Sejarah Perkembangan Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia
59
developing a very small Islamic island surrounded by huge conventional oceans”.
3
Tapi nyatanya semua itu dapat ditepis dengan bukti nyata yaitu pertumbuhan perbankan syariah yang terus meningkat sejak tahun 2000 sampai menjelang 2011
mendekati 50. Bahkan, sampai akhir Desember 2013 situs OJK Otoritas Jasa Keuangan mencatat ada 197 lembaga keuangan syariah yang beroperasi di
Indonesia.
4
Meskipun digagas dari masyarakat, namun bukan berarti pemerintah tidak mendukung dan berkontribusi dalam perkembangan perbankan syariah ini.
pertumbuhan yang kira-kira 50 per-tahun itu tidak lepas dari dukungan dua lembaga berwewenang yaitu Bank Indoensia dan Dewan Syariah Nasional Majelis
Ulama Indonesia DSN MUI.
5
BI selaku otoritas regulator perbankan mendorong perbankan syariah dengan berbagai kebijakan yang relaktatif, diantaranya: membolehkan layanan office
channeling, mendorong dihapuskannya PPN pembiayaan murabahah, mendorong kelahiran UU Perbankan Syariah, melakukan sosialisasi perbankan syariah melalui
kampanye iB Islamic Banking dan lain sebagainya.
6
Adapun DSN MUI dalam kapasitasnya sebagai otoritas tertinggi pemberi fatwa berperan melalui fatwa-fatwa terkait produk keuangan syariah dan turut
mendesak organisasi lain mendukung industri keuangan syariah. DSN MUI
3
Yuslam Fauzi, Memaknai Kerja, PT. Mizan Pustaka, Bandung: 2012, hal. 211.
4
OJK Otoritas Jasa Keuangan, Statistik perbankan syariah Desember 2013, diakses dari http:www.ojk.go.idstatistik-perbankan-syariah-desember-2013
, pada Kamis 1 Mei 2014. Pkl: 15.40.
5
Yuslam Fauzi, Memaknai Kerja, PT. Mizan Pustaka, Bandung: 2012, hal. 212.
6
Yuslam Fauzi, Memaknai Kerja, PT. Mizan Pustaka, Bandung: 2012, hal.212.
60
melakukan rekonstruksi ketentuan fiqih agar lebih adaptif terhadap kondisi di mana perbankan syariah nasional berada. Salah satu contoh fatwa DSN MUI
adalah fatwa komoditas murabahah, menyusun indeks saham syariah, mendesak penghapusan PPN murabahah, mendesak pemerintah menertibkan sukuk, dan
lainnya.
7
Kesuksesan industri perbankan syariah menjadi lokomotif bagi lahirnya gerbong-gerbong syariah yaitu berupa lembaga-lembaga dengan aktifitas yang
bertujuan syariah lainnya. Pertama, lembaga keuangan syariah lain, seperti asuransi syariah, multifinansial syariah, sekuritas syariah, manajer investasi
syariah, pengadaian syariah, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS, Baitul Mal wat Tamwil BMT, dan dana pensiun syariah. Kedua, instrumen syariah,
seperti obligasi syariah sukuk, Surat Berharga Syariah Negara SBSN, dan reksa dana syariah. Ketiga, perguruan tinggi yang menawarkan konsentrasi, jurusan,
program studi, atau Fakultas Ekonomi Syariah. Keempat, lembaga penyelesaian sengketa syariah, seperti Badan Arbitrase Syariah Nasional Basyarnas,
Pengadilan Negeri dan Pengadilan Agama yang juga menangani sengketa syariah muamalah. Kelima, organisasi berbentuk asosiasi atau organisasi massa berbasis
dan bertujuan syariah, seperti Kompartemen Perbankan Syariah Perbanas, Asosiasi Bank Islam Indonesia Asbisindo, Masyarakat Ekonomi Syariah MES, dan
Ikatan Ahli Ekonomi Syariah IAEI.
8
7
Yuslam Fauzi, Memaknai Kerja, PT. Mizan Pustaka, Bandung: 2012, hal. 212.
8
Yuslam Fauzi, Memaknai Kerja, PT. Mizan Pustaka, Bandung: 2012, hal. 213.
61
Gambar 3.1 Perbankan Syariah memicu lahir dan berkembangnya lembaga-lembaga kesyariahan lainnya Sumber: Yuslam Fauzi, 2012: 213