Hikmah Zakat Nilai Pendidikan Zakat

8. Mendidik manusia untuk berdisiplin menunaikan kewajiban dan menyerahkan hak orang lain yang ada padanya. Tujuan lain dari zakat adalah sarana pembelajaran bagi seorang manusia untuk selalu disiplin dalam menunaikan kewajibannya yaitu zakat. Selain dapat mendidik manusia untuk disiplin menunaikan kewajibannya, zakat pun dapat mendidik manusia untuk disiplin pula dalam hal menyerahkan hak orang lain yang ada pada dirinya, baik itu berupa zakat ataupun yang lainnya. Dari hal ini saja kita dapat memahami bahwa zakat mampu memberikan dampak positif dalam kehidupan yang dapat berguna bagi kehidupan manusia. 9. Sarana pemerataan pendapatan rezeki untuk mencapai keadilan sosial. 19 Selain tujuan-tujuan yang telah disebutkan masih ada lagi tujuan dari diwajibkannya zakat, yaitu sebagai sarana pemerataan pendapatan rezeki untuk mencapai keadilan sosial. Dengan dijadikannya hal ini sebagai tujuan zakat, maka kita dapat memahami bahwa Islam bukan agama yang diskriminatif malainkan agama yang mencintai keadilan dalam setiap sendi kehidupan.

c. Hikmah Zakat

Zakat sebagai lembaga Islam mengandung hikmah makna yang dalam atau manfaat yang bersifat rohani dan filosofis. Adapun hikmah zakat itu adalah sebagai berikut: 1. Zakat menjaga dan memelihara harta dari incaran mata dan tangan para pendosa dan pencuri. Hikmah zakat yang pertama yaitu menjaga dan memelihara harta dari para pendosa dan pencuri, sehingga kehidupan di lingkungan masyarakat menjadi tentram tanpa ada rasa ketakutan dan kekhawatiran menjaga harta mereka. 19 Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam; Zakat dan Wakaf, Jakarta: UI-Press, 1988, Cet. I, h. 40. 2. Zakat merupakan pertolongan bagi orang-orang fakir dan orang- orang yang sangat memerlukan bantuan. Dari hikmah zakat pada point kedua di antaranya menolong, membantu dan membina kaum dhu’afa orang yang lemah secara ekonomi maupun mustahiq lainnya ke arah kehidupannya yang lebih baik dan lebih sejahtera, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan layak, dapat beribadah kepada Allah swt, terhindar dari bahaya kekufuran, sekaligus memberantas sifat iri, dengki dan hasad yang mungkin timbul ketika mereka orang- orang fakir miskin melihat orang kaya yang berkecukupan hidupnya tidak memedulikan mereka. 3. Zakat menyucikan jiwa dari penyakit kikir dan bakhil. Ia juga melatih seorang mukmin untuk bersifat pemberi dan dermawan. Diantara hikmah zakat selanjutnya menghilangkan sifat kikir dan rakus, menumbuhkan ketenangan hidup sekaligus mengembangkan hartanya dan investasi amal kita di akhirat. 4. Zakat diwajibkan sebagai ungkapan syukur atas nikmat harta yang telah dititipkan kepada seseorang. 20 Hikmah zakat selanjutnya pada point keempat ialah perwujudan iman kepada Allah swt, mensyukuri nikmat-Nya, menumbuhkan akhlak mulia dengan memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi. Bahkan di balik itu tersimpan hikmah atau dampak yang sangat besar bagi si pemberi muzakki maupun bagi si penerima mustahiq. Di antara hikmah dan dampaknya adalah sebagai berikut: Pertama, sebagai perwujudan keimanan kepada Allah swt, ungkapan rasa syukur atas nikmat-Nya, alat menumbuhkan akhlak mulia dengan rasa kemanusiaan yang tinggi, alat menghilangkan sifat-sifat kikir, rakus, materialistis, untuk menenangkan hidup dan cara membersihkan dan mengembangkan harta yang dimiliki. Kedua, karena zakat merupakan hak mustahiq, maka zakat berfungsi untuk menolong, membantu dan membina mereka terutama fakir miskin, ke arah kehidupan yang lebih baik dan lebih sejahtera, sehingga mereka 20 Wahbah al-Zuhayly, Zakat: Kajian Berbagai Mazhab..., hal. 86-88. dapat memenuhi kebutuhan kebutuhan hidupnya dengan layak, dapat beribadah kepada Allah swt. Ketiga, sebagai pilar amal bersama antara orang-orang kaya yang berkecukupan hidupnya dan para mujtahid yang seluruh waktunya digunakan untuk berjihad di jalan Allah, yang karena kesibukannya tersebut, ia tidak memiliki waktu dan kesempatan untuk berusaha dan berikhtiar bagi kepentingan nafkah diri dan keluarganya. Keempat, sebagai salah satu sumber dana bagi pembangunan sarana maupun prasarana yang harus dimiliki umat Islam. Kelima, untuk memasyarakatkan etika bisnis yang benar, sebab zakat itu bukanlah membersihkan harta yang kotor, akan tetapi mengeluarkan bagian dari hak orang lain dari harta kita yang kita usahakan dengan baik dan benar. Keenam, dari sisi pembangunan kesejahteraan umat, zakat merupakan salah satu instrumen pemerataan pendapatan. 21 hikmah-hikmah zakat yang telah disebutkan di atas sesuai dengan sabda Nabi yang menyatakan bahwa “Allah tidak menerima keimanan kecuali dengan menunaikan zakat bagi yang diwajibkan, dan tidak sempurna keimanan orang yang tidak mau mengeluarkan zakat dari sebagian hartanya.” 22 Hikmah zakat sebagai pembersih harta pun sudah Allah abadikan di dalam Al- Qur’an surat at-Taubah ayat 9. Oleh karena itu, pembudayaan zakat merupakan hal yang sangat penting karena sangat memberikan dampak positif dalam kehidupan, baik bagi si muzakki, mustahiq, dan lingkungan. Berdasarkan seluruh hikmah-hikmah zakat tersebut penulis berpendapat bahwa terdapat nilai-nilai yang berguna bagi umat muslim, diantaranya: 1. Berkembangnya sifat-sifat terpuji dalam diri muzakki pemberi zakat yang berguna bagi lingkungan. 2. Menjadi media silaturrahmi dan sarana pembersihan jiwa dan harta. 3. Penghancur jurang pemisah antara si kaya dan si miskin. 21 Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani, 2002, h. 10-14. 22 As-Syeikh Muhammad Nawawi Al-Bantaniy, Tanqiihul Qoul, Jeddah: Haromain, t.t h. 27. Untuk menjadikan zakat sebagai alat komunikasi dalam kehidupan antar umat muslim, sepantasnya dilakukan pendekatan-pendekatan yang bersifat pendidikan. Agar dapat lebih memahami arti pentingnya ibadah zakat. Akan tetap masih banyak orang yang menganggap remeh masalah zakat ini. Oleh karena itu, untuk pembudayaan zakat ini diperlukan pendekatan-pendekatan agar zakat dapat membudaya dikalangan masyarakat. Salah satu pendekatannya adalah pendekatan tarhib ancaman atau intimidasi melalui hukuman yang disebabkan oleh terlaksananya sebuah dosa, kesalahan, atau perbuatan yang telah dilarang Allah. Pendekatan tarhib ini dapat digunakan secara umum maupun khusus. Yang dimaksud secara umum adalah setiap lapisan masyarakat dalam mengeluarkan zakat. Hal ini dimaksudkan agar mereka lebih menyadari arti penting ibadah zakat. Sedangkan yang dimaksud secara khusus adalah dibatasi kepada orang-orang yang tidak mengeluarkan zakat. Hal ini ditujukan agar mereka menjadi takut terhadap hukum Allah dan siksaan yang Allah siapkan bagi orang yang tidak mau mengeluarkan hartanya untuk berzakat. Salah satu ayat yang dapat digunakan untuk memuluskan pendekatan tarhib ini adalah dalam surat At- taubah9 ayat 34-35:                                                    “Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi manusia dari jalan Allah. dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, bahwa mereka akan mendapat siksa yang pedih ” “Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka lalu dikatakan kepada mereka: Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, Maka rasakanlah sekarang akibat dari apa yang kamu simpan itu. Q.S. At-Taubah9 : 34-35 Dalam pembudayaan zakat, dapat dipergunakan pendekatan targhib agar dapat merangsang rasa keinginan untuk berzakat. Pendekatan ini biasanya cukup berguna dalam pembudayaan zakat. Hal ini dikarenakan sifat manusia yang selalu menginginkan imbalan dalam setiap perbuatan baiknya, baik imbalan itu sesuatu yang berbentuk nyata materiil ataupun tidak nyata inmateriil. Termasuk diantaranya adalah dengan menyampaikan manfaat- manfaat zakat melalui ayat-ayat al- Qur’an dan hadits Nabi. Di antara contoh ayat al- Qur’an yang mengandung pendekatan targhib adalah surat al- Baqarah2: 114:                            “Perumpamaan nafkah yang dikeluarkan oleh orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan ganjaran bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas karunia-Nya lagi Maha mengetahui. ” Q.S. al-Baqarah2: 161 Sebagaimana sabda Nabi: “Dari Abdullah berkata: bersabda Rasulullah saw: “Obatilah penyakit mu dengan shadaqah zakat dan jagalah hartamu dengan zakat. ” H.R. Baihaqy Selain kedua pendekatan tersebut, dapat pula dipergunakan pendekatan instruksional yaitu dengan cara yang bersifat mengajarkan tentang pentingnya zakat dengan pendekatan seperti ini diharapkan timbul pemahaman akan pentingnya zakat. Sebagai dasarnya dapat diambil dari hadits Nabi : “Dari Ibnu „Umar RA, dia berkata: saya pernah mendengar Nabi saw bersabda: “tidak diperkenankan hasud kecuali pada dua kelompok manusia, 1 orang diberikan ni’mat berupa harta oleh Allah, kemudian Allah berikan kekuasaan pada orang tersebut untuk dihabiskan harta tersebut pada jalan yang benar yang Allah rid a’i, dan 2 orang yang allah berikan hikmah pemahaman tentang al- Qur’an dan hadits kemudian dia memutuskan setiap perkara dengan hikmah tersebut dan mengajarkannya. HR. Bukhori. Dengan landasan hadits ini dapat dipahami bahwa Nabi saw telah menggunkan pendekatan instruksional dalam hal zakat. Mungkin Nabi menyadari bahwa salah satu sifat yang dimiliki oleh seorang manusia adalah sifat cemburu terhadap kelebihan yang dimiliki oleh orang lain. Agar sifat ini tidak berkembang dalam diri manusia yang pada akhirnya dapat menghancurkan manusia itu sendiri. Akan tetapi Nabi pun menyadari pentingnya kemajuan Islam sebagaimana yang tertuang dalam al- Qur’an surat Al-Baqarah ayat 148, agar kemajuan Islam terus berkembang dan tidak melanggar aturan syari’at maka Nabi menganjurkan cara tesebut melalui haditsnya. Berdasarkan uraian di atas maka pembudayaan pendidikan zakat terhadap kaum Muslimin dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan yaitu: pendekatan targhib, pendekatan tarhib dan pendekatan Instruksional.

3. Nilai Pendidikan Amr Ma’ruf dan Nahi Munkar