Pengertian Program Akselerasi Program Akselerasi

79 5 Penciptaan iklim dan suasana kompetitif, kooperatif, dan kondusif. 34 Jika mengacu pada alat dan teknik di atas dan menghubungkan dengan program akselerasi, maka kita menggunakan alat dan teknik “gugah pikiran” mengoptimalkan potensi siswa istimewa dengan baik yang merupakan aset bangsa dengan membuka program akselerasi. Alat dan teknik peningkatan mutu jika tersedia secara memadai dan tepat dalam penggunaannya maka pencapaian keberhasilan mutu akan tercapai. Mutu dimaksud adalah tersedianya seluruh sumber daya pendidikan, baiknya manajemen sekolah dan bermutu lulusan yang dihasilkan, yang tidak terlepas dari proses infut, proses pembelajaran dan proses output yang menghasilkan siswa berprestasi.

2. Program Akselerasi

a. Pengertian Program Akselerasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia program ialah “Rancangan rencana kegiatan mengenai asas-asas, serta usaha-usaha yang akan dijalankan”. 35 Pengertian tersebut sudah terlihat adanya unsur-unsur pengelolaan atau manajemen dalam suatu program yang merupakan serangkaian kegiatan dalam bentuk program yang dilaksanakan secara bertahap dengan menyusun terlebih dahulu suatu rancangan rencana, asas-asas dan usaha-usaha untuk dimplementasikan di lapangan. Akselerasi diambil dari kata bahasa Inggris yaitu “Accelerated” bila diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia berarti yang dipercepat”. 36 Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, 34 Indra Djati Sidi, Menuju Masyarakat Belajar: Menggagas Paradigma Baru Pendidikan , Jakarta: Paramadina PT. Legoso Wacana Ilmu, 2001, Cet. I, hlm. 74-75. 35 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002, Cet. II, Edisi Ke-3, hlm. 897. 36 John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta: PT. Gramedia, 1996s, Cet. XXII, hlm. 5. 80 Akselerasi diartikan “Proses mempercepat”. 37 Akselerasi dapat dilakukan jika adanya suatu objek, dalam hal ini objeknya adalah belajar, yaitu menjadi percepatan belajar Accelerated Learning. “Accelerated Learning” adalah “Cara belajar yang alamiah. Akarnya telah tertanam semenjak zaman kuno”. 38 Ini berarti model pembelajaran akselerasi dilakukan secara alamiah sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kemampuan anak, dan pembelajaran akselerasi learning sudah dilakukan sejak zaman dahulu sebagai suatu gerakan modern yang mendobrak metodologi pembelajaran dan pelatihan yang dikemas dalam sebuah program pendidikan. Ketika kata ini digunakan dalam dunia kependidikan maka dikenal dengan istilah program akselerasi. Program ini sendiri ditujukan kepada peserta didik yang memiliki kecerdasan di atas rata- rata. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, program akselerasi diartikan “Seperangkat kegiatan kependidikan yang diatur sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan oleh anak didik dalam waktu yang lebih singkat dari biasanya”. 39 Program ini berisikan seperangkat kegiatan kependidikan yang telah dirancang khusus untuk peserta didik yang memiliki kemampuan dan kecerdasan tinggi dibandingkan dengan siswa lainnya, sehingga proses pembelajaran dapat diselesaikan dalam waktu yang lebih cepat. Depdiknas mendefinisikan bahwa program akselerasi adalah “Program layanan belajar diperuntukan bagi siswa yang diidentifikasikan memiliki ciri-ciri keberbakatan intelektual dan program ini dirancang khusus untuk dapat menyelesaikan program belajar lebih cepat dari waktu yang telah ditetapkan”. 40 37 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia…, hlm. 22. 38 Dave Meier, The Accelerated Learning Hand Book: Panduan Kreatif Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan, Bandung : Kaifa, 2003, Cet. III, hlm. 49. 39 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia..., hlm. 897. 40 Depdiknas, Isu-Isu Pendidikan: Lima Isu Pendidikan Triwulan Kedua…,hlm. 87. 81 Jadi jelas bahwa program pembelajaran akselerasi berisikan seperangkat kegiatan pelayanan pendidikan yang dirancang khusus dan diperuntukan bagi siswa yang memiliki keberbakatan istimewa dengan kecerdasan dan kemampuan serta bakat dan minat luar biasa dibandingkan dengan siswa lain siswa biasa, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat diselesaikan dalam waktu yang lebih cepat dan singkat. Karena program ini diberikan kepada siswa yang memiliki potensi kecerdasan tinggi, dan bakat istimewa, maka pihak sekolah gurutenaga kependidikan harus mengetahui, mengamati dan menseleksi ciri dari siswa tersebut, hal ini dilakukan agar penyelenggaraan program akselerasi diberikan tepat sasaran kepada siswa yang benar-benar memiliki potensi kecerdasan tinggi dan bakat istimewa. Menurut Renzulli, Reis, dan Smith, menjelaskan bahwa “Keberbakatan menunjukan pada adanya keterkaitan antara tiga kelompok ciri cluster yaitu kemampuan umum, kreativitas, dan tanggung jawab terhadap tugas task commitment di atas rata-rata”. 41 Dengan menggunakan konsep keberbakatan dari Renzulli, Reis dan Smith, di atas dengan disesuaikan dengan kondisi yang ingin dikembangkan oleh pihak sekolah maka definisi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan tinggi dan bakat istimewa dalam program akselerasi adalah: Mereka yang oleh psikolog danatau guru diidentifikasi sebagai peserta didik yang telah mencapai prestasi memuaskan, dan memiliki kemampuan intelektual umum yang berfungsi pada taraf cerdas, kreativitas yang memadai, dan keterikatan terhadap tugas yang tergolong baik”. 42 41 Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan Belajar SD, SMP, dan SMA: Satu Model Pelayanan Pendidikan Bagi Peserta Didik yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan Bakat Istimewa, Jakarta: Balibang Diknas, 2003, hlm. 14. 42 Depdiknas, Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan Belaja SD, SMP, dan SMA: Satu Model Pelayanan Pendidikan Bagi Peserta Didik yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan Bakat Istimewa…, hlm. 14. 82 Sedangkan U.S Office of Education, sebagaimana dikutip Utami Munandar, mendefinisikan bahwa siswa istimewa dan berbakat adalah: Mereka yang oleh orang-orang profesional diidentifikasi sebagai anak yang mampu mencapai prestasi yang tinggi karena mempunyai kemampuan-kemampuan yang unggul, anak-anak tersebut memerlukan program pendidikan yang berdiferensiasi danatau pelayanan di luar jangkauan program sekolah biasa, agar dapat merealisasikan sumbangan mereka terhadap masyarakat maupun untuk pengembangan diri sendiri. Kemampuan-kemampuan tersebut baik secara potensial maupun yang telah nyata, meliputi kemampuan intelektual umum, kemampuan akademik khusus, kemampuan berfikir kreatif-produktif, kemampuan memimpin, kemampuan dalam salah satu bidang seni, dan kemampuan psikomotor seperti olah raga. 43 Untuk mendapatkan peserta didik yang tergolong berbakat seperti yang disebutkan dalam definisi di atas, Departemen Pendidikan Nasional, menyebutkan 14 ciri-ciri keberbakatan yang telah memiliki korelasi yang signifikan dengan kemampuan umum, kreativitas dan tanggung jawab terhadap tugas yaitu: 1 Lancar berbahasa mampu mengutarakan pemikirannya. 2 Memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap ilmu pengetahuan. 3 Memiliki kemampuan yang tinggi dalam berpikir logis dan kritis. 4 Mau belajarbekerja secara mandiri. 5 Ulet menghadapi kesulitan tidak lekas putus asa. 6 Mempunyai tujuan yang jelas dalam tiap kegiatan atau perbuatannya. 7 Cermat atau teliti dalam mengamati. 8 Memiliki kemampuan memikirkan beberapa macam pemecahan masalah. 9 Mempunyai minat luas. 10 Mempunyai daya imajinasi yang tinggi. 11 Belajar dengan mudah dan cepat. 12 Mampu mengemukakan dan mempertahankan pendapat. 13 Mampu berkonsentrasi. 43 Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak berbakat, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004, Cet. II, hlm. 23. 83 14 Tidak memerlukan dorongan motivasi dari luar. 44 Selain Depdiknas, Balitbanmg Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, sebagaimana dikutif Rahmi Nurrahmah, secara rinci mengidentifikasi ciri-ciri siswa berpotensi tinggi dan berbakat istimewa yaitu: 1 Memiliki cirri-ciri belajar, antara lain; mudah menangkap pelajaran, mempunyai ingatan yang baik, perbendaharaan kata yang luas, penalaran tajam, berfikir kritis, logis, sering membaca buku bermutu, dan mempunyai rasa ingin tahu yang bersifat intelektual. 2 Memiliki cirri-ciri tanggung jawab terhadap tugas, antara lain; tekun terhadap tugas, ulet menghadapi kesulitan, mampu bekerja sendiri, tanpa bantuan orang lain, ingin berprestasi sebaik mungkin, senang dan rajin belajar, penuh semangat, dan bosan dengan tugas-tugas yang rutin. 3 Memiliki kreativitas, antara lain; bersifat ingin tahu, sering mengajukan pertanyaan yang baik, memberikan banyak gagasan dan usulan-usulan terhadap suatu masalah, mampu menyatakan pendapat secara spontan tanpa malu-malu, tidak mudah terpengaruh pendapat orang lain, dan mampu mengajukan gagasan pendapat yang berbeda dengan orang lain. 4 Memiliki cirri-ciri kepribadian, antara lain; disenangi oleh teman sekolah, dipilih menjadi pimpinan, dapat bekerja sama, dapat mempengaruhi teman-teman, banyak mempunyai inisiatif, dan percaya pada diri sendiri. 45 Siswa berpotensi tingi dan berbakat istimewa merupakan aset pembangunan nasional yang luar biasa, untuk itu diperlukan kesadaran akan pentingnya pembinaan dan pengembangan siswa yang memiliki kemampuan, kecerdasan tinggi, dan bakat istimewa secara optimal melalui pelayanan pendidikan program akselerasi. Karena pada dasarnya tujuan program akselerasi diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan siswa yang memiliki potensi akademik dan bakat istimewa yang merupakan bagian dari kebutuhan sekolah. Sebaliknya jika siswa 44 Depdiknas, Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan Belajar SD, SMP, dan SMA: Satu Model Pelayanan Pendidikan Bagi Peserta Didik yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan Bakat Istimewa ..., hlm. 15. 45 Rahmi Nurahmah, Metodologi Pembelajaran Pada Program Akselerasi di SLTP Islam Al-Azhar 1 Kebayoran Baru Jakarta Selatan, Jakarta: Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta, 2005, hlm. 14-15. 84 tersebut mendapatkan pelayanan pendidikan yang tidak sesuai dengan potensi tingkat kecerdasan, kemampuan, dan bakat serta minat yang dimilikinya, maka mereka tidak dapat mengoptimalkan potensinya dengan baik, atau bahkan mereka bias menjadi anak yang bermasalah mengalami kesulitan belajar lebih dari itu mereka dapat menggangu teman-teman dalam kegiatan belajar mengajar. Persoalan yang perlu dipecahkan dalam kaitannya dengan upaya peningkatan mutu pendidikan bagi siswa berpotensi tinggi dan bakat istimewa adalah perlunya diciptakan sekolah unggulan, yang didalamnya terdapat berbagai program pelayanan pendidikian sesuai dengan potensi kecerdasan, bakat, minat serta kebutuhan siswa, sehigga potensi merka dapat dipotimalkan dengan baik. Syaripudin, mendefinisikan sekolah unggulan adalah “Sekolah yang efektif mampu mencapai tujuan dan efisien menggunakan sumberdaya dengan hemat untuk mencapai tujuan dengan menjanjikan lulusan yang terbaik, dalam keunggulannya secara kompetitif dan komparatif”. 46 Lebih jelas, Departemen Pendidikan nasional mendefinisikan bahwa sekolah unggulan pada hakikatnya adalah “Sekolah yang membekali proses belajar mengajar yang bermutu kepada siswa dengan kurikulum yang bermutu pula”. 47 Lebih lanjut Depdiknas, menyebutkan dimensi-dimensi sekolah unggulan yaitu: 2. Masukan input, intake berupa siswa yang diseleksi secara ketat dengan mengunakan kriteria tertentu dan prosedur yang dapat dipertanggungjawabkan. 3. Sarana dan prasarana yang menunjang guna memenuhi kebutuhan belajar siswa seta dapat menyalurkan minat dan bakat, baik dalam kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler. 4. Lingkungan belajar yang kondusif untuk terwujud dan berkembangnya potensi keunggulan menjadi keunggulan yang nyata, baik lingkungan dalam arti fisik maupun sosial-psikologi. 46 Syaripudin, Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pendidikan Konsep, Strategi, dan Aplikasi..., hlm. 95. 47 Departemen Pendidikan Nasional, Isu-isu Pendidikan di Indonesia: Enam Isu Pendidikan Triwulan Ketiga, Jakarta: Balitbang Diknas, 2004, hlm. 102. 85 5. Guru dan tenaga kependidikan yang menanganinya harus gurutenaga kependidikan yang terpilih mutunya, baik dari segi penguasaan mata pelajaran, penguasaan metode mengajar, maupun komitmen dalam menjalankan tugas. 6. Kurikulum yang diperkaya. 7. Rentang waktu belajar di sekolah lebih panjanglebih lama dibandingkan dengan sekolah lain. 8. Proses belajar mengajar yang berkualitas dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkanaccountable kepada siswa, lembaga dan masyarakat. 9. Nilai lebih plus dari sekolah unggul terletak pada perlakuan tambahan di luar kurikulum nasional melalui pengembangan materi kurikulum, program pengayaan dan perluasan serta percepatan, pengajaran remedial, pelayanan bimbingan dan penyuluhankonseling yang berkualitas, pembinaan kreativitas, dan disiplin, sistem asrama dan kegiatan ekstrakurikuler lainnya. 10. Pembinaan kemampuan kepemimpinannya leadership yang menyatu dalam keseluruhan sistem pembinaan siswa dan melalui praktek langsung dalam kehidupan sehari-hari, bukan sebagai materi pelajaran. 11. Sekolah unggulan merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional. 12. Sekolah unggul diproyeksikan untuk menjadi pusat keunggulan agent of excellence bagi sekolah di sekitarnya. 48 Dengan demikian siswa yang diperkenankan belajar pada program unggulan harus memiliki kriteria tertentu seperti prestasi belajar siswa yang superior berupa angka laport, nilai ujian nasional UN, dan hasil tes prestasi akademik lainnya, skor psiko-tes yang meliputi intelegensi dan kreativitas, tes fisik dengan baik keterangan sehat dari dokter. Selain itu perlu diberikan pula insentif tambahan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya baik berupa uang maupun fasilitas lainnya. Kurikulum yang digunakan harus berpegang pada kurikulum nasional yang standar dan sekolah perlu mengimprovisasi kurikulum secara maksimal sesuai dengan tuntutan kecepatan dan motivasi belajar siswa lebih tinggi dibandingkan dengan siswa seusianya. Selain itu sekolah perlu menyediakan sarana dan prasarana 48 Depdiknas, Isu-isu Pendidikan: Enam Isu Pendidikan Triwulan Ketiga..., hlm. 103- 104. 86 penunjang seperti perpustakaan, labolatorium IPA, Bahasa, komputer, kebutuhan olagraga, kebutuhan kesenian berbagai peralatan praktek dan lain sebagainya. Dengan mengacu pada sekolah unggulan yang dijelaskan di atas. Salah satu bentuk program yang dapat menampung siswa berpotensi tinggi dan berbakat istimewa adalah program percepatan belajar program akselerasi, dimana program tersebut hanya diberikan kepada siswa yang memiliki potensi kecerdasan tinggi dan bakat istimewa. Hal ini dilakukan tidak lain dalam rangkaka mengoptimalkan potensi siswa, meningkatkan hasil prestasi belajar, baik prestasi akademik berupa nilai hasil belajar, maupun prestasi non akademik berupa keterampilan hidup.

b. Bentuk Program Akselerasi