Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan

72 dan kemampuan non akademik. Kemampuan akademik berupa nilai hasil belajar yang diukur secara kuantitatif seperti nilai ulangan umum, UAS, UAN, karya ilmiah, dan lain-lain. Sedangkan kemampuan non akademik yaitu berupa keterampilan hidup life skill. 21 Departemen Pendidikan Nasional, menyebutkan prestasi non akademik meliputi “Keimanan dan ketakwaan kepada Than Yang Maha Esa, kejujuran, kesopanan, olahraga, kesenian, keterampilan, kejujuran, dan kegiatan- kegiatan ekstrakurikuler lainnya”. 22 Berdasarkan penjelasan di atas, penulis berpendapat bahwa mutu pendidikan adalah kegiatan pendidikan yang memenuhi standar kualifikasi baik standar input pendidikan, proses kegiatan belajar mengajar maupun proses output pendidikan yang terbentuk dalam kemampuan siswa baik kemampuan akademik berupa prestasi hasil belajar siswa dan kemampuan non akademik berupa keterampilan hidup siswa yang berhubungan dengan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik yang terbentuk dalam prilaku kepribadian siswa.

2. Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan

Strategi peningkatan mutu pendidikan merupakan hal yang sangat penting dilakukan agar rencana pencapaian tujuan sebuah program pendidikan berjalan dengan baik, terarah, terencana dan tepat sasaran. Dalam hal ini Lewis dan Smith, menyebutkan strategi dalam konteks organisasi adalah “Kerangka kerja yang menentukan pilihan, dasar, dan arah suatu organisasi dengan esensi menentukan suatu yang benar untuk dilakukan”. 23 Dimaksud dari definisi di atas bahwa kita harus mencari dan menerapkan strategi yang tepat terhadap 21 Arief, Reformulasi Pendidikan Islam..., hlm. 24-25. 22 Departemen Pendidikan Nasional, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah , Jakarta: Balitbang, 2001, hlm. 26. 23 Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pendidikan Konsep, Strategi, dan Aplikasi , Jakarta : PT. Grsindo, 2002, hlm. 31. 73 permasalahan yang dihadapi dalam hal ini masalah-masalah pendidikan. Strategi peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Armai Arief, mengatakan terdapat dua strategi dan tiga faktor dalam upaya peningkatan mutu pendidikan yaitu: 1. Peningkatan mutu pendidikan yang berorientasi terhadap kemampuan prestasi akademis untuk memberi dasar minimal yang harus ditempuh mencapai mutu pendidikan yang dipersyaratkan oleh tuntunan zaman dan kebutuhan masyarakat. 2. Peningkatan mutu yang berorientasi terhadap kemampuan prestasi non akademis, khususnya keterampilan hidup life skill. 24 Sedangkan faktor peningkatan mutu pendidikan dilakukan dengan cara yaitu: 1 Membentuk sistem pendidikan yang mantap 2 Kompetensi profesionalisme guru 3 Anggaran pendidikan yang memadai. 25 Selain strategi di atas mutu pendidikan juga dapat ditingkatkan melalui berbagai cara yaitu: 1 Meningkatkan ukuran prestasi akademik melalui ujian nasional atau ujian daerah yang menyangkut kompetensi dan pengetahuan, memperbaiki tes bakat Scholars tic Aptitude Tes, stratifikasi kompetensi dan profile portfolio portfolio profile 2 Membentuk kelompok sebaya untuk meningkatkan gairah pembelajaran melalui belajar secara kooperatif cooperative learning 3 Menciptakan kesempatan baru di sekolah dengan mengubah jam sekolah menjadi pusat belajar sepanjang hari dan tetap membuka sekolah pada jam-jam libur 4 Meningkatkan pemahaman dan penghargaan belajar melalui penguasaan materi mastery learning, dan penghargaan atas pencapaian prestasi akademik. 5 Membantu siswa memperoleh pekerjaan dengan menawarkan kursus-kursus yang berkaitan dengan keterampilan memperoleh pekerjaan, bertindak sebagai sumber kontak informasi tenaga kerja, 24 Arief, Reformulasi Pendidikan Islm..., h. 24-25. 25 Arief, Reformulasi Pendidikan Islm..., hlm. 30-35. 74 membimbing siswa menilai pekerjaan-pekerjaan, membimbing siswa membuat daftar riwayat hidupnya dan mengembangkan portfolio pencarian pekerjaan. 26 Dengan demikian upaya dalam peningkatan mutu pendidikan salah satunya data dilakuakan dengan membentuk sistem pendidikan yang mantap yang memberikan layanan pendidikan sesuai dengan kebutuhan siswa yang disesuaikan dengan potensi bakat dan minat yang dimiliki siswa, terlebih didasarkan pada tuntutan zaman, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan budaya sosial masyarakat. Selain itu dengan dibentuknya sistem pendidikan yang mantap, maka akan disediakannya berbagai kebutuhan sumber daya pendidikan dimulai guru profesional, dana yang cukup, manajemen yang baik dan lain sebagainya. Strategi yang lain dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan menerapkan Total Quality Management TQM, TQM dalam pendidikan merupakan filosofis perbaikan mutu secara terus menerus di mana lembaga pendidikan menyediakan seperangkat sarana atau alat untuk memenuhi bahkan melampaui kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan saat ini dan di masa mendatang. 27 TQM juga bertujuan memberikan kepuasan terhadap kebutuhan pelanggan seefesien mungkin”. 28 Lebih jelas Sallis, berpendapat bahwa Total Quality Management atau manajemen mutu terpadu berarti menjamin mutu dan standar dalam pendidikan, memberikan suatu filosofis sebagai suatu perangkat alat untuk meningkatkan kualitas dengan mengutamakan minat dan kebutuhan pelanggan”. 29 Jelasnya manajemen mutu terpadu menyediakan sumber daya pendidikan dalam 26 Nurkolis, Manajemen Berbasis Sekolah Teori Model dan Aplikasi, Jakarta: PT Grasindo, 2003, Cet. II, hlm. 78-79. 27 Nurkolis, Manajemen Berbasis Sekolah Teori Model dan Aplikasi..., hlm. 79. 28 Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pendidikan Konsep, Strategi, dan Aplikasi..., hlm. 23. 29 Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pendidikan Konsep, Strategi, dan Aplikasi..., hlm. 24. 75 rangka menciptakan mutu secara menyeluruh baik unsur input, proses maupun output dalam pendidikan secara terus menerus. Selain penerapan TQM, peningkatan mutu pendidikan dapat pula dilakukan dengan penerapan manajemen berbasis sekolah MBS yang kini menggejala di seluruh pelosok dunia, terlebih di Indonesia. Manajemen berbasis sekolah merupakan manajemen yang tahu akan kebutuhan dan permasalahan yang terjadi di sekolah. Melalui MBS sekolah memiliki kewenangan dalam pengambilan keputusan yang terkait langsung dengan kebutuhan sekolah. 30 Karena esensi manajemen berbasis sekolah adalah “Terletak pada otonomi dan pengambilan keputusan partisipasi untuk pencapaian sasaran mutu pendidikansekolah”. 31 Dengan diterapkannya manajemen berbasis sekolah, lembaga pendidikan memiliki kewenangan lebih besar dalam pengelolaan lembaganya, pengambilan keputusan secara partisipatif dengan mengikutsertakan peran masyarakat sebesar-besarnya sehingga terbentuk lembaga pendidikan yang harmonis antara dukungan orang tua, masyarakat dan pemerintah secara berkesinambungan sesuai harapan bersama. Dari berbagai strategi di atas, penulis menyimpulkan bahwa dalam upaya peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan berbagi strategi, tergantung masalah apa yang dihadapi dan seberapa besar kekuatan dan kemampuan organisasi lembaga pendidikan dalam menyelesaikan masalahnya. Dengan mengacu pada strategi di atas misalnya manajemen berbasis sekolah lembaga pendidikan dapat menciptakan pelayanan program pendidikan sesuai kebutuhan siswa. Dalam hal ini penyelenggaraan program akselerasi percepatan belajar dapat 30 Departemen Pendidikan Nasional, Isu-Isu Pendidikan di Indonesia: Lima isu Pendidikan Triwulan Kedua, Jakarta: Balitbang Diknas, 2004, hlm. 29. 31 Depdiknas, Isu-Isu Pendidikan di Indonesia: Lima isu Pendidikan Triwulan Kedua..., hlm. 33. 76 dilaksanakan dengan baik dengan mengacu pada MBS memenuhi kebutuhan siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa sehingga potensi mereka dapat dioptimalkan dengan baik dimaksud meningkatkan prestasi belajar mereka yang merupakan bagian dari kebutuhan sekolah, berguna bagi dirinya, masyarakat dan negara.

3. Alat dan Teknik Peningkatan Mutu Pendidikan