50
mereka bertujuan untuk meningkatkan kesatuan masyarakat dengan cara memperluas dasar pengalaman umum mereka.
4. Hiburan Entertaiment
Sebagian besar isi media mungkin dimaksudkan sebagai hiburan, bahkan di surat kabar sekalipun, mengingat banyaknya kolom, fitur, dan sebagian
selingan. Media hiburan dimaksudkan untuk memberi waktu istirahat dari masalah setiap hari dan mengisi waktu luang.
Media massa telah merasuk ke dalam kehidupan masyarakat modern. Khususnya media yang telah bersentuhan dengan teknologi informasi mutakhir
seperti televisi dan media online. Media massa terbagi menjadi tiga, yaitu media cetak printed media seperti koran, majalah, tabloid dan lainnya, lalu media
elektronik electronic media seperti radio dan televisi, dan terakhir yaitu media online cyber media seperti koran dan majalah digital. Kesemuanya memiliki fungsi
utama yang sama yaitu fungsi informasi. Dalam penelitian ini, media massa yang akan dianalisis oleh peneliti terkait dengan kegiatan media relations PT. BPRS Harta
Insan Karimah adalah media cetak surat kabar, adapun media elektronik tidak dianalisis karena media elektronik seperti TV dan radio tidak memiliki hubungan
dengan kegiatan media relations PT. BPRS Harta Insan Karimah.
51
b. Fungsi Media Massa Dalam Humas
Praktisi humas harus memiliki pengetahuan yang baik mengenai media massa karena pemilihan media massa yang tepat akan menentukan keberhasilan penyebaran
pesan kepada khalayak sasaran. Tidak diragukan lagi manfaat media massa bagi keberlangsungan hidup sebuah organisasi, bahkan ada yang menyebut bahwa
hubungan media merupakan ruh yang memberikan kehidupan bagi sebuah organisasi, artinya menghindari media atau menutup diri dari liputan media akan berdampak
pada „kematian‟ organisasi.
Hubungan baik dengan media tentu bukan tanpa tujuan, melainkan penuh harapan agar segala kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi dapat diliput media
secara jujur, akurat, dan berimbang. Tujuan akhirnya adalah agar citra positif organisasi di mata stakeholders bisa terus terjaga dengan baik.
Media massa memang sebuah alat yang dapat menjadi jembatan bagi organisasi untuk berhubungan dengan publiknya. Namun demikian, seorang media
relations officers tidak harus memandang media massa sebagai alat, sebuah alat hanya digunakan apabila diperlukan. Karena itu, merupakan sebuah kekeliruan
memandang media massa sebagai alat. Media massa adalah mitra kerja, sebagai mitra keberadaannya akan terus diperlukan sepanjang organisasi itu ada. Ini sejalan dengan
kedudukan humas dan PR yang terus diperlukan sepanjang organisasi itu ada. Komunikasi yang dibangun oleh organisasi dengan publiknya merupakan
sebuah keharusan. Menurut John Beardsley dalam masyarakat komunikatif, mereka
52
yang gagal atau tidak bisa berkomunikasi akan segera dilupakan. Ungkapan tersebut jelas menunjukan betapa pentingnya menjalin komunikasi antara organisasi dengan
publiknya. Dalam konteks inilah akan terasa betapa pentingnya membangun relasi denga media massa.
31
Tanpa kehadiran media massa praktisi humas atau PRO public relations officers akan menemui kesulitan dalam menjalin komunikasi dengan publiknya,
karena komunikasi interpersonal atau komunikasi tatap muka tidak akan mampu menjangkau seluruh publik dengan waktu singkat. Kehadiran media massa sebagai
partner perusahaan dalam mengembangkan dan menjalin komunikasi dengan publiknya sangat memberikan kemudahan, mengingat media massa memiliki banyak
keistimewaan. Hafied Cangara memaparkan lima karakteristik media massa dibanding media
lainnya. Pertama, bersifat melembaga, pihak yang mengelola media melibatkan banyak individu mulai dari pengumpulan, pengelolaan sampai pada penyajian
informasi. Kedua, bersifat satu arah. Ketiga, jangkauan yang luas, artinya media massa memiliki kemampuan untuk menghadapi jangkauan yang lebih luas dan
kecepatan dari segi waktu, juga bergerak secara luas dan simultan dimana dalam waktu bersamaan informasi yang disebarkan dapat diterima oleh banyak individu.
Keempat, pesan yang disampaikan dapat diserap oleh siapa saja tanpa membedakan faktor demografi, seperti jenis kelamin, tingkat usia, suku bangsa, atau bahkan tingkat
31
Yosal Iriantara, Media Relations: Konsep, Pendekatan, dan Praktik, Simbiosa Rekatama Media, Bandung: 2011, hal. 9-10.
53
pendidikan. Kelima, dalam penyampaian pesan media massa menggunakan peralatan teknis dan mekanis.
32
Dengan karakteristik yang dimilikinya, media massa akan sangat membantu praktisi humas dalam melaksanakan tugasnya untuk mencapai tujuan organisasi,
salah satunya membangun atau menjaga citra perusahaan. Maka wajar bila dikatakan bahwa pada dasarnya kegiatan humas merupakan
kegiatan media. Saat ini sulit atau bahkan mustahil menyelenggarakan kegiatan humas yang berhasil tanpa melibatkan media massa. media massa sudah menjadi
bagian dari hidup banyak orang. Nyaris tak ada kegiatan yang tak melibatkan media massa dalam kehidupan banyak orang di Indonesia.
33
F. Teori Model Melvin De’Fleur
Dalam kajian ilmu komunikasi teori merupakan hal yang sangat penting. Teori adalah pernyataan umum yang merangkum pemahaman kita tentang cara dunia
bekerja. Sedangkan model adalah representasi suatu fenomena, baik nyata ataupun abstrak, dengan menonjolkan unsur-unsur terpenting fenomena tersebut. Model
merumuskan teori. B Aubrey Fisher mengatakan, model adalah analogi yang
32
Wahidin Saputra Rulli Nasrullah, Public Relations 2.0: Teori dan Praktik Public Relation di Era Cyber, Gramata Publishing, Depok: 2011, hal. 131.
33
Yosal Iriantara, Media Relations: Konsep, Pendekatan, dan Praktik, Simbiosa Rekatama Media, Bandung: 2011, hal. 10.
54
mengabstraksikan dan memilih bagian dari keseluruhan unsur, sifat atau komponen yang penting dari fenomena yang dijadikan model.
34
Melvin De‟Fleur merupakan salah satu perancang model komunikasi, ia menggambarkan teori komunikasi massa yang merupakan perluasan dari model-
model Shanon dan Weaver, dengan cara memasukkan perangkat media massa dan perangkat umpan balik.
Dalam teori model Shanon Weaver sumber informasi adalah otak manusia, transmitternya adalah suara yang menghasilkan sinyal kata-kata yang terucapkan,
yang ditransmisikan lewat udara sebagai saluran ke penerima receiver, kemudian diperluas oleh De‟Fleur dengan menambahkan elemen media massa dan feedback.
Gambar 2.6 . Model Teori De’Fleur
Sumber: Nuruddin, M.Si 2007: 147
34
Nurudin, M. Si, Pengantar Komunikasi Massa, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta: 2007, hal. 147-148.
55
Dalam sistem komunikasi kehumasan, khususnya dalam fungsi media relations, pesan komunikasi yang disampaikan oleh organisasi dalam hal ini humas
yang menjadi penyampai pesan kepada publik atau khalayaknya melalui media tentu mengharapkan feedback, baik itu positif ataupun negatif, sebagai jawaban dan respon
dari khalayak organisasi tersebut. Pada dasarnya komunikasi media relations memerlukan feedback yang akan
disampaikan kembali kepada organisasi atau perusahaannya. Karena kegiatan media relations bukan bersifat satu arah melainkan dua arah yang saling berbalik. Hal ini
sejalan dengan teori model yang digagas oleh Melvin De‟Fleur sebagai perluasan dari model Shanon dan Weaver.
Gambar 2.7. HubunganRelasi dalam Media Relations
Sumber: Wahidin SaputraRulli Nasrullah 2011:130
Gambar diatas menjelaskan bahwa alur komunikasi dalam media relations merupakan komunikasi dua arah yang saling memberikan umpan balik atau
feedback, dalam hal ini ada kalanya organisasi atau perusahaan menjadi komunikator communicator atau sumber source dan khalayakpublik menjadi komunikan, dapat
Organisasi Perushaan
Media Massa PublikKhalayak