah. Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), h. 84
48
Elfi Yuliani Rochmah. Psikologi Perkembangan (Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2005), Cet Ke-I, h. 21.
(43)
perkembangan tersebut. Kepribadian merupakan suatu kesatuan aspek jiwa dan badan, yang menyebabkan adanya kesatuan dalam tingkah laku dan tindakan seseorang.49
Menurut McDougal dan kawan-kawannya berpendapat, bahwa kepribadian adalah “tingkatan sifat-sifat dimana biasanya sifat yang tinggi tingkatannya mempunyai pengaruh yang menentukan”.50 Kepribadian adalah ciri atau
karakteristik gaya atau pun sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga masa kecil, dan juga bawaan seseorang sejak lahir.51 Sedangkan Menurut Abin Syamsuddin
Makmun (1996), kepribadian dapat juga diartikan sebagai “kualitas perilaku individu yang tampak dalam melakukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan secara unik”.52
Perkembangan kepribadian secara umum dapat diartikan sebagai serangkaian perubahan dalam susunan yang berlangsung secara teratur dan progresif. Perubahan yang menyangkut aspek pengetahuan, sifat sosial, moral dan sebagainya. Dengan demikian perkembangan kepribadian dapat diamati melalui perubahan bentuk tingkah laku.53
49
Drs. Alex Sobur, M.Si. Psikologi Umum, (Bandung: Pustaka Setia, 2003), h. 312.
50
Dr.H. Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h. 126
51
Dr. Sjarkawi, M.Pd., Pembentukan Kepribadian Anak, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 11.
52
Dr.H. Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h. 127.
53
M. Alisuf Bahri. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997), h. 136.
(44)
2. Pengertian Perkembangan Kepribadian Remaja
Kepribadian remaja adalah sejumlah ciri-ciri dan sifat-sifatnya sebagai
person, maupun cara-cara semuanya ini diintegrasikan kedalam keselurhan cara hidupnya. Kepribadian remaja meliputi semua ciri-ciri dan kemampuan yang dapat diukur, temperamennya dan kecenderungan-kecenderungannya baik emosional maupun pola-pola tingkah lakunya yang memberikan tanda kepadanya sebagai pribadi yang „wel-adjusted‟ atau „maladjusted‟ seperti yang diukur oleh standar-standar masyarakat dimana ia hidup.54
Dari berbagai pemaparan diatas peneliti dapat memahami bahwa perkembangan kepribadian remaja adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seseorang yang berlangsung seumur hidup yang meliputi aspek jiwa dan badan dengan ciri tertentu yang menonjol pada diri individu baik berupa sifat, tingkah laku, motif dan tempramen.
3. Aspek-Aspek Kepribadian
Menurut Abin Syamsuddin Makmun, (1996). Kepribadian dapat juga diartikan sebagai “kualitas perilaku individu yang tampak dalam melakukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan secara unik”. Keunikan penyesuaian diri tersebut sangat berkaitan dengan aspek-aspek kepribadian itu sendiri, yaitu:55
1) Karakter, yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, serta konsisten atau teguh tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
54
Elfi Yuliani Rochmah, Psikologi Perkembangan (Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2005), Cet Ke-I, h. 209.
55
Dr.H. Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h. 127 - 128.
(45)
2) Temperamen, yaitu disposisi reaktif seseorang atau gaya perilaku seseorang dan cara khasnya dalam memberi tanggapan serta cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.
3) Sikap, sambutan terhadap objek (orang, benda, peristiwa, norma dan sebagainya) yang bersifat positif, negatif atau ambivalen (ragu-ragu).
4) Stabilitas emosional, yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan. Seperti: mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih atau putus asa.
5) Responsibilitas (tanggung jawab), kesiapan untuk menerima resiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti: mau menerima resiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari resiko yang dihadapi.
6) Sosiabilitas, yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Disposisi ini seperti tampak dalam sifat pribadi yang tertutup atau terbuka dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.
4. Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian
Menurut Syamsu Yusuf (2002), kepribadian dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik pembawaan maupun lingkungan seperti:56
a. Fisik
Faktor fisik yang dipandang mempengaruhi perkembangan kepribadian adalah postur tubuh (langsing, gemuk, pendek atau tinggi), kecantikan (cantik atau tidak cantik), kesehatan (sehat atau sakit-sakitan), keutuhan tubuh (utuh atau cacat), dan keberfungsian organ tubuh.
56
(46)
b. Inteligensi
Tingkat inteligensi individu dapat mempengaruhi perkembangan kepribadiannya. Individu yang inteligensinya tinggi atau normal biasa mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara wajar, sedangkan yang rendah biasanya sering mengalami hambatan atau kendala dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
c. Keluarga
Suasana atau iklim keluarga sangat penting bagi perkembangan kepribadian anak. Seorang anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang harmonis dan agamis; dalam arti, orang tua memberikan curahan kasih sayang, perhatian serta bimbingan dalam kehidupan berkeluarga, maka perkembangan kepribadian anak tersebut cenderung positif. Adapun anak yang dibesarkan dalam keluarga yang broken home, kurang harmonis, orang tua bersikap keras terhadap anak atau tidak memperhatikan nilai-nilai agama dalam keluarga, maka perkembangan kepribadiannya cenderung akan mengalami kelainan dalam penyesuaian dirinya (maladjustment). Selain itu hubungan dengan orang tua atau pengasuhan merupakan dasar bagi perkembangan kepribadian. Sejumlah ahli mempercayai bahwa kasih sayang orang tua dan pengasuh selama beberapa tahun kehidupan merupakan kunci utama perkembangan kepribadian anak.
d. Teman Sebaya
Setelah masuk sekolah, anak mulai bergaul dengan teman sebayanya dan menjadi anggota dari kelompoknya. Pada saat inilah dia mulai mengalihkan perhatiannnya untuk mengembangkan sifat-sifat atau perilaku yang cocok atau dikagumi oleh teman-temannya, walaupun mungkin tidak sesuai dengan harapan
(47)
orang tuanya. Bagi anak yang kurang mendapatkan kasih sayang dan bimbingan keagamaan atau etika dari orang tuanya, biasanya kurang memiliki kemampuan selektif dalam memilih teman dan mudah sekali terpengaruh oleh sifat dan perilaku kelompoknya.
e. Kebudayaan
Setiap kelompok masyarakat (bangsa, ras atau suku bangsa) memiliki tradisi, adat, atau kebudayaan yang khas. Tradisi atau kebudayaan suatu masyarakat memberikan pengaruh terhadap kepribadian setiap anggotanya, baik yang menyangkut cara berpikir (seperti cara memandang sesuatu), bersikap atau cara berperilaku. Pengaruh kebudayaan terhadap kepribadian itu, dapat dilihat dari adanya perbedaan antara masyarakat modern yang budayanya lebih maju (khususnya IPTEK) dengan masyarakat primitif yang budayanya relatif masih sederhana seperti dalam cara makan, berpakaian, hubungan interpersonal atau cara memandang waktu.
C. Remaja
1. Pengertian Remaja
Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa Latin adolescence yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai
kematangan”. 57
Pada tahun 1974, WHO memberikan definisi tentang remaja yang lebih bersifat konseptual. Dalam definisi tersebut dikemukakan tiga kriteria, yaitu
57
Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikolgi Remaja Perkembangan Peserta Didik (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), Cet Ke-7, h. 9.
(48)
biologis, psikologis, dan sosial ekonomi. Maka, secara lengkap definisi tersebut sebagai berikut:58
Remaja adalah suatu masa ketika:
1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual; 2. Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari
kanak-kanak menjadi dewasa;
3. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri (Muangman,1980:9).
Masa remaja, menurut Mappiare (1982), berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria. Perkembangan lebih lanjut, istilah adolescencesesungguhnya memilikiarti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock, 1991).
Pandangan ini didukung oleh Piaget (Hurlock, 1991) yang mengatakan bahwa secara psikologis, remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi kedalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada dibawah tingkat orang yang lebih tua melaikan merasa sama, atau paling tidak sejajar.59
Pada umumnya permulaan masa remaja ditandai oleh perubahan-perubahan fisik yang mendahului kematangan seksual. Dan bersamaan dengan itu, dimulai proses perkembangan psikis remaja, dimana mereka mulai melepaskan diri dari ikatan dengan orang tuanya. Kemudian terlihat pula perubahan-perubahan
58
Sarwono Wirawan Sarlito, Psikologi Remaja (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 9.
(49)
kepribadian yang terwujud dalam cara hidup untuk menyesuaikan diri dalam masyarakat. Adolesen dalam hal ini dimaksud adalah remaja yang mengalami pertumbuhan kearah kematangan fisik maupun sosial psikologis, inilah hal yang diharapkan terjadi pada remaja untuk mencapai kedewasaan yang sesungguhnya.
Dari pengertian diatas penulis dapat memahami bahwa pengertian remaja merupakan masa transisi pada perkembangan baik secara fisik maupun psikis yang terjadi antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.
2. Ciri-Ciri Masa Remaja
Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis. Ada beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja. Menurut Otto Rank, pada remaja terjadi perubahan drastis dari will, yaitu dari keadaan tergantung pada orang lain
(dependece) pada masa kanak-kanak menuju kepada keadaan madiri (independece) pada masa dewasa. Tahap-tahap perubahan itu adalah sebagai berikut: 60
1.Pembebasan kehendak dari kekuatan-kekuatan dari dalam diri sendiri maupun dari lingkungannya (misalnya dari orang tuanya) yang selama ini mendominasinya.
2.Pemilihan kepribadian (division in personality). Dalam tahap ini terjadi perpecahan (discountinuity) antara kehendak (will) dan kontra kehendak
(counter-will).
60
Sarwono Wirawan Sarlito, Psikologi Remaja (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 33-34.
(50)
3.Integrasi antara kehendak dan kontra-kehendak menjadi pribadi yang harmonis. (Muss, 1968: 47-48)
Otto Rank menjelaskan masa remaja berdasarkan sudut pembahasan kehendak dari kontrakehendak menuju terbentuknya kepribadian yang mandiri dan mampu menentukan Self- nya sendiri.
3. Tahapan Perkembangan Remaja
Dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan, ada tiga tahap perkembangan remaja:61
1. Remaja Awal (Early Adolescence)
Seorang remaja pada tahap ini masih terheran-heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis.
2. Remaja Madya (Middle Adolescence)
Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan. Ia sangat senang jika banyak teman yang menyukainya. Ada kecendrungan “narcistic”, yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan dirinya.
3. Remaja Akhir (Late adolescence)
Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan percapaian lima hal dibawah ini:
a.Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.
61
(51)
b.Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru.
c.Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.
d.Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain. e.Tumbuh”dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self ) dan
masyarakat umum (the public).
4. Tugas Perkembangan Remaja
Tugas perkembangan remaja difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa. Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja, menurut Hurlock (1991) adalah berusaha:62
1.Mampu menerima keadaan fisiknya.
2.Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.
3.Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis.
4.Mencapai kemandirian emosional. 5.Mencapai kemandirian ekonomi.
6.Mengembangkan kosep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota keluarga.
7.Memahami dan menginterlisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua.
62
Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikolgi Remaja Perkembangan Peserta Didik (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), Cet Ke-7, h. 10.
(52)
8.Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa.
9.Mempersiapkan diri untuk memasuki dunia perkawinan.
10.Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.
Tugas-tugas perkembangan fase remaja ini amat berkaitan dengan perkembangan kognitifnya, yaitu fase operasional formal. Kematangan pencapaian fase kognitif akan sangat membantu kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangannya itu dengan baik. Agar dapat memenuhi dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan, diperlukan kemampuan kreatif remaja. Kemampuan kreatif ini banyak diwarnai oleh perkembangan kognitifnya.
(53)
D. Hubungan Pola Asuh Orang Tua yang Bekerja Terhadap Perkembangan Kepribadian Remaja.
Keluarga adalah kelompok sosial pertama dan utama bagi kehidupan anak, dimana lebih banyak menghabiskan waktunya dengan kelompok keluarga dari pada dengan kelompok sosial lainnya. Anggota keluarga merupakan orang yang paling berarti dalam kehidupan anak selama proses perkembangan kepribadian anak.
Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya menjadi orang yang berkepribadian baik, memiliki sikap mental yang sehat serta akhlak yang terpuji. Orang tua sebagai pembentuk pribadi yang pertama dalam kehidupan anak harus menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya. Menurut Zakiyah Darajat, kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup merupakan unsur-unsur pendidikan yang secara tidak langsung akan masuk kedalam pribadi anak yang sedang tumbuh.63
Dalam mendidik anak, terdapat berbagai macam bentuk pola asuh yang bisa dipilih dan digunakan oleh orang tua. Pola asuh merupakan cara orang tua dalam merawat, mendidik serta berinteraksi dengan anak. Anak yang terbiasa jauh dari orang tua, serta orang tua yang terlalu sibuk dengan urusan bisnis serta tuntutan pekerjaan sehingga tidak mempunyai banyak waktu untuk anak-anaknya juga bisa menyebabkan anak melakukan aksi kenakalan remaja.
Hal ini disebabkan karena kebutuhan anak akan kasih sayang dan perhatian tidak terpenuhi dan tidak mereka dapatkan dari kedua orang tuanya. Sehingga terkadang untuk menghilangkan rasa kesepian dan kekecewaannya, biasanya
63
(54)
dilampiaskan kehal-hal yang bersifat negatif, seperti ikut gang-gang, minum-minuman keras (beralkohol), penggunaan narkoba dan aksi kenakalan remaja lainnya.
Jika hal tersebut terjadi pada anak yang sedang menginjak usia remaja bukan tidak mungkin akan berdampak negatif bagi perkembangan kepribadian anak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui bagaimana cara menerapkan pola asuh yang baik untuk anak sehingga dapat membentuk kepribadian anak yang baik pula. Pola asuh yang baik untuk perkembangan kepribadian anak adalah memprioritaskan segala hal yang menyangkut kepentingan anak, akan tetapi orang tua pun ikut andil dalam memberikan kontrol terhadap apa yang dilakukan anak.
Menurut Baumrind, setiap pola asuh orang tua memiliki efek terhadap perkembangan kepribadian remaja. Remaja yang dibesarkan dengan pola asuh yang baik dan sesuai akan memiliki kepribadian baik sehingga mudah berkembang di lingkungannya.64
Remaja yang dibesarkan dengan pola asuh demokratis akan lebih mandiri, mudah bekerjasama dengan orang lain, percaya diri dan kreatif. Pada pola asuh ini orang tua berlaku kooperatif dengan anaknya sehingga akan membentuk kepribadian anak yang baik. Sedangkan pada orang tua yang membesarkan anaknya dengan pola asuh otoriter, remaja menjadi tidak percaya diri, kurang spontan, ragu-ragu, pasif dan konsentrasi belajar kurang.65
64 Kompas, “Pengaruh Pola Asuh Terhadap Kepribadian Anak”, diakses pada 06
September 2012 dari http://edukasikompasiana.com/2012/09/06
65Maunur.”Pengertian Pola Asuh MenurutPara Ahli, Definisi, Contoh, Macam.“ diakses
(55)
Pada pola asuh permisif, pola asuh ini orang tua terlalu memanjakan anaknya sehingga akan membentuk remaja menjadi kurang matang (manja),
impulsive, dan mementingkan diri sendiri. Selain itu, remaja menjadi kurang percaya diri, mudah menyerah, dan agresif. Remaja yang dibesarkan pada pola asuh ini akan mengalami kesulitan berkembang dalam lingkungannya. Sedangkan pada pola asuh penelantar, bisa jadi anak lebih mudah terlibat dalam kenakalan remaja, implusive, agresif dan daya tahan frustasi rendah. Karena orang tua tidak memberikan perhatian lebih dan cenderung mengabaikan anak, biasanya hal ini terjadi karena kesibuka orang tua dalam bekerja.66
Selain pola asuh orang tua yang bekerja, latar belakang pendidikan orang tua pun mempunyai pengaruh terhadap pembentukan kepribadian anak. Orang tua yang mempunyai latar belakang pendidikan yang tinggi akan lebih memperhatikan segala perubahan dan setiap perkembangan yang terjadi pada anaknya. Orang tua yang mempunyai pendidikan tinggi umumnya mengetahui bagaimana tingkat perkembangan anak khususnya untuk perkembangan kepribadian yang baik bagi anak. Berbeda dengan orang tua yang mempunyai latar belakang pendidikan yang rendah. Dalam pengasuhan anak umumnya orang tua kurang memperhatikan tingkat perkembangan anak. Hal ini dikarenakan orang tua yang masih awam dan tidak mengetahui tingkat perkembangan anak serta bagaimana anaknya berkembang dan dalam tahap apa anak pada saat itu.67
Dari penjelasan diatas dapat dimengerti bahwa tumbuh kembang kepribadian anak sangat dipengaruhi oleh cara orang tua dalam pengasuhannya.
66Maunur.”Pengertian Pola Asuh Menurut Para Ahli, Definisi, Contoh, Macam.“ diakses
dari http://maunur1201110010.wordpress.com
67 Hardenny. “ Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak.” Diakses pada 12
(56)
Oleh karena itu, sebaiknya sebagai orang tua hendaknya bijak dalm memberikan pola pengasuhan terhadap anak, agar anak nantinya tumbuh menjadi pribadi baik serta terbuka terhadap orang tua dan cerdas.
(57)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data berupa angka. Kemudian diolah dan dianalisis untuk mendapatkan suatu informasi ilmiah dibalik angka-angka tersebut.68
Sedangkan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survei, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data pokok.69
Adapun desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian inferensial (dalam rangka menguji hipotesis) dan menyadarkan kesimpulan.
B. Ruang Lingkup Penelitian 1.Subjek dan Objek
Subjek penelitian adalah sekelompok orang yang dapat memberikan informasi yang relevan dengan objek yang akan diteliti, yaitu siswa-siswi SMA KH. Dewantoro, Tangerang. Sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah pengaruh pola asuh orang tua yang bekerja terhadap perkembangan kepribadian remaja
68
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), Cet-Ke-2, h. 20.
69
Masri Singarimbung dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 1995), Cet Ke-2, h. 3.
(58)
2. Waktu dan Tempat Peneltian
Penelitian ini dilakukan pada pertengahan bulan April 2014 sampai dengan pertengahan bulan oktober 2014. Adapun lokasi penelitiannya di SMA KH. Dewantoro, Pinang Kota Tangerang. Beralamatkan di jalan KH. Hasyim Ashari KM.9 Pinang Kota Tangerang. Alasan Pemelihan Lokasi ini didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut:
a. Lokasi penelitian yang cukup strategis, mudah dijangkau dan hemat biaya. b. Penulis mudah mengakses data yang dibutuhkan.
c. Status ekonomi di SMA KH. Dewantoro Tangerang menengah kebawah dan mayoritas kedua orang tua bekerja.
C. Metode Penentuan Sampel
Populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian, atau populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.70 Populasi yang dimaksud pada penelitian ini ialah
murid-murid SMA KH. Dewantoro, Tangerang.
Sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.71 Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel
yang digunakan adalah Purposive Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel karena adanya karakteristik sampel sebagai tujuan penelitian.72
70
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan
Aplikasinya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 136.
71
Dr. Bambang Suharjo, Statistika Terapan: Disertai Contoh Aplikasi dengan SPSS,(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013),h.7.
72
(59)
Adapun Kriteria sampel sebagai berikut: 1. Remaja, Laki-laki atau pun Perempuan.
2. Siswa/siswi SMA KH. DEWANTORO, TANGERANG.
3. Siswa/siswi yang memiliki orang tua yang bekerja.
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Dari populasi 140 orang siswa yang ada di SMA KH. Dewantoro Tangerang. Maka jumlah sampel yang diambil berdasarkan Kriteria yang telah ditetapkan sesuai dengan masalah penelitian, hanya 82 orang/sampel yang dijadikan sampel penelitian.
D. Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data yang dibutuhkan guna melengkapi proses penelitian ini, penulis melakukan serangkaian kegiatan yang bersumber dari:
1.Data Primer (Primary Data)
Merupakan data yang diperoleh dari pengumpulan langsung dari lapangan (tidak melalui media perantara), berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Adapun data primer yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: dengan menggunakan Kuesioner/Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Jadi dengan metode kuesioner (angket) ini penulis mengumpulkan sejumlah daftar pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden mengenai pola asuh orang tua yang nantinya akan diberikan kepada masing-masing siswa yang akan diteliti untuk mendapatkan jawaban yang bersifat pribadi, kemudian dari sejumlah
(60)
jawaban tersebut penulis kemukakan dan selanjutnya penulis sajikan dalam penyajian data.
2. Data Sekunder (Secondary Data)
Data Sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Adapun data sekunder yang digunakan oleh penelitin adalah: Riset Kepustakaan. Kepustakaan (Library Research) adalah penelitian yang datanya diambil terutama atau seluruhnya dari kepustakaan (buku, dokumen, artikel, jurnal, internet dan lain sebagainya.
E. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti mencari pengaruh pola asuh orang tua yang bekerja terhadap perkembangan kepribadian remaja di SMA KH. Dewantoro, Tangerang. Dengan variabel sebagai berikut:
1) Variabel Independen (variabel X) : pengaruh pola asuh orang tua yang bekerja.
2) Variabel Dependen (variabel Y) : perkembangan kepribadian remaja.
F. Hipotesis Penelitian
Untuk melakukan uji hipotesis, ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan yaitu merumuskan hipotesis nol (Ho) dan harus disertai pula dengan
hipotesisi alternative (Ha).73 Hipotesis dapat dirumuskan pertanyaan sebagai
berikut:
Ho = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pola asuh orang tua yang bekerja terhadap perkembangan kepribadian remaja.
73
Singgih Sentosa, SPSS: Mengelolah Data Statistik Secara Profesional, (Jakarta: PPM, 2002), Cet Ke- 2, h. 22-23.
(1)
9 10 11 12 13 14 15 16 17
5 5 5 3 4 4 3 4 3
4 5 5 3 3 4 3 4 5
5 5 4 5 3 4 3 4 4
4 4 4 4 4 4 4 3 4
4 4 4 4 4 4 3 4 4
4 5 4 4 4 3 4 3 4
5 5 4 4 5 3 4 3 4
5 5 5 5 1 1 1 4 5
2 4 5 4 2 2 4 4 4
2 4 5 4 2 2 4 4 4
4 5 4 4 2 5 3 4 5
4 5 5 3 3 4 2 4 4
3 4 4 3 4 2 1 3 5
4 5 4 4 3 4 2 3 4
5 5 5 5 5 5 1 5 5
3 5 4 5 3 5 2 3 4
5 5 5 5 4 2 1 5 4
5 5 4 4 4 4 2 4 5
5 5 5 4 4 4 2 4 4
5 5 5 5 1 2 1 4 5
3 4 3 3 4 4 3 5 3
4 3 4 4 3 4 2 3 4
4 5 4 5 2 3 2 4 4
3 4 3 4 2 4 2 5 4
3 4 4 4 2 3 1 4 4
5 5 5 4 5 3 1 5 4
5 5 5 5 4 3 2 4 5
5 5 5 5 5 2 2 4 4
4 5 4 5 5 1 1 5 5
5 4 5 5 5 5 1 5 4
5 5 4 5 4 4 1 5 5
4 5 5 3 3 4 3 4 5
5 5 5 1 4 1 1 5 5
5 5 5 5 4 4 2 4 4
5 5 5 5 4 5 1 5 5
5 5 5 5 3 2 2 5 5
4 5 4 4 4 4 2 4 4
4 4 4 5 4 3 2 3 3
4 3 4 5 3 3 2 4 4
3 5 5 5 5 2 2 4 4
5 5 5 5 4 5 2 4 5
4 5 4 5 4 4 2 5 5
3 4 4 3 4 2 1 3 5
4 5 5 4 5 5 1 5 5
5 5 5 5 5 1 3 5 5
4 5 3 4 3 3 3 3 4
(2)
5 2 4 3 4 4 3 4 3
4 4 4 3 2 3 3 4 4
5 5 4 4 3 3 1 4 5
4 1 5 5 1 2 1 4 3
3 5 4 4 3 4 2 4 4
4 1 5 5 1 2 1 4 3
3 5 4 4 3 4 2 5 5
4 4 4 4 2 2 2 4 4
5 5 4 4 4 3 3 4 4
4 5 5 5 3 3 2 4 4
4 4 4 4 2 2 2 4 4
4 3 4 5 3 3 2 4 4
5 5 4 4 4 3 3 4 4
4 4 3 3 4 4 2 4 4
5 3 4 5 2 4 1 4 5
4 4 3 4 3 3 3 3 3
5 5 4 4 3 3 1 4 4
5 5 5 4 5 5 1 4 5
5 4 5 4 4 2 1 4 4
5 5 5 5 4 4 2 4 5
5 5 4 5 4 2 1 4 5
5 5 5 4 4 4 3 4 3
5 4 5 5 5 2 2 5 4
5 5 5 5 3 3 2 4 4
5 5 5 5 1 1 1 5 5
4 4 3 3 2 4 1 4 4
5 4 5 5 5 2 3 5 4
4 5 4 5 3 5 3 5 4
4 5 4 5 4 4 4 4 4
5 5 4 5 5 2 2 4 4
5 4 4 5 4 4 5 4 4
5 5 5 5 5 5 1 5 5
4 5 3 4 3 3 3 3 4
5 5 5 4 5 3 1 5 4
5 5 5 5 5 1 3 5 5
0.287803 0.436901 0.506932 0.344947 0.309428 0.26298 0.240478 0.370976 0.431464
0.22 0.22 0.22 0.22 0.22 0.22 0.22 0.22 0.22
(3)
3 4 5 4 4 4 4 4 4
3 4 5 5 4 5 5 5 2
3 3 4 3 4 3 4 4 3
3 4 4 4 3 3 3 3 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 5 4 4 4 5 4 4
4 4 5 5 4 4 5 4 4
5 2 5 5 5 3 5 3 5
3 4 5 4 5 5 4 5 5
4 5 5 4 5 5 4 5 5
4 4 4 3 3 1 4 4 4
5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 3 4 4 3 5 4 5 2
4 4 4 4 3 3 4 5 4
5 5 5 5 5 5 5 5 5
3 3 5 4 3 3 3 3 5
5 5 5 4 5 3 5 5 5
4 5 5 5 5 4 5 5 5
4 4 4 5 4 4 4 4 4
5 5 3 4 5 5 4 4 1
3 4 4 4 4 4 5 5 5
3 4 4 4 4 3 4 4 3
3 4 4 4 4 4 4 3 4
4 4 4 4 3 4 5 4 5
4 4 4 4 4 3 3 3 3
4 5 5 5 4 5 4 4 4
3 4 5 4 4 4 4 5 5
2 5 5 5 3 3 5 5 5
3 4 4 4 4 3 5 5 4
1 5 5 4 4 3 5 5 3
4 5 5 5 5 4 4 5 4
3 4 5 5 4 5 5 5 2
5 5 5 5 4 5 5 3 4
4 5 5 4 4 5 5 5 5
4 4 4 5 4 4 4 5 5
5 5 5 5 4 2 4 2 5
3 4 4 4 3 3 4 3 4
3 4 5 4 3 3 3 3 4
5 4 4 4 4 4 3 3 3
4 4 5 4 4 4 3 4 4
4 5 5 5 4 4 5 4 4
3 5 5 4 4 5 5 4 4
4 3 4 4 3 5 4 5 2
3 5 5 3 5 5 3 4 5
3 5 5 5 5 5 5 5 4
(4)
3 3 4 3 4 4 4 4 3
4 4 5 4 4 4 4 4 4
2 5 5 4 4 4 4 5 4
3 4 5 5 4 2 4 3 4
3 4 4 4 4 3 4 4 4
3 4 5 5 4 2 4 3 4
3 4 4 4 4 3 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 3
4 4 4 4 4 3 4 3 4
5 5 5 4 4 5 5 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 3
5 4 4 4 4 4 3 3 3
4 4 4 4 4 3 4 4 4
4 4 5 4 3 5 4 3 4
4 5 3 4 4 3 5 3 4
3 3 4 4 4 4 4 4 4
4 4 5 2 2 3 4 2 3
2 5 5 5 5 5 5 5 5
1 1 5 5 4 5 3 1 5
4 4 5 5 4 3 5 4 5
4 5 5 4 4 4 5 4 5
5 5 5 4 4 3 5 4 4
5 5 5 5 4 5 5 4 5
4 5 5 5 4 4 4 3 4
5 5 5 5 5 1 1 5 5
4 4 4 4 4 3 4 4 4
5 5 5 5 4 5 5 5 4
5 5 5 4 3 5 5 5 4
4 4 4 4 4 5 5 4 5
4 4 5 5 5 3 4 5 4
4 4 5 5 4 4 5 5 5
5 5 5 5 5 3 5 5 5
3 3 5 4 3 3 4 4 4
4 5 5 5 4 5 4 4 4
3 5 5 5 5 5 5 5 4
0.25318 0.446053 0.313382 0.282669 0.468803 0.322042 0.407261 0.274371 0.334933
0.22 0.22 0.22 0.22 0.22 0.22 0.22 0.22 0.22
(5)
3 105
3 106
3 101
3 99
2 104
4 104
4 110
5 107
5 106
5 108
3 95
5 114
1 92
3 97
5 128
4 97
2 112
4 112
3 106
4 105
4 104
2 93
3 97
2 102
3 87
3 107
4 115
3 107
4 102
1 103
5 117
3 106
3 104
5 123
5 117
5 111
3 97
4 96
3 99
5 110
4 117
3 109
1 92
4 116
3 116
(6)
4 97
4 100
3 103
3 87
4 103
3 87
4 105
3 98
3 97
4 107
3 98
3 99
3 99
3 94
2 100
3 94
3 95
3 111
5 97
3 112
4 111
3 112
5 113
4 112
5 111
3 89
4 85
3 82
4 81
4 79
5 85
3 121
4 97
3 107
3 116
0.309324 0.22 Valid